Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Mortalitas dan Tingat Eksploitasi Ikan Gabus (Channa striata) di Perairan Rawa Aopa Watumohai Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Cia, Wa ode Cimiming; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.156 KB)

Abstract

AbstrakIkan gabus merupakan salah satu ikan ekonomis penting yang hidup di perairan Rawa Aopa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan bulan Mei sampai Juni 2017 dengan tujuan untuk menganalisis mortalitas dan tingkat eksploitasi ikan gabus. Penangkapan ikan gabus dilakukan dengan menggunakan beberapa alat tangkap yaitu bubu, jaring, pancing, dan seser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran frekuensi panjang ikan gabus didominasi oleh ukuran 321 – 368 mm untuk ikan jantan dan ukuran 279 – 320 mm untuk ikan betina. Hubungan antara panjang dan bobot ikan gabus menunjukkan pola pertumbuhan allometrik positif  (ikan jantan) dan pertumbuhan isometrik (ikan betina). Parameter  pertumbuhan ikan gabus jantan mencapai panjang asimtotik lebih cepat (11 tahun) dibandingkan ikan betina (13 tahun). Mortalitas  ikan gabus diperairan rawa aopa didominasi oleh mortalitas akibat penangkapan (F = 0,927; 1,745;1,246 ) dari pada kematian alami (M = 0,008;0,007;0,005 ). Tingkat eksploitasi ikan gabus di perairan ini tergolong dalam kategori tangkap lebih (E = 0,9)Kata kunci : ikan gabus, allometrik, issometrik, mortalitas, tangkap lebih.
Kelimpahan dan distribusi Ikan Gabus (Channa striata) di perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Marhana, Wa Ode; Asriyana, .; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.515 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelimpahan dan distribusi ikan gabus (Channa striata) di perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Selama penelitian jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 312 ekor. Hasil pengukuran panjang dan bobot berdasarkan lokasi dan waktu pengamatan berkisar 154–441 mm dan 52–2446 g yang terbentuk ke dalam sepuluh kelas ukuran, namun terdapat dua kelas ukuran yang dominan ditemukan yakni 282–311 mm (22,96 %) dan 312–344 mm (17,97 %) serta kelas ukuran bobot 69,0–99,0 g (29,21%) dan 213,0–310,0 g (24,72 %). Kelimpahan ikan gabus tertinggi berdasarkan lokasi terdapat pada stasiun II (7.327–22.258 g), sedangkan kelimpahan terendah terdapat pada stasiun III (6.435–21.415 g). Berdasarkan waktu, kelimpahan tertinggi terdapat pada bulan September (7.408–31.638 g), sedangkan kelimpahan terendah terdapat pada bulan Juli (6.385–15.050 g). Pola distribusi berdasarkan lokasi maupun waktu pengamatan menunjukkan pola distribusi yang seragam yang mengindikasikan bahwa perairan Rawa Aopa mempunyai kondisi lingkungan yang relatif seragamKata kunci : Kelimpahan, distribusi, ikan gabus (C. striata), Rawa Aopa
Keanekaragaman dan hasil tangkapan sampingan Jaring Insang di perairan Lalowaru Kabupaten Konawe Selatan Muhajirah, Eva; Sara, La; Asriyana, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.787 KB)

