Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Is Hizb ut-Tahrir Indonesia Part of Islamic Revival? Budi Santoso; Dian Wardiana Sjuchro
Komunikator Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.111021

Abstract

This paper is an  attempt to academically define Hizb ut Tahrir Indonesia's characteristics before its revocation. Although the Indonesian regime has officially disbanded this transnational organization in July 2017, its existence remains stimulating to discuss.  Hizb ut-Tahrir Indonesia's primary objective is to implement Islamic laws in total, which can only be accomplished within a superstate called al-Khilafah al-Islamiyah (Islamic Caliphate) led by a Khalifah (Caliph). Its followers believe that Islam will revive under the caliphate.  In Indonesia, Hizb ut-Tahrir actively criticized the government's policies through its articles,  preachings, and street rallies. The ideas were conveyed not only through direct campaigning but also via its internal media.  We argue, based on this study,  that HTI is part of  Islamic revival that wants to change the social-political structures through the re-creation of the caliphate by conducting intensive da'wa with nonviolent activities, as well as war of ideas as the strategy.
Dokumentasi budaya ngaruat lembur di Radio RASI FM Siti Khadijah, Ute Lies; Wardiana, Dian Wardiana; Rukmana, Evi Nursanti
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan Vol 6, No 1 (2018): 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.888 KB) | DOI: 10.24198/jkip.v6i1.15325

Abstract

Radio RASI FM is a community radio that organizes and broadcasts the tradition of ‘ngaruat lembur’, the tradition of expressing gratitude to God, and to ward off disasters as well. This radio performs documentation starting from data searching to creating a form of cultural documentation. The study purpose was to see the documentation process of the traditional culture of ‘ngaruat lembu’ at RASI FM radio. The research used the case study method through qualitative method approach to the owner, broadcaster of radio and community of Cisewu Village. The study results indicated that RASI FM radio documented the ‘ngaruat lembur’ tradition through the recording and management process. Recording activities started from the collection of information and records in the form of pouring data. Management activities consisted of the distribution of duties as an on-air announcer, off-air broadcaster, and audio-visual documentation. Then, the storage of written broadcast results on radio and data into audio-visual media was performed and preservation of documents through the separation and maintenance of audio-visual media. Based on that, we constructed a model of the cultural documentation process of ‘ngaruat lembur’ on RASI FM radio. The radio serves as a preserver of rural community traditions through the ‘ngaruat lembur’ program, which is followed by all circles of society. However, the radio team did not yet have a digital-based form of audio-visual documentation maintenance. Nevertheless, RASI FM radio has become a forum for transferring traditional information of Cisewu Village community.
LITERASI MEDIA MELALUI KOMIK UNTUK CALON TENAGA KERJA WANITA INFORMAL TUJUAN ASIA PASIFIK (Studi Kasus di Kota Cirebon Jawa Barat) Sjafirah, Nuryah Asri; Sjuchro, Dian Wardiana; Zulfan, Ipit; Aunillah, Rinda
PROSIDING KOMUNIKASI PROSIDING : AKSELERSI PEMBANGUNAN MASYARAKAT LOKAL MELALUI KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (BUKU
Publisher : PROSIDING KOMUNIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.851 KB)

Abstract

Literasi Media bagi calon Tenaga Kerja Wanita yang akan berangkat ke luar negeri, khususnya Asia pasifik merupakan sebuah langkah kecil untuk perubahan besar. Bentuk pemberdayaan ini tentu saja membutuhkan perangkat pelatihan dan metode literasi media yang cocok dengan tingkat pendidikan, sosial dan budaya calon TKW.Literasi media ini menggunakan komik yang dirancang sebagai buku saku untuk calon TKW. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan pelaksanaan kegiatan literasi media melalui komik untuk Calon Tenaga Kerja Wanita Indonesia. Pendekatan penelitian menggunakan studi kasus dengan teknik pengumpulan data: wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi partisipatif. Penelitian berlangsung di PT. SBY sebuah perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Swasta (PPTKIS) di Kota Cirebon.Penelitian ini dianalisis menggunakan Teori Konstruksi Realitas Sosial. Kata Kunci: Literasi Media, pemberdayaan, Calon TKW, komik .
Representasi preman dalam sinetron Preman Pensiun Hanifa Yusliha Rohmah; Dian Wardiana Sjuchro; Aceng Abdullah
ProTVF Vol 4, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ptvf.v4i2.22880

