Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Integration of STEM education in history learning Rinaldo Adi Pratama; Inne Marthyane Pratiwi; Muhammad Adi Saputra; Sumargono Sumargono
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 11, No 1: March 2022
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijere.v11i1.22064

Abstract

The 21st century needs pupils with learning ability and necessary skills, particularly critical thinking skills instead of content focused. The study of science, technology, engineering and mathematics (STEM) education approach can lead teachers to a new teaching approach in history learning. Through this approach, the teachers can create a new way of teaching history integrated with STEM. This study used a qualitative approach. Data collection in this research using pupil’s work samples, interview, and the teacher journal. This research was conducted in two high school and two vocational school in the urban area. The findings showed that the teachers integrated one of the historical thinking skills and understanding history. The skills are still in the lower level of historical thinking skills. For historical teaching skills to be effectively integrated in history learning, teachers need to be trained so the pupil's historical thinking skills can be enhanced through the integrated history learning with the STEM approach.
KECAMUK REVOLUSI KEMERDEKAAN DI KUNINGAN (1947-1950) Rinaldo Adi Pratama
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v4i2.4526

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan daerah atau lokalitas dalam kancah revolusi kemerdekaan Indonesia. Hal ini dikarenakan masa revolusi kemerdekaan Indonesia merupakan suatu masa yang cukup penting bagi perjalanan sejarah bangsa karena suasana revolusi tidak hanya dirasakan di lingkup nasional saja melainkan banyak pula daerah yang melibatkan diri dalam peristiwa penting ini. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode historis yang mencakup, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwasanya selama periode revolusi kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Kuningan memiliki peranan yang cukup sentral dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan negara di wilayah timur Jawa Barat khususnya Keresidenan Cirebon. Kabupaten Kuningan khususnya Ciwaru memiliki andil dalam perjuangan kemerdekaan yakni menjadi ibu kota pengungsian dari pemerintahan Keresidenan Cirebon pasca dibombardirnya pusat pemerintahan di Cirebon oleh peristiwa Agresi Militer Belanda I. Selain itu pula di Kuningan terjadi peperangan yang melibatkan rayat sipil dengan dibentuknya laskar dan kesatuan-kesatuan khusus yang ada di Kuningan. Sebagai tempat pengungsian pemerintahan sipil Keresidenan Cirebon tentu saja membuat Kuningan sebagai medan pertempuran yang cukup dahsyat di wilayah timur Jawa Barat
Dari Sakral Menuju Profan: Pasang-Surut Kesenian Angklung Buncis di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Tahun 1980-2010 Saputra, Muhammad Adi; Pratama, Rinaldo Adi
MIMBAR PENDIDIKAN Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/mimbardik.v3i1.10638

Abstract

ABSTRAKSI: Penelitian ini menjelaskan perkembangan kesenian Angklung Buncis di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang memiliki peranan penting dalam upacara Seren Taun yang diadakan oleh masyarakat adat Paseban. Masalah utama yang dibahas adalah bagaimana perkembangan kesenian Angklung Buncis di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, pada tahun 1980-2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi historis dan budaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesenian Angklung Buncis di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan berada dalam lingkup masyarakat adat Paseban dan lahir melalui ide kreatif sesepuh adat, yaitu Pangeran Djatikusumah. Terdapat perkembangan fungsi dalam kesenian tradisional Angklung Buncis, yakni dari fungsi sakral berubah menjadi hiburan dan profan. Perkembangan fungsi tersebut terjadi karena permalasahan yang terdapat dalam lingkup masyarakat adat Paseban dan tuntutan zaman. Selain itu, ada perubahan dalam aspek penampilan, lagu, jumlah pemain, dan laras dalam kesenian Angklung Buncis, dengan tujuan untuk mempertahankan keberlangsungan kesenian tradisional tersebut di tengah-tengah perkembangan teknologi yang semakin maju. KATA KUNCI: Angklung Buncis; Masyarakat Cigugur; Agama Djawa-Sunda; Upacara Seren Taun; Tradisi dan Globalisasi. ABSTRACT: “From Sacral to Profan: Ups and Down of Angklung Buncis Art in Kuningan District, West Java, Year 1980-2010”. This study describes the development of Angklung Buncis Art in Cigugur Subdistrict, Kuningan District, West Java, Indonesia, which has an important role in “Seren Taun” ceremony which held by indigenous peoples of Paseban. The main issue discussed was how the Angklung Buncis Art can be develop in 1980-2010. The method used in this research is qualitative with historical study and cultural approaches. The results showed that the Angklung Buncis Art in Cigugur, Kuningan are within the scope of indigenous peoples of Paseban and born through creative ideas from Prince Djatikusumah. There are developments in the functions of the traditional arts of Angklung Buncis, namely from sacred function turned into entertainment and profan. The development of these functions occur because contained within the scope of indigenous peoples Paseban and globalization. In addition, there are changing in the aspects of appearance, song, number of players, and the barrel that aims to maintain the continuity of traditional art in the midst of the development of increasingly advanced technology.KEY WORD: Angklung Buncis; Cigugur Community; Djawa-Sunda Religion; Ritual of Seren Taun; Tradition and Globalization.  About the Authors: Muhammad Adi Saputra adalah Guru Sejarah di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 8 Tangerang, Banten, Indonesia. Rinaldo Adi Pratama adalah juga Guru Sejarah di SMKN (Sekolah Menengah Kejuruan Negeri) 7 Kabupaten Tangerang, Banten, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis dapat dihubungi dengan alamat e-mail: madisaputtra25@gmail.com dan rinaldoadi@outlook.comSuggested Citation: Saputra, Muhammad Adi Rinaldo Adi Pratama. (2018). “Dari Sakral Menuju Profan: Pasang-Surut Kesenian Angklung Buncis di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Tahun 1980-2010” in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(1), March, pp.59-72. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia University of Education] Press, ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online). Article Timeline: Accepted (November 10, 2017); Revised (January 25, 2018); and Published (March 30, 2018).
Mengenai Sutan Akbar pada Masa Revolusi Indonesia di Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat, Tahun 1947 – 1948 Pratama, Rinaldo Adi; Kamsori, Moch Eryk
SUSURGALUR Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.27 KB)

