Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH pH MEDIA PEMIJAHAN YANG BERBEDA TERHADAP PERSENTASE JANTAN & BETINA DAN KELULUSHIDUPAN IKAN CUPANG (Betta splendens Regan) Arfa, Mochammad; Suminto, - -; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.658 KB)

Abstract

Ikan cupang (Betta splendens Regan) merupakan salah satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan cupang yang berkelamin jantan mempunyai warna yang lebih menarik dan memiliki nilai komersial lebih tinggi daripada betina. Upaya untuk memperoieh persentase jantan dapat dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan dengan menggunakan pH. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui penggunaan pH yang berbeda pada media pemijahan terhadap persentase jantan & betina dan kelulushidupan Ikan Cupang (Betta splendens Regan). Bahan yang digunakan untuk mengatur pH adalah asam fosforik (H3PO4) yang sudah banyak digunakan oleh kalangan pembudidaya ikan hias untuk pemijahan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 hingga Januari 2017 di Pokdakan APPIHIS jalan perbalan nomer 39 Semarang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental desain, Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penggunaan pH yang berbeda pada media pemijahan Ikan Cupang. Perlakuan tersebut adalah A yang merupakan perlakuan dengan pH 6, Perlakuan B dengan pH 7 dan Perlakuan C dengan pH  8.  Data yang diamati meliputi persentase jantan dan betina (%), kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pH yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase jantan dan betina sedangkan SR tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Perlakuan C menghasilkan persentase jantan paling tinggi sebesar 70,41 %. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran layak untuk budidaya Ikan Cupang (Betta splendens Regan). Betta fish (Betta splendens Regan) is one of ornamental fish with high economic value. Male betta fish have more attractive color and higher commercial value than females. The male percentage obtains by environment manipulation using potential of hydrogen (pH). The aims of the study was to determine the effect of pH differences on spawning media to the male & female percentage and also survival rate of betta fish (Betta splendens Regan). Materials used to regulating the pH is phosphoric acid (H3PO4) that already used in spawning process widely by the ornamental fish breeders. This research conducted in October 2016 until January 2017 in APPIHIS secretariat at Perbalan street number 39 Semarang. This research was used the experimental design method, designed by in completely randomized design with 3 treatments and 4 replications. The treatment in this study was the use of pH diffenrences on betta fish spawning media. Those treatments are treatment A with an pH 6, treatment B with an pH 7 and treatment C with pH 8. The observed data are male and female percentage (%), survival rate (SR) and water quality. The result shows that pH differences had significant effect (P <0.05) on males and females percentage, while it is not significant in SR (P> 0.05). The treatment C showed that highest male percentage of 70.41%. The culture media water quality were on proper range for betta fish (Betta splendens Regan) culture.
PENGARUH PEMBERIAN DIET MIKROALGA YANG BERBEDA (Chlorella vulgaris, Chaetoceros calcitrans, Nannochloropsis oculata DAN Tetraselmis chuii) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI Diaphanosoma brachyurum Ni’mah, Hikmatun; Suminto, - -; Susilowati, Titik
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.5 KB)

