Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konflik Pekerjaan dan Keluarga pada Pasangan dengan Peran Ganda Wongpy, Novensia; Setiawan, Jenny Lukito
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jptt.v10n1.p31-45

Abstract

Work-family interface can be viewed from two directions, work-to-family and family-to-work. The imbalance in carrying out two roles in the area of work and family will trigger conflict, which is known as work-to-family conflict and family-to-work conflict. The aim of this study was to compare work and family conflicts in working husbands and wives. The participants were 30 married couples (60 persons) who have one child and work as employees, managers and entrepreneurs. Work-family conflict was measured using a questionnaire that measures the level of conflict in two directions, work-to-family conflict and family-to-work conflict. The result shows that there is no difference in work-to-family conflict between husbands and wives. However, there is difference between work-to-family conflict and family-to-work conflict with the average of work-to-family conflict is higher than family-to-work conflict for both husbands and wives. The findings indicate that gender difference does not affect the ways in balancing between work and family roles among both husbands and wives.Keywords: Work-family conflict, family-work conflict, dual career coupleAbstrak: Work-Family Interface dapat ditinjau dari dua arah yaitu work-to-family dan family-to-work. Ketidakseimbangan dalam menjalankan dua peran di area pekerjaan dan keluarga akan memicu konflik yang disebut sebagai work-to-family conflict dan family-to-work conflict. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan konflik pekerjaan dan keluarga pada pasangan suami dan istri yang keduanya bekerja. Subjek penelitian adalah 30 pasangan suami istri (60 orang), minimal telah memiliki satu anak dan bekerja sebagai karyawan, manager maupun wiraswasta. Work-family conflict diukur dengan menggunakan angket tertutup yang mengukur level konflik dari dua arah yaitu work-to-family conflict dan family-to-work conflict. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan work-family conflict antara kelompok suami dan kelompok istri. Namun, terdapat perbedaan antara work-to-family conflict dan family-to-work conflict dengan nilai rata-rata work-to-family conflict lebih tinggi dibandingkan dengan family-to-work conflict baik pada kelompok suami maupun istri. Penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan gender dalam cara menyeimbangkan peran dalam pekerjaan dan rumah tangga.
SOSIALISASI DAN PSIKOEDUKASI KESEHATAN MENTAL PADA MASYARAKAT KOTA SURABAYA Wongpy, Novensia; Virlia, Stefani
Jurnal LeECOM (Leverage, Engagement, Empowerment of Community) Vol 2 No 2 (2020): Jurnal LeECOM
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/leecom.v2i2.1591

Abstract

Kesehatan mental dan berbagai permasalahan gangguan mental merupakan salah satu aspek dalam individu yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Data dari berbagai survei dan penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah masyarakat yang mengalami gangguan mental. Kondisi masyarakat dengan anyaknya stigma negatif terkait kesehatan mental dan kurangnya pengetahuan masyarakat membuat masalah-masalah terkait kesehatan mental menjadi lebih buruk dan semakin sulit ditangani. Tujuan dari program ini adalah untuk menigkatkan pengetahuan masyarakat terkait kesehatan mental agar mampu mengurangi stigma negatif, meningkatkan sikap yang positif akan kesehatan mental dan memiliki kesadaran akan pentingnya mempertahankan mental yang sehat. Metode pelaksanaan program yang dipilih adalah dengan memberikan screening kesehatan mental, psikoedukasi dan meditasi bagi masyarakat. Hasil evaluasi dari pelaksanaan program menunjukkan bahwa program yang dirancang efektif menigkatkan pengetahuan, meningkatkan sikap positif masyarakat akan kesehatan mental juga kesadaran masyarakat akan kondisi kesehatan mental mereka masing-masing.