Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

FAKTOR AYAH DAN IBU YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP MUNCULNYA GEJALA PERILAKU DISRUPTIF REMAJA Syakarofath, Nandy Agustin; Subandi, Subandi
Jurnal Psikologi Vol 18, No 2 (2019): October 2019
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.677 KB) | DOI: 10.14710/jp.18.2.230-244

Abstract

Disruptive behavior according to DSM 5 is a pattern of behavior that violates the rights of others, aggression, property destruction and or that leads individuals to experience significant conflicts with violations of social norms or authority figures. This study aims to examine the significance of two factors derived from the family towards the emergence of disruptive behavior that are the family expressed emotion and perceived of parentchild relationships. There are 237 teenagers was participated in this study (aged 15-18 years old) who lived with their parent obtained from the scaling of SDQ, LEE and PACQ. The result of the regression indicated the two predictors explained 5,3% of variance (adjusted R2 = .053, F(3.235) = .013, p<.05). The implications of this study are the family expressed emotion and perceived of parent-child relationships are two factors that can contributed to the emergence of disruptive behavior symptoms in adolescent, although if analyzed separately perceived of parent-child relationships towards a mother has no effect.  
The Role of Peer Rejection in Adolescent Internalizing Problems Syakarofath, Nandy Agustin; Biorohmi, Ananda Nabilah; Latipun, Latipun
Jurnal Psikologi Vol 20, No 2 (2021): October 2021
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.20.2.140-151

Abstract

Emotional distress, such as symptoms of anxiety, depression, and withdrawal, is on the rise among teenagers today. These symptoms are generally grouped into internalizing problems. Based on research, a risk factor that contributes to internalizing problems is peer rejection. This study aims to determine the effect of peer rejection on adolescent internalizing problems. Research design is quantitative research with a multistage random sampling technique as a data collection technique. The subjects of this study were 252 adolescents aged 16-18 years who are currently studying in SMA in Bondowoso Regency, consisting of 103 boys (M = 40.068; SD = 13.283) and 149 girls (M = 40.893; SD =13.283). The instruments used were Social Peer Rejection Measure (21 items, α = .90) and Strengths and Difficulty Questionnaire (SDQ), just for internalizing problems (10 items, α = .72). The results of the analysis test using simple linear regression showed that there was a positive influence of peer rejection on internalizing problems in high school adolescents in Bondowoso Regency, adjusted R 2 = .278; F(4, 427) = 251, p = .000). This influence shows that the more often adolescents experience rejection from their peers, the higher the chances of experiencing internalizing problems.
PREVALENSI MASALAH EMOSI DAN PERILAKU REMAJA : STUDI AWAL MASALAH KESEHATAN MENTAL DI KABUPATEN PAMEKASAN, INDONESIA Syakarofath, Nandy Agustin
Mediapsi Vol 7, No 2 (2021): DECEMBER
Publisher : MEDIAPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.mps.2021.007.02.6

Abstract

Every individual tends to experience difficult adolescence because this developmental period is typically characterized by mental turmoil, especially amid rapid changes in current social, cultural and economic conditions. The purpose of this research was to explore how much gender can explain the mental health status of adolescents in terms of their emotional and behavioural problems. Participants in this research were 237 adolescents aged 15-18 years in Pamekasan, which were selected using simple random sampling. Designed as descriptive quantitative research, the data showed that the majority of male and female adolescents demonstrated a fairly serious level of conduct disorder. Meanwhile, in terms of emotional problems, the difficulties faced by the majority of male and female adolescents pertained to peer problems. These empirical findings point to the importance of solving male and female adolescents’ emotional and behavioural problems, to help them have adequate mental health. Setiap individu cenderung mengalami masa remaja yang sulit karena masa perkembangan ini ditandai dengan penuh gejolak psikologis terutama di tengah perubahan cepat dalam kondisi sosial, budaya dan ekonomi pada saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status kesehatan mental remaja dari segi masalah emosi dan perilaku mereka atas dasar gender. Subjek penelitian adalah 237 remaja berusia 15-18 tahun di Pamekasan, yang dipilih amenggunakan teknik simple random sampling. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Data penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja laki-laki dan perempuan dalam penelitian ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup serius (abnormal) pada masalah perilaku berupa conduct disorder. Sementara itu, pada masalah emosional, berbagai kesulitan yang dihadapi mayoritas remaja laki-laki dan perempuan berupa peer problem. Implikasi dari hasil penelitian ini mengarah pada pentingnya penanganan masalah-masalah emosi dan perilaku pada remaja laki-laki maupun perempuan agar mereka bisa memiliki kesehatan mental yang memadai.
Nurses’ experience with burnout and therole of perceived social support Rizal Febri Yanto; Djudiyah Djudiyah; Nandy Agustin Syakarofath
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 10 No. 1 (2022): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.798 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v10i1.18483