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah, dalam sinetron Preman Pensiun makna preman dibangun secara berbeda. Preman dikenal sebagai sosok yang kriminal dan kejam, namun sinetron Preman Pensiun mengkonstruksikan preman dari sisi dan karakter yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana preman direpresentasikan dalam tiga level yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotika yang memusatkan pehatian terhadap tanda. Menurut Fiske, semiotika adalah studi tentang pertanda, yaitu bagaimana makna dibangun dalam “teks” media. Hasil dari penelitian ini yaitu, dalam level realitas penampilan, beberapa preman direpresentasikan dengan pakaian yang urakan, sedangkan Kang Bahar justru terlihat rapih dan casual. Sedangkan dari segi lingkungan dan cara berbicara, kalimat-kalimat ancaman dari seorang preman, digambarkan dalam sinetron ini. Namun, sosok aparat penegak hukum tidak muncul sama sekali di dalam sinetron Preman Pensiun. Lalu, sama seperti kelompok lainnya, ada suatu gesture yang disepakati oleh kelompok Preman dalam sinetron Preman Pensiun. Yang kedua dalam level representasi, alasan seorang preman yang ingin pensiun ditampilkan melalui dialog yang Bahar sampaikan kepada Muslihat. Dalam kode kamera, Pengambilan gambar sebatas sampai medium close up. Dilihat dari segi sound, ciri khas angklung dan suling dalam sinetron ini sangat memorable, dan juga cerita serta pengkarakteran setiap tokoh yang kuat dan bermakna. Sedangkan dalam level ideologi, ada dua ideologi yang diangkat dalam sinetron ini, yaitu ideologi premanisme dan ideologi feminisme.
Di balik Branded Web Series kategori drama fiksi karya Yandy Laurens Safina Zora Hassanah; Dian Wardiana Sjuchro; Jimi Narotama Mahameruaji
ProTVF Vol 3, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.641 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v3i2.23657

Abstract

Penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana strategi yang dimiliki oleh filmmaker dalam kapasitasnya mengolah cerita naskah branded web series kategori drama fiksi yang memilih beriklan pada media digital. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan brand mau menggunakan konsep filmmaker dengan pendekatan soft-selling, memahami strategi filmmakers dalam menyampaikan pesan brand dengan cara soft-selling, serta memahami peluang branded web series pada masa yang akan datang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu studi kasus eksplanatoris. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sedari awal pihak brand menginginkan untuk tidak melakukan hard-selling pada serial web. Filmmakers dibukakan kebebasan sebesar mungkin dengan tetap mengemban tanggung jawab serta kedewasaan yang telah disepakati, yaitu mengutamakan visi dari market yang diinginkan. Penting bagi filmmakers untuk membuat sebuah ekosistem yang sehat dalam bekerja. Peluang branded web series di ranah digital dalam lima tahun kedepan diproyeksikan masih sangat cerah. Penelitian ini memberikan saran praktis kepada pihak-pihak lain yang menginginkan untuk membuat branded web series dengan pendekatan soft-selling layaknya karya dari Yandy Laurens berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini. Tiap-tiap filmmakers agar dapat mendiskusikan dengan pihak brand ataupun agensi untuk dapat menemukan selling point dari tiap produk, mencatat hal-hal apa saja yang dapat mengungguli produk dari competitor lainnya, serta jelas menyasar market mana yang akan dituju. Selain itu, filmmakers diharapkan tidak menempatkan produk sebagai pahlawan yang menuntaskan semua permasalahan dari protagonis cerita. Produk harus diceritakan dengan natural dan tiap product placement yang ingin dibubuhkan agar diatur dalam rangkaian drama adegan sehingga masuk ke dalam cerita.
Is Hizb ut-Tahrir Indonesia Part of Islamic Revival? Santoso, Budi; Sjuchro, Dian Wardiana
Komunikator Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.111021

