Murtiyoso, Onang
Unknown Affiliation

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

MOTIF BATIK LASEM SEBAGAI INSPIRASI PEMBUATAN KARYA SENI KACA HIAS Wijaya, Mas Benny; Triyanto, Triyanto; Murtiyoso, Onang
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 7 No 2 (2018): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v7i2.34982

Abstract

Batik Lasem memiliki sejarah yang unik yaitu adanya percampuran kebudayaan antara kebudayaan Tiong Hoa dengan budaya lokal. Motif batik yang sangat beragam dan variatif menjadi suatu keunikan tersendiri. Dengan filosofi di setiap motif batik Lasem serta sejarah yang terkandung dalam batik Lasem membuat batik Lasem berada di posisi tersendiri di hati masyarakat. Tujuan pembuatan karya motif batik Lasem pada kaca hias adalah untuk ikut serta melestarikan budaya lokal. Karya seni kaca hias dapat tercipta dengan adanya media berkarya berupa bahan, alat dan teknik. Penulis melakukan inovasi dalam berkarya seni kaca hias menggunakan teknik manual dipadukan dengan teknik digitalisasi menggunakan program komputer untuk mendapatkan hasil karya yang maksimal dengan variasi raut yang lebih kompleks. Metode berkarya seni melalui penarian ide proses berkarya (tahap konseptualisasi dan visualisasi) dan pengemasan karya. Proyek studi ini menghasilkan dua belas karya seni kaca hias. Penulis menyarankan bagi perupa-perupa khususnya mahasiswa Seni Rupa UNNES yang memilih proyek studi untuk memilih tema kebudayaan Indonesia. Kebudayaan indonesia sangat kaya dan menarik untuk diangkat sebagai tema berkarya seni, dengan demikian kita juga turut menjaga dan melestarikan budaya Indonesia.
PERKEMBANGAN, PRODUKSI, DAN ENKULTURASI PERKERAMIKAN DI SANGGAR MUSTIKA KLAMPOK BANJARNEGARA Yatman, Teguh Mulyanto; Triyanto, Triyanto; Murtiyoso, Onang
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 7 No 2 (2018): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v7i2.34984

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji masalah perkembangan, proses produksi, dan proses enkulturasi pada Sanggar Keramik Mustika. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Data yang sudah diperoleh dianalisis melalui tahapan reduksi, penyajian data, dan verivikasi. Hasil penelitian menunjukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, perkeramikan pada Sanggar Mustika Klampok mengalami perkembangan yang signifikan dari jenis hingga motif hiasnya. Kedua, proses produksi keramik pada Sanggar Mustika terdiri dari tujuh tahapanyakni tahapan pencarian bahan baku, tahapan penyaringan tanah, tahapan pembentukan, tahapan penjemuran, tahapan pengamplasan, tahapan pembakaran, dan tahapan pewarnaan. Ketiga, proses enkulturasi pada Sanggar Keramik Mustika berlangsung terhadap generasi kedua keluarga Soeparyo dengan melalui pendidikan informal dalam keluarga menggunakan pelaziman (conditioning), imitasi atau peniruan (modelling), dan internalisai (internalization/learning to cope) yang dimulai sejak mereka kecil hingga dewasa. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran sebagai berikut. Pertama, bagi pemerintah Kabupaten Banjarnegara disarankan untuk menjadikan keramik sebagai materi muatan lokal di sekolah-sekolah formal sehingga para kaum muda memperoleh pengetahuan mengenai dunia perkeramikan. Kedua, untuk Sanggar Keramik Mustika untuk lebih menjaga dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan sejarah sanggar. Ketiga, bagi masyarakat Desa Klampok untuk lebih peduli dengan kelestarian Keramik Klampok dengan membelajarkan kepada generasi muda agar Keramik Klampok tidak punah.
PAPER QUILLING AS AN ARTWORK MEDIA WITH FLORA DECORATIVE IN ART LEARNING FOR VII GRADE STUDENT OF JUNIOR HIGH SCHOOL 1 BAE KUDUS Pawekas, Restu Angening; Syafii, Syafii; Murtiyoso, Onang
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34992