Abstract

Pakan alami dalam akuakultur sangatlah penting bagi pemeliharaan larva. D. brachyurum merupakan salah satu pakan alami yang pergerakannya lambat dan berenang bebas dalam kolom air, serta mempunyai nilai kandungan nutrisi yang tinggi. Kultur D. brachyurum memerlukan pengkajian diet mikroalga untuk mendapatkan performa pertumbuhan terbaik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh diet mikroalga yang berbeda terhadap performa pertumbuhan (kepadatan populasi, laju pertumbuhan dan produksi telur) D. brachyurum dan mendapatkan diet mikroalga yang memberikan hasil performa pertumbuhan (kepadatan populasi, laju pertumbuhan dan produksi telur) D. brachyurum terbaik. Metode penelitian menggunakan RAL dengan 4 perlakuan 4 ulangan yang kepadatannya 1 ind/ml. Diet yang digunakan untuk kultur D. brachyurum adalah Chlorella vulgaris; Chaetoceros calcitrans; Nannochloropsis oculata; dan Tetraselmis chuii. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian diet mikroalga yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) pada performa pertumbuhan D. brachyurum. Diet T. chuii menghasilkan kepadatan terbaik pada anakan (neonata) (3,013±1,582 ind/ml), juvenil (2,513±0,638 ind/ml), dewasa (7,325±1,981 ind/ml), dewasa bertelur (4,050±2,401 ind/ml) dan dewasa beranak (8,975±1,569 ind/ml). Kepadatan total juga pada diet T. chuii (25,875±1,142 ind/ml) yang merupakan nilai tertinggi. Diet T. chuii juga menunjukkan hasil terbaik dan berbeda nyata (P<0,05) dibanding perlakuan lain pada laju pertumbuhan (0,163±0,002 /hari). Diet N. oculata menunjukkan hasil terbaik serta berbeda nyata (P<0,05) pada produksi telur (3,446±0,363 telur/ind), namun tidak berbeda nyata terhadap Chaetoceros calcitans (3,104±0,705 telur/ind). The live food organisme in aquaculture is very important for larvae rearing. D. brachyurum is one of the live food organisme  which slow movement and has capabiity as a free swimmer in water column, and has a high nutritional value. The study of D. brachyurum fed by different microalgal diets needs to be conducted in order to perceive its growth performance. This study aimed to determine the effect of different microalgal diets on growth performance (population density, growth rate and egg production) of D. brachyurum and suitable microalgal that supperied growth performance (population density, growth rate and egg production) of D. brachyurum. The method of this study was experimental laboratory which used completely random design (CRD) with 4 treatment and 4 replicates. The initial density of D. brachyurum was 1 ind/ml. The diets that used in this study here Chlorella vulgaris; Chaetoceros calcitrans; Nannochloropsis oculata; and Tetraselmis chuii. The results of this study showed that different microalgal diets had significant effect (P<0,05) on growth performance of D. brachyurum. The highest density of the neonata (3.013±1.582 ind/ml), juvenile (2,513±0.638 ind/ml), adult (7,325±1,981 ind/ml), adult spawn (4,050±2,401 ind/ml) and adult childbearing (8,975±1,569 ind/ml) was on D treatment (fed by T. Chuii). The highest total density of D. brachyurum (25.875±1.142 ind/ml) was on D treatment (fed by T. Chuii). D. brachyurum that fed by T.chuii had best growth rate value (0.163±0.002/day) significantly different (P<0.05) than other treatments. D. brachyurum that fed by N. oculata had best egg production value (3.446±0.363 eggs/ind) significantly different (P<0.05), but not significantly different with egg production value of D. brachyurum that fed by C. calcitrans (3.104±0.705 eggs/ind).
PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN YANG MEMANFAATKAN SUMBER PROTEIN DARI TEPUNG TELUR AYAM AFKIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN NILA (Oreochromis niloticus) Zakaria, Hapiz Maulana; Suminto, - -; Samidjan, Istiyanto
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.194 KB)

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan budidaya terpenting ketiga dunia setelah karper dan salmon serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Tingginya harga pakan merupakan salah satu kendala utama dalam membudidayakan ikan nila, serta efisiensi pemanfaatan pakan masih rendah yang mengakibatkan biaya produksi tinggi, untuk pakan saja mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan probiotik pada pakan dan memanfaatkan sumber protein dari tepung telur ayam afkir. Probiotik yang digunakan adalah probiotik buatan Laboratorium Departemen Akuakultur Undip. Metode eksperimen dan rancangan acak lengkap (RAL) telah digunakan pada penelitian ini dengan 4 perlakuan dan masing-masing 3 kali ulangan. Ikan uji yang digunakan berupa benih ikan nila merah (O. niloticus) (bobot rerata 2,77±0,11 g) dengan kepadatan 1 ekor/L dipelihara selama 42 hari. Perlakuan yang digunakan yaitu Perlakuan A (pakan tanpa pemberian probiotik), Perlakuan B (disemprotkan probiotik 2,5 x 107 CFU/g pakan), perlakuan C (disemprotkan probiotik 5 x 107 CFU/g pakan), perlakuan D (disemprotkan probiotik 7,5 x107 CFU/g pakan). Data yang diukur meliputi Total Konsumsi Pakan (TKP), Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP), Rasio Konversi Pakan (FCR), Rasio Efisiensi Protein (PER), Laju Pertumbuhan Relatif (RGR) dan Kelulushidupan (SR). Hasil penelitian menunjukan bahwa pakan yang diberi probiotik menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan lebih baik dari pakan yang tidak diberi probiotik, secara kuantitatif perlakuan D cenderung memberikan nilai tertinggi pada EPP sebesar 84,30±12,07%, FCR sebesar 1,20±0,16, PER sebesar 2,46±0.35% dan RGR sebesar 4,34±0.70%/hari dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap TKP dan SR. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan nila merah (O. niloticus) yaitu suhu 26-310C; pH 6,7-7,3; dan DO 3,33-6,58 mg/l. Tilapia (Oreochromis niloticus) is the third most important cultured fish in the world after carp and salmon and has the high economic value. The high price of feed is one of the obstacles in tilapia fish farming development. Low feed efficiency causes high production cost, for feed only which reach about 60-70% of total production cost. This can be overcome by the use of probiotics in fishfeed and utilizes its protein content from rejected chicken eggs flour. The probiotics used are artificial probiotics made by Departemen of Aquaculture Undip Laboratory. Completely randomized experimental and design methods (RAL) were used in this study with 4 treatments and 3 replications respectively. The sample fish used was red tilapia seed (O. niloticus) (average weight 2.77±0.11 g) with initial density 1 ind/L which maintained for 42 days. The treatments were Treatment A (without probiotics), Treatment B (probiotics 2.5 x 107 CFU/g of feed), Treatment of C (probiotics 5 x 107 CFU/g of feed), and Treatment D (probiotic 7,5 x 107 CFU/g of feed). The parameters of this research were Feed Consumtion rate (TKP), Feed Utilization Efficiency (EPP), Food Convertion Rate (FCR), Protein Efficiency Ratio (PER), Relative Growth Rate (RGR) and Survival Rate (SR). The results showed that Treatment D gave the highest score on EPP of 84.30 ± 12.07%, FCR of 1.20 ± 0.16, PER of 2.46 ± 0.35% and RGR of 4.34 ± 0.70%/day and no significant effect (P> 0,05) on TKP and SR. Water quality on maintenance media is within a reasonable range for the maintenance of tilapia (O. niloticus) that were temperature 26-31oC; pH 6.7-7.3; and DO 3.33-6.58 mg/l.
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN MIKROALGA YANG BERBEDA (Chlorella vulgaris., Chaetoceros calcitrans., Nannochloropsis oculata., dan Tetraselmis chuii) TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN Tigriopus sp. Hasmalasari, Nelly; Suminto, - -; Susilowati, Titik
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.371 KB)

