Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENYISIHAN NUTRIEN DENGAN KULTUR Eichornia Crassipes DALAM AIR LIMBAH KOLAM IKAN RESIRKULASI SEMI TERTUTUP Satya, Awalina; Chrismadha, Tjandra; Sulawesty, Fachmijany; Yoga, Gunawan P.; Mardiyati, Yayah
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air Limbah kolam ikan resirkulasi memiliki karakteristik yang mirip dengan perairan eutrofik sehingga tidak aman untuk dibuang ke perairan umum secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi kemampuan tiga variasi kepadatan eceng gondok (Eichornia crassipes) untuk memperbaiki kualitas air limbah kolam ikan resirkulasi tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk 1) mengungkapkan dinamika kualitas air dalam ?batch culture? 2) kinetika laju reduksi nutrien nitrogenik-fosforik dan konstituen pencemar lainnya, dan 3) efektifitas penyisihan nutrien. Eksperimen terdiri atas empat bak plastik, B1, B2, B3 dan B4. Bak B1 merupakan kontrol, hanya berisi air limbah tanpa eceng gondok. Bak B2, B3 dan B4 berisi eceng gondok dengan kepadatan awalnya berturut-turut adalah 1.618,40 gram/m2; 2.436,51 gram/m2 ; dan 3.243,93 gram/m2. Percobaan dilakukan selama empat hari. Pengukuran pH,Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen,DO), konduktifitas, suhu, Total Dissolved Solid (TDS), dan % DO saturation dilakukan tiga kali sehari pada jam 09.00-09.30 ; 12.00-12.30 dan 16.00-16.30, sedangkan Senyawa nutrien nitrogenik (N-NH3+; N-NO2-; N-NO3-, Total Nitrogen (TN)), fosfor (TP), Total Suspended Solid (TSS) dan Total Organic Matter (TOM) dianalisis dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Reduksi parameter konduktifitas,TDS, nutrien, nitrogenik, dan fosforik dalam bak-bak yang ditumbuhi eceng gondok mengikuti model kinetika order pertama. Kepadatan eceng gondok ideal adalah 2.436,51 gram/m2 (bak B3) karena menghasilkan pertambahan densitas yang paling tinggi (147,13 gram/m2). Bak berisi eceng gondok paling efektif menyisihkan turbiditas (94,28%-100%), N-nitrit (98,21%-98,93%), TP (92,86%-93,62%), N-nitrat (58,33%-83,33%), TN (59,46%-66,06%), N-ammonia (18.82%-46,88%) dan konduktifitas (16,34%-23,54%). Seluruh perlakuan dan kontrol terbukti tidak efektif untuk menyisihkan material organik.
LAJU PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio L) DENGAN PEMBERIAN PAKAN LEMNA (Lemna perpusilla TORR.) SEGAR PADA KOLAM SISTEM ALIRAN TERTUTUP Sulawesty, Fachmijany; Chrismadha, Tjandra; Mulyana, Endang
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja budidaya perikanan melalui pemanfaatan pakan alternative yang murah dan ramah lingkungan. Pakan alternatif yang dipilih adalah jenis tumbuhan air, lemna (Lemna perpusilla Torr) yang dikultur secaraintegratif pada suatu sistem produksi perikanan sehingga mempunyai fungsi sebagai sumberpakan alami sekaligus menyerap bahan pencemar kegiatan budidaya. Pengamatan inibertujuan untuk melihat pengaruh pemberian lemna segar terhadap laju pertumbuhan ikan mas(Cyprinus carpio L) pada kolam sistem aliran tertutup. Biomassa lemna segar digunakan untukmengantikan pellet pada porsi setara 50% dari berat kering pakan yang diberikan pada ikanmas sebanyak 3% dari berat badannya per hari. Pengamatan dilakukan selama 24 minggu.Ukuran berat awal ikan mas rata-rata 4,75 - 6,5 g dngan padat penebaran100 ekor per wadah.Parameter pengamatan adalah berat rata-rata ikan,, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversipakan, faktor kondisi, dan tingkat kelangsungan hidup ikan. Pemberian campuran lemna segarpada pakan ikan mas memberikan nilai laju pertumbuhan spesifik lebih tinggi, yaitu sebesar2,00 %/hari, dibandingkan dengan yang hanya diberi pakan pellet (1,75 %/hari). Berat ratarata,nilai konversi pakan, dan tingkat kelangsungan hidup ikan yang diberi pakan campuranlemna segar bertutut-turut: 162,7 g, 2,00, dan 64 %, lebih tinggi dibandingkan dengan ikanyang diberi ransum pellet saja (berturut-turut 108,9 g, 3,34, dan 61 %). Pertumbuhan ikanbersifat allometrik negatif (nilai b < 3) dengan nilai b pada ikan yang diberi pakan campuranpellet dan lemna segar lebih tinggi (2,737) dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan pelletsaja (2,537). Hasil ini mengindikasikan adanya pengaruh positif pemberian lemna segar yaitudapat meningkatkan pertumbuhan ikan mas. Pemanfaatan biomassa lemna segar untukcampuran pakan ikan mas dapat meningkatkan efisiensi produksi pada usaha budidaya ikanmas.
KOMUNITAS FITOPLANKTON DI DAERAH LITORAL DANAU MANINJAU DAN SUNGAI RANGGEH, KABUPATEN AGAM KAITANNYA DENGAN KANDUNGAN NUTRIEN Sulawesty, Fachmijany; Yustiawati, Yustiawati; Aisyah, Siti
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/oldi.2020.v5i1.289

Abstract

Fitoplankton di Danau Maninjau merupakan sumber makanan bagi anakan ikan dan ikan pemakan plankton seperti ikan Bada. Ikan Bada (Rasbora sp.) merupakan ikan endemik Danau Maninjau, ikan ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Unsur hara seperti nitrogen dan fosfor dapat menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan fitoplankton di perairan.  Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan fitoplankton dan hubungannya dengan kandungan nutrien di daerah litoral Danau Maninjau dan Sungai Ranggeh.  Pengamatan dilakukan enam kali pada bulan April, Juli, Agustus, September, Oktober, dan November 2018 di beberapa stasiun pengamatan di daerah litoral Danau Maninjau dan Sungai Ranggeh.  Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat lima kelompok fitoplankton, yaitu Chlorophyta (53 spesies), Bacillariophyta (35 spesies), Cyanophyta (enam spesies), Euglenophyta (lima spesies), dan Dinophyta (dua spesies).  Kelimpahan fitoplankton di daerah litoral Danau Maninjau berkisar 0,07 x 106 ? 5,8 x 106 individu.L-1, sementara Sungai Ranggeh berkisar 0,0016 x 106 ? 2,1 x 106 individu.L-1.  Kelimpahan di daerah litoral Danau Maninjau lebih tinggi dibandingkan dengan Sungai Ranggeh. Pada bulan Juli 2018 Microcystis aeruginosa (Cyanophyta) ditemukan melimpah