Abstract

Informasi mengenai keanekaragaman ikan dan hasil tangkapan sampingan pada jaring insang sangat dibutuhkan untuk mengetahui tingkat keramahan jaring insang dan sebagai upaya meminimalkan hasil tangkapan sampingan untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman ikan dan hasil tangkapan sampingan  pada perikanan jaring insang di perairan Lalowaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2017. Pengambilan sampel ikan dilakukan setiap 2 minggu selama 3 bulan. Sampel ikan ditangkap dengan menggunakan alat tangkap jaring insang dengan ukuran mata jaring 1, 1½, 1¾, dan 2 inci. Semua ikan yang tertangkap dikumpulkan dalam wadah kemudian dipilah berdasarkan jenis dan masing-masing dihitung jumlahnya, selanjutnya dilakukan pengukuran panjang total dan berat total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 27 famili dari 45 jenis. Nilai indeks keanekaragaman saat bulan gelap maupun bulan terang tergolong tinggi yaitu berada pada kisaran 0,58-1,00 saat bulan gelap dan 0,79 - 0,91 saat bulan terang. Proporsi hasil tangkapan utama yaitu 25% dan hasil tangkapan sampingan sebesar 75% yang terdiri dari hasil tangkapan sampingan yang dimanfaatkan dan dibuang kembali ke laut dengan proporsi masing-masing yaitu 86% dan 14%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat tangkap jaring insang yang dioperasikan nelayan termasuk alat tangkap yang tidak selektif karena memiliki nilai indeks keanekaragaman dan hasil tangkapan sampingan yang tergolong tinggi.Kata Kunci : Hasil tangkapan sampingan, Jaring insang, dan Keanekaragaman
Karakteristik biofisik habitat peneluran Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Kampa, Konawe Kepulauan Ridwan, Exfar Alli; Sara, La; Asriyana, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 4 (2017): Oktober 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1403.997 KB)

Abstract

Informasi tentang karakteristik biologi dan fisika pantai peneluran penyu hijau (Chelonia mydas) sangat dibutuhkan dalam pengelolaan kawasan konservasinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik biologi dan fisika sarang penyu hijau di pantai Kampa Kepulauan Konawe. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 dengan metode survei. Kemiringan, lebar pantai, suhu pasir, kelembaban, jarak antara sarang dan pasang tertinggi, dan jarak antara sarang dan permukiman diukur pada setiap stasiun. Pengukuran kemiringan pantai menggunakan waterpass dan penentuan tekstur pasir pantai dilakukan dengan mengambil sampel pasir yang diukur menggunakan metode pipet. Klasifikasi substrat menggunakan Segitiga Miller. Kelembaban pasir diukur menggunakan hygrometer, sedangkan suhu pasir yang diukur pada kedalaman 30 cm (kondisi dalam sarang) pada pagi, siang dan malam hari menggunakan termometer merkuri. Lebar pantai, dan jarak antara vegetasi dan pasang tertinggi diukur dengan meteran roll. Jarak pantai bersarang dan hunian diukur menggunakan Perangkat Lunak ArcMap. Vegetasi pantai diidentifikasi dan masing-masing spesies ditentukan persentasenya. Identifikasi vegetasi dilakukan sejauh 10 m dari vegetasi pertama. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara parameter biologi (struktur vegetasi) dan fisika (suhu, kelembaban, lebar pantai, kemiringan pantai, tekstur pasir) pantai Kampa, Kepulauan Konawe. Oleh sebab itu, wilayah pesisir di daerah ini perlu mendapat perlindungan agar populasi penyu di daerah ini tetap terjaga.Kata kunci: Chelonia mydas, Biofisik, Konawe Kepulauan, Pantai Kampa,.
Biologi reproduksi Ikan Belanak (Chelon subviridis) di perairan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Riswana, Emilia; Asriyana, .; Ramli, Muh.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.984 KB)

Abstract

Informasi mengenai biologi reproduksi ikan dibutuhkan sebagai acuan dalam pengelolaan sumber daya ikan belanak secara lestari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek biologi reproduksi ikan belanak (Chelon subviridis) di Perairan Lalowaru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai April 2017. Sampel ikan belanak ditangkap menggunakan jaring insang dengan ukuran mata jaring 1 inci. Jumlah total ikan yang tertangkap sebanyak 246 ekor yang terdiri dari 147 ekor ikan jantan dan 99 ekor ikan betina. Ikan jantan memiliki kisaran panjang 93−244 mm dan bobot 9 – 154 g. Adapun panjang ikan betina berkisar 92−239 mm dan 10−156 g. Rasio kelamin berdasarkan uji Chi-square menunjukkan keseimbangan pada bulan Februari dan tidak seimbang pada bulan Maret dan April. Analisis ukuran pertama kali matang gonad menggunakan metode Spearman-Karber. Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan belanak jantan matang gonad pada ukuran 191 mm dan betina pada ukuran 196 mm. Potensi reproduksi  ikan  belanak  berdasarkan fekunditas berkisar 1.525−127.219 butir. Hubungan fekunditas dengan panjang total, F = -6,000L3,164 (r = 0,67) sedangkan hubungannya dengan berat, F = 6,174W1,007 (r = 0,66). Data tersebut mengindikasikan bahwa ikan belanak jantan dan betina yang tertangkap di perairan ini termasuk kategori dewasa. Rasio kelamin ikan tersebut membutuhkan perhatian serius untuk pengelolaan populasi ikan ini karena jenis jantan mendominasi ikan betina. Ikan ini termasuk kategori berfekunditas sedang, dan mencapai ukuran pertama matang kelamin 191 mm untuk jantan, dan 196 mm untuk betina.Kata Kunci : Biologi reproduksi, ikan belanak, rasio kelamin, fekunditas
Biologi reproduksi Ikan Nila (Oreohcromis niloticus) di Perairan Rawa Aopa Watumohai Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Erni, Rosma; Asriyana, .; Mustafa, Ahmad
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.81 KB)

