Keanekaragaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan â€Anugrah†yang maha indah yang patut disyukuri. Namun demikian, hasil observasi dan riset para peneliti menunjukan bahwa keanekaragaman tersebut berpotensi memicu konflik di kota Kendari misalnya masih adanya penolakan pembangunan rumah ibadah kelompok minoritas, intimidasi dan penghakiman pada kelompok dan aliran tertentu, pelecehan agama tertentu baik secara verbal maupun melalui media social, munculnya komunitas-komunitas sektarian baru berbasis etnis, dan munculnya kelompok new puritanisme Islam dan kelompok politik Islam. Oleh karena itu, tujuan pelaksanaan kegiatan ini Pertama, mengidentifikasi tantantangan moderasi beragama serta membangun basis pengetahuan dan komitmen organisasi kepemudaan berbasis keagamaan dan Etnik dalam memahamkan konsep dan strategi moderasi beragama di Kota Kendari. Kedua, merancang strategi gerakan dan kolaborasi kelompok umat beragama dan organisasi berbasis etnik dalam melakukan reideologisasi dan internalisasi “Moderasi Beragama†khususnya pada kawasan rentan konflik di Kota kendari. Ketiga, Mengawal pelaksanaan/implementasi gerakan “Moderasi Beragama†dalam menguatkan kerukunan dan pencegahan radikalisme di Kota kendari. pelaksanan kegiata ini dalam bentuk workshop dan pendampingan. Workshop dilaksanakan selama 3 hari dengan pola dialog. Setelah pelaksanaan workshop, dilanjutkan dengan pendampingan dalam bentuk kolaborasi Ormas/OKP dalam mengawal tindak lanjut (TL) hasil workshop secara berkelanjutan selama tahun 2021. Hasil dari workshop ini menunjukan bahwa (1) tantangan moderasi beragama yaitu adanya sikap yang tidak saling menghargai karena perbedaan keyakinan dan aliran, komitmen kebangsaan anak-anak muda yang mengalami degradasi, dan kecendurungan meninggalkan peran budaya dan kearifan local, (2) Strategi yang dirumuskan yaitu; pertama, penguatan nilai-nilai kebangsaan, kedua penguatan pemahaman keagamaan. Ketiga penguatan nilai-nilai kearifan lokal, dan (3) pada aspek tindak lanjut yang dilakukan antara lain pertama Membangun budaya dialog secara berkala. Kedua, Membangun wadah bersama sebagai pusat pertemuan baik organisasi informal maupun di media sosial. Ketiga mengoptimalkan road show kerukunan.