Wahyuni, Sri
Brawijaya University

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STUDI PERENCANAAN BENDUNG DI DAS RAMBUT UNTUK PEMENUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI RAMBUT Arianti, Dessy Puji; Wahyuni, Sri; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah  Irigasi Rambut mempunyai area layanan seluas 7.634 Ha. Daerah ini mendapatkan pelayanan dari Bendung Cipero yang merupakan bendung tetap. Kondisi saat ini, debit Bendung Cipero yang seharusnya dapat memenuhi kebutuhan irigasi di Daerah Irigasi Rambut, kenyataannya bendung tidak dapat mencukupi kebutuhan air irigasi. Hal ini dikarenakan oleh beralih fungsinya lahan di hulu Bendung Cipero dan adanya sedimentasi pada hulu bendung sehingga tidak dapat memaksimalkan fungsi bendung. Pada studi ini dilakukan perencanaan dasar bangunan bendung melalui tiga tahap perencanaan bendung, yaitu analisa hidrologi, perhitungan hidrolika, dan analisa stabilitas bangunan. Pada analisa hidrologi, didapatkan hasil berupa debit banjir rancangan, debit andalan, dan kebutuhan air irigasi. Pada perhitungan hidrolika, didapatkan hasil berupa dimensi bangunan bendung. Pada analisa stabilitas bangunan, akan didapatkan nilai keamanan bangunan terhadap gaya guling, gaya geser, dan daya dukung tanah. Dari studi ini didapatkan hasil perhitungan debit banjir rancangan (Q100) sebesar 193 m3/dt. Dimensi bangunan bendung juga didapatkan dari hasil perhitungan dengan tinggi bendung 3,43 m dan lebar efektif bendung 19,22 m. Tinggi air yang mampu melimpas di atas bendung adalah 2,62 m. Untuk faktor keamanan bendung sendiri, didapatkan hasil bahwa bendung aman terhadap gaya geser, gaya guling, dan terhadap daya dukung tanah dalam semua kondisi.
PERKIRAAN TINGGI CURAH HUJAN DARI DATA KLIMATOLOGI MENGGUNAKAN MODEL ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) DI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN Mufadhal, Kms. Muhammad; Suhartanto, Ery; Wahyuni, Sri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkiraan parameter klimatologi terutama hujan menjadi kebutuhan seluruh wilayah Indonesia. Seperti halnya bencana banjir akibat hujan yang lebat atau bencana kekeringan dimana tidak ada ketersediaan air. Semua itu bisa diantisipasi dengan informasi yang akurat mengenai seberapa besar curah hujan yang turun di daerah dalam kurun waktu tertentu. Sekarang pemodelan telah sering diaplikasikan dalam berbagai ilmu pengetahuan, pemodelan hidrologi bisa menjadi jawaban dari kurangnya informasi yang dibutuhkan dalam sebuah analisis sumber daya air. Dalam studi ini dilakukan untuk mengetahui estimasi tinggi curah hujan dari data klimatologi  menggunakan metode Jaringan Saraf Tiruan (JST) dengan bantuan perangkat lunak Matlab R2017a. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan model terbaik dalam estimasi data curah hujan dengan data klimatologi. Hasil kalibrasi curah hujan didapatkan pada kalibrasi 16 tahun, dengan arsitektur jaringan TRAINLM dengan epoch 1500 dan layer sebanyak 5, didapatkan kesesuaian pemodelan sebesar NSE = 0,54, RMSE = 99,37, dan R = 0,74. Untuk hasil verifikasi terbaik didapatkan pada verfifikasi 1 tahun dengan kesesuaian sebesar NSE = 0,41, RMSE = 87,32, dan R = 0,65. Estimated parameters of climatology, especially the rain into the needs of the whole of Indonesia as flood disaster due to heavy rains or drought where there is no availability of water. All of that can be anticipated with accurate information on how much rainfall that fell in the area within a certain time. Modelling is now a common tool in many fields of scientific endeavor, that it could provide answer for the lack of hydrology data for analysis of water resources problem. In this study, estimate of rainfall based on climatology by using Artificial Neural Network (ANN) method which is developed with the Matlab R2017a. It aimed to find the best model estimated rainfall with climatology data. It was showed that, the developed artificial neural networks model with the best calibration was at 16 years using TRAINLM with 1500 epochs. The performances of the model NSE = 0,54, RMSE =99,37, and R = 0,74, the best verification of the model with performances NSE =0,41 , RMSE =87,32, and R = 0,65.