Abstract

Informasi mengenai biologi reproduksi ikan dibutuhkan sebagai acuan dalam pengelolaan sumber daya ikan nila secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek biologi reproduksi ikan nila di perairan Rawa Aopa. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2017. Sampel ikan nila ditangkap menggunakan bubu, pancing, dan jaring. Parameter yang diukur meliputi sebaran ukuran, sex ratio, tingkat kematangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad indeks kematangan gonad, dan fekunditas. Keseimbangan rasio kelamin jantan dan betina diuji menggunakan Chi-square. Jumlah total ikan yang tertangkap sebanyak 120 ekor yang terdiri atas 64 ekor betina dan 56 ekor jantan. Ukuran panjang dan berat ikan jantan masing - masing berkisar 10,2 - 28,1 mm dan 17 – 371 g, selang ukuran panjang dan bobot ikan betina masing-masing berkisar 9,5 - 28,0 mm dan 17 - 447 g. Sex ratio ikan nila saat bulan April dan Mei berada dalam keseimbangan (sex ratio 1 : 1), kecuali bulan Juni. Tingkat kematangan gonad didominasi TKG I (74,17%) dengan indeks kematangan gonad berkisar 0,0002 - 0,0009. Fekunditas ikan nila berkisar 439 - 4.281 butir. Hasil analisis hubungan fekunditas dan berat total diperoleh persamaan F = -1,907X+17,44 (R2 = 0,474), persamaan ini menunjukkan bahwa keragaman hanya mampu menjelaskan 47,4% terhadap perubahan berat total. Sedangkan hubungan fekunditas dengan panjang total mengikuti persamaan y = -6,640x+43,26 (R2 = 0,651), persamaan ini menunjukkan bahwa keragaman hanya mampu menjelaskan 65,1% terhadap perubahan panjang total. Ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan betina diperoleh pada ukuran 185,17 mm, sedangkan pada ikan jantan ukuran pertama kali matang gonad tidak ditemukan.Kata Kunci : Biologi reproduksi, Oreochromis niloticus, Rawa Aopa Watumohai.
Komposisi By-catch Perikanan Lele Laut (Famili Plotosidae) di Perairan Teluk Kolono, Sulawesi Tenggara Asriyana, Asriyana; Halili, Halili; Irawati, Nur
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 4, No 1 (2020): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v4i1.10201

Abstract

The by-catch on the gill net fisheries is the current global fisheries problems and issues. This study aimed to analyze by-catch composition of fishery eel catfish (Plotosidae) in Kolono Bay, Southeast Sulawesi. Sampling was done monthly from April to July 2019, with bottom experimental gillnets of ¾, 1¼, 1½, 1 ¾, and 2 inches mesh sizes. The highest proportion of catches was found in by-catch (62.72%) than the main target, the family Plotosidae (37.28%). The by-catch includes 23 families consisting of two groups namely the useable by-catch 55.57% (19 families) and discarded by-catch 7.15% (4 families). Out of these 23 families, 44 species belong to the Least Concern (LC) and 24 species Not Evaluated (NE) categories on the IUCN red list 2019. The results showed that the use of bottom gillnets in eel catfish fisheries has a low selectivity which is characterized by high diversity and low dominance of by-catch.
Growth and condition factor of rivulated parrotfish, Scarus rivulatus in Kulisusu Bay, North Buton, Southeast Sulawesi Gusrin, Gusrin; Asriyana, Asriyana; Bahtiar, Bahtiar
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 4, No 1 (2020): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v4i1.10256

