Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Industri Untirta

Analisa Efisiensi Gardu Tol Pada Saat Peak Hours Di Gerbang Tol Serang Timur Alam Kurnia M.; Faula Arina; Ratna Ekawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 3 No. 2 Juli 2015
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3194.772 KB)

Abstract

Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keutungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas SP. Hasibuan (2007). Pengoperasian jumlah gardu yang berlebihan akan terjadi ketidakefisienan dimana waktu menganggur petugas gardu menjadi lebih besar dan pengeluaran perusahaan juga menjadi lebih besar yang mengakibatkan kerugian perusahaan dalam pengeluaran keuangan salah satunya yang terjadi pada gerbang tol Serang Timur. Oleh karena itu diperlukan fasilitas pelayanan yang optimal agar pelayanan tidak tertunda dan tidak menimbulkan pengeluaran biaya yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi gardu dilihat dari minimnya tingkat antrian pada saat peak hour, selain itu mengetahui berapa banyak jumlah gardu yang seharusnya digunakan pada tiap jamnya, dan menghitung lama waktu kendaraan berada didalam sistem setelah dilakukan perbaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan simulasi yang diolah menggunakan software Promodel. Dengan melihat persentase hambatan akan diketahui panjang antrian yang terjadi pada saat itu. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pada pukul 14.00 – 15.00 jumlah pengoperasian gardu yang optimal adalah 3 gardu, pada pukul 15.00 – 19.00 jumlah pengoperasian gardu yang optimal adalah 4 gardu dan pukul 19.00 – 21.00 jumlah pengoperasian gardu yang optimal adalah 2 gardu dan hasil simulasi model pada kondisi eksisting menunjukkan waktu rata-rata kendaraan berada di dalam sistem pelayanan adalah selama 1377,40 detik = 22,96 menit dan usulan perbaikan menunjukkan waktu rata-rata kendaraan berada di dalam sistem pelayanan adalah selama 131,4 detik = 2,19 menit.
Usulan Setting Building Machine (BM) Terhadap Produk V-Belt Type KZL Menggunakan Metode Taguchi Rizky Amdila; Faula Arina; Ratna Ekawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 3 November 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2213.797 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan di PT. X dimana salah satu hasil produksinya adalah v-belt. V-belt tersebut merupakan tali pembangkit tenaga yang digunakan di bidang otomotif roda dua untuk transmisi automatic (motor matic). Peneliti melakukan penelitian terhadap afkir atau cacat yang terjadi pada v- belt type KZL, type tersebut yang paling banyak terjadi afkir dibandingkan dengan 2 type yang lain yaitu KZR dan KVY. Tingkat afkir type KZL mencapai rata-rata per bulan 1905 pcs dengan total produksi rata-rata per bulan 112816 pcs atau sekitar 1,68% afkir diketahui. Afkir yang terjadi adalah bolong atau pinhole. Afkir pinhole terjadi karena belum didapatkan setting optimum terhadap building machine, kemudian kondisi lingkungan serta udara yang berdebu dan compound yang bergaris dan bergelombong. Tujuan dari penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang dapat dikendalikan beserta levelnya, kemudian menentukan faktor-faktor optimal dan menentukan setting optimal untuk building machine. Setting optimal building machine didapat berdasarkan fakto-faktor yang dapat dikendalikan beserta nilai levelnya yang optimal. Untuk mendapatkan hasil optimal terhadap faktor-faktor dan level maka penelitian ini menggunakan metode taguchi. Metode taguchi digunakan untuk meminimalkan pengaruh dari penyebab-penyebab perubahan (faktor tidak terkontrol) dengan tanpa menghilangkan penyebab- penyebab (faktor terkontrol) sehingga didapat rancangan yang kokoh (robust). Rancangan yang robust atau optimal untuk setting building machine dengan desain parameter diskrit yang didapat dari penelitian ini yaitu, afkir pinhole turun dari 21% menjadi 2,9% afkir yang terjadi atau kondisi v-belt yang tidak terjadi afkir pinhole naik dari 79% menjadi 97,1% .
Pengaruh Penerapan Total Quality Management Melalui Produktivitas Karyawan Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Metode Structural Equation Modeling (SEM) Di PT. X Juliani Putriama; Faula Arina; Ratna Ekawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4306.483 KB)