Abstract

This paper is an  attempt to academically define Hizb ut Tahrir Indonesia's characteristics before its revocation. Although the Indonesian regime has officially disbanded this transnational organization in July 2017, its existence remains stimulating to discuss.  Hizb ut-Tahrir Indonesia's primary objective is to implement Islamic laws in total, which can only be accomplished within a superstate called al-Khilafah al-Islamiyah (Islamic Caliphate) led by a Khalifah (Caliph). Its followers believe that Islam will revive under the caliphate.  In Indonesia, Hizb ut-Tahrir actively criticized the government's policies through its articles,  preachings, and street rallies. The ideas were conveyed not only through direct campaigning but also via its internal media.  We argue, based on this study,  that HTI is part of  Islamic revival that wants to change the social-political structures through the re-creation of the caliphate by conducting intensive da'wa with nonviolent activities, as well as war of ideas as the strategy.
Locus of Control Analysis in the Selection of Advanced Studies for Junior High School Students Rulinawaty Rulinawaty; Dian Wardiana Sjuchro; Reza Saeful Rachman; Eza Aldonna
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 14, No 2 (2022): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.106 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v14i2.2045

Abstract

This study aims to determine the locus of control of junior high school students in the selection of further studies. This research method uses a descriptive quantitative survey with questionnaire and interview data collection techniques. The population of this research is 310 students and the sample is 108 students. The collected data is then analyzed using category percentages. The results of this study showed that 105 students (97%) got the results of internal locus of control where they had the will and responsibility for themselves in the selection of further studies, 2 students (2%) got the results of external locus of control where they lacked initiative. and only following the will of the people around them in the selection of further studies, and 1 student (1%) who has the same locus of control results between internal and external, in this case students who have the same locus of control results are students who do not have a desire to further study but still want to be the same as his other friends.
Pengembangan Komunikasi Pariwisata Halal di Kabupaten Garut Jawa Barat Perbawasari, Susie; Sjuhro, Dian Wardiana; Setianti, Yanti; Nugraha, Aat Ruchiat
Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal ALTASIA (Edisi Khusus) - Acceptance
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.293 KB)

Abstract

Berdasarkan fenomena yang terjadi di sekitar destinasi wisata di Kabupaten Garut, kesiapterapan model komunikasi pariwisata yang belum terbentuk akibat potensi sumber daya manusia yang masih minim menjadi kendala untuk merealisasikan program pariwisata halal. Padahal syarat utama dalam pengembangan layanan wisata halal selain objek wisatanya yang bagus yaitu adanya daya dukung dari sumber daya manusia yang berkualitas dalam melayani para wisatawan. Penelitian ini bertujuan mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintahan Kabupaten Garut untuk pengembangan komunikasi pariwisata halal. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan sifat data kualitatif. Penelitian menunjukkan bahwa pemerintahan Kabupaten Garut dalam mengadopsi pariwisata halal sudah mengacu pada buku pedoman pengembangan pariwisata halal yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementaerian Pariwisata tahun 2017, tetapi masyarakat Garut masih memegang teguh dan mengutamakan adat istiadat leluhur yaitu adat istiadat Sunda sehingga wacana pariwisata halal di Kabupaten Garut masih belum berkembang dengan baik, walaupun mayoritas penduduknya memang beragama Islam. Sebaiknya pemerintahan Kabupaten Garut segera bisa mewujudkan pariwisata halal sesuai dengan harapan dari Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata yang menyatakan bahwa perkembangan pariwisata halal (ramah muslim) saat ini telah memasuki fase global mainstream market bukan lagi niche market, yang artinya kebutuhan akan destinasi pariwisata yang ramah wisatawan muslim menjadi suatu keniscayaan.
Saung Angklung Udjo: Wisata dan Pelestarian Budaya Susanti, Santi; Sjuchro, Dian Wardiana
JIPSI Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Vol 9 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jipsi.v9i2.2467