Abstract

The purpose of this study is (1) explain the form of learning flora’s decorative using the quilling techniques on students class VII D SMP Negeri 1 Bae Kudus, (2) explain the results of learning work flora’s decorative using the quilling techniques on students class VII D SMP Negeri 1 Bae Kudus. The study uses an quantitative qualitative approach that is explrative. Data collection techniques used used are observation, intervews, documentation, and test. Based on the results of the research, it may be suggested that flora’s decorative production forms use quilling techniques, consisting of, (1) the learning indicator that refers to the aspect of knowledge , and skill written on the RPP; (2) the learning materials that refer to the aspect of knowledge and skill according to the RPP; (3) the learning strategy of inquiry learning, whereas the method of learning is the method of discourse, demonitation, and an assignment, and (4) the evaluation based on three aspects is the idea-the idea, the visual use of visual aesthetics, and the masterpiece of craftsmanship.Secondly, based on the results on the students from the very aspect of the idea on controlled observation 1 and surveillance 2, the drawing of objects varies in shape and doesn’t only make one object bold 2-3 objects in one image area. Based on visual aesthetic aspects in applying elements and principles of art in accordance with the stages of SMP and experience improvement. Based on technical mastery aspects the average student has experienced improvments in neatness and mastery of basic techniques.
LEGENDA BARUKLINTING SEBAGAI IDE DALAM BERKARYA SENI ILUSTRASI DENGAN TEKNIK PAPERCUT Rahman, Handy Tevanda; Syakir, Syakir; Murtiyoso, Onang
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 2 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i2.35126

Abstract

Cerita rakyat Indonesia memiliki banyak nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dan banyak kejadian-kejadian fantastis mengiringi cerita rakyat Indonesia.Salah satunya adalah Legenda Baruklinting yang berasal dari Kabupaten Semarang. Seni ilustrasi merupakan seni yang bertujuan untuk membuat jelas tentang sesuatu. Tujuan proyek studi ini adalah untuk menghasilkan kreasi seni Ilustrasi dari legenda Baruklinting dengan teknik papercut. Proses pembuatan proyek studi ini melalui tahapan-tahapan yaitu pencarian ide, pengumpulan data, pembuatan storyboard, pembuatan sketsa, pemotongan kertas, dan konsultasi karya. Karya ilustrasi ini berisi 12 adegan yang dibuat kedalam 12 karya. Dalam pembuatan keseluruhan karya memperhatikan elemen-elemen dan prinsip-prinsip visual, dan unsur visual dalam ilustrasi.Teknik berkarya dilakukan dengan beberapa tahapan. Mulai dari pembuatan sketsa, pemotongan bagian-bagian gambar pada kertas, finishing karya dengan menghapus sisa pensil, dan pengemasan karya pada figura.
SINTREN PEMALANG SEBAGAI SUBJEK KARYA SENI KOLASE (SARANA PENGENALAN BUDAYA DAERAH PADA GENERASI MUDA) Syarifah, Dini; Syakir, Syakir; Murtiyoso, Onang
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 2 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i2.35129

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk menuangkan gagasan dalam karya seni kolase dengan subjek Sintren Pemalang yang berbahan kain perca, kertas majalah, dan cangkang telur. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni kolase ini adalah, metode meniru objek, mengkomposisi, dan memvisualisasi. Hasil pembahasan dan penciptaan kreatif karya seni kolase ini dapat disimpulkan sebagai berikut. Karya seni ini difungsikan untuk mengkomunikasikan dan mendeskripsikan Kesenian sintren yang merupakan salah satu kesenian tardisional yang syarat akan nilai-nilai religius-magis dan nilai-niali estetik, sehingga kesenian sintren pun dapat dianggap sebagai kesenian atau seni yang Adiluhung. Kiranya, hal tersebut pula lah yang memperkuat kenginanan penulis untuk mengekspresikan dan menuangkan gagasan sintren Pemalang melalui karya seni kolase sebagai sarana pengenalan kesenian tradisional, khususnya kepada generasi muda. Selain itu, karena adanya kekaguman dalam diri penulis terhadap kesenian Sintren dan kesenian kesenian tradisional lainnya, sehingga penulis ingin mengkomunikasikannya sebagai sarana pengenalan budaya melalui karya seni kolase. Selain dapat dipandang sebagai karya seni kolase, juga dapat memperkenalkan dan mempertahankan eksistensi kesenian Sintren pada masyarakat, khusunya pada generasi muda, kemudian dapat menambah kekayaan budaya dalam bentuk dokumentasi.
PERPADUAN TEKNIK BATIK DENGAN JUMPUTAN DALAM PENCIPTAAN KRIYA TEKSTIL Prayogi, Bayu; Purwanto, Purwanto; Murtiyoso, Onang
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 3 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i3.35131