Abstract

IKHTISAR: Divisi Bambu Runcing merupakan sebuah lasykar yang dibentuk oleh Sutan Akbar, yang terdiri atas gabungan lasykar-lasykar perjuangan di Jawa Barat yang masih tersisa, setelah Divisi Siliwangi mendapatkan gempuran oleh pasukan Belanda selama Agresi Militer I pada bulan Juli 1947. Keberadaan Divisi Bambu Runcing sebenarnya mendapatkan mandat resmi dari Jenderal Sudirman, yang pada awal revolusi Indonesia memang bersikap oposisional kepada pemerintah. Karena itu, sikap Sutan Akbar juga menentang segala kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia, khususnya dalam melakukan diplomasi dengan pihak Belanda. Sutan Akbar memilih daerah Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat, sebagai markas utamanya, yang pada saat itu juga Ciwaru sedang dijadikan Pusat Pemerintahan Darurat Keresidenan Cirebon. Dari daerah Ciwaru inilah Sutan Akbar dapat mengendalikan pergerakan Divisi Bambu Runcing di seluruh wilayah Jawa Barat; namun di Ciwaru ini juga Divisi Bambu Runcing mengalami kehancurannya, karena harus berhadapan langsung dengan kekuatan resmi tentara Republik Indonesia, yakni Divisi Siliwangi.KATA KUNCI: Sutan Akbar; Divisi Bambu Runcing; Kemelut dalam Sejarah; Divisi Siliwangi; Ciwaru. ABSTRACT: “About the Sutan Akbar in the Time of Indonesian Revolution in Ciwaru, Kuningan, West Java, 1947-1948”. Bamboo-Spear Division was an army formed by Sutan Akbar, consisting of a combined army-paramilitary troops struggle in West Java remaining, after Siliwangi Division has gotten onslaught by Dutch troops during the first military aggression in July 1947. The existence of Bamboo-Spear Division actually obtained an official mandate from the General Sudirman, who at the beginning of the Indonesian revolution was indeed to be opposing to the government. Therefore, the political attitude of Sutan Akbar also opposed all policies implemented by the government of the Republic of Indonesia, especially in conducting diplomacy with the Netherlands. Sutan Akbar has chosen Ciwaru, Kuningan, West Java, as its main headquarters, which at that time, Ciwaru was also used as the Center of Emergency Government in Cirebon Residency. From the Ciwaru region, Sutan Akbar can control the movement of Bamboo-Spear Division in the entire region of West Java; but from this Ciwaru region, the Bamboo-Spear Division also experienced a downfall of having to deal directly with the official power of the army of the Republic of Indonesia, namely Siliwangi Division.KEY WORD: Sutan Akbar; Bamboo-Spear Division; Turmoil in History; Siliwangi Division; Ciwaru.  About the Authors: Rinaldo Adi Pratama, S.Pd. adalah Alumni Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung, lulus tahun 2015. Moch Eryk Kamsori, S.Pd. adalah Dosen Senior di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung. Untuk keperluan akademik, penulis dapat dihubungi dengan alamat e-mail: rinaldo_ap@outlook.comHow to cite this article? Pratama, Rinaldo Adi & Moch Eryk Kamsori. (2015). “Mengenai Sutan Akbar pada Masa Revolusi Indonesia di Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat, Tahun 1947 – 1948” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.3(2), September, pp.217-228. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808.Chronicle of the article: Accepted (March 13, 2015); Revised (June 13, 2015); and Published (September 30, 2015).
PENGARUH MODEL EVERYONE IS A TEACHER HERE DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH INDONESIA Pratama, Rinaldo Adi; Ibrahim, Nurzengky; Sarkadi, Sarkadi
JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia) Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpi-undiksha.v8i2.17577