Abstract

Nurses are among the health professionals at the forefront of dealing with patients identified as covid-19, particularly vulnerable to psychological fatigue. Various studies have found that perceived social support can assist nurses in dealing with difficult situations. The study's goal was to see how perceived social support affected nurses' burnout. A total of one hundred nurses took part in this study, which was conducted using random sampling techniques. The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSSPS) and the Burnout Assessment Tool (BAT) are tools used to assess perceived social support and burnout, respectively. The results of the simple linear regression analysis revealed that perceived social support had an effect on nurse burnout in Balikpapan (adjustedR2 = 0.245; F(31,793) = 99, p = 0.001). The more social support nurses have, the less burnout they experience.
KAJIAN PRO KONTRA PENERAPAN SISTEM ZONASI PENDIDIKAN DI INDONESIA Nandy Agustin Syakarofath; Ahmad Sulaiman; Muhamad Faqih Irsyad
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 5 No. 2 (2020)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v5i2.1736

Abstract

Indonesia berupaya meningkatkan pemerataan pendidikan melalui sistem zonasi yang mengatur penerimaan peserta didik didasarkan pada jarak sekolah dengan tempat tinggal calon peserta didik. Penerapan sistem tersebut pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019 menuai pro-kontra yang tajam di tengah masyarakat. Untuk memahami pro-kontra tersebut, studi ini bertujuan mengkaji secara komprehensif latar historis penerapan sistem zonasi di beberapa negara, tujuan, keuntungan dan tantangan, serta solusi mengatasi persoalan penerapan sistem zonasi. Studi ini menggunakan metode narrative review dengan menghimpun, membuat sintesis, dan menganalisis hasil dari berbagai sumber dan data yang relevan. Hasil kajian mengungkapkan bahwa keberhasilan pelaksanaan sistem zonasi di negara-negara lain ditopang oleh keselarasan dengan kebijakan nasional pendidikan pendamping, seperti akselerasi pembangunan infrastruktur dan SDM guru. Penerapan sistem zonasi tidak hanya bertujuan untuk pemerataan kualitas pendidikan, namun juga mendorong partisipasi aktif sekolah dan wali murid dalam perencanaan Pendidikan. Tantangan utama dalam penerapan kebijakan zonasi adalah kurangnya kesiapan pemangku kepentingan yang terimbas. Selain itu, penerapan sistem zonasi di Indonesia memerlukan pembenahan utamanya dalam pelaksanaan di tingkat lokal. Solusi untuk merespon tantangan tersebut adalah dengan mengkampanyekan kebijakan sistem zonasi lebih dini dan melakukan penajaman kebijakan operasional di daerah. Kesimpulan, Penerapan sistem zonasi menimbulkan tanggapan positif dan negatif bagi para pemangku kepentingan pendidikan, terutama siswa, orangtua, dan guru. Agar sistem zonasi dapat diterima masyarakat dan implementatif dalam jangka panjang, pemerintah hendaknya menerjemahkan tujuan dan sasaran kebijakan sesuai dengan kondisi lokal, mengomunikasikan kebijakan zonasi secara akurat, dan melibatkan masyarakat melakukan pemantauan dan evaluasi. Indonesia strives for enhancing educational equality through a zoning system that regulates student admission based on the distance between school and student’s residence. However, the implementation of the system in 2019 caused pros and cons amongst Indonesian society. This study comprehensively reviews the historical backgrounds, objectives, advantages and challenges, as well as their solutions of implementing the zoning system. This study used the narrative review method by collecting, synthesizing, analyzing and analyzing the results from various sources and relevant data.The results revealed that the successful of zoning system implementation in other countries were supported by their alignment with other national education policies, such as infrastructure acceleration and teacher development. The implementation of the zoning system is not only for improving education quality, but also encouraging the active participation of schools and parents in education planning. The main challenge in implementing zoning system is the lack of readiness of affected stakeholders. In addition, the implementation of the zoning system requires improvement, particularly in its implementation at the local level.The solution to respond to these challenges is by earlier socialization of zoning system and sharpening operational policies in the regions. To conclude,the application of the zoning system has caused positive and negative responses for education stakeholders. To achieve the acceptable and implementable of zoning system in the long term, the government should translate policy goals and objectives according to local conditions, communicate zoning policies accurately, and involve the community.
Presentasi diri Online di Sosial Media (Instagram dan Facebook) Research Center and Literacy Library Psychology; Nurul Aiyuda; Nandy Agustin Syakarofath
Psychopolytan : Jurnal Psikologi Vol 2 No 2 (2019): Februari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.454 KB)