ANALISIS NILAI EVAPORASI WADUK KARANGKATES MENGGUNAKAN PENDEKATAN EMPIRIS DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) Akbar, Wan Nazli; Wahyuni, Sri; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola operasi pada waduk merupakan faktor penting untuk mengatur kebutuhan air dengan kondisi ketersediaan air yang ada. Pola operasi waduk tidak terlepas dari proses evaporasi. Evaporasi berperan penting dalam pola operasi waduk, namun tidak semua waduk memiliki alat untuk mengukur evaporasi yang terjadi. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui evaporasi pada Waduk Karangkates sebagai perbandingan sekaligus referensi untuk menghitung evaporasi yang terjadi pada waduk dengan menggunakan rumus empiris Penman dan DeBruin – Keijman, serta pemodelan Artificial Neural Network (ANN). Hasil dari evaporasi dengan rumus empiris dan pemodelan Artificial Neural Network kemudian dibandingkan dengan evaporasi pengamatan dengan uji kalibrasi untuk mendapatkan metode terpilih. Uji kalibrasi menggunakan parameter Nash–Sutchliffe Efficiency (NSE), Mean Absolute Error (MAE), Koefisien Korelasi (R), Koefisien Determinasi (R2), dan Kesalahan Relatif (KR). Berdasarkan uji kalibrasi, didapatkan evaporasi hasil pemodelan Artificial Neural Network merupakan metode terpilih dengan nilai NSE 0,825, nilai MAE 0,111, nilai R 0,917, nilai R2 0,840, dan nilai KR 3,792%. Kemudian dilakukan uji verifikasi dan disimpulkan pasangan data 16 tahun kalibrasi – 1 tahun verifikasi mendapatkan hasil verifikasi terbaik dengan nilai NSE 0,672, nilai MAE 0,232, nilai R 0,888, nilai R2 0,788, dan nilai KR 7,271%.Operation pattern of reservoir is an important factor to manage water demand with existing water availability conditions. Operation pattern of reservoir cannot be separated from evaporation process. Evaporation plays an important role in operation pattern of reservoir, however not all reservoirs have a tool to measure evaporation. The purpose of this research is to find the evaporation value in Karangkates Reservoir for comparison and reference to calculate evaporation in reservoir using empirical formula of Penman and DeBruin – Keijman, and using Artificial Neural Network modeling. The result of evaporation using empirical formulas and Artificial Neural Network modeling then compared with observational evaporation with calibration test to obtain chosen method. The calibration test uses parameters Nash–Sutchliffe Efficiency (NSE), Mean Absolute Error (MAE), Correlation Coefficient (R), Determination Coefficient (R2), and Relative Error (KR). Based on calibration test, obtained evaporation result of Artificial Neural Network modeling is selected method with value of NSE is 0,825, value of MAE is 0,111, value of R is 0,917, value of R2 is 0,840, and value of KR is 3,792%. Then the verification test was carried out and it was concluded that the data pair of 16 years of calibration – 1 year of verification obtained the best verification results with value of NSE 0,672, value of MAE 0,232, value of R 0,888, value of R2 0,788, and value of KR 7,271%.
STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI (DEBIT PUNCAK DAN WAKTU PUNCAK) AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DI BEBERAPA SUB DAS JENEBERANG PROVINSI SULAWESI SELATAN Alamsyah, Muhammad Bayu; Limantara, Lily Montarcih; Wahyuni, Sri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan tata guna lahan pada DAS akan sangat mempengaruhi karakteristik hidrologi suatu kawasan, karakteristik hidrologi meliputi debit puncak dan waktu puncak pada sungai. Permasalahan yang diperkirakan ada pada perubahan tata guna lahan ini adalah meningkat atau menurunnya aliran permukaan yangaberpengaruh terhadap besar kecilnya debit puncak pada outlet DAS. Penelitian ini diharapkan untuk mengetahui apakah perubahan tata guna lahan pada sekitaran DAS Jeneberang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan karakteristik hidrologi DAS Jeneberang. Kebutuhan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder seperti pasangan data curah hujan jam-jaman dan data debit (2008-1017), peta rupa bumi dan peta tematik berupa peta wilayah administrasi, peta penggunaan lahan dan peta topografi. Analisis perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan 2 (dua) alat bantu software yaitu MS. Excel untuk melakukan perhitungan statistik dan ArcGIS 10.3 untuk melakukan pengolahan data peta. Hasil penelitian diperoleh penggunaan lahan pada DAS Jeneberang adalah agrikebun, agriladang, agrisawah, hutan, pemukiman, rawa/tambak dan semak belukar. Dari hasil pengolahan diketahui perubahan kawasan semak belukar menjadi kawasan hutan menjadi perubahan paling besar. Hasil perubahan ini sejalan dengan prinsip dasar hidrologi dikarenakan rerata debit yang dihasilkan dari perhitungan menggunakan Hidrograf Satuan Pengamatan (HSP) cara Metode Collins dengan perbandingan tahun awal dan tahun akhir mengalami penurunan.Land use changes in the watershed will greatly affect the hydrological characteristics of an area, hydrological characteristics including peak discharge and peak times in rivers. The problem that is predicted to exist in this land use change is an increase or decrease in surface runoff so that it affects the size of the peak discharge at the watershed outlet. This study aims to determine whether changes in land use around the Jeneberang watershed have a significant effect on changes in the hydrological characteristics of the Jeneberang watershed. The data requirements in this study use secondary data such as pairs of hourly rainfall data and discharge data (2008-1017), earth maps and thematic maps in the form of administrative area maps, land use maps and topographic maps. Analysis of calculations carried out in this study using 2 (two) software tools, namely MS. Excel for performing statistical calculations and ArcGIS 10.3 for processing map data. The results showed that land uses in the Jeneberang watershed were agriculture, forests, settlements, swamps/ponds and shrubs. From the results of processing, it is known that the changes in scrub areas to forest areas is the biggest changes. The results of this changes are in line with the basic principles of hydrology because the average discharge resulting from calculations using the Hydrograph of the Unit of Observation (HSP) method of the Collins Method with the comparison of the initial year and the final year has decreased.
