Azizah, Nur
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH APLIKASI KOMBINASI BIOURINE DENGAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Rinanto, Hulman; Azizah, Nur; Santoso, Mudji
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 7 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/238

Abstract

Biourine merupakan pupuk cair yang sangat bermanfaat untuk tanah dan tanaman. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan kombinasi biourine dengan pupuk anorganik dan kompos kotoran sapi yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dan mengetahui pengaruh aplikasi biourine yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dan kompos kotoran sapi pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan yaitu: P1) biourine urine + pupuk anorganik 50% dosis, P2) biourine urine + pupuk anorganik 25% dosis + pupuk kandang 25% dosis, P3) biourine urine + pupuk kandang 50%, P4) biourine feses + pupuk anorganik 50% dosis, P5) biourine feses + pupuk anorganik 25% dosis + pupuk kandang 25%  dosis, P6) biourine feses + pupuk kandang 50%,  P7) biourine urine feses + pupuk anorganik 50% dosis, P8) biourine urine feses + pupuk anorganik 25% dosis + pupuk kandang 25% dosis, P9) biourine urine feses + pupuk kandang 50%. Penelitian dilakukan di Desa Ngujung, Kota Batu dan telah dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi biourin tidak berpengaruh nyata pada parameter pertumbuhan tetapi berpengaruh nyata pada hasil bawang merah. Perlakuan biourine bahan dasar urine dan feses dengan kompos kotoran sapi 50% dosis (P9) memberikan jumlah umbi terbanyak sebanyak 13,58 umbi tan-1 sedangkan perlakuan yang memberikan bobot hasil umbi tertinggi ialah perlakuan biourine bahan dasar feses, pupuk anorganik 25% dosis dengan kompos kotoran sapi 25% dosis (P5) yang memberikan umbi sebesar 6,09 ton ha-1. Kata kunci: Bawang Merah, Aplikasi Biourin, Pupuk Anorganik, Kompos Kotoran Sapi
PERTUMBUHAN TEMULAWAK (Curcuma xanthorizha Roxb.) UB 2 DI MUSIM KEMARAU PADA BERBAGAI KOMBINASI PUPUK EGC (ENRICHED GRANULAR COMPOST ) DAN N K Kartikasari, Asti; Azizah, Nur; Nihayati, Ellis
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/625

Abstract

Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak digunkan sebagai bahan baku obat tradisonal. Salah satu varietas yang telah teruji ialah temulawak UB 2. Pertumbuhan temulawak dipengaruhi musim sehingga ketersediannya sebagai bahan baku obat tergantung pada musim. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan tanaman telawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) yang ditanam di musim kemarau melalui penambahan beberapa dosis pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Agustus 2015 di kebun percobaan Universitas Brawijaya Jatikerto, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan beberapa dosis pupuk EGC dan NK, yaitu: P1= EGC 0 + N dan K 100% (15 g.tan-1;5 g.tan-1;), P2= EGC 20% (60 g.tan-1;) + N dan K 80% (12 g.tan-1;4 g.tan-1;), P3= EGC 40% (120 g.tan-1) + N dan K 60% (9 g.tan-1; 3 g.tan-1), P4= EGC 60% (180 g.tan-1) + N dan K 40% (6 g.tan-1;2 g.tan-1), P5 = EGC 80% (240 g.tan-1) + N dan K(3 g.tan-1;1 g.tan-1) dan P6= EGC 100% (300 g.tan-1) + N dan K 0 diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan pemberian beberapa dosis pupuk EGC dan NK memberikan pengaruh nyata secara positif terhadap pertumbuhan panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, kandungan klorofil, bobot segar total tanaman dan bobot kering total tanaman. Perlakuan pupuk EGC dan NK dengan penambahan 20% EGC + 80% NK memiliki panjang tanaman dan luas daun tanaman lebih tinggi daripada perlakuan lain, sedangkan perlakuan 100% NK dan tanpa penambahan EGC  memiliki jumlah daun, bobot segar dan bobot kering total tanaman.
PENGARUH PERLAKUAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAN PUPUK DAUN PADA INDUKSI PEMBUNGAAN MELATI STAR JASMINE (Jasminum multiflorum) Azhari, Diah; Azizah, Nur; Sumarni, Titin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 2, No 7 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.031 KB) | DOI: 10.21776/149