Abstract

Artikel ini merupakan sebuah review literature pada beberapa penelitian presentasi diri di sosial media khususnya instagram dan facebook. Artikel ini bertujuan untuk melihat bagaimana perkembangan penelitian presentasi diri di media online dari 5 tahun terakhir, di kumpulkan dengan menggunakan pencarian googlecendikia, dengan kata kunci “Self Presentation on media sosial (instagram atau facebook)”. Dari beberapa penelusuran tersebut peneliti mengumpulkan 22 artikel yang kemudian di bahas dalam penelitian ini dan diskusikan. Temuan review mengungkapkan bahwa ada beberapa variabel yang dalam 5 tahun terakhir sering di korelasikan dengan presentasi diri di media sosial lebih banyak pada faktor internal individu seperti kepribadian,harga diri, narsisme, maupun faktor bawaan seperti demografi, berupa gender atau faktor sosial seperti budaya. Lebih lanjut temuan ini akan didiskusikan di akhir.
Burnout dan Dimensi Kepribadian Conscientiousness terhadap Performansi Kerja Karyawan Nandy Agustin Syakarofath
Psychopolytan : Jurnal Psikologi Vol 3 No 1 (2019): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.051 KB) | DOI: 10.36341/psi.v3i1.934

Abstract

Performansi kerja adalah hasil evaluasi dari kinerja yang dicapai oleh karyawan didalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Secara umum performansi kerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi dua faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi performansi kerja individu. Sampel penelitian ini adalah 70 orang karyawan (53 perempuan, 17 laki-laki). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala Maslach Burnout Inventory (MBI), skala dimensi kepribadian conscientiousness dan self report berupa performansi kerja. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda kedua variabel prediktor penelitian ini menjelaskan adanya peran sebesar 21,9 % dengan varians (adjusted R2=0.219, F(9,378)= 0,000 p<0,05). Implikasi dari penelitian ini adalah burnout dan kepribadian conscientiousness memiliki hubungan terhadap performansi kerja.
Kepemimpinan Transformasional dan Efikasi Kolektif Karyawan Selama Pandemi Covid-19 Danella Victoria Putri Hastika; Diana Savitri Hidayati; Nandy Agustin Syakarofath
Psychopolytan : Jurnal Psikologi Vol 5 No 2 (2022): Februari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/psi.v5i2.2075

Abstract

Kebijakan work from home (WFH) selama pandemi Covid-19 di Indonesia membawa dampak perubahan diberbagai bidang khususnya di dunia industri dimana banyak pekerjaan yang melibatkan kerjasama tim. Keberhasilan kerjasama tim dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan membutuhkan efikasi kolektif, yaitu sebuah keyakinan bersama sebuah tim untuk dapat menuntaskan dengan baik terkait pekerjaan yang sedang ditangani. Menurut berbagai studi salah satu faktor penentu kuatnya efikasi kolektif disebabkan oleh kepemimpinan transformasional, yaitu kemampuan pemimpin di dalam memberdayakan anggotanya dengan optimal. Tujuan penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana peran kepemimpinan transformasional terhadap efikasi kolektif karyawan selama WFH. Subjek penelitian ini adalah 152 karyawan yang bekerja di perusahaan milik negara (BUMN) dan perusahaan milik swasta (BUMS) di daerah Jawa Timur yang diperoleh menggunakan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala kepemimpinan transformasional dan skala efikasi kolektif. Berdasarkan uji regresi linier sederhana didapatkan data bahwa ada peran kepemimpinan transformasional terhadap efikasi kolektif karyawan selama WFH (R=0.350, P=0,000<0,005). Artinya kepemimpinan transformasional mampu memprediski efikasi kolektif karyawan dalam menuntaskan pekerjaan yang ditangani. Kontribusi sumbangan efektif kepemimpinan transformasional terhadap efikasi kolektif karyawan dalam penelitian ini sebesar 12,3%
Loneliness dan Internalizing Problems Remaja Khofifah Nur Sabrina; Nandy Agustin Syakarofath; Diah Karmiyati; Dian Caesaria Widyasari
Psychopolytan : Jurnal Psikologi Vol 5 No 2 (2022): Februari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/psi.v5i2.2337