Abstract

The growth and condition factor of rivulated parrotfish (Scarus rivulatus) was studied in Kulisusu Bay of  North Buton Southeast Sulawesi from April to July 2019.  Fish samples were collected using gillnets of 11/2, 2, and 21/2 inches mesh size. Growth parameters were analyzed following von Bertalanffy formula using ELEFAN I software of package program of FiSAT II. A total of 300 fish individuals was caught  ranging from 145-300 mm in the total length and 63.8-461.8g in weight. The length–weight relationship of male was isometric, while female and combined sexes were negative allometric. The von Bertalanffy growth models for male, female, and combined sexes, were Lt = 310.8{1- e -0.89(t-0.011)}; Lt = 230.48{1- e -0,46(t+0,16)};  Lt = 304.5{1- e -1,2(t-0,064)}, respectively. A high value of b in male indicates this fish is getting enough food. The relative condition factor of fish varied from 0.80 to 3.45. The male has greather condition factors than female fish during this research. This shows male fish in good condition.
Population parameters and exploitation level of striped snakehead, Channa striata (Bloch, 1793) in Aopa Swamp, Southeast Sulawesi Bahrin, Nurtini; La Sara, La Sara; Asriyana, Asriyana
AQUASAINS Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1037.313 KB) | DOI: 10.23960/aqs.v8i2.p829-840

Abstract

Striped snakehead is one of the important economical fish in Aopa Swamp waters. Research on population parameters and exploitation level of striped snakehead was conducted from November 2018 to January 2019. The objective of this research was to analyze population parameters and exploitation level of  striped snakehead in the Rawa Aopa waters in Southeast Sulawesi. Fish samples were caught using a fishing trap used by fishermen. A total of 449 individual fish were caught with ranging 20.0-47.0 cm in length and 59.0-994.0 g in weight. Striped snakehead has an isometric growth pattern (b=3.08 ; r=0.96, R2=0.92) with the equation model W=6.10-3L3,08. Striped snakehead reaches its maximum length in size L ͚ = 48.62 cm with a growth coefficient (K) of 0.68 year-1. Fishing mortality (F= 0.87) is higher than natural mortality (0.63). Exploitation level of striped snakehead in Rawa Aopa waters is categorized as overfishing (E> 0.5).Keywords : Striped snakehead, isometrics, overfishing, Aopa Swamp, Southeast Sulawesi
Utilization Rates of Scad (Decapterus spp.) in Banda Sea where landed in Ocean Fishery Harbor Kendari, Southeast Sulawesi Hute, Endang Rahmi; Asriyana, Asriyana; Ramli, Muhammad
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 5, No 1 (2021): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v5i1.10219

Abstract

Scads fish (Decapterus spp.) is an economically important fish and is one of the target catches in the Banda Sea waters. This study aims to analyze utilization rates of scads fish in the Banda Sea waters landed at the Ocean Fisheries Harbor (PPS) Kendari in terms of the trend of catch per unit effort (CPUE). The study was conducted from January to June 2018. Analysis of data included capture productivity (CPUE), surplus production models, utilization rates, and the number of scad fish catches allowed in the Banda Sea waters. The results showed that the average catch productivity (CPUE) was 1.79 tons/trip. The sustainable catch of scad fish in the Banda Sea waters is 6,313.10 tons with an optimum effort of 4,419 trips/year. The average utilization rate is 90.98% of the MSY value and the total allowable catch (TAC) is 5,050.48 tons. High utilization rates and exceeding sustainable catches indicate that scad fishery in the Banda Sea has been heavily exploited. Control of fishing efforth both total of trips, fishing gear, and decent size of scad are necessary to reduce fishing pressure of this species.