Abstract

Bunga melati star jasmine akan mulai berbunga pada umur satu sampai dua tahun. Sebagai tanaman hias masa pembungaan melati star jasmine yang lama tersebut menjadi kendala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menganalisis pengaruh pemberian ZPT dan pupuk daun dalam menginduksi pembungaan star jasmine (Jasminum multiflorum).Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Agustus 2013 bertempat di Kebun Bibit Tanaman, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang (600 mdpl).Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 8 perlakuan dengan 3 ulangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ZPT Atonik dan pupuk daun Gandasil-B memberikan pengaruh nyata terhadap produksi bunga star jasmine.ZPT Atonik dan pupuk daun Gandasil-B yang diberikan bersamaan dengan konsentrasi masing-masing 250 ppm memberikan pengaruh terbaik dalam menghasilkan jumlah kuntum dan jumlah bunga tanaman melati Star Jasmine (Jasminum multiflorum) yakni masing-masing sebanyak 49.8% dan 36.5% dibandingkan dengan tanaman kontrol.ZPT Atonik konsentrasi 250 ppm memberikan pengaruh terbaik dalam mempercepat dan menyeragamkan induksi pembungaan tanaman (waktu muncul bunga) melati Star Jasmine (Jasminum multiflorum) yakni 13 hari lebih cepat dibandingkan dengan tanaman kontrol, serta mampu meningkatkan produksi bunga sebesar 60% dibandingkan dengan tanaman kontrol. Jumlah kuntum dan jumlah bunga pada pemberian pupuk daun Gandasil-B dengan konsentrasi 500 ppm jika dibandingkan dengan pemberian ZPT Atonik 250 ppm memberikan hasil yang tidak berbeda nyata. Kata kunci: melati, star jasmine, atonik, gandasil-B
PERAMALAN WAKTU PANEN TIGA VARIETAS TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) BERBASIS HEAT UNIT PADA BERBAGAI KERAPATAN TANAMAN Yaqin, Nungki Ainun; Azizah, Nur; Soelistyono, Roedy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.129 KB) | DOI: 10.21776/299

Abstract

Permasalahan kualitas bawang merah yang rendah  disebabkan waktu panen yang kurang tepat. Sementara, kuantitas bawang merah yang rendah disebabkan oleh kurangnya optimalisasi penggunaan lahan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan nilai heat unit dan waktu panen yang tepat tiga varietas bawang merah dengan jarak tanam yang berbeda dan mengetahui pengaruh berbagai kerapatan tanam yang berbeda terhadap hasil tiga varietas bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Desa Lengkong Kabupaten Nganjuk, pada bulan Maret hingga Mei 2014. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial. Faktor 1 adalah varietas bawang merah yang terdiri 3 level yaitu V1 = Varietas Bauji, V2 = Varietas Super Philip dan V3 = Varietas Batu Ijo. Faktor 2 adalah jarak tanam yang terdiri 3 level yaitu P1 = 15 x 10 cm, P2 = 20 x 15 cm dan P3 = 25 x 20 cm. Hasil penelitian diperoleh, bahwa varietas bawang merah yang berbeda memiliki nilai heat unit yang berbeda pula. Varietas Batu Ijo memiliki nilai heat unit panen sebesar 1173 hari0C dengan waktu yang dibutuhkan untuk panen 65 hari, selisih 12 hari lebih lama dibandingkan varietas Bauji dan Super Philip yang memiliki nilai heat unit panen sebesar 945.80 hari0C dengan waktu yang dibutuhkan untuk panen 53 hari. Penggunaan varietas Batu ijo dengan jarak tanam 15 x 10 cm dan varietas Bauji dengan jarak tanam 15 x 10 cm dapat menghasilkan produksi bawang merah paling tinggi masing – masing sebesar 10.46 t ha-1 dan 9.68 t ha-1.
STUDI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) PADA PERKECAMBAHAN KEDELAI (Glycine max) Puspasari, Latifah Diah; Azizah, Nur; Nihayati, Ellis
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/363

Abstract

Ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) memiliki sifat alelopati yang berasal dari hasil senyawa metabolit sekunder. Senyawa metabolit tersebut menghambat pertumbuhan tanamanlain. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi ekstrak rimpang temulawak dan mendapatkan konsentrasi ekstrak rimpang temulawak yang tidak dapat menghambat perkecambahan kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2015 yang dilaksanakan di Laboratorium Sumberdaya Lingkungan menggunakan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Rancangan Acak Lengkap. Penelitian ini terdiri atas 6 perlakuan yaitu P0 (kontrol), P1 (konsentrasi 20%), P2 (konsentrasi 40%), P3 (konsentrasi 60%), P4 (konsentrasi 80%), P5 (konsentrasi 100%) dan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak rimpang temulawak mampu menghambat perkecambahan kedelai yang terlihat pada perlakuan konsentrasi 60%.
KAJIAN JENIS DAN BAGIAN SULUR PADA PERTUMBUHAN STEK CABE JAMU (Piper retrofractum Vahl.) Nurhuda, Arista; Azizah, Nur; Widaryanto, Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/364