Abstract

Batik Indonesia tumbuh dan berkembang menyertai dinamika masyarakat. Batik tidak hanya mengekspresikan keindahan visual, akan tetapi juga memiliki nilai filosofis serta pengalaman spiritual yang mendalam. Dalam proyek studi yang berjudul “Perpaduan Teknik Batik dengan Jumputan dalam Penciptaan Kriya Tekstil“ ini penulis bertujuan menghadirkan karya kriya tekstil melalui teknik batik yang digabungkan dengan jumputan. Kelebihan karya batik yang dipadukan dengan jumputan akan tampak lebih artistik dengan karakteristik remekan dan isen-isen serta karakteristik dari jumputan. Media yang digunakan penulis berupa bahan kain primisima, pewarna (indigosol, naptol dan remasol), lilin atau malam, getah damar, parafin dan soda abu. Sedangkan alat yang digunakan yakni alat tulis, canting, wajan kecil, kompor, benang jeans dan karet gelang serta menggunakan teknik batik dan jumputan untuk perintangan warna. Proses pembuatan karya meliputi konseptualisasi gagasan dan visualisasi gagasan dalam bentuk desain pada kertas, kemudian desain diaplikasikan pada kain yang akan digunakan. Selanjutnya proses pencantingan, penjumputan, pewarnaan dan pelorodan. Proyek studi ini menghasilkan sebelas karya melalui pengembangan penggabungan teknik batik dengan jumputan yang menciptakan pembaharuan visualisasi yang artistik dalam karya kriya tekstil sebagai seni terapan.
SINTREN PEMALANG SEBAGAI SUBJEK KARYA SENI KOLASE (Sarana Pengenalan Budaya Daerah Pada Generasi Muda) Syarifah, Dini; Syakir, Syakir; Murtiyoso, Onang
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 6 No 2 (2017): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v6i2.35160

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk Menuangkan gagasan dalam karya seni kolase dengan subjek Sintren Pemalang , Berkarya seni kolase dengan berbagai bahan yaitu kain perca, kertas majalah, dan cangkang telur sehingga bernilai estetis , Mendokumentasikan Sintren Pemalang dalam karya seni kolase sebagai sarana pengenalan budaya daerah pada generasi muda. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni kolase ini adalah, metode meniru objek, mengkomposisi, dan memvisualisasi. Hasil pembahasan dan penciptaan kreatif karya seni kolase ini dapat disimpulkan sebagai berikut. (1).Bagi penulis, mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang seni rupa khusunya kolase mix media. (2) Memberikan sumbangan pemikiran kajian lebih lanjut bagi mahasiswa seni rupa dalam menyusun proyek studi atau skripsi. (3) Ikut serta melestarikan alam sekitar dengan memanfaatkan limbah kain perca, kertas majalah, dan cangkang telur yang tidak terpakai. (4) Menambah bahan referensi atau ide bagi perupa-perupa lainya baik secara teknik maupun konsep dalam berkarya seni kolase. (5) Menjadi objek apresiasi oleh masyarakat pada umumnya, dan penikmat seni pada khususnya. (6) Sebagai sarana pengenalan budaya daerah khususnnya Sintren Pemalang pada generasi muda melalaui karya seni kolase. Karya seni ini difungsikan untuk mengkomunikasikan dan mendeskripsikan Kesenian sintren yang merupakan salah satu kesenian tardisional yang syarat akan nilai-nilai religius-magis dan nilai-niali estetik, sehingga kesenian sintren pun dapat dianggap sebagai kesenian atau seni yang Adiluhung. Kiranya, hal tersebut pula lah yang memperkuat kenginanan penulis untuk mengekspresikan dan menuangkan gagasan sintren Pemalang melalui karya seni kolase sebagai sarana pengenalan kesenian tradisional, khususnya kepada generasi muda. Selain itu, karena adanya kekaguman dalam diri penulis terhadap kesenian Sintren dan kesenian kesenian tradisional lainnya, sehingga penulis ingin mengkomunikasikannya sebagai sarana pengenalan budaya melalui karya seni kolase.
KERAJINAN DENGAN PEMANFAATAN BAHAN ALAMI DI KANDRI ETHNIC GUNUNGPATI SEMARANG Wicaksana, Satya Adhi; Murtiyoso, Onang; Sugiarto, Eko
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 9 No 1 (2020): Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduarts.v9i1.38235

