Dyah Nugraheni, Prasasti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Hukum Pidana Indonesia atas Penyalahgunaan Alat Bukti Visum Et Repertum sebagai Sarana untuk Melakukan Tindak Pidana Pemerasan Rohmat, Rohmat; Dyah Nugraheni, Prasasti
Lex Scientia Law Review Vol 3 No 2 (2019): Perkembangan Hukum di Era Disrupsi
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.369 KB) | DOI: 10.15294/lesrev.v3i2.35422

Abstract

Visum et Repertum oleh beberapa orang dapat disalahgunakan oleh beberapa orang untuk menguntungkan diri sendiri secara ilegal. Masalah dalam makalah ini adalah bagaimana posisi bukti Visum et Repertum dalam studi Pidana Indonesia KUHAP, kekuatan bukti Visum et Repertum dan bagaimana studi hukum pidana Indonesia terhadap bukti Visum et Repertum adalah digunakan sebagai alat untuk melakukan kejahatan pemerasan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analisis normatif. Bahan penelitian yang digunakan adalah sekunder. Maka metode pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, sedangkan analisis data dilakukan secara kualitatif. Berdasarkan hasil dapat dikatakan bahwa kekuatan bukti Visum et Repertum hanya sebagai instrumen pelengkap dalam mencari kebenaran. Seseorang yang dengan sengaja menggunakan post mortem untuk keuntungan secara ilegal, maka orang tersebut tidak dapat dianggap sebagai korban tapi pelaku lain yang berhubungan dengan saksi. Berdasarkan analisis unsur pidana dalam aliran monistik dan unsur pertanggungjawaban pidana dalam aliran dualistik, para pelaku kejahatan ini telah memenuhi unsur Dolus. Penelitian dapat disimpulkan bahwa hukum pidana Indonesia belum secara langsung dikendalikan itu. Dapat dikatakan bahwa kekuatan bukti Visum et Repertum hanya sebagai instrumen pelengkap dalam mencari kebenaran. Seseorang yang dengan sengaja menggunakan post mortem untuk keuntungan secara ilegal, maka orang tersebut tidak dapat dianggap sebagai korban tapi pelaku lain yang berhubungan dengan saksi. Berdasarkan analisis unsur pidana dalam aliran monistik dan unsur pertanggungjawaban pidana dalam aliran dualistik, para pelaku kejahatan ini telah memenuhi unsur Dolus.
Indonesian Criminal Law Study on the Misuse of Visum Et Repertum Evidence as a Means for Committing the Crime of Extortion Rohmat, Rohmat; Dyah Nugraheni, Prasasti
Lex Scientia Law Review Vol 3 No 2 (2019): Development of Law in the Era of Disruption
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lesrev.v3i2.35422

Abstract

The problem in this paper is how the position of the Visum et Repertum evidence in the Indonesian Criminal Code study, the strength of the Visum et Repertum evidence and how the Indonesian criminal law study of the Visum et Repertum evidence is used as a tool to commit extortion crimes. This type of research uses normative analysis research. The research material used is secondary. So the method of data collection was carried out through literature studies, while data analysis was carried out qualitatively. Based on the results it can be said that the strength of the Visum et Repertum evidence is only as a complementary instrument in seeking the truth. Someone who deliberately uses a post mortem for illegal gain, then that person cannot be considered a victim but another actor related to the witness. Based on the analysis of criminal elements in the monistic school and elements of criminal responsibility in the dualistic school, the perpetrators of these crimes have fulfilled the Dolus element. The research can be concluded that Indonesian criminal law has not directly controlled it. It can be said that the strength of the Visum et Repertum evidence is only a complementary instrument in seeking the truth. Someone who deliberately uses a post mortem for illegal gain, then that person cannot be considered a victim but another actor related to the witness.