Abstract

Produksi tanaman cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.) di Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan potensi produksinya. Potensi produksi tanaman cabe jamu pada tahun 2012 sebesar 3,45 ton ha-1, sedangkan rata-rata produksi masih mencapai 0,47 ton ha-1 (Direktorat Jendral Perkebunan, 2013). Rata-rata produksi yang rendah dan kegiatan eks-plorasi yang dilakukan menjadikan komoditas ini memiliki peluang yang cukup bagus untuk dikembangkan di Indonesia. Kegiatan eksplorasi tanpa adanya budidaya secara intensif dapat mengakibatkan ke-punahan. Keberhasilan budidaya ditentukan oleh bahan tanam. Tanaman cabe jamu biasa diperbanyak dengan stek sulur, yaitu sulur panjat dan sulur tanah.  Bahan tanam yang digunakan, masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan awal tanaman. Penelitian bertujuan untuk (1) mem-bandingkan pertumbuhan stek tanaman cabe jamu yang berasal dari sulur panjat dan tanah serta bagian sulur yang berbeda dan (2) mendapatkan bahan tanam cabe jamu yang unggul (daya hidup tinggi dan cepat tumbuh). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2014, di Desa Banjarsari, Selorejo Blitar. Penelitian meng-gunakan rancangan acak kelompok (RAK), yang di-ulang 4 kali. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa bahan tanam yang di-gunakan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Stek  sulur tanah menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan stek sulur panjat yang ditunjukkan oleh persentase tanaman hidup,  jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar. Sulur tanah bagian tengah (STT) dan atas (STA) menunjukkan pertumbuhan paling cepat. Sulur tanah bagian tengah (STT) me-nunjukkan pertumbuhan lebih cepat pada persentase tanaman hidup. Sulur tanah bagian atas (STA) menunjukkan jumlah daun lebih banyak.
PENGARUH APLIKASI BIOURIN SAPI, EM4 DAN MACAM PUPUK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI MUSIM HUJAN Puspitasari, Risky Anggraeni; Azizah, Nur; Santosa, Mudji
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.795 KB) | DOI: 10.21776/372

Abstract

Biourin sapi dan EM4 dapat digunakan sebagai bahan pemacu pertumbuhan dan dikombinasikan dengan pupuk untuk mempertahankan produksi bawang merah di musim hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dan mendapatkan kombinasi bahan pemacu pertumbuhan dan pupuk terbaik pada bawang merah di musim hujan. Penelitian dilaksanakan pada Januari-Maret 2015 di Dusun Ngujung, Batu menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 9 perlakuan (B) dan diulang sebanyak 3 kali. B0:100% anorganik, B1: 50% kompos kotoran sapi, B2: 50% anorganik+25% kompos kotoran sapi, B3:EM4 dan 100% anorganik, B4:EM4 dan 50% kompos kotoran sapi, B5:EM4 dan 50% anorganik dan 25% kompos kotoran sapi, B6­:biourin sapi dan 100% anorganik, B7:biourin sapi dan 50% kompos kotoran sapi, B8:biourin sapi dan 50% anorganik+25% kompos kotoran sapi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi biourin sapi dan 50% anorganik+25% kompos kotoran sapi ialah perlakuan terbaik pada variabel pertumbuhan dengan panjang tanaman 34,60 cm, 12,58 anakan, luas daun 533,70 cm2, ILD 1,07, bobot umbi 34,18 g lubang tanam-1 dengan jumlah 10,75 umbi lubang tanam-1. Variabel panen menunjukkan perlakuan tersebut bobot basah umbi panen 16,31 ton ha-1, bobot kering matahari umbi panen 13,59 ton ha-1. Perlakuan tersebut dapat meningkatkan produksi 43,63% lebih tinggi dibandingkan pemupukan serupa tanpa kombinasi. Produksi pada musim hujan dapat menurun hingga 42,15% bila dibandingkan pada musim kemarau.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL LIMA VARIETAS KENTANG (Solanum tuberosum L.) AKIBAT PEMBERIAN DUA MACAM PUPUK KANDANG DI DESA SUMBER BRANTAS KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Pakaya, Cindriany; Azizah, Nur; Wardiyati, Tatik
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 10 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/544

