Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Variasi Ontogenetik Makanan Ikan Gabus (Channa striata) di perairan Rawa Aopa Watumohai Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Arsyad, Risko; Asriyana, .; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.454 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Rawa Aopa Watumohai Kecamatan Angata Konawe Selatan selama empat bulan yaitu dari bulan Maret sampai Juni 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis variasi ontogenetik makanan ikan gabus berdasarkan ukuran dan waktu. Informasi mengenai ontogenetik makanan sangat dibutuhkan khususnya pembudidaya ikan dalam upaya masyarakat setempat mengurangi eksploitasi ikan gabus di alam. Pengambilan sampel ikan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel ikan yang diperoleh selama penelitian yaitu 58 ekor yang terdiri atas 37 ekor jantan dan 21 ekor betina yang dikelompok dalam tiga kelompok ukuran yakni ukuran kecil (39 - 246 mm), sedang (247 - 278 mm), dan besar (279 - 395 mm). Berdasarkan analisis sebaran ukuran diperoleh frekuensi tangkapan berukuran kecil tertinggi (36,36%) terjadi pada bulan April dan terendah (13,33%) pada bulan Mei. Ikan yang berukuran sedang tertinggi (66,67%) pada bulan Juni dan terendah (26,67%) pada bulan Mei, sedang ukuran besar tertinggi (60,00%) tertangkap pada bulan bulan Mei dan terendah (31,82%) pada bulan April. Jenis makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan ikan gabus terdiri atas kelompok ikan, gastropoda, zooplankton, serasah, dan makanan tak teridentifikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa menu makanan ikan gabus pada ukuran kecil dan sedang lebih didominasi oleh kelompok ikan (57,92% untuk ukuran kecil dan 44,58% untuk ukuran sedang) dan pada ukuran besar didominasi oleh serasah (22,15%). Selain itu, berdasarkan waktu makanan ikan gabus yang dominan ditemukan selain ikan sepat siam dan serasah, juga terdapat anak ikan gabus. Komposisi makanan tersebut menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan kelompok ukuran dan waktu (p > 0,05).Kata kunci : ikan gabus, ontogenetik, Rawa Aopa
Produktivitas Ikan Gabus (Channa striata) di perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Taufikir, .; Asriyana, .; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.003 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis produktivitas ikan gabus (Channa striata) di Perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2016 sampai Januari 2017 di Perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan sampel sebanyak 673 individu, terdiri dari 357 ekor ikan jantan dan 316 ekor ikan betina. Ikan gabus jantan dan betina memiliki frekuensi tertinggi pada selang kelas 268–290 mm. Produktivitas sekunder ikan gabus berkisar 155,769–608,127 g/bulan. Produktivitas tangkapan ikan gabus 3,96 g/m2.Kata Kunci: Ikan Gabus, Perairan Rawa Aopa Watumohai, produktivitas tangkapan, produktivitas sekunder.
Beberapa aspek biologi reproduksi Ikan Layang (Decapterus macarellus) hasil tangkapan Purse Seine yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari Fadila, Miftahul; Asriyana, .; Tadjuddah, Muslim
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 4 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.142 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember 2015 di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa aspek biologi reproduksi ikan layang (D. macarellus) hasil tangkapan purse seine yang meliputi sebaran ukuran ikan, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan ukuran pertama kali matang gonad. Selama periode penelitian jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 120 ekor, terdiri dari 68 ekor jantan dan 52 ekor betina. Hasil pengukuran panjang total ikan jantan berkisar 182‒317 mm dan ikan betina 182‒317 mm. Sebanyak 19 betina memiliki TKG III, dan hanya 1 betina mempunyai TKG IV. Pada ikan jantan terdapat 21 memiliki TKG III, dan 9 TKG IV. Ikan jantan dan betina didominasi TKG I (70 %) dibanding TKG lainnya. Fekunditas ikan betina berkisar 270.006–767.452. Hubungan fekunditas dengan bobot gonad cukup erat (r = 0,94). Ukuran pertama kali matang gonad ikan layang jantan dan betina dicapai pada ukuran yang hampir sama, yaitu masing-masing 24,5 cm dan 24,7 cm.Kata kunci : biologi reproduksi, Decapterus macarellus, Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.
