Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

ANALISIS KERJASAMA AKTOR-AKTOR NON PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN Talakua, Jeane F.D.; Wiloso, Pamerdi Giri; Therik, Wilson M.A.
KRITIS Vol 25 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.352 KB) | DOI: 10.24246/kritis.v25i2p120-144

Abstract

The article describes the cooperation of non-governmental actors conducted by Christian High School 1 Salatiga and the Institute of Chinese Language Course "Sha Hua" by OCA (Overseas Chinese Affairs). This article is the beginning of a process of cooperation to the success achieved from the cooperation between Christian High School 1 Salatiga and the Institute of Chinese Language Course "Sha Hua" With OCA (Overseas Chinese Affairs) in the improvement of human resources as development indicators by displaying a different dimension. This article also describes the cooperation Christian High School 1 Salatiga and the Institute for Language Course Mandarin "Sha Hua" which embodies the development of education through scholarships, cooperation model performed by actors non-government (in this case Christian High School 1 Salatiga and the Institute for Language Course Mandarin "Sha Hua") to the role of education to national development. Perspective theory used to analyze the cooperation of non-governmental actors is the theory of globalization, international cooperation theory and the theory of social capital (social capital). The method used was a case study (case study). From the data analysis found that: First, cooperation between non-governmental actors is made up of trust fosters a strong commitment to the same goal, and it allows the understanding that has been formed is not easy to be stopped just because of interrelated to one another; Secondly, the State is a partner cooperation between non-governmental actors become the most important thing to consider in a partnership; and Third, education is very important role in human development.
RELASI NEGARA DAN MASYARAKAT DI ROTE Therik, Wilson M.A.
KRITIS Vol 24 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.972 KB) | DOI: 10.24246/kritis.v24i1p3-20

Abstract

This article abstracted from dissertation entitled “State and Society’s Relation in Rote”. This article discusses the relation between the state and society in Rote Island. Rote Island (Rote Ndao District) consisted of 19 Kingdom (Nusak) with different culture, language, and customs on each Nusak. Nusak divides the government structure into 3 (three) functions: First is the executive institution body which run custom law, second is the legislative body which make custom law, and third is the judicative body which monitoring custom law. By this condition, Nusak is considered as Ethnic State. From this explanation, Indonesia should be seen as nations state, not as a nation state.
PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN BPC GMKI SALATIGA DENGAN PENDEKATAN APPRECIATIVE INQUIRY Therik, Wilson M.A.
Jurnal LeECOM (Leverage, Engagement, Empowerment of Community) Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.205 KB) | DOI: 10.37715/leecom.v1i2.1078

Abstract

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) adalah organisasi kemahasiswaan yang didirikan pada tanggal 9 Februari 1950 dan telah memiliki 90 cabang di tanah air, Kota Salatiga adalah salah satu di antaranya. Periodisasi kepengurusan GMKI di tingkat cabang berganti setiap dua tahun (dan sebagian berganti setiap tahun) maka penguatan kapasitas kelembagaan menjadi sangat relevan untuk GMKI di tingkat cabang (kabupaten/kota) sebagai wadah pembinaan mahasiswa dan generasi muda dalam mencetak kader-kader pemimpin di tanah air untuk masa yang akan datang. Metode Appreciative Inquiry adalah upaya untuk mempraktikkan sudut pandang positif alih-alih menggunakan wacana defisit (negatif). Siklus 4-D (discovery, dream, design, dan destiny) yang merupakan prinsip inti dari metode appreciative inquiry telah secara sukses diterapkan secara lintas disiplin mulai dari mengubah budaya sebuah organisasi, melakukan transformasi komunitas, menyelesaikan konflik hingga menumbuhkan pemimpin religius dan menciptakan perdamaian. Karena itulah metode appreciative inquiry dipilih sebagai pendekatan dalam penguatan kapasitas kelembagaan GMKI Salatiga dalam rangka menyiapkan daya saing masyarakat di era industri 4.0 yang hasilnya adalah lahirnya spirit baru (new spirit) antara lain menciptakan perdamaian dengan menghargai perbedaan sebagai keindahan bersama, mencintai dunia ekologi dan lingkungan hidup, mencintai dan membina anak-anak sebagai bibit unggul Indonesia untuk masa yang akan datang.
Kehidupan Ekonomi Perempuan Pesisir di Negeri Seilale Kota Ambon Mariwy, Susy Maria; Therik, Wilson M.A.
Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial Vol 5, No 1 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.776 KB) | DOI: 10.33506/jn.v5i1.697