Abstract

Kualitas produk dituntut dari bagaimana menggunakan sistem manajemen yang baik dimana sistem manajemen ini dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan juga mengukur kinerja karyawannya. Salah satu alat manajemen yang digunakan yaitu TQM. TQM merupakan suatu konsep perbaikan yang dilaksanakan secara terus-menerus, yang melibatkan seluruh elemen dan karyawan pada setiap tingkatan organisasi dalam rangka untuk mencapai kualitas yang terbaik pada seluruh aspek organisasi melalui proses manajemen. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan PT. X yang telah memiliki sertifikasi ISO 9000-2008 sebagai hasil penerapan TQM. Sedangkan pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan oleh PT. X hanya di dokumentasi dari hasil evaluasi pelatihan karyawannya, kurangnya aspek penilaian untuk mengukur kinerja perusahaan tersebut. Oleh sebab itu penelitian ini akan membantu perusahaan untuk pengkajian lebih dalam atas fungsi penerapan TQM (yang disimbolkan dari sertifikasi ISO) terhadap kinerja perusahaan yang juga dinilai dari aspek produktivitas karyawan Dari latar belakang yang ada maka tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pelaksanaan TQM dan tingkat produktivitas karyawan di PT.X, mengetahui tingkat kinerja perusahaan  di PT.X serta bagaimana hubungan antara TQm dan produktivitas karyawan di PT.X terhadap kinerja perusahaan. Adapun penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling dengan software AMOS versi 9.0 dengan estimasi maximum likelihood dan confirmatory factor analisis. Hasil yang didapat yaitu pelaksanaan TQM dan penilaian produktivitas karyawan dinilai sudah baik dengan rata-rata nilai 4,45 dan 4,39, dan tingkat kinerja perusahaan didapatkan nilai sebesar 4,43 serta hasil uji hipotesa menunjukan hubungan antara TQM terhadap kinerja dengan nilai sebesar 0,18 yang tergolong kecil serta adanya pengaruh yang positif antara TQM terhadap produktivitas karyawan dengan nilai sebesar 0,54 dan adanya pengaruh positif antara produktivitas karyawan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai sebesar 0,78
Perbandingan Peta Kendali X ̅-R Dan EWMA Dengan Pendekatan P-Value Untuk Mendeteksi Pergeseran Rata-Rata Proses Di PT.XYZ Alin Widiawati; Faula Arina; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 3 No. 3 November 2015
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2506.419 KB)

Abstract

Kualitas yang baik berasal dari suatu proses yang terkendali. Suatu proses dikatakan terkendali dan stabil jika mempunyai rata-rata konstan di sekitar target. Pendeteksian pergeseran proses yang kecil atau besar merupakan suatu masalah yang penting dalam menjaga proses tetap stabil, sehingga produktivitas tetap terjaga. Peta kendali yang efektif adalah peta kendali yang dapat mendeteksi dengan cepat pergeseran rata-rata yang sangat kecil. PT. XYZ yang sedang mengerjakan pembuatan Belt Conveyor dimana banyak terdapat masalah terutama ukuran yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan perusahaan dan konsumen. Salah satu karakteristik yang akan diteliti yaitu karakteristik kualitas pada panjang pintu Belt Cover kana. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya pergeseran rata-rata proses yang kecil, mengetahui peta kendali -R dan  dalam mendeteksi proses yang tidak terkendali dan dengan pendekatan p-value, mengetahui penyebab proses tersebut tidak terkendali dan mengetahui indeks kemampuan proses. Dalam hal tersebut diduga bahwa peta kendali -R tidak mampu mendeteksi adanya pergeseran proses yang kecil, maka diusulkanlah peta kendali Cumulative Sum (CUSUM) Standard dan Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) serta pendekatan P-value yang mampu mendeteksi pergeseran proses yang kecil. Dari kajian dan analisa yang telah dilakukan, teramati bahwa peta kendali CUSUM dan EWMA mampu mendeteksi tanda pergeseran rata-rata pada tingkat variasi kurang dari 1,5σ menggunakan peta kendali Cumulative Sum (CUSUM) Standar. Kombinasi P-value menggunakan tabel dengan peta kendali  peta kendali EWMA,dari hasil yang didapat pada peta kendali EWMA lebih sensitif terdapat 18 yang terdeteksi out off control dibanding peta kendali -R dengan pendekatan P-value yaitu hanya 11 dan 16 yang terdeteksi out off control. Indeks kemampuan proses pada karakteristik panjang pintu Belt Cover yaitu nilai Cp yaitu 1,11 yang artinya kapabilitas proses tersebut baik karena 1 < Cp < 1.33 namun Cpk kurang dari 1 yaitu  0,77 maka proses tersebut terdapat produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dilihat dari proses yang lebih akurat.
Pengukuran Efektivitas Mesin Electric Arc Furnace 9 dengan Metode OEE dan Perbaikan Menggunakan Metode FMECA di PT. XYZ Ahmad Ilyas; Faula Arina; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 3 No. 3 November 2015
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.019 KB)

Abstract

PT. XYZ mempunyai plant yang memproduksi slab baja yaitu SSP 1 dan SSP 2. Pada SSP 2 mesin Electric Arc Furnace (EAF) 9 sering mengalami mati mendadak yang mengakibatkan terjadinya berhentinya proses produksi. Berdasarkan data historis, delay yang paling tinggi pada mesin EAF 9 selama satu tahun 9877 menit. Sehingga mengakibatkan breakdown yang dapat menyebabkan kerusakan komponen. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai efektivitas mesin, mengetahui faktor penyebab rendahnya efektivitas mesin, mengetahui penyebab masalah yang terjadi pada komponen kritis dan mencari solusi untuk perbaikan. Metode yang digunakan untuk mengetahui nilai efektivitas mesin yaitu metode Overall Equipment Effectiveness (OEE), untuk mencari faktor penyebab masalah rendahnya efektivitas mesin menggunakan Six Big Losses, sedangkan untuk mencari penyebab masalah pada komponen kritis dan mencari solusi perbaikan menggunakan metode Failure Mode And Effects Criticality Analysis (FMECA). Nilai OEE yang didapat sebesar 50,26%. Nilai tersebut didapat dari perkalian Availability, Performance Efficiency, Rate Of Quality Product. Faktor yang menyebabkan rendahnya efektivitas yaitu Idling & Minor Stoppages hal ini dikarenakan mempunyai nilai terbesar yaitu 19,19%. Penyebab masalah pada mesin EAF 9 yaitu komponen Hydrolic Cradle dan Roof Supporting Column Cradle karena kedua komponen tersebut masuk dalam kategori Unacceptable berdasarkan Risk or Hazard. Maka usulan perbaikan untuk kedua komponen kritis tersebut perlu dilakukan pengecekan pada Limit Switch dan Seal Cylinder. Jika limit switch tidak dapat berfungsi maka lakukan penggantian. Untuk Seal lakukan pengecekan jika ada kebocoran oli maka Seal harus diganti.
Peramalan Jumlah Permintaan Produksi V-belt AJGG B-65 di PT.XYZ Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Backpropagation Mira Febrina; Faula Arina; Ratna Ekawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 1 Maret 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.398 KB)

Abstract

Peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis. Banyaknya perusahaan yang sedang berkembang di Indonesia saat ini menimbulkan persaingan bisnis yang sangat ketat baik di bidang jasa dan produk. Konsumen memilih pelayanan yang terbaik serta mutu tinggi dan harga yang murah. Permintaan konsumen ini selalu tidak menentu atau berubah-ubah di setiap periode berikutnya.. Penelitian ini bertujuan umtuk menentukan rancangan arsitektur jaringan syaraf tiruan backpropagation terbaik dan meramalkan jumlah permintaan produk v-belt AJGG B-65. Penelitian ini menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dengan faktor terkait yaitu hasil penjualan, harga dan stok barang jadi. Pengolahan JST menggunakan software MATLAB. Penerapan metode JST di PT.XYZ menggunakan algoritma Backpropagation. Arsitektur jaringan syaraf tiruan yang digunakan yaitu 3 input layer, 1 output layer, dan 1 hidden layer serta fungsi aktivasi yang digunakan logsig dan purelin. Logsig untuk hidden layer dan purelin untuk output layer. Rancangan arsitektur jaringan syaraf tiruan terbaik untuk peramalan permintaan v-belt AJGG B-65 adalah jaringan multi layer feedforward dengan struktur neuron 20-1 dengan 1 (satu) hidden layer, learning rate (lr) yang digunakan 0,1 dan momentum constant (mc) 0,2. Nilai Mean Square Error (MSE) pelatihan jaringan sebesar 0,001 Nilai MAPE pengujian data sebesar 5,7134% . Hasil peramalan JST permintaaan periode 2013 v-belt AJGG B-65 yaitu 12142 pcs, 30927 pcs, 27259 pcs, 40259 pcs, 14529 pcs, 23135 pcs, 19611 pcs, 10434 pcs, 6062 pcs, 35201 pcs, 16289 pcs dan 31763 pcs.
Identifikasi Pola Kerusakana Komponen Kritis Pada Mesin EAF (Electric Arc Furnace) Dengan Simulasi Monte Carlo (Studi Kasus Divisi Billet Steel Plant di PT XYZ) Ratri Wijayanti Anindita; Faula Arina; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1491.179 KB)

Abstract

PT XYZ merupakan industri baja terbesar di Asia Tenggara yang memiliki 6 (enam) buah fasilitas produksi yang membuat perusahaan ini menjadi satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia. Proses produksi baja di PT XYZ dimulai dari pabrik besi spons (Direct Reduction Plant). Pabrik ini mengolah bijih besi pellet menjadi besi dengan menggunakan air dan gas alam yaitu besi spons. Besi yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada mesin EAF (Electric Arc Furnace) di pabrik slab baja dan di pabrik billet baja. Mesin EAF merupakan tempat peleburan besi spons yang dicampur dengan scrap, hot bricket iron dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan jenis baja yang disebut baja slab dan baja billet. Tingginya permasalahan downtime pada pabrik billet baja dibandingkan dengan pabrik slab baja menjadi fokus dalam penelitian. Pabrik baja billet memiliki tiga mesin EAF dengan sistem berurutan, apabila mesin EAF yang pertama dan kedua sedang melakukan peleburan maka mesin EAF yang ketiga bersiap-siap untuk melakukan peleburan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan komponen yang tergolong kritis pada mesin EAF, menentukan nilai fungsi distribusi kerusakan setiap komponen kritis pada mesin EAF, dan mengidentifikasi pola kerusakan komponen kritis pada mesin EAF. Penelitian ini menggunakan simulasi monte carlo untuk mengidentifikasi interval terjadinya kerusakan komponen pada sistem nyata dan hasil simulasi. Hasil penelitian diperoleh komponen yang tergolong kritis adalah komponen motor clutch dengan 17 kali kerusakan dalam 1 tahun selama 3.561 menit ≈ 59,35 jam, semakin lama komponen motor clutch beroperasi maka semakin kecil reliability. Dan semakin lama komponen motor clutch beroperasi maka semakin besar fungsi laju kerusakan. Serta berdasarkan random number generator, diperoleh t optimal yang tidak berbeda secara signifikan antara sistem nyata dan hasil simulasi. Sehingga pola kerusakan komponen kritis pada mesin EAF dapat menggunakan simulasi monte carlo.
Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) (Studi Kasus di Divisi Produksi PT. XYZ) Ika Lusiana; Shanti Kirana Anggraeni; Faula Arina
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 3 No. 1 Maret 2015
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.344 KB)

Abstract

PT. XYZ adalah anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel grup yang memproduksi pipa baja las spiral dan longitudinal dengan kegunaan sebagai pipa minyak, gas, pipa air dan pipa pancang. PT. XYZ menempati area seluas 160.000m2. Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting,karena manusia sebagai penggerak atau pelaku kegiatan yang di tunjang oleh sumber daya lain yang melakukan setiap aktifitas yang ada di perusahaan atau organisasi. berhasil tidaknya suatu organisasi atau institusi akan ditentukan oleh faktor manusianya atau karyawannya dalam mencapai tujuannya. Seorang karyawan yang memiliki kinerja (hasil kerja atau karya yang dihasilkan) yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh hubungan Kompensasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Objek penelitian dilakukan pada seluruh karyawan divisi produksi PT.XYZ. Data yang digunakan berasal dari data kuesioner yang di sebarkan kepada karyawan sejumlah 100 responden, yang kemudian data direkap dengan perangkat lunak SPSS 16.0 dan Lisrel 8.30 untuk mengolah data secara statistic dengan metode Structural Equation Modeling (SEM). Sehingga berdasarkan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa variabel Kompensasi mempengaruhi secara langsung terhadap Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja masing-masing sebesar 0.97 dan 0.86. Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja mempengaruhi secara langsung terhadap Kinerja Karyawan masing-masing sebesar 0.50 dan 0.36.
Usulan Penerapan Six Sigma dan Quality Loss Function (QLF) Untuk Mengurangi Variasi Berat Pada out sole merk A Jenis WR 996 BVD (Studi Kasus PT. XYZ) Athur Hermawan; Faula Arina; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 3 November 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.8 KB)

Abstract

PT XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi out sole sepatu, terdapat 2 merk out sole yang diproduksi yaitu merk A dan B dengan 52 jenis out sole. Perusahaan melakukan inspeksi ketat terhadap out sole yang diproduksi dengan menimbang berat dari out sole tersebut demi menjaga kenyamanan penggunanya dan didapatkan bahwa out sole merk A jenis WR 996 BVD rata-rata sebesar 30% dari hasil produksinya defect karena berat dari out sole tersebut yang bervariasi dan tidak sesuai dengan spesifikasi berat yang telah ditentukan untuk setiap size dari jenis out sole ini. Produk defect pada jenis out sole ini sangat besar dibandingkan dengan jenis out sole lain yang di produksi di PT. XYZ dan untuk mengurangi penyebab produk defect akan dilakukan program six sigma yang belum pernah dilakukan perusahaan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahhui kemampuan proses,mengestimasi expected loss untuk mengestimasikan besarnya kerugian akibat adanya berat out sole yang tidak sesuai dengan spesifikasi berat yang telah ditentukan, mencari penyebabnya, dan memberikan usulan perbaikan dengan menggunakan PDPC. Pada penelitian ini akan dilakukan penerapkan six sigma pada perusahaan dengan tahapan DMAIC (define, measure, anlyze, improvement, control) untuk mengetahui kemampuan porses pembuatan out sole dan mengurangi variasi beratnya dengan memberikan usulan perbaikan sedangkan QLF (quality loss function) digunakan untuk mengestimasikan expected loss akibat adanya penyimpangan dari spesifikasi yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan kemapuan proses produksi pembuatan out sole merk A jenis WR 996 BVD size 4, 4T, 5, dan 5T didapatkan rata-rata nilai Cpk < 1 dan nilai sigma < 3. Sehingga menimbulkan expected loss sebesar Rp. 118.096.340,- pada size 4, Rp. 110.938.107,- pada size 4T,Rp. 116.114.385,- pada size 5, dan Rp.13.222.664,- pada size 5T.Penyebab adanya variasi berat out sole adalah kurangnya keahlian operator mesin rolling, mesin rolling bekerja kurang maksimal, cetakan out sole tidak presisi, dan out sole yang kurang matang. Usulan perbaikan untuk mengurangi variasi berat out sole dan kerugian yang dialami perusahaan dilakukan dengan memaksimalkan penerapan SOP melalui pengawasan, membuat jadwal perawatan mesin, mencari operator yang sudah berpengalaman, dan mengganti cetakan out sole dengan yang lebih presis dan harga terjangkau.