Abstract

This research aims to find the influence of the learning model Everyone Is A Teacher Here and Self-Regulated Learning towards of Learning Outcomes ofIndonesiaHistory. The research was conducted at SMAN 8 Tangerang on the academic year 2017/2018. The research method useexperiment, with treatment by level 2X2. The results showed, as a whole, the students who were treated with the Everyone Is A Teacher Here model showed high learning outcomes, when compared to those who were given direct model learning; groups of students who have high self-regulated learning and they receive learning Everyone Is A Teacher Here has a higher learning outcomes in Indonesian history compared to those given direct learning; groups of students who have low Self-Regulated Learning and they receive direct learning, have higher learning outcomes in Indonesian history compared to those studied Everyone Is A Teacher Here; and, ultimately, there is an interaction effect between the learning model and the Self-Regulated Learning of the learning outcomes of Indonesian history.
HASIL BELAJAR SEJARAH INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE BERDASARKAN KEMANDIRIAN BELAJAR Pratama, Rinaldo Adi; Pratiwi, Inne Marthyane
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 6, No 1 (2019): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.088 KB) | DOI: 10.31571/sosial.v6i1.1036

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Sejarah Indonesia pada siswa setelah mengikuti model pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here ditinjau dari kemandirian belajar. Penelitian menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X di salah satu SMAN di Tangerang. Instrumen yang digunakan adalah angket kemandirian belajar dan tes hasil belajar siswa pada materi Sejarah Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan model pembelajaran aktif tipe Everyone Is Teacher Here terhadap hasil belajar siswa. Apabila ditinjau berdasarkan kemandirian belajar, hasil belajar Sejarah Indonesia pada siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada hasil belajar siswa yang memiliki kemandirian rendah. Dengan demikian model pembelajaran aktif tipe Everyone Is Teacher Here dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Sejarah Indonesia pada siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi.
KADIPATEN GUNUNG POLISI: UPAYA BELANDA DALAM MENGUASAI TANAH KASUNANAN SURAKARTA PADA ABAD KE-19 Susanto, Henry; Pratama, Rinaldo Adi
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 6, No 2 (2019): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.631 KB) | DOI: 10.31571/sosial.v6i2.1291

Abstract

Penelitian ini mencoba untuk merekonstruksi peristiwa sejarah mengenai kolonialisme Belanda di Kasunanan Surakarta pada abad ke-19, dalam konteks permasalahan mengapa dan bagaimanakah cara yang ditempuh pemerintah kolonial Belanda menguasai wilayah Kasunanan Surakarta. Metode penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi langkah-langkah: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Adapun kerangka pikir yang dipergunakan adalah bahwa penguasaan wilayah Kasunanan Surakarta oleh pemerintah kolonial Belanda diasumsikan dalam rangka usaha pemerintah kolonial Belanda untuk menopang keberhasilan industri perkebunan komersial yang ada di wilayah Kasunanan Surakarta pada abad ke-19. Pembentukan pos tundan yang dilanjutkan dengan pembentukan Kadipaten Gunung Polisi sebagai cara Belanda untuk menguasai tanah-tanah milik Kasunanan Surakarta serta menanamkan pengaruh politiknya di wilayah bekas Kerajaan Mataram II.
PELATIHAN CARA PENULISAN BUKU DAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU SDN 31 TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN Henry Susanto; Rinaldo Adi Pratama; Yusuf Perdana; Valensy Rachmedita
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.139 KB) | DOI: 10.23960/buguh.v1n2.110