Abstract

Introducing traditional art to millennials is not easy, because it requires innovation and the ability to adapt to current conditions. Saung Angklung Udjo (SAU) has succeeded in breaking the boundary through performing arts that are held in Saung as well as in several events at home and abroad. This paper aims to describe the struggle of Udjo Ngalagena to make traditional music known and sought after by the world community and how Saung Angklung can become a cultural tourism destination that has a role in preserving traditional culture. Using the qualitative-fenomenology method, data were obtained through interviews, observations and documents and literature related to Saung Angklung Udjo. Based on data processing results, as a tourist location, SAU has become a cultural tourism destination that introduces the cultural of Sundanese people in the form of art, especially angklung, through performances by children and teenagers accompanied by angklung music. There are also bamboo craft workshops and the Bamboo Crafts Center Shop which provides bamboo handicraft merchandise that visitors can buy. As a cultural preservation area, SAU performs regularly and pass down cultural traditions to children by educating them Sundanese art and angklung traditions for free. The children will perform in the show, given honorariums until given tuition assistance. Saung Angklung was established as Udjo's effort to unite the love of children, traditional arts, flora and fauna, nature, and environment into harmony, which is comfortable to see, hear and feel
STRUCTURE AND POWER FLEXIBILITY: SALES GADGET SPECIALIST (SGS) SMARTFREN TELECOM BANDUNG IN THE POST-MODERN ERA Winda Ersa Putri; Dian Wardiana Sjuchro; S. Kunto Adi Wibowo; Isiaka Zubair Aliagan
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi Vol 7, No 2 (2021): Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 36/E/KPT/2019
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/bricolage.v7i2.1983

Abstract

Istilah "modern" dan "postmodern" telah menjadi mata uang umum dalam debat intelektual dalam organisasi. Postmodern dengan definisi definisi diartikan sebagai "zaman", "perspektif" atau "paradigma" pemikiran baru. Namun, sebagian besar temuan penelitian berpendapat bahwa apa yang membedakan postmodern dari modern adalah "gaya berpikir" yang menggunakan istilah organisasi kritis seperti "organisasi", "individu", "lingkungan", "lingkungan", "struktur", "budaya" dan dll . di. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti era postmodern yang juga membuat banyak pandangan berbeda dari berbagai aspek.Hasil penelitian ini adalah bahwa organisasi SGS Smartfren adalah organisasi postmodern berdasarkan hasil analisis realitas organisasi dengan teori postmodern yang dikembangkan oleh para ahli. Organisasi ini juga tidak hanya menggambarkan beberapa elemen organisasi postmodern, adalah "lingkungan turbulen" dan "otonom kerja", tetapi juga memberikan gambaran organisasi yang memiliki struktur organisasi dan kekuasaan dalam mengkarakterisasi organisasi postmodern. Hasil penelitian ini adalah bahwa organisasi SGS Smartfren adalah organisasi postmodern berdasarkan hasil analisis realitas organisasi dengan teori postmodern yang dikembangkan oleh para ahli.Organisasi ini juga tidak hanya menggambarkan beberapa elemen organisasi postmodern, adalah "lingkungan turbulen" dan "otonom kerja", tetapi juga memberikan gambaran organisasi yang memiliki struktur organisasi dan kekuasaan dalam mengkarakterisasi organisasi postmodern. Hasil penelitian ini adalah bahwa organisasi SGS Smartfren adalah organisasi postmodern berdasarkan hasil analisis realitas organisasi dengan teori postmodern yang dikembangkan oleh para ahli. Organisasi ini juga tidak hanya menggambarkan beberapa elemen organisasi postmodern, adalah "lingkungan turbulen" dan "otonom kerja", tetapi juga memberikan gambaran organisasi yang memiliki struktur organisasi dan kekuasaan dalam mengkarakterisasi organisasi postmodern.