Abstract

Ketersediaan pakan alami diperlukan untuk budidaya ikan baik fitoplankton maupun zooplankton yang dimanfaatkan untuk pakan larva ikan. Salah satu zooplankton yang diberikan sebagai pakan larva yaitu Tigriopus sp. Tigriopus sp. dapat digunakan sebagai salah satu pengganti pakan alami seperti artemia ataupun rotifer karena memiliki nutrisi cukup tinggi untuk pertumbuhan ikan. Produksi Tigriopus sp. dapat ditingkatkan dengan pemberian mikroalga. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pakan mikroalga terhadap performa pertumbuhan Tigriopus sp. Selain itu penelitian ini bertujuan  untuk mendapatkan pakan dengan hasil terbaik pada performa pertumbuhan terbaik kepada Tigriopus sp. Metode penelitian yang digunakan eksperimental labotaris laboraturium secara langsung di Laboraturium Pakan Hidup, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Kultur Tigriopus sp. dengan menggunakan botol kaca 50 ml, dengan volume air laut 20 ml, dan kepadatan awal Tigriopus sp. stadia dewasa 1 individu ml-1. Perlakuan pakan berdasarkan pada dosis 0,01 mg berat kering mikroalga unruk setiap satu individu copepoda. Perlakuan antara lain A(Chlorella vulgaris), B (Chaetoceros calcitrans), C (Nannochloropsis oculata), D (Tetraselmis chuii). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan alami berbeda nyata (P<0,05) terhadap kepadatan total, laju pertumbuhan dan produksi telur. Kepadatan total (116,10±5,88),  laju pertumbuhan (0,238±0,003), dan produksi telur (5,84±0,21). Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pakan Chlorella vulgaris dan Tetraselmis chuii masing-masing menghasilkan kepadatan total populasi, laju pertmbuhan dan produksi telur terbaik. Pakan Chlorella vulgaris disarakan sebagai pakan untuk pengembangan kultur Tigriopus sp. selanjutnya. The availability of natural feed is required for the surviving of fish for example both phytoplankton and zooplankton can be used as the natural feed for larvae. One of kinds the zooplankton given as natural feed for larvae is Tigriopus sp. Tigriopus sp. Is onekind of natural feed for open ocean fish can be used as an alternatif natural food such as artemia or rotifer. Tigripus sp. has a high nutrient, that is very important for the surviving of the fish. To develop production of Tigripus sp. High quality food is important such as microalga. This study given 5 different types of microalgae to determine it’s  effect to the growth performance of Tigriopus sp. Moreover, tis research aims to find the appropiate microalga which able to give the best result on the growth of Tigriopus sp. The research method  is hand on  experiment in Laboraturium Pakan Hidup Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara wore Completely Randomized Research Design (CRD) with 4 treatments and 3 repitation. Tigriopus sp. culture used 50 ml glass bottles,contained 20 ml culture media with density 20 individuals per ml. Microalgal Pakan treatment based on 0.01 mg microalgal dry weight for one individu of copepod. Research treatments a (Chlorella Vulgaris), B (Chaetoceros calcitrans), C (Nannochloropsis oculata), D (Tetraselmis chuii).  The experimental result showed that the given of different microalgal Pakan had significant effect (P< 0,05) for  density of the Tigriopus sp.  (116.10 ± 5.88), the rate of growth (0,238 ± 0.003),and egg production (0,238±0,003). Conclusion based on this experimental result was Chlorella Vulgaris and Tetraselmis chuii Pakan produced the best result each density of the Tigriopus sp., the rate of growth and egg production. Chlorella Vulgaris was suggested as the Pakan for the next development of Tigriopus sp. culture. 
PEMANFAATAN TEPUNG TELUR AYAM AFKIR DALAM PAKAN BUATAN YANG BERPROBIOTIK TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Nurmaslakhah, Azis; Suminto, - -; Rachmawati, Diana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.891 KB)