Abstract

A professional teacher must have four competencies, namely pedagogical competence, personality competence, social competence and professional competence. Professional competence, namely the ability of teachers to master knowledge in the field of science, technology or cultural arts that they teach. Mastery of these abilities should be expressed by the teacher, one of which is by making or writing scientific articles. There are many things that educators need to pay attention to in writing scientific books and articles in order to achieve proper scientific books and articles and become references for other educators. However, it cannot be denied that there are still many school teachers who do not know how to make textbooks and scientific articles. This unfavorable reality occurs not only as an error as educators who do not know or understand but because of limited knowledge, limited resources that make it difficult for them to make textbooks or scientific articles. In addition, the lack of training provided at whole level on how to make scientific books and articles makes it more difficult for educators to gain knowledge about these matters. Therefore, the team conducts training for elementary school teachers on how to write scientific books and articles whose material includes explanations of textbooks and scientific articles, ways of making, the structure of each compilation, the language used, how to find references and how to publish an article. scientific papers and examples of journals that can serve as a forum for publication of scientific articles. After community service was carried out regarding training on how to write books and scientific articles, there was an increase in the teacher's understanding of textbooks and articles, namely the average before service was 47.14% after training there was a significant increase in an average of 63.57%.
Orientasi Bernegara Republik Indonesia Periode 1959-1965 Luluq Istiqomah; Henry Susanto; Rinaldo Adi Pratama
Journal of Social Science Education Vol 2, No 2 (2021): Vol 2, No 2 (2021) Journal of Social Education
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.254 KB)

Abstract

Orientasi Bernegara Republik Indonesia Periode 1959-1965. Kegagalan demokrasi parlementer atau demokrasi liberal menjadikan pemerintahan Indonesia tidak stabil. Sistem demokrasi liberal dengan multipartai yang dijalankan diinspirasi salah satunya dari  sistem yang berlaku di Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia belum lepas dari pengaruh kolonialisme dan imperialisme menjadikan Sukarno sang Presiden kala itu mencari solusi atas masalah dalam demokrasi liberal dan mencari alternatif lain dalam menjalankan kehidupan bernegara Indonesia yang jauh dari pengaruh kolonialisme dan imperialisme. Demokrasi terpimpin menjadi solusi dari gagalnya demokrasi liberal di Indonesia saat itu. Sejak saat itu fenomena sejarah bernegara Republik Indonesia mulai berkiblat ke negara Cina. Model pembangunan negeri Cina diyakini oleh Sukarno sebagai jalan alternatif modernisasi Indonesia yang berada di tengah pusaran Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode historis. Peneliti menggunakan teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mengambil kesimpulan bahwa faktor penyebab diterapkan demokrasi terpimpin adalah Sukarno sebagai presiden memiliki perkembangan anti imperialisme dan kolonialisme. Hal ini dapat dilihat dari perilaku politiknya   yang tumbuh dari faktor eksternal dan berkenaan dengan hal itu Cina memberikan inspirasi saat kunjugan Sukarno ke Cina ditengah kegagalan yang sedang dialami saat pelaksanaan demokrasi liberal, terlebih dengan kenyataan bahwa demokrasi liberal masih mendapatkan pengaruh dari Belanda. Sukarno kemudian menerapkan Demokrasi terpimpin dan Nasakom sebagai alternatif dalam kegagalan demokrasi liberal, hal tersebut justru menimbulkan risiko yang merugikan bagi bangsa Indonesia itu sendiri seperti keterasingan dari dunia Internasional dan terpuruknya ekonomi Indonesia serta peristiwa G30S yang menjadi bibit penggembosan Sukarno.
KEARIFAN LOKAL MEGOU PA’ SEBAGAI PREVENTIF KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA MASYARAKAT TULANG BAWANG Sumargono Sumargono; Rinaldo Adi Pratama; Siska Siska; Dea Nuci Adelia; Diana Martha Irawan
Jurnal Artefak Vol 9, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.206 KB) | DOI: 10.25157/ja.v9i1.7480

Abstract

Seks bebas yang menjadi problem sosial di kalangan remaja telah menimbulkan banyak dampak negatif seperti kehamilan diluar nikah dan tindakan aborsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai kearifan lokal Megou Pa’ Tulang Bawang yang memiliki milai-nilai preventif dalam mencegah terjadinya kehamilan diluar nikah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Tulang Bawang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan antara laki-laki dan perempuan serta menganggap tabu hubungan seksual sebelum menikah. Free sex which is a social problem among teenagers has caused many negative impacts such as pregnancy out of wedlock and abortion. This study aims to examine the values of local wisdom Megou Pa' Tulang Bawang which has preventive values in preventing pregnancies outside of marriage. The type of research used is qualitative research with a descriptive approach. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. The results of this study indicate that the Tulang Bawang community upholds the values of modesty between men and women and considers sexual relations taboo before marriage.