Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Modal Sosial dan Persepsi Ancaman Sebagai Determinan Perilaku Pencegahan Infeksi Dengue: Studi Multilevel Ayuningtyas, Kanthi Devi; Agtikasari, Nurhayati; Damayanti, Ana
Journal of Ners and Midwifery Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.408 KB) | DOI: 10.26699/jnk.v6i3.ART.p382-388

Abstract

Infeksi dengue merupakan salah satu permasalahan utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini telah dilakukan dalam kurun waktu yang lama, tetapi jumlah kasus dan angka kematiannya cenderung mengalami peningkatan. Selain faktor individu, faktor sosial pun dinilai memiliki peranan penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dengue. Penelitian cross sectional yang dilakukan di 8 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2018 ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor individu berupa persepsi ancaman pengaruh kontekstual modal sosial terhadap perilaku pencegahan infeksi dengue. Sejumlah 200 subjek penelitian dipilih dengan teknik multistage random sampling. Keseluruhan data variabel bebas (persepsi ancaman dan modal sosial) serta data variabel terikat (perilaku pencegahan infeksi dengue) dikumpulkan dengan kuesioner, dan dianalisis menggunakan analisis multilevel. Temuan dalam penelitian ini adalah perilaku pencegahan infeksi dengue secara signifikan dipengaruhi oleh persepsi ancaman (b= 1.56; CI (95%) = 0.77 - 2.34; p= <0.001) dan modal sosial pada tingkat kecamatan memiliki pengaruh kontekstual terhadap perilaku pencegahan infeksi dengue (ICC 10.91%). Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi ancaman sebagai salah satu faktor individu dan modal sosial sebagai faktor sosial berpengaruh terhadap perilaku pencegahan infeksi dengue. Dengue is one of major problems in Indonesian public health. Various efforts to prevent and control this disease have been carried out in a long time, but the number of cases and the case fatality rate tends to increase. In addition to individual factors, social factors are also considered to have an important role in efforts to prevent and control dengue. This cross sectional study conducted in 8 sub-districts in Sukoharjo Regency, Central Java in 2018 aims to analyze the effect of perceived threat as individual factor and the contextual effect of social capital on the dengue preventive behavior. A total of 200 subjects were selected by multistage random sampling. Data for both independent (Perceived threat and social capital) and dependent variable (dengue preventive behavior) were collected by questionnaire, and analyzed with multilevel analysis. This study found that dengue preventive behavior was significantly affected by perceived threat (b = 1.56; CI (95%) = 0.77 - 2.34; p = <0.001) and the sub-district level social capital had a contextual effect on dengue preventive behavior (ICC 10.91%). Based on these findings, we concluded that perceived threat as an individual factor and social capital as a social factor affected dengue preventive behavior.
EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA TEKNIK BALUTAN WET-DRY DAN MOIST WOUND HEALING PADA PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK Ose, Maria Imaculata; Utami, Putri Ayu; Damayanti, Ana
Journal of Borneo Holistic Health Vol 1, No 1 (2018): Journal of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.746 KB) | DOI: 10.35334/borticalth.v1i1.401

Abstract

Ketidakseimbangan glukosa dalam darah menimbulkan dampak gangguan pada neuropati yang berpotensi terjadinya luka diabetes. Salah Satu komplikasi diabetes melitus adanya luka ulkus yang menyebabkan 50% hingga 75% harus amputasi. Perawatan luka dewasa ini di ruang perawatan rumah sakit masih cenderung menggunakan metode balutan kasa ”Wet-Dry”(Basah-kering),  perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknik perawatan luka terkini  “Moist Wound Healing”.  Tujuan penelitian ini untuk melihat efektivitas penyembuhan luka dengan membandingkan penggunaan balutan  dengan teknik Wet-Dry dan dengan teknik balutan Moist Wound Healing. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain Quasi eksperimental. Populasi adalah seluruh pasien diabetes yang mengalami ulkus. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling sehingga diperoleh 18 responden yang menggunakan perawatan luka dengan teknik wet-dry dan 15 responden ulkus diabetic yang dilakukan perawatan luka dengan teknik Moist Wound Healing. Hasil : Data variabel berdistribusi normal setelah diuji dengan Saphiro-Wilk. Uji t-berpasangan menunjukan nilai signifikan  p =0,004 yang mana nilai p Value 0,05 sehingga ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang antara kelompok penyembuhan luka dengan perawatan luka dengan teknik Wet dry dengan kelompok perawatan luka Moist Wound Healing. Kesimpulan dari penelitian ini perawatan luka pada ulkus diabetik dengan teknik moist healing lebih cepat proses penyembuhannya sehingga pasien mendapatkan perawatan lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu dan biaya.Kata Kunci : Ulkus, Diabetic, Wet-dry, Moist Wound Healing.
Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Masyarakat Pesisir Sulidah; Damayanti, Ana; Paridah
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 1 (2021): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i1.355