Abstract

Peran perempuan mempunyai peran penting dalam rumah tangga nelayan. Menjadi penjual ikan adalah pekerjaan turun temurun di lakukan oleh perempuan pesisir, dan juga merupakan suatu usaha yang di lakukan untuk membantu ekonomi rumah tangga namun tetap tidak meninggalkan kodratnya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak dan juga kebutuhan rumah tangga. Peran perempuan pesisir tidak boleh lagi di anggap biasa karena peran ganda yang di miliki merupakan suatu tindakan bagi pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Penelitian ini di fokuskan: perempuan pesisir di Negeri Seilale. Yang bertujuan untuk dapat memahami kehidupan ekonomi perempuan di Negeri Seilale. Dalam penelitian ini untuk pengumpulan data di lakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi menggunakan pendekatan kualitatif. Peran perempuan bukan hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai pengendali perekonomian rumah tangga nelayan. pendidikan yang rendah bukanlah penghalang untuk perempuan pesisir dalam berkreatifitas untuk dapat memperoleh pendapatan. Perempuan pesisir lebih mengerti tentang dirinya dan menyadari tentang perannya, bahwa dirinya mampu dan dapat bekerja untuk dapat membantu kehidupan rumah tangganya.
MANAM’MI: PEMBANGUNAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL STUDI PADA MASYARAKAT MIANGAS KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Sahadula, Frinsisika Jelinda; Therik, Wilson M.A.
KRITIS Vol 26 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.635 KB) | DOI: 10.24246/kritis.v26i2p144-175

Abstract

Manam'mi tradition contains a set of informal values ​​or norms, such as mutual trust, mutual understanding, equality in values ​​and behavior, mutual assistance, and mutual help that forms the structure of society and becomes a bond among the community members which is effective for coordination and cooperation in achieving the common goals. Manam'mi is one of coastal community local wisdom which contains marine resource management components. The Eha concept in a series of Manam'mi ritual embodies the natural resources sustainability as well as the marine ecosystem balance and provides opportunities for other living creatures to breed, so that the continuity of natural resources supplies on land and at sea are ensured. Sammi is the ecological intelligence of Miangas indigenous people in managing the marine resources by using environmentally friendly (eco-friendly) fishing gear. The focus of this study is to describe how the implementation of Manam'mi ritual in community life in Miangas Island is viewed from the sustainable development, social capital and culture capital perspective. This study used descriptive-qualitative approach. The approach was done by doing interview, observation, documentation study, and inductive model data analysis. Manam'mi tradition can be regarded as social capital of Miangas society because it involves belief, norms, and relationships/networks between the stakeholders. The study shows that Manam'mi contains three sustainable development approaches, namely environmental, economic, and socio-cultural approaches.
Kelemahan Dasar Pokdarwis Wonderful Dalam Pengembangan Pariwisata Di Kawasan Situs Manusia Purba Sangiran Simorangkir, Yudhi Van Stepan; Therik, Wilson; Handayani, Widhi
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v6i2.29524

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengindentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh Pokdarwis Wonderful dan mengusulkan solusi guna meningkatkan kinerja Pokdarwis Wonderful dalam pengembangan kepariwisataan di Situs Manusia Purba Sangiran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berlandaskan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara yang mendalam dan observasi. Teknik analisis dan strategi validitas data menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya isu dan konflik dalam organisasi Pokdarwis Wonderful dalam mengembangkan kepariwisataan Sangiran, ditambah ketidak mampuan pengurus dalam menyelesaikan masalah, berpengaruh kepada minimnya tingkat partisipasi masyarakat lokal bergabung ke organisasi Pokdarwis Wonderful. Sementara itu, rendahnya inovasi dan kreativitas organisasi Pokdarwis Wonderful yang hanya mengelola beberapa bagian dari museum Manusia Purba Sangiran menjadi masalah dalam pengembangan kepariwisataan di Sangiran. Beberapa kendala tersebut berkaitan dengan masalah internal organisasi Pokdarwis Wonderful yang pada akhirnya juga berdampak pada pengembangan kerja sama dengan lembaga lain.
Sopi Maluku diantara Cultural Capital dan Market Sphere Pattiruhu, Grantino Milando; Therik, Wilson M.A.
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v6i2.28175

