Ganesha Puspa Nabila
Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJIAN BUDAYA DUDUK JAWA SEBAGAI INTERAKSI SOSIAL DI PANTI WREDA YOGYAKARTA Ganesha Puspa Nabila
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 22, No 2 (2019): AGUSTUS 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.176 KB) | DOI: 10.24821/ars.v22i2.2535

Abstract

Pada umumnya orang lanjut usia dalam meniti kehidupan yang ia jalani dikategorikan kedalam dua macam. Pertama, masa tua tersebut akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996). Terdapat banyak kasus dimana pasien lansia justru merasa depresi dan mendapat tekanan stress ketika harus dirawat di fasilitas panti wreda. Namun hal ini diperburuk dengan kenyataan bahwa pada beberapa kasus panti wreda tidak memiliki sistem yang dapat memfasilitasi masa transisi pasien lanjut usia. Interaksi sosial diharapkan menjadi salah satu jawaban untuk menjawab permasalahan adaptasi diatas, sedangkan budaya duduk Jawa digunakan sebagai langkah pendekatan yang mengarah pada emotional design . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka. Dengan pengembangan teori interaksi sosial pada budaya duduk Jawa yang diterapkan pada pasien lansia di panti wreda, akan ditelaah lebih jauh terkait pengembangan teori di atas, sehingga hasil kajian berupa konsep-konsep dan arahan dalam merancang ruang dengan dasar environmental psychology, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi jembatan untuk mereaktualisasikan budaya duduk Jawa sebagai stimulus interaksi sosial di panti wreda yang dapat membantu proses adaptasi pasien lansia.
Penerapan Pencahayaan Buatan Terhadap Karya di Ruang Galeri Foto pada Perancangan Interior Pusat Fotografi di Bandung Dhia Fakhirah; Mahendra Nur Hadiansyah; Ganesha Puspa Nabila
Jurnal Desain Interior Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v5i2.7270

Abstract

ABSTRAKGaleri merupakan ruangan yang digunakan untuk mempamerkan karya seni. Galeri dapat dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan rekreasi, hiburan, edukasi, bisnis, serta apresiasi kepada seniman. Galeri foto merupakan ruangan yang mempamerkan karya-karya fotografi dari para fotografer. Dalam ruang galeri, peran pencahayaan buatan terhadap karya yang di pamerkan cukup penting. Dengan pencahayaan buatan dapat menonjolkan serta memfokuskan para pengunjung ke karya. Dengan pengaturan pencahayaan buatan, juga dapat menimbulkan kesan-kesan tertentu terhadap karya. Penggunaan pencahayaan buatan lebih baik dibandingkan pencahayaan alami, dimana pencahayaan alami lebih rentan dapat merusak karya dari sinar ultraviolet. Pada studi kasus perancangan pusat fotografi ini, pengaplikasian pencahayaan pada ruang galeri dapat memberikan kesan-kesan tertentu terhadap karya, dengan pengaturan dari arah cahaya, jenis, dan teknik yang digunakan pada ruangan.Kata kunci: pencahayaan, galeri foto, pusat fotografi ABSTRACTThe gallery is a room used to display art. The gallery can be used as a place for recreation, entertainment, education, business, and appreciation for artists. The photo gallery is a room that shows artworks by photographers. In the gallery space, the role of artificial lighting in photos is quite important. Artificial lighting can highlight and focus the visitors to the artworks. it settings can also make impressions on the work. The use of artificial lighting is better than natural lighting, where natural lighting is more vulnerable to damage the photos because ultraviolet light. In this case, the application of lighting in the gallery space can give certain impressions to the work, with the setting of the light direction, type, technique, and the amount of lumens used in the room to comply with the standards.Keywords: lighting, photo gallery, photography center 
Preferensi Pengunjung Mahasiswa Generasi Z Masa Kini Terhadap Atribut Learning Space di Perpustakaan Akademik Akhmadi Akhmadi; Niken Laksitarini; Ganesha Puspa Nabila
ARSITEKTURA Vol 18, No 1 (2020): ARSITEKTURA : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v18i1.40967

Abstract

Most of the current university students are born in Z Generations (1995-2010). Z Generations are unique, especially on their behavior and determining what they like. It included when they want to study around the area of their university. One of the most common study on universities is the academic library. The current academics library are also demanded to be able on adapting and presenting what Z generations want. The ideal academics library can accommodate the learning activities of this generation. This study aims to find the preferences of Z Generations in determining any learning space which come from the library. It also determining the frequency, duration, favorite floor and with whom visitor usually come to library. This preference refers to the theory of learning space attribute. The research method uses quantitative methods by using the survey and questionnaire of 185 students at the ITB, ITS and Unpad. The results showed that Z generations students agreed with the order of preference theory in learning space attribute. This means the academic librarys on university recently should refer to the theory of learning space attribute, so the library can increase the level of the visitors.
ANALISA ELEMEN RUMAH TRADISIONAL ACEH: STUDI KASUS RUMAH COT GLIE Ganesha Puspa Nabila; Mentari Sucia; Dina Aflah; Irsyad Muzhaffar W; Fatih Akbar Andryan; Ahmad Sidiq
Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur tradisional sebagai sebuah tradisi harus dijaga keberadaannya dengan mengembangkannya. Menjaga atau meneruskan tradisi dalam arsitektur tradisional tidak berarti dengan mengulang bentuk yang sama, karena di dalam arsitektur perkembangan desain dan struktur berlanjut seiiring dengan perkembangan/ perubahan budaya dan teknologi. Hal ini perlu dijaga agar kreativitas tidak mati. Hal ini bisa terwujud dengan meneruskan tradisi kebijakan lokal sebagai konsep dalam membangun. Kebijakan lokal yang diteruskan memberikan banyak memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Karena kebijakan lokal sendiri adalah bagian dari budaya yang dihasilkan dari pengalaman- pengalaman dan tindakan manusia secara trial dan error demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Kebijakan lokal tidak hanya merupakan suatu tradisi yang harus diteruskan tetapi membentuk identitas dak karakter kewilayahan manusia sendiri, terutama di dalam budaya dan arsitektur. Kebijakan lokal ini juga menjaga keseimbangan hidup antara manusia dan lingkungannya. Nenek moyang kita belajar dari pengalaman mereka hidup bersama dengan alam dan belajar bagaimana memberi kepada dan menerima dari alam sehingga alam tetap terjaga kelestariannya. Hal-hal ini lah yang dijadikan kebijakan lokal dan tradisi ini perlu diteruskan karena dengan menjaga tradisi ini maka kita akan tetap hidup seimbang bersama lingkungan kita.