Pendugaan dan Pemetaan Habitat Pakan Alami Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Perairan Wawonii Barat, Konawe Kepulauan Muhtar, Muhtar; Sara, La; Asriyana, Asriyana
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 3, No 1 (2019): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.389 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v3i1.7566

Abstract

Informasi mengenai pendugaan dan pemetaan habitat pakan penyu hijau (Chelonia mydas) di Kecamatan Wawonii Barat sangat dibutuhkan untuk pengelolaan kawasan konservasi penyu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2016. Data yang dikumpulkan meliputi data habitat pakan, frekuensi kehadiran penyu dan variabel data pendukung. Pengempulan data habitat pakan menggunkan metode survey, meliputi data  kepadatan dan komposisi jenis lamun dan makroalga. Pengamatan frekuensi kehadiran penyu dilakukan setiap minggu di setiap stasiun selama satu bulan. Pengamatan frekuensi kehadiran penyu dilakukan dari pukul 08.00-17.00 WITA. Parameter lingkungan diukur disetiap stasiun pengamatan bersamaan dengan pengamatan frekuensi kehadiran penyu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat pakan alami penyu hijau berada pada ekosistem lamun dan makroalga. Habitat tersebut ditandai oleh adanya jenis lamun dan makroalga yang merupakan makanan kesukaan penyu hijau yaitu  T. hemprichii 280,51 tegakan/m2, C. serrulata 48,29 tegakan/m2,  dan jenis makroalga G. arcuata 0,25 tegakan/m2S. duplicatum 0,33 tegakan/m2. Habitat peneluran penyu berada di sekitar ekosistem lamun dan makroalga. Di sekitar ekosistem tersebut terdapat ekosistem karang sebagai tempat peristirahatan penyu.       Kata kunci : habitat pakan alami, penyu hijau, Wawonii Bara Konawe Kepulauan Indonesia
Struktur Ukuran dan Parameter Populasi Rajungan (Portunus pelagicus, Linnaeus 1758) di Perairan Toronipa, Sulawesi Tenggara, Indonesia Muchtar, Ari Sandy; Sara, La; Asriyana, Asriyana
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 1, No 1 (2017): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.375 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v1i1.6589

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur ukuran dan parameter populasi rajungan (P. pelagicus) di perairan Toronipa yang dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2014. Total sampel yang diperoleh adalah 376 ekor rajungan jantan dan 331 ekor rajungan betina. Kelas ukuran lebar karapas rajungan yang banyak tertangkap selama penelitian berkisar 95,84 mm – 106,35 mm untuk jantan dan 90,97 mm – 105,15 mm untuk betina. Data lebar karapas rajungan yang diperoleh dianalisis dan ditemukan 3 rata-rata kelompok ukuran (kohort). Ukuran lebar karapas rajungan tersebut dominan berada pada rata-rata 91,92 mm. Parameter populasi CW∞, K, and t 0 rajungan jantan dan betina terdapat kecenderungan nilai yang berbeda, yaitu CW∞ = 155,76 mm, K = 0,83/year, dan t 0 = - 0,126 untuk rajungan jantan, sedang CW∞ = 184,82 mm, K = 0,43/year, dan t 0 = - 0,231 untuk betina. Data parameter populasi rajungan tersebut mengindikasikan bahwa rajungan di perairan ini diusahakan dijaga/dipelihara dan dikelola baik karena nilai K kedua jenis kelamin relatif rendah dan akan membutuhkan waktu lama untuk mencapai nilai CW∞ kedua jenis kelamin. Diharapkan data dalam penelitian ini dapat menjadi bahan merumuskan pengelolaan rajungan agar supaya populasinya dapat dipertahankan. Kata Kunci:Struktur ukuran, Parameter populasi, Portunus pelagicus, Perairan Toronipa.