Abstract

Keberadaan minuman tradisional jenis Sopi yang terdapat di daerah Maluku sampai dengan sekarang ini masih menjadi perdebatan dan pertentangan di kalangan pemerintahan. Sopi yang sejak dulu menjadi Cultural Capital orang Maluku kini mendapat penolakan dari pemerintah ketika ada dan masuk dalam Market Sphere sebagai usaha ekonomi rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang Sopi di antara Cultural Capital dan Market Sphere dalam kehidupan masyarakat Kota Ambon serta memperoleh gambaran yang jelas tentang Sopi di antara produsen, konsumen, dan kebijakan pemerintah Maluku. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dari Miles dan Huberman yaitu wawancara mendalam, observasi, dan kajian dokumentasi dan menggunakan analisis dengan tahapan reduksi data, penyajian data (display data) dan penarikan kesimpulan setelah semua data terkumpul dan dilakukan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa harapan terbesar selalu diberikan dari masyarakat kepada pihak pemerintah untuk meregulasikan Sopi agar mendapatkan pengawalan sehingga terhindarkan dari kontroversi yang nantinya merugikan salah satu pihak. Sopi secara Cultural Capital sudah legal keberadaannya, namun pada Market Sphere Sopi masih belum mampu diregulasikan oleh pemerintah daerah. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyitaan dan razia Sopi yang selalu dilakukan di Kota Ambon oleh pemerintah dan aparat keamanan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pihak pemerintah daerah provinsi Maluku perihal keberadaan Sopi dan dapat mengeluarkan regulasi terhadap minuman lokal tradisional jenis Sopi dan bagi masyarakat produsen Sopi diharapkan dapat mengatur dan mengembangkan dengan baik minuman lokal ini sampai ke tangan konsumen.
NTT DALAM CAHAYA ACTOR NETWORK THEORY: Studi Kasus Human Trafficking Berkedok Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia di Nusa Tenggara Timur Suwarno, Windy Paskawati; Wiloso, Pamerdi Giri; Therik, Wilson M.A.
KRITIS Vol 27 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/kritis.v27i2p107-135

Abstract

The case of human trafficking in NTT has become an unresolved case. Most of the case of human trafficking in NTT are migrant workers. Human trafficking cases are effected by the actors involved in the network of problems. ANT (Actor Network Theory) is used as a review to describe the various roles of actors in human trafficking networks and is used to find the point of problem of human trafficking cases in NTT. The results of this study indicate an indication of the onvolvement of actors of human trafficking groups participating in trafficking networks. And poverty is a major factor in the rise and fall of human trafficking in NTT. And the poverty is a major factor in the unstoppable of human trafficking in NTT. The results of this study also led to the solution of economic empowerment as a way out of poverty to end human trafficking cases in NTT.
NTT DALAM CAHAYA ACTOR NETWORK THEORY: Studi Kasus Human Trafficking Berkedok Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia di Nusa Tenggara Timur Suwarno, Windy Paskawati; Wiloso, Pamerdi Giri; Therik, Wilson M.A.
KRITIS Vol 27 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/kritis.v27i2p107-135

Abstract

The case of human trafficking in NTT has become an unresolved case. Most of the case of human trafficking in NTT are migrant workers. Human trafficking cases are effected by the actors involved in the network of problems. ANT (Actor Network Theory) is used as a review to describe the various roles of actors in human trafficking networks and is used to find the point of problem of human trafficking cases in NTT. The results of this study indicate an indication of the onvolvement of actors of human trafficking groups participating in trafficking networks. And poverty is a major factor in the rise and fall of human trafficking in NTT. And the poverty is a major factor in the unstoppable of human trafficking in NTT. The results of this study also led to the solution of economic empowerment as a way out of poverty to end human trafficking cases in NTT.
LIFE SURVIVAL STRATEGY MASYARAKAT MISKIN DESA SASUR KECAMATAN SAHU KABUPATEN HALMAHERA BARAT Kuadang, Agnes; Kameo, Daniel D.; Therik, Wilson M.A.
KRITIS Vol 28 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/kritis.v28i1p1-10

Abstract

This study aims to describe and analyze the charcteristics of poverty that are faced by Sasur’s people in Sahu district, West Halmahera. The method used is qualitative descriptive with sample data from 188 families. The results showed that 90% of poor villagers are categorized as working-age and 100% of people are working in the informal sector. Survival strategies they use include: make loans to some traders, including coconut, nutmeg, cloves and cocoa traders, sell sopi and become laborers in the city. When it rains, they shift from rice farming activity to planting cassava and taro and this effort helps them survive.