Abstract

Kentang ialah salah satu komoditi pangan yang umumnya dimanfaatkan sebagai sayur dan berbagai macam olahan industri. Potensi kentang yang cukup besar diminati masyarakat membuat beberapa wilayah di Indonesia khususnya pulau Jawa yang memiliki kesesuaian agroklimat mengembangkan wilayahnya untuk budidaya kentang. Salah satu sentra produksi kentang di Kota Batu adalah Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji. Kegiatan pertanian yang cukup intensif disertai penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus mengakibatkan terjadinya degradasi lahan sehingga kesuburan tanah di kawasan ini juga ikut menurun. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis pupuk kandang dan varietas yang cocok untuk dibudidayakan di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari hingga juni 2015 menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 30 petak percobaan. Variabel yang diamati berupa tinggi tanaman , jumlah daun, jumlah batang, diameter batang, jumlah umbi pertanaman, bobot umbi, serta, grade umbi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa macam pupuk kandang memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot umbi per hektar, serta bobot umbi berdasarkan grade lima varietas kentang. varietas Nadia memberikan respon terbaik pada pemberian pupuk kandang ayam sedangkan varietas GK UB dan GK BPTP Malang memberikan respon terbaik pada pemberian pupuk kandang sapi.
PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN NITROGEN DAN JARAK TANAM PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesanum indicum (L.)) Mariyam, Reni; Azizah, Nur; Suminarti, Nur Edy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 10 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/563

Abstract

Wijen merupakan salah satu tanaman industri yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dosis pupuk Nitrogen dan jarak tanam yang sesuai agar diperoleh pertumbuhan yang baik dan hasil yang tinggi pada tanaman wijen. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2015 Kebun Percobaan Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan antara lain benih wijen varietas sumberrejo 1, pupuk N (Urea), pupuk P (SP 36) dan pupuk K (KCl). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi yang diulang tiga kali dengan menempatkan  jarak tanam sebagai petak utama yang terdiri dari : 40 cm x 25 cm (J1), 50 cm x 25 cm (J2), dan 60 cm x 25 cm (J3).  Anak petak terdiri dari pupuk N diberikan yaitu, 75% N  (N1), 100% N (N2), dan 125 % N (N3).  Analisis tanah dilakukan sebelum dan setelah aplikasi pupuk dan setelah panen. Berdasarkan anlisis usaha tani pada pemupukan 100% N dengan jarak tanam 50 cm x 25 cm lebih efiien karena didapatkan RC paling tinggi yaitu 1,62.
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA AIR (Nasturtium officinale) PADA TINGKAT PEMBERIAN AIR YANG BERBEDA DAN DUA MACAM BAHAN TANAM Fitriyah, Nurul Lailiyatul; Azizah, Nur; Widaryanto, Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 12 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.918 KB) | DOI: 10.21776/599

Abstract

Pengembangan wilayah produksi selada air perlu dilakukan guna meningkatkan produksi tanaman selada air. Perluasan wilayah produksi dapat dilakukan dengan cara penanaman tanaman selada air di polybag ataupun wadah tanam lainnya sehingga tanaman selada air dapat dibudidayakan di lahan-lahan yang awalnya bukan lahan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan tingkat pemberian air dan jenis bahan tanam yang sesuai pada proses pertumbuhan dan hasil produksi selada air dalam polybag. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2016 di screenhouse STTP 2, Tanjung, Malang. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan 3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), jika terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara tingkat pemberian air dan perbedaan jenis bahan tanam. Interaksi tersebut memberikan pengaruh yang nyata pada berbagai variabel pengamatan antara lain panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar dan kering tanaman, laju pertumbuhan relatif dan bobot segar total tanaman panen. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada perlakuan bahan tanam biji umumnya meningkat pada semua tingkat pemberian air kecuali pada tingkat pemberian air 125% kapasitas lapang semua variabel menunjukkan penurunan. Perlakuan bahan tanam stek menunjukkan bahwa Semakin tinggi tingkat pemberian air maka semakin tinggi pula nilai panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar dan kering tanaman, laju pertumbuhan relatif dan bobot segar total tanaman panen.