Hubungan Panjang-Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Baronang (Siganus sp.) di Perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari Sudarno, Sudarno; Asriyana, Asriyana; Arami, Hasnia
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 2, No 1 (2018): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.229 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v2i1.7579

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi ikan baronang (Siganus sp.) di perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai Mei 2014.  Penentuan titik pengambilan sampel berdasarkan keterwakilan lokasi alat tangkap sero di perairan Tondonggeu. Sero yang digunakan mempunyai mata jaring penajuh 1,5 inci dan bunuhan 1 inci. Hasil penelitian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Parameter lingkungan menunjukkan kisaran suhu 29–300C; salinitas 30–31‰; derajat keasaman (pH) 6,0–7,0; kecepatan arus 0,048–0,068 m/detik; dan oksigen terlarut 6,3–7,73 mg/L. Jumlah ikan yang terkumpul sebanyak 1.059 ekor dengan kisaran panjang total 70,0–190,0 mm. Hubungan panjang-bobot ikan baronang jantan menunjukkan pola pertumbuhan isometrik saat bulan Maret (b=2,99); allometrik negatif saat bulan April (b=2,87) dan Mei (b=2,75). Tipe pertumbuhan ikan baronang betina menunjukkan pola allometrik positif saat bulan Maret (b=3,07); isometrik saat bulan April (b=2,96) dan Mei (b=2,98). Faktor kondisi ikan baronang jantan berkisar 0,89–1,17 dan betina 0,81–1,80. Ikan betina mempunyai kondisi lebih baik daripada ikan jantan. Kata kunci :   Baronang, allometrik positif, isometrik, Tondonggeu
Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Kakatua (Scarus rivulatus) di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Dayuman, .; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.394 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di perairan Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan pada bulan Januari sampai April 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan faktor kondisi ikan kakatua. Sampel ikan diperoleh menggunakan jaring insang (gill net) dengan mesh size 1¼, 1½  dan 2 inci, dengan panjang jaring 80 m dan tinggi jaring 2 m. Jumlah sampel ikan yang tertangkap selama penelitian sebanyak 193 individu betina dan 47 individu jantan. Sampel ikan diukur panjangnya menggunakan mistar ketelitian 1 mm  dan ditimbang bobotnya menggunakan timbangan analitik ketelitian 0,01 g. Sebaran frekuensi panjang tertinggi ikan kakatua jantan didominasi ukuran 116 –126  mm (23,4%)  sedang sebaran frekuensi panjang  ikan 162 – 172 mm tidak ditemukan. Sebaran frekuensi panjang ikan kakatua betina tertinggi berada pada selang kelas  127 – 138 mm (31,12%) sementara frekuensi kelas terendah berada pada selang kelas  185 – 195 mm (1,55. Nilai b yang diperoleh dari hubungan panjang dan bobot ikan kakatua jantan sebesar 2,866 sedang pada betina sebesar 2,882. Pola pertumbuhan ikan ini adalah isometrik (b < 3,0). Faktor kondisi ikan kakatua jantan berkisar 0,80 – 2,81 sedang betina berkisar 1,08–3,05. Kata Kunci : Faktor kondisi, Pola pertumbuhan, Scarus rivulatus
Rasio Kelamin dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Kakatua (Scarus rivulatus Valenciennes, 1840) di Perairan Desa Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Aswady, Tri Utary; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.701 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan di perairan Tanjung Tiram pada bulan Januari - Juni 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa aspek biologi ikan kakatua meliputi rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, dan ukuran pertama kali matang gonad. Contoh ikan diperoleh