Abstract

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak digemari oleh masyarakat. Tingginya harga pakan merupakan salah satu kendala dalam pengembangan budidaya ikan lele dumbo. Efisiensi pemanfaatan pakan masih rendah mengakibatkan biaya produksi pada pakan mencapai 60-70%. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan tepung telur ayam afkir yang mengandung nutrisi cukup tinggi dan mudah diperoleh dengan harga yang murah. Tepung telur ayam afkir mengandung protein kasar sebesar 54.14%, lemak kasar sebesar 22,44%, serat kasar sebesar 5,85%, abu sebesar 10,67% serta bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) sebesar 6,90%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan tepung telur ayam afkir sebagai pakan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan lele dumbo (C. gariepinus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Ikan uji yang digunakan berupa benih ikan lele dumbo (C. gariepinus) (bobot rerata 2.04±0.05 g) dengan kepadatan 1 ekor/L yang dipelihara selama 42 hari. Perlakuan yang digunakan yaitu Perlakuan A (0% tepung telur ayam afkir), perlakuan B (15% tepung telur ayam afkir), perlakuan C (30% tepung telur ayam afkir), perlakuan D (45% tepung telur ayam afkir). Variabel data yang diukur meliputi TKP, EPP, FCR, RGR, SR dan kualitas air. Hasil penelitian penambahan tepung telur ayam afkir pada pakan buatan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap TKP, EPP, FCR, PER, RGR dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap SR. Perlakuan C memberikan nilai tertinggi pada TKP sebesar 156,84 gram, EPP sebesar 83,13%, FCR 1,16, PER sebesar 2,45% dan RGR sebesar 7,65%/hari. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji. Dumbo catfish (Clarias gariepinus) is the consumption of freshwater fish are much favored by many people. The high price of feed is one of the constraints in the development of fish farming clarias gariepinus. The efficiency of feed utilization is still low result in production costs on feed reach 60-70%. This can be overcome by the use of chicken eggs rejects flour containing high nutrients and easily obtained at low prices. Chicken eggs rejects flour protein rough of 54.14%, 22.44% of rough fat, coarse fiber of 5.85%, ashes of 10.67% and extract without nitrogen (BETN) of 6.90%. The purpose of this research is to know the influence of the addition of chicken eggs rejects flour as fodder against the efficiency of feed utilization, growth and survival rate the dumbo catfish (C. gariepinus). This research was used experimental methods using a completed randomized design (RAL) with 4 treatments and three replicates. The fish test is used in the form of the seed fish of dumbo catfish (C. gariepinus) (weighted average 2.04 ± 0.05 g) with a density of 1 head/L observed during 42 days. The treatments used, namely Treatment A (0% chicken eggs rejects flour), treatment B (15% chicken eggs rejects flour), treatment C (30% chicken eggs rejects flour), treatment (45% chicken eggs rejects flour). The variables include scene,TFC, FUE, FCR, PER, RGR, SR, and water quality. The results showed that the addition of chicken eggs reject flour in artificial feed gave significant effect (P < 0.05) on TFC, FUE, FCR, PER and RGR and had no effect (P > 0.05) on SR. C Treatment gave the highest value on the TFC of 156,84 grams ,FUE of 83.13%, FCR of 1,16, PER of 2,45%, and RGR of 7,65%/day. Water quality of media contained in a decent range for maintenance of the Dumbo catfish culture
PENGARUH KOMBINASI PAKAN ALAMI Chlorella vulgaris DAN PAKAN ORGANIK AMPAS TAHU, BEKATUL DAN TEPUNG IKAN YANG DIFERMENTASI TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN Tigriopus sp. Nugraheni, Risma Dwi; Suminto, - -; Susilowati, Titik
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.635 KB)

