Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Teknika: Jurnal Sains dan Teknologi

Pengendalian kualitas continuous tandem cold mill (CTCM) menggunakan metode Taguchi pada divisi cold rolling mill di PT. XYZ Dyah Lintang Trenggonowati; Maria Ulfah; Faula Arina; Alya Mustika Wardhani
Jurnal Teknika Vol 16, No 2 (2020): Edisi November 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v16i2.9242

Abstract

Kualitas menjadi hal yang paling utama dan mendasar bagi pelanggan, yaitu ketika produk yang didapatkannya berada dalam keadaan baik dan tidak terdapat kecacatan atau defect. Dengan kondisi seperti ini, perusahaan dituntut memproduksi produk yang berkualitas baik dengan tingkat kecacatan atau defect seminimum mungkin agar dapat meningkatkan profit perusahaan. PT. XYZ merupakan salah satu industri baja terbesar di Indonesia yang senantiasa menjaga produknya dengan kualitas yang tinggi tetapi masih terdapat produk yang memiliki kecacatan atau defect. Pada Tahun 2019, kecacatan yang terjadi pada continuous tandem cold mill (CTCM) untuk produk cold rolled coil (CRC) mencapai 29.918 ton dari total produksi 282.863 ton atau sekitar 10% dari total produksi. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian terkait kecacatan (defect) yang terjadi untuk produk cold rolled coil (CRC) pada continuous tandem cold mill (CTCM). Penelitian terhadap kualitas produk cold rolled coil (CRC) dilakukan dengan menggunakan diagram Pareto, peta kendali p, diagram fishbone, metode Taguchi dan ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa cacat yang dominan terjadi adalah cacat F70A (serrated edge) dan untuk meminimalisir cacat tersebut didapatkan setting level yang optimal yaitu temperatur coil sebesar 8900C dan break cut area dengan ≥40% area pemotongan atau pemakanan coil.  The most basic thing in quality in the eyes of customers is when the product they get is in good condition and there are no defects. With these conditions, companies are required to produce products with minimum defects or no defects in order to increase company profits. PT. XYZ. is the largest steel industry in Indonesia which always maintains its products with high quality but there are still products that have defects. In 2019, defects occurred in the continuous tandem cold mill (CTCM) mill for cold rolled coil (CRC) reached 29.918 tons from a total production of 282.863 tons or about 10% of total production. Therefore, researchers conducted research related to defects that occur for cold rolled coil (CRC) products in continuous tandem cold mill (CTCM). Research on the quality of cold rolled coil (CRC) products was carried out using Pareto diagrams, p-control charts, fishbone diagrams, and the Taguchi method. Based on the results of the study, it was found that the dominant defect occurred was F70A (serrated edge) defect, then to minimize the defect, the optimal setting level was obtained, that is coil temperature of 8900C and the break cut area with ≥40% of the cutting area or coil feeding. Tersedia pada: http://dx.doi.org/10.36055/tjst.v16i2.9242. 
OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN END MILL MATERIAL BAJA KARBON RENDAH MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHOD (RMS) Faula Arina; Muhammad Adha Ilhami; Dian Friana Hidayat
Jurnal Teknika Vol 7, No 2 (2011): Edisi November 2011
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v8i2.6716

Abstract

Setiap komponen mesin, umumnya dibuat dari logam yang memiliki bentuk beraneka ragam. melalui proses pemesinan sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Di dalam proses, pengaturan parameter pemesinan yaitu kecepatan potong (cutting speed), kecepatan pemakanan (federate) dan kedalaman potong (depth of cut) penting untuk dilakukan karena tingkat kekasaran permukaan yang tinggi dapat berpengaruh pada permukaan logam yang tidak bercahaya/buram serta kasar. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah meminimumkan kekasaran permukaan (surface roughness) logam baja rendah dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) pada proses pemotongan oleh mesin CNC milling 3-axis. RSM terdiri dari dua tahap yaitu percobaan orde pertama dan orde dua. Pada orde pertama percobaan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu untuk penyaringan faktor (screening factor) menggunakan factorial desain, steepest descent dan percobaan ketiga untuk menguji kesesuaian model orde satu. Sedangkan pada orde keduadilakukan percobaan sekali yaitu untuk central composite design. Pada penelitian ini factor awal yang diduga berpengaruh yaitu kecepatan potong (cutting speed), kecepatan pemakanan (feedrate) dan kedalaman potong (depth of cut) dengan masing-masing level faktor yaitu 70 dan 90 m/min, 0,1 dan 0,25 mm/min dan 0,22 dan 0,5 mm. Hasil dari penelitian ini yaitu percobaan dari orde satu diperoleh prediksi persamaan model y = 1,1447-0,158 x1 + 0,064 x2 dengan faktor yang berpengaruh secara signifikan adalah kecepatan potong dan kecepatan pemakanan dengan respon tingkat kekasaran permukaan. Hasil proses pemotongan CNC milling 3-axis yang optimum diperoleh sebesar 0,9227 µm dengan level factor untuk kecepatan potong dan kecepatan pemakanan adalah 110 m/min dan 0,225 mm/min.
PENGONTROLAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL DEMERIT Faula Arina
Jurnal Teknika Vol 8, No 2 (2012): Edisi November 2012
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v9i2.6696

Abstract

Diagram kontrol Demerit merupakan pengembangan dari diagram kontrol u yang mendekati kenyataan dari kecacatan suatu produk dengan cara memberikan bobot pada tipe-tipe kecacatan yang terjadi. Pada penelitian ini akan dilakukan studi tentang diagram kontrol demerit dan aplikasinya pada data atribut proses injection molding line yang memproduksi leakproof plastic container yang telah dikelompokkan menjadi beberapa kriteria kecacatan dan mengukur kapabilitas proses. pengontrolan kualitas produksi dengan menggunakan diagram kontrol demerit belum terkendali. Setelah dilakukan penghilangan data pengamatan, didapat diagram kontrol demerit yang terkendali dan dilakukan pengukuran kapabilitas proses. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai kapabilitas proses kurang dari 1. Maka proses injection molding line yang memproduksi leakproof plastic container belum kapabel.