Hilda Fitria Lubis
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN LEBAR MESIODISTAL GIGI DENGAN KECEMBUNGAN PROFIL JARINGAN LUNAK WAJAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RAS DEUTROMELAYU: RELATION OF MESIODISTAL TOOTH WIDTH WITH THE SOFT TISSUE PROFILE CONVEXITY ON DEUTROMALAY STUDENT IN FACULTY OF DENTISTRY UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA Hilda Fitria Lubis; Sylvia
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 1 (2014): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.801 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i1.1949

Abstract

Kesuksesan perawatan ortodonti ditentukan oleh diagnosis oleh diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Lebarmesiodistal gigi geligi bervariasi pada setiap individu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya faktorketurunan/ras. Hasil akhir perawatan tidak hanya untuk memperbaiki susunan gigi dan rahang saja tetapi juga untukmendapatkan estetika wajah. Estetika wajah ditentukan oleh profil jaringan lunak wajah yang dapat dianalisis baikmelalui fotografi dan foto ronsen. Penelitian dilakukan pada 40 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU rasDeutroMelayu. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara lebar mesiodistal gigi dengan kecembungan profiljaringan lunak wajah pada ras Deutromelayu. Lebar mesiodistal gigi mempunyai korelasi yang kuat terhadapkecembungan profil jaringan lunak wajah pada ras Deutromelayu, baik ditinjau secara fotometri maupun sefalometri.
PERBEDAAN NILAI SKELETAL DALAM ARAH VERTIKAL ANTARA POLA PERNAFASAN NORMAL DAN PERNAFASAN MELALUI MULUT PADA PASIEN DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU TAHUN 2009-2013: THE DIFFERENCES OF SKELETAL VERTICAL MEASUREMENTS BETWEEN NORMAL RESPIRATORY AND MOUTH BREATHING PATTERNS IN PATIENTS AT ORTHODONTICS CLINIC RSGMP FKG USU IN 2009-2013) Hilda Fitria LuBis; Aida Violiny
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1822.987 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.2003

Abstract

Pola pernafasan mealui mulut sering dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial. Perubahan pola pernafasan melalui hidung ke mulut telah dipercaya sebagai salah satur faktor etiologi yang menyebabkan pertumbuhan vertikal wajah yang ekstrim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan nilai skeletal dalam arah vertikal antara pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut pada pasien di klinik ortodonti RSGMP FKG USU tahun 2009-2013. Penelitian ini terdiri dari 44 radiografi sefalometri dari pasien yang berumur 8-12 tahun dengan maloklusi. Selanjutnya, sudut MP-SN dan NSGn pada masing-masing kelompok diukur dan data diolah dan dianalisa menggunakan uji-t independen. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut memiliki sudut MP-SN (p<0,05) dan NSGn (p<0,05) yang lebih tinggi dan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelopmpok dengan pola pernafasan normal. Sebagai kesimpulan, kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut memiliki kecenderungan untuk memiliki mandibula yang berotasi searah jarum jam dan memiliki pola pertumbuhan wajah vertikal.
PERAWATAN GIGI SUPERNUMERARY RAHANG ATAS PADA MASA GIGI BERCAMPUR: LAPORAN KASUS Hilda Fitria Lubis
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 1, No 2 (2016): JULY
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2826.096 KB)

Abstract

AbstractSupernumerary teeth is one of the etiology of crowding and a serious problem for patients because it can be a risk factor supernumerary tooth malocclusion especially if it grows in the anterior part between the two incisor teeth ( mesiodens ) so that patients feel uncomfortable which can result in disturbing appearance . The etiology of supernumerary teeth from heriditer factor , disruptions / anomalies growth of teeth and other tissues as well as some theory that suggests the etiology such as avatisme theory and the theory of dichotomy . Male patients aged 9 years came to the Department of Orthodontics RSGMP FKG USU with complaints of upper anterior teeth crowding . Changes in treatment results obtained within 4 months using removable orthodontic device is active . Early treatment in this case is recommended due to prevent malocclusion become more severe . This tool is easy to make, efficient and well tolerated by patients .
Perawatan Pseudo Maloklusi Klas III Pada Masa Gigi Bercampur (Laporan Kasus) Hilda Fitria Lubis
Cakradonya Dental Journal Vol 6, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.761 KB)

Abstract

Pseudo maloklusi Klas III biasanya ditandai dengan hubungan skeletal Klas I atau Klas III ringan, gigi insisivus maksila yang retroklinasi dengan posisi gigi insisivus bawah yang tegak pada tulang basal, gigi insisivus yang berada pada hubungan edge to edge saat relasi sentrik, dan gigitan silang anterior pada oklusi sentrik. Perawatan dini pada kasus pseudo maloklusi Klas III sangat direkomendasikan dikarenakan untuk mencegah maloklusi menjadi lebih parah. Berbagai teknik perawatan dapat digunakan dalam mengatasi pseudo maloklusi Klas III pada masa gigi bercampur salah satunya dengan inverted labial bow. Pasien laki-laki berusia 10 tahun datang ke departemen Ortodonti RSGMP FKG USU dengan keluhan utama gigi atas depan masuk ke belakang gigi bawah. Perubahan hasil perawatan diperoleh dalam waktu 3 bulan dengan menggunakan piranti inverted labial bow. Piranti ini mudah dibuat, efisien dan dapat ditoleransi baik oleh pasien.
Pengaruh Perawatan Aktivator Pada Maloklusi Klas II Ditinjau Dari Radiografi Sefalometri Lateral Hilda Fitria Lubis
Cakradonya Dental Journal Vol 7, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.47 KB)

Abstract

Maloklusi Klas II sering dijumpai pada masyarakat dan menjadi alasan penting untuk mencari perawatan. Maloklusi Klas II sangat efektif dirawat pada masa tumbuh kembang dengan berbagai tipe pesawat fungsional. Salah satunya dengan aktivator, yang memiliki efek dentofasial orthopaedic. Pengaruh perawatan aktivator secara radiografi sefalometri lateral, dijumpai adanya perubahan pada skeletal mandibula yang signifikan daripada dental dan juga berpengaruh pada pertumbuhan kondilus serta posisi dagu. Aktivator dapat mengoreksi anomali dalam arah sagital, transversal, dan vertikal. Dua laporan kasus mengenai hasil perawatan dengan aktivator secara sefalometri akan dibahas.