Abstract

Tigriopus sp. adalah salah satu pakan alami untuk larva termasuk dalam Copepoda Harpacticoida. Kultur Tigriopus sp. belum dikembangkan secara optimal, faktor penunjang pertumbuhan Tigriopus sp. yaitu pakan. Pakan organik yang difermentasi dapat ditambahkan pada pakan Tigriopus sp. untuk meningkatan nilai nutrisi pakan. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pakan alami Chlorella vulgaris dan pakan organik yang difermentasi dan mengetahui kombinasi pakan terbaik terhadap performa pertumbuhan Tigriopus sp. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan tiga kali ulangan. Kultur Tigriopus sp. dilakukan di botol kaca 50 ml dengan volume air 20 ml dan kepadatan awal Tigriopus sp. yaitu 1 ind/ml. Pemeliharaan Tigriopus sp. dilakukan selama 21 hari. Perlakuan dalam penelitian yaitu perlakuan A (100% Chlorella vulgaris), B (75% Chlorella vulgaris : 25% fermentasi), C (50% Chlorella vulgaris : 50% fermentasi), D (25% Chlorella vulgaris : 75% fermentasi) dan E (100% fermentasi). Kebutuhan pakan untuk satu individu Tigriopus sp. adalah 0.01 mg/individu/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pakan alami Chlorella vulgaris dan pakan organik yang difermentasi berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap performa pertumbuhan Tigriopus sp. Perlakuan C (50% Chlorella vulgaris : 50% fermentasi) merupakan kombinasi pakan terbaik. Kepadatan total Tigriopus sp. dari perlakuan C (50% fitoplankton : 50% fermentasi) mencapai 143.98±12.94 ind/ml, kepadatan nauplii 99.87±8.03 ind/ml, kepadatan copepodit 12.83±0.84 ind/ml, kepadatan dewasa 23.56±2.35 ind/ml dan kepadatan betina bertelur 8.90±0.87 ind/ml. Laju pertumbuhan populasi dan produksi telur masing-masing sebesar 0.310±0.006 ind/hari dan 15.356±0.235 telur/ind Tigriopus sp. one of the live food organisms for larvae included Harpacticoid Copepod. Tigriopus sp. culture has not been developed optimally, growth supporting factors of  Tigriopus sp. that is feed. Fermentation of organic feed can be added of feed Tigriopus sp. to increase nutritional value of feed. The purpose of the research to determined the effect of combination of live food organisms of Chlorella vulgaris and fermented organic feed and  determine the best combination feed on the growth performances of  Tigriopus sp. Experimental design used completely randomized design (CRD) with five treatments and three replicates. The culture was conducted in 50 ml of glass bottle with water volume 20 ml and with initial density of 1 in/ml. Maintenance of  Tigriopus sp. was caried out for 21 days. Those treatments were A (100% Chlorella vulgaris), B (75% Chlorella vulgaris : 25% fermentation), C (50% Chlorella vulgaris : 50% fermentation), D (25% Chlorella vulgaris : 75% fermentation) and E (100% fermentation). The results showed combination of live food organisms of Chlorella vulgaris and fermented organic feed were significantly effected (P<0.05) on the growth performances of Tigriopus sp. Treatment C (50% Chlorella vulgaris : 50% fermentation) was the best combination feed. Total density of Tigriopus sp. of treatment C (50% Chlorella vulgaris : 50% fermentation) reached 143.98±12.94 ind/ml, nauplii density reached 99.87±8.03 ind/ml, copepodit density reached 12.83±0.84 ind/ml, adult density reached 23.56±2.35 ind/ml and ovigerous female density reached 8.90±0.87 ind/ml. Population growth rate and egg production were respectively 0.310±0.006 ind/day and 15.356±0.235 egg/ind.
PEMANFAATAN TEPUNG TELUR AYAM AFKIR DALAM PAKAN BUATAN YANG BERPROBIOTIK TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN, DAN KELULUSHIDUPAN IKAN BAWAL (Colossoma macropomum) Andaru, Hilda Ayu; Suminto, - -; Nugroho, Ristiawan Agung
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.682 KB)