Abstract

ABSTRAK Kasus Demam Berdarah Dengue terjadi secara hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia dan wilayah pesisir memiliki karakteristik yang disenangi nyamuk aedes aegypti berkaitan dengan banyaknya tempat perindukan bagi nyamuk. Pengendalian dan pencegahan DBD dapat dilakukan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan metode 3M, tetapi kajian tentang perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir. Metode penelitian berupa penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga di lokasi penelitian yaitu di Tanjung Pasir dan Tanjung Batu yang merupakan wilayah pesisir. Besar populasi 442 KK dengan jumlah jiwa 1.803 orang. Besar sampel 210 KK yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup dengan Cronbach Alpha 0,81. Dari hasil penelitian teridentifikasi 70% masyarakat melakukan pengurasan dengan frekuensi kurang dari semestinya; cara menguras tidak tepat dilakukan oleh 77,6%; sebanyak 41,4% tidak pernah menutup tempat penampungan air dan 34,3% menutup hanya kadang-kadang; 86,7% tidak pernah mengubur benda bekas dan 55,2% melakukan pembuangan sampah yang tidak baik; sebanyak 63,3% memiliki kebiasaan menggantung baju bekas pakai diluar lemari pakaian; dan 83,8% tidak melakukan abatesasi. Perilaku PSN tidak baik dilakukan oleh 61% masyarakat dan 39% yang memiliki perilaku PSN baik. Analisis uji Somers’d diperoleh p<0,05 membuktikan ada hubungan yang bermakna antara perilaku PSN dengan pencegahan DBD. Disarankan pemerintah untuk meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan agar pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan penularan DBD karena tendahnya perilaku pencegahan DBD masyarakat pesisir. Kata kunci: DBD, perilaku pencegahan, pesisir. ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever cases occur almost evenly in all regions in Indonesia and coastal areas have characteristics favored by the Aedes aegypti mosquitoes due to a large number of breeding places for mosquitoes. Control and prevention of dengue can be done through the Mosquito Nests Eradication movement using the 3M method, but studies on dengue prevention behavior by coastal communities are still limited. This study aims to identify its prevention behavior by coastal communities. The research method is quantitative with a cross-sectional approach. The population in this study were all families in the study area as many as 442 households with 1,803 people in the coastal area of Tanjung Pasir and Tanjung Batu. The sample size was 210 households were taken by using a stratified random sampling technique. Data collection used a closed questionnaire with Cronbach Alpha 0.81. From this research, it was identified that 70% of the community carried out draining with less than proper frequency; inappropriate drainage method was performed by 77.6%; 41.4% never closed water reservoirs and 34.3% closed occasionally; 86.7% never bury used objects and 55.2% do bad garbage disposal; 63.3% have the habit of hanging used clothes outside the wardrobe, and 83.8% did not do abatization. 61% of the public had bad eradicating mosquito nests behavior and 39% had good eradicating mosquito nests behavior. The Somers'd test analysis obtained p <0.05 proving that there was a significant relationship between eradicating mosquito nests behavior and the prevention of DHF. It is recommended to the government to increase the provision of health education towards public knowledge and awareness in preventing DHF transmission is due to the low DHF prevention behavior in coastal communities. Keywords: DHF, prevention behavior, coastal.