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip berkarya, proses produksi, dan nilai estetis kerajinan dengan pemanfaatan bahan alami di Kandri Ethnic, KotaSemarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini yaitu, Kandri Ethnic merupakan usaha rumahan yang memproduksi kerajinan dengan pemanfaatan bahan alami. Prinsip pembuatan karya meliputi: (1) haruslah layak jual, (2) bernuansa etnik, (3) meliki kesan ekspresi yang hidup, (4) ukuran dan bentuk yang kecil, dan (5) haruslah menggunakan pemanfaatan bahan alam. Proses penciptaan kerajinan dengan pemanfaatan bahan alami melalui: (1) penentuan ide, (2) persiapan alat, (3) persiapan bahan, dan (4) proses berkarya. Nilai Estetis bentuk kerajinan dengan pemanfaatan bahan alami di Kandri Ethnic ditampilkan dari ide, ukuran dan ekspresi yang ada di dalam kerajinan dengan pemanfaatan bahan alami di Kandri Ethnic.
ILUSTRASI CERITA RAKYAT ANDE-ANDE LUMUT DALAM KARYA LUKIS DEKORATIF PADA MEDIA KULIT KAYU Noresy, Marcellina Agni; Murtiyoso, Onang; Mujiyono, Mujiyono
Arty: Jurnal Seni Rupa Vol 5 No 1 (2016): Arty
Publisher : Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.88 KB) | DOI: 10.15294/arty.v5i1.35106

Abstract

Penulis mengangkat ilustrasi kisah cerita rakyat Jawa Timur (Pacitan) yaitu berjudul Ande-Ande Lumut. Pandangan personal penulis, setelah melakukan apresiasi yang mendalam tentang cerita rakyat ande-ande lumut ini, menimbulkan impresi yang menarik dan membuat penulis terinspirasi dalam mewujudkan kreativitas serta kemandirian mengekspresikan ide/gagasan dalam berkarya seni. Karya lukis penulis termasuk aliran dekoratif, karena bersifat garis, berpola, ritmis pewarnaan dan rata serta secara umum mempunyai kecenderungan kuat untuk menghias. Alasan penulis memilih membuat karya lukis dekoratif karena karya lukis yang mengangkat bertemakan motif wayang dengan media kulit kayu ini sangat menarik dan belum ada di proyek studi sebelumnya. Penulis mengangkat proyek studi Cerita Rakyat Ande-Ande Lumut ke dalam motif wayang karena dalam cerita rakyat Ande-Ande Lumut berkaitan dengan cerita panji pada wayang beber di daerah Jawa Timur.. Poses penciptaan karya lukis dalam proyek studi ini melalui tahapan-tahapan dari tahap konseptual sampai pada tahap visualisasi dengan ide yang penulis inginkan hingga penciptaan karya. Dengan hal ini, penulis menonjolkan media kulit kayu sebagai konsistensi tampilan karya pada proyek studi ini. Karya proyek studi ini berjumlah sembilan. Kesembilan karya dikerjakan dengan teknik plakat (sungging dangradasi). Dalam proses pembuatan karya yang ditampilkan pada kulit kayu ini sangatlah menggunakan ketelitian dan kesabaran. Diharapkan lewat karya tersebut dapat memberikan visual yang berbeda dan unik dalam berkarya lukis, sehingga mampu mengajak masyarakat memahami dan mengenal cerita rakyat yang dikemas unik seperti wayang beber yang sudah jarang keberadaannya saat ini.
The Song of Macapat Semarangan: The Acculturation of Javanese and Islamic Culture Cahyono, Agus; Widodo, Widodo; Jazuli, Muhamad; Murtiyoso, Onang
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 20, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v20i1.25050

Abstract

The research objective is to explain the macapat Semarangan song which is the result of acculturation of Javanese and Islamic culture. The study used qualitative methods by uncovering the concept of processing of Javanese music and acculturation. Research location was in Semarang with the object of macapat Semarangan song study. Data was collected through interviews, observations, and study documents. The validity of the data was examined through triangulation techniques and the analysis is done through the stages of identification, classification, comparison, interpretation, reduction, verification, and making conclusions. The results showed that the macapat Semarangan song has unique characteristics of arrangement. The song’s grooves use long and complicated musical ornamentations with varying pitch heights to reach high notes. This is a manifestation of the results of acculturation of Javanese and Islamic culture seen from arrangement on the parts of Adzan (call to prayer) and tilawatil Qur’an. The process of acculturation of elements of Islamic culture also involves scales. Azan songs use diatonic scales, some macapat Semarangan songs also use the same scales, but a cycle of five notes close to nuances of Chinese music scales. Various elements of arrangement on the Azan, Chinese and European musical scales then formed a new culture, macapat Semarangan.