Abstract

Ikan bawal air tawar merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang bernilai ekonomis tinggi dan telah berkembang pesat di Indonesia. Tingginya harga pakan pada proses produksi dapat diatasi dengan meningkatkan efisiensi pakan pada ikan bawal. Telur ayam afkir merupakan bahan pakan alternatif sebagai sumber protein yang keberadaannya berlimpah di alam dan selama ini hanya dianggap sebagai limbah. Telur ayam afkir mengandung nutrisi yang cukup baik yaitu protein kasar sebesar 54,14%, lemak kasar sebesar 22,44%, serat kasar sebesar 5,85%, abu sebesar 10,67% serta bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) sebesar 6,90%. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung telur ayam afkir pada efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan, dan kelulushidupan ikan bawal (C. macropomum). Ikan uji yang digunakan adalah ikan bawal air tawar dengan bobot individu rata-rata 2,37±0,66 g/ekor. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah perlakuan A dengan pakan tanpa penambahan telur ayam afkir dan perlakuan B, C dan D yang masing-masing merupakan pakan dengan tambahan tepung telur ayam afkir yang berbeda (15, 30, 45%).  Data yang diamati meliputi tingkat konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio konversi pakan (FCR), rasio efisiensi protein (PER), laju pertumbuhan relatif (RGR), kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung telur ayam afkir yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap TKP, EPP, FCR, PER, dan RGR  namun tidak berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap SR. Perlakuan C memperoleh hasil tertinggi pada TKP sebesar 156,84 gram, EPP sebesar 60,86%, FCR 1,54; PER sebesar 1,79% dan RGR sebesar 6,48%/hari. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji. Red belly fish is one of the freshwater fish commodities with high economic value and has grown rapidly in Indonesia. The high price of feed on the aquaculture process can be overcome by increasing the diet utilization on redbelly fish. Rejected chicken eggs are an alternative feed ingredient as a source of protein whose existence is abundant in nature and so far only considered as waste. Rejected chicken eggs contain good nutrition of 54.14% crude protein, 22.44% crude fat, crude fiber 5.85%, ash 10.67% and nitrogen extract (BETN) of 6,90%. The objectives of this research is to determine the effect of chicken egg starch addition on the efficiency of feed utilization, growth, and survival rate of redbelly fish (C. macropomum). The experimental fish used C. macropomum with average weight of 2.37 ± 0.66 g / fish. This research was conducted by experimental method using Completely Randomized Design with 4 treatments and 3 replications. The treatment were: treatment A with feed without the addition of rejected chicken eggs and B, C and D for treatments feed with different dose of rejected chicken eggs (15, 30, 45%). The measured data included total feed consumption (TFC), feed utilization efficiency (FUE), feed convertion ratio (FCR), protein efficiency ratio (PER), relative growth rate (RGR), survival rate (SR), and water quality. The results showed that the addition of different doses of rejected chicken starch gave significant effect (P<0,05) on TFC, FUE, FCR, PER,and RGR but no significantly effect (P≥0,05) on SR. Treatment of the feed by added 30% had the highest values of TFC (156,84 grams), FUE (60,86%), FCR (1,54), PER (1,79%) and RGR of (6,48%/day). Water quality in cultured media is within a suitable range for the maintenance of experimental fish.
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BUNGKIL KELAPA SAWIT DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN DAN PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Rusmiyati, - -; Suminto, - -; Pinandoyo, - -
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.061 KB)