STUDI PENILAIAN INDEKS KINERJA IRIGASI DAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN (AKNOP) PADA DAERAH IRIGASI SURAK KECAMATAN LAWANG KABUPATEN MALANG Iqbal, Muhammad; Prayogo, Tri Budi; Wahyuni, Sri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan Aset Irigasi dibutuhkan sebagai manajemen untuk aset irigasi sehingga dapat terus mempertahankan kondisi dan fungsi dari aset tersebut. Daerah Irigasi Surak mempunyai bangunan pengambilan yang terletak pada Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Saluran Primer Irigasi Surak berada pada sepanjang jalan nasional melintasi Kecamatan Purwosari Kabuapten Pasuruan. Dari hasil inventarisasi data awal yang didapatkan pada tahun 2018, terdapat 2 titik kerusakan yang ada pada saluran dan setelah dilakukan inventarisasi ulang menjadi 21 titik kerusakan yang terdiri dari 1 bangunan liar yang terdapat pada tengah saluran, 14 kerusakan lining saluran, dan 6 saluran yang dipenuhi oleh sedimen dan sampah. Untuk indeks kinerja irigasi dari Daerah Irigasi Surak mendapatkan nilai sebesar 77,56% (Kondisi Sedang) dimana untuk aspek prasarana fisik sebesar 39,1%, aspek ketersediaan air 5,4%, aspek indeks pertanaman sebesar 4,4%, aspek sarana penunjang O&P sebesar 7,8%, aspek organisasi dan personalia sebesar 10,8%, aspek dokumentasi sebesar 3,8%, dan aspek perkumpulan petani pemakai air sebesar 6,3%. Perhitungan prioritas Daerah Irigasi Surak dengan menggunakan metode ranking dimana mengurutkan dari nilai aset terendah ke tertinggi. Sehingga didapatkan hasil dimana 24 aset dengan kondisi sedang, 43 aset dalam kondisi baik, dan 146 dalam kondisi baik sekali. Untuk perhitungan AKNOP didapatkan sebesar  Rp. 1.561.741.648,82 dengan Rp. 208.506.890,00 untuk biaya operasi dan Rp. 1.353.234.758,82 untuk biaya pemeliharaan. Sementara untuk penanganan rehabilitasi nya didapatkan untuk 24 aset membutuhkan pemeliharaan berkala bersifat perbaikan, 43 aset membutuhkan pemeliharaan berkala bersifat perawatan, dan 146 aset cukup dilakukan pemeliharaan rutin. Irrigation Asset Management is required as management for irrigation assets to maintain the value of asset’s function and condition. Surak Irrigation Area’s intake building is located in Lawang Subdistrict, Malang Regency. Surak Irrigation Primary Channel is located along the national road, passing through Purwosari Subdistrict, Pasuruan District. From the intial data that obtained in 2018, there were 2 points of damage in the channel. After resurveying in 2020, there are 21 points of damage consisting of 1 illegal building in the middle of the channel, 14 points of damage to channel’s lining, 6 section of channel that filled with waste and sediment. For the irrigation performance index of the Surak Irrigation Area yield the value of 77.56% (moderate condition) where for the physical infrastructure aspect is 39.1%, the water availability aspect is 5.4%, the planting index aspect is 4.4%, the operation and management supporting facilities aspect is 7.8%, organizational and personnel aspect is 10.8%, documentation aspect is 3.8%, and Irrigation user farmer association aspects are 6.3%. Calculation of the priority of Surak Irrigation Area is using the ranking method, which ranks from the lowest to the highest asset value. So that the results obtained where 24 assets are in moderate condition, 43 assets are in good condition, and 146 are in very good condition. For Real Cost Value of Maintaining and Operating Irrigation calculation, it is Rp. 1,561,741,648.82 with Rp. 208,506,890.00 for operating costs and Rp. 1,353,234,758.82 for maintenance costs. While for rehabilitation, it is found that 24 assets need regular maintenance and repair, 24 assets need regular maintenance, and 146 assets need to be done routinely.