menggunakan bottom gill net mesh size 1¼, 1½  dan 2 inci, dan panjang jaring 80 m dan tinggi jaring 2 m. Semua ikan yang tertangkap dijadikan sampel yang jumlahnya 317 ekor yang terdiri atas ikan jantan 70 ekor dan ikan betina 247 ekor. Sampel ikan diukur panjangnya menggunakan mistar ketelitian 1 mm dan ditimbang bobotnya menggunakan timbangan analitik ketelitian 0,01 g. Pengamatan jenis kelamin dilakukan secara anatomi dengan melihat gonad jantan dan betina. Rasio kelamin antara jantan dan betina selama periode penelitian adalah 1:3,5 yang artinya tidak seimbang. Tingkat kematangan gonad pada ikan jantan dan betina didasarkan pada pembagian TKG ikan karang. Tingkat kematangan gonad ikan jantan dan betina didominasi TKG II. TKG IV tertinggi untuk ikan betina terdapat pada bulan Juni (23,08%), sedangkan ikan jantan (TKG IV) tertinggi terdapat pada bulan Januari (25%). Ikan jantan mengalami matang gonad pada 177 mm dan ikan betina pada 165 mm. Ikan kakatua di perairan Tanjung Tiram didominasi ikan betina yang mengindikasikan bahwa kelestarian suatu populasi masih dapat dipertahankan.Kata Kunci : Rasio kelamin, TKG, Ukuran pertama kali matang gonad, Scarus rivulatus  
Struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Wulandari, Kiki; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.493 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa, Sulawesi Tenggara. Penelitian dilaksanakan di perairan Rawa Aopa selama tiga bulan dari bulan April hingga Juni 2017. Contoh ikan ditangkap menggunakan jaring insang, bubu, pancing, dan seser. Data penelitian dianalisis menggunakan indeks komposisi jenis, keanekaragaman, dominansi, dan keseragaman. Parameter kualitas air yang diamati meliputi parameter fisika yaitu suhu dan fluktuasi muka air sedangkan parameter kimia meliputi oksigen terlarut dan pH. Selama penelitian ditemukan 641 ekor ikan yang termasuk dalam 11 spesies dan 8 famili. Keanekaragaman ikan di perairan Rawa Aopa termasuk dalam kategori sedang (H'=1.57-1.96), dengan keseragaman spesies yang tinggi (E=0.76-0.82) dan tidak ada jenis ikan yang mendominansi (C= 0.19-0.27). Secara umum struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa masih dalam kategori stabil.Kata Kunci : Ikan, Rawa Aopa, dan struktur komunitas
Pola pertumbuhan Ikan Sembilang (Plotosus lineatus) di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Jumiati, .; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.71 KB)

Abstract

Ikan sembilang (P. lineatus) merupakan Family Plotosidae yang banyak terdapat di perairan Tanjung Tiram, namun informasi mengenai pola pertumbuhan ikan ini masih sangat kurang sehingga studi ini perlu dilakukan.Studi dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2017. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan sembilang. Ikan sembilang dilakukan dengan menggunakan alat tangkap jaring insang ukuran mata jaring 1,5; 2,0 dan 2,5inci. Sampel ikan kemudian diukur panjang total dan bobotnya. Hasil studi menunjukkan bahwa ikan sembilang jantan berada pada kisaran panjang 97–250 mm dan bobot 7 – 96 g, sedangkan ikan betina berada pada kisaran panjang 92–216 mm dan bobot 9 – 71 g. Pola pertumbuhan ikan tersebut mengikuti tipe allometrik negatif sebagaimana ditunjukkan oleh nilai b = 2,69 untuk jantan dan b = 2,49 untuk betina. Koefisien korelasi (r) ikan sembilang semakin mendekati 1 mengindikasikan bahwa pertumbuhan panjang selalu diikuti dengan pertambahan beratnya (r = 0,92) untuk jantan dan  (r = 0,9) untuk betina. Kisaran faktor kondisi jantan 0,61–1,88 dan betina 0,59–2,12 yang mengindikasikan bahwa kondisi betina lebih baik daripada jantan.Kata Kunci : Pertumbuhan, ikan sembilang, allometrik negatif, Tanjung Tiram