Abstract

Kendala budidaya ikan nila adalah mahalnya harga bahan baku pakan. Oleh karena itu, upaya mengurangi mahalnya bahan baku pakan dapat memanfaatkan tepung bungkil kelapa sawit (BKS). BKS mengandung nutrisi yang cukup baik yaitu protein 16,7 %; serat kasar (SK) 22,94 %; lemak  6,26 %; abu 3,43 % dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 40,24 %. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dan dosis optimal penggunaan BKS terhadap EPP dan pertumbuhan ikan nila serta mengetahui dosis dalam pakan. Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila dengan bobot rata-rata 3,10±0,39 g/ekor dan padat tebar 1 ekor/L. Pemberian pakan pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB secara at satiation. Metode pada penelitian ini adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan A (0% BKS), B (5% BKS), C (10% BKS), dan D (15% BKS). Data yang diamati meliputi total konsumsi pakan (TKP), laju pertumbuhan relatif (RGR), rasio efisiensi protein (PER), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan BKS berpengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap TKP, RGR, PER dan  EPP tetapi tidak berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap SR. Perlakuan dengan pakan C menghasilkan dosis optimal TKP sebesar 7,25% dengan nilai maksimal 98,06 g; RGR sebesar 7,18% dengan nilai maksimal 2,09 %/hari, PER sebesar 7,12% dengan nilai maksimal 1,65% dan EPP sebesar 7,59% dengan nilai maksimal 49,11%. The problems of nile tilapia cultureis the expensive price of raw material feed. Therefore, to reduced the expensive price of raw material feed can use of Palm Kertel Meal (PKM). PKM contains good enough nutritions  such as protein of 16.7%; crude fiber (SK) of 22.94%; lipid of 6.26%; the ashes of 3.43% and nitrogen free extract (BETN) of 40.24%. The aims of this research to determine the effects and the optimal dose of PKM on artificial feed to diet utilization efficiency and growth of nile tilapia. The experimental fish used was tilapia with the average body weight of 3.10 ± 0.39 g/fish and density 1 fish/L. Feeding frequency at 08.00 and 16.00 by at satiation. Method in this research was an Experimental with a Complete Randomized Design (RAL) of four treatments and three repititions. The treatment of A (0% PKM), B (5% PKM), C (10% PKM), and D (15% PKM). The measured data included, feed consumption rates (TKP), relative growth rate (RGR), protein efficiency ratio (PER), diet eutilization fficiency (EPP), survival rate (SR) and water quality. The results showed that the used of palm kertel meal gives a significant effect (P < 0.05) on TKP, RGR, PER and EPP but not significant effect (P > 0.05 ) on SR. The treatment C showed optimal value of TKP 7,25% with the maximum value 98,06 g; RGR 7,18% with the maximum value 2,09 %/day, PER s 7,12% with the maximum value 1,65% dan EPP 7,59% with the maximum value 49,11%.
PENGARUH VITAMIN C DAN PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Pangestyastuti, Indira; Suminto, - -; Pinandoyo, - -
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.542 KB)

Abstract

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia, yang  ditunjukan dengan permintaan pasar  meningkat. Peningkatan  permintaan pasar harus diimbangi dengan meningkatnya produktivitas budidaya ikan nila, salah satunya melalui kualitas pakan. Oleh karena itu perlu peningkatan kualitas pakan dengan menambahkan vitamin C dan probiotik pada pakan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji  pengaruh dan interaksi  antara vitamin C  dan probiotik terhadap  efisiensi pakan, pertumbuhan  dan kelulushidupan ikan nila (O. niloticus). Ikan uji yang digunakan  adalah ikan nila  dengan bobot individu rata-rata 3,24±0,17 g/ekor. Pemberian  pakan  yaitu  pada  pukul 09.00, 13.00 dan 16.00 secara relative feeding rate (5%) dari bobot biomasa.  Ikan uji dipelihara dengan padat tebar 1 ekor/2l dengan  lama  pemeliharaan 42 hari. Penelitian  ini dilakukan dengan metode eksperimen faktorial dengan dua faktor (ordo 2x3) dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penambahan vitamin C pada pakan dengan dosis 500 mg/kg, dan 1000 mg/kg dan penambahan probiotik dengan dosis 105,106, dan 107 CFU/mL. Data yang diamati meliputi total  konsumsi pakan (TKP), rasio konversi pakan (FCR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio efisiensi protein (PER), laju pertumbuhan relatif (RGR), kelulushidupan (SR) dan kualitas air.  Hasil penelitian menunjukan perlakuan A2B3 menghasilkan TKP sebesar 227,13 g, FCR sebesar 1,55,  EPP sebesar 63,56%, PER sebesar 2,11% dan  RGR sebesar 3,58% per hari. Kualitas air pada media  pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji. Kesimpulan dari penelitian  ini adalah vitamin C dan probiotik memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) dan terjadi  interaksi  yang  mempengaruhi variabel nilai total konsumsi pakan (TKP), rasio konversi pakan (FCR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP),  protein efisiensi rasio (PER), dan laju pertumbuhan relative (RGR), dan vitamin C dan probiotik tidak memberikan  pengaruh yang nyata (P≥0,05) terhadap tingkat konsumsi pakan (TKP) dan tidak  terjadi interaksi terhadap nilai kelulushidupan (SR). Tilapia (Oreochromis niloticus) is a freshwater fish that became one of the leading commodities in Indonesia, showed that the market demand increases. Theincreasedof  market demand should be offset by increased productivity of tilapia fish farming, one of them is through the quality feed. For that we need to improve the quality feed by adding vitamin C and probiotics in the feed. This research aims to examine the effect and interaction of vitamin C and probiotics on feed efficiency, growth and survival of tilapia (O. niloticus).The trial fishwas nile tilapia (O. niloticus) with the average body weight was 3,24±0,17 g/fish.  The feeding frequency was at 09.00, 13.00 and 16.00,  by applying relative feeding rate method with(5%) from weight of biomass.  The fish was cultured in an aquarium with stocking density of 1 fish/2lfor42 days. This research was used an experimental factorials with two factors( order 2x3 ) and3 replicates. The treatmentswere the addition vitamin C in the feed doses of 500 mg/kg and 1000 mg/kg, and probiotic doses of 105,106, dan 107 CFU/mL.The measured data included thefood consumption ratio, food convertion ratio (FCR,) feed efficiency (FE), protein efficiency ratio (PER), relative growth rate (RGR), survival rate (SR), and water quality. Treatment A2B3 produced the  value of  TKP was 277,13 g, FCR was 1,55, FE was 63,56%, PER was 2,11%, and RGR was 3,58%/day.  Water quality parameters during rearing period were suitable for the trial fish.The  research conclusion that vitamin C and probiotic was significantly effect (P<0,05) and there was interaction on  food consumption ratio,  food convertion  ratio (FCR,) feed efficiency (FE), protein efficiency ratio (PER), relative growth rate (RGR),but vitamin C and probiotic was not significantly effect (P≥0,05) on food consumption ratio and there was not  interaction on survival rate (SR).
PENGGUNAAN COPEPODA, Oithona sp. SEBAGAI SUBTITUSI Artemia Sp., TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA UDANG VANAME (Litopenaeus Vannamei) Lestari, Indah; Suminto, - -; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.839 KB)

Abstract

Penggunaan pakan alami Artemia impor dalam pembenihan udang yang meningkat membuat permintaan Artemia impor selalu tinggi. Perlu ada pengganti Artemia impor mengingat stok Artemia di alam terbatas dan untuk menekan biaya produksi yang semakin tinggi dan memanfaatkan sumberdaya pakan alami dari perairan Indonesia. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pemberian pakan berupa Oithona sp., sebagai subtitusi Artemia sp., terhadap pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan larva udang vaname (L. vannamei). Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva udang stadia M-3 dan padat tebar 50 ekor/L.. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (100% Instar I Artemia), B (50% Oithona dan 50% Instar I Artemia). Data yang diamati meliputi perkembangan larva, pertumbuhan larva, tingkat kelulushidupan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan alami 100% Instar I Artemia sp., dan menggunakan 50% Instar I Artemia sp. dan 50%   Oithona   sp. tidak berbeda nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan panjang dan bobot, tetapi berbeda nyata(P>0,05) terhadap tingkat kelulushidupan pada larva udang vaname. Nilai tingkat kelulushidupan larva pada stadia PL-10 yang tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan A sebesar 82.6±1.67%,sedangkan untuk perlakukan B lebih rendah yaitu 77,6±1.14%. Disimpulkan bahwa pemeliharaan larva udang vaname (L. vannamei) dari stadia M-3 sampai PL-10 yang diberi pakan alami, 100% Artemia Instar I, dengan yang diberi pakan alami, 50% Artemia Instar I dan 50% Oithona sp., tidak terjadi perbedaan yang nyata pada bobot rata-rata individu larva,panjang rata-rata individu larva, dan rata-rata prosentase perkembangan stadia larva, tetapi berbeda nyata terhadap tingkat kelulushidupan larva. The use of lives food Artemia import in shrimp hatcheries makes Artemia's import demand always high. There should be Artemia substitution imported, given that Artemia supplies are limited and depress higher production costs and utilize natural food sources from Indonesian waters. The purpose of this research activity is to know the difference of feeding of Oithona sp., As substitution of Artemia sp., To growth and survival rate of shrimp larvae (L. vannamei). Shrimp samples used in this study were M-3 stage with density of 50 individuals/L. The experimental method was applied in this study with Completely Randomized Design (CRD) with 2 treatments and 5 replicates. Those treatments were:  A (100% Instar I Artemia), B (50% Oithona and 50% Instar I Artemia) The observed data included the development of larvae, growth of larvae, survival rate and water quality. The results showed that the feeding of natural 100% Instar I Artemia sp., And using 50% Instar I Artemia sp. and 50% Oithona sp. was not significantly different (P <0.05) on growth in length and weight, but was significantly different (P>0.05) from the survival rate of Whitelag shrimp larvae. The highest survival rate of larvae at PL-10 stage with treatment A was 82.6 ± 1.67%, while for treatment B lower was 77.6 ± 1.14%.  Concluded that the maintenance of whitelag shrimp larvae (L. vannamei) from M-3 to PL-10 was use 100% Artemia Instar I, with use 50% Artemia Instar I and 50% Oithona sp. did not differ significantly on the average weight of the individual larvae, the average length of the individual larvae, and the mean percentage of stadia larvae, but differed significantly on the survival rate of the larvae.