Abstract

Loneliness yaitu keadaan seseorang yang menginginkan kehadiran orang lain tetapi tidak terpenuhi. Remaja yang memiliki perasaan kesepian yang berkepanjangan dan tidak diatasi maka akan semakin besar remaja melakukan gejala Internalizing problems. Internalizing problems adalah sebuah penghayatan seseorang dalam menghadapi masalah ke dalam diri secara berlebihan. Sehingga terjadi gejala depresi, kecemasan, penarikan sosial terhadap seseorang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan loneliness dan internalizing problems pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimen dengan teknik simple random sampling dan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 616 orang. Kriteria penelitian ini adalah remaja berusia 15-18 tahun dan berdomisili di Jawa Timur. Skala yang digunakan adalah UCLA Loneliness Scale Version 3 dan Strength & Difficulties Questionnaire (SDQ). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara Loneliness dan Internalizing Problems ditandai dengan nilai r = 0,618, p = 0,000, yang berarti semakin tinggi tingkat Loneliness pada seseorang maka semakin tinggi pula tingkat Internalizing Problems yang dimilikinya.
Catatan Editor : Langkah-langkah agar tulisan di terima Nurul Aiyuda; Nandy Agustin Syakarofath; Asti B Adwitiya; Dhestina Religia Mujahid
Psychopolytan : Jurnal Psikologi Vol 5 No 2 (2022): Februari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/psi.v5i2.2349

Abstract

Assalamualaikum wr wb. Salam Sejahtera Dear rekan-rekan peneliti, kolega dan teman-teman pembaca yang tertarik dengan penelitian psikologi. Psychopolytan : Jurnal Psikologi merupakan salah satu jurnal dengan open journal system (ojs) yang diterbitkan sejak Agustus 2018. Sejak pengajuan akreditasi di tahun 2019, Psychopolytan lolos evaluasi dan mendapat akreditasi sinta 4. Beriringan dengan akreditasi tersebut, peningkatan artikel masuk terus terjadi. Mengingat banyak kebutuhan penerbitan yang diperlukan untuk kebutuhan kululusan mahasiswa, kepangkatan dosen, maupun sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Namun demikian beberapa artikel masuk masih belum mengalami peningkatan kualitas, beberapa diantaranya masih tinggi angka plagiasi, minim sitasi dan tidak menonjolkan novelty dalam penulisan naskah. Mengatasi hal ini kami bersama editor berusaha merangkum beberapa langkah agar artikel diterima di psychopolytan : jurnal psikologi. Hal ini dilakukan untuk menguraikan prosedur penulisan maupun tips untuk penulis sebelum melakukan submission. Tentu saja hal ini tidak bisa dianggap sebagai hal yang baku dan akan berbeda pada setiap jurnal. Sehingga beberapa hal mungkin tidak sejalan dengan kondisi jurnal lainnya dalam langkah penerimaan. Tulisan ini tidak hanya berangkat dari pengalaman tim editor dalam menerima naskah yang masuk, tapi juga mendapat masukan dari para editor dari beberapa jurnal ojs dan terakreditasi lainnya, serta masukan para reviewer. Dengan adanya tulisan ini, diharapkan bisa menjadi masukan dan perbaikan untuk peningkatan kualitas penulisan artikel di psychpolytan ke depan. Editor In Chief Psychopolytan : Jurnal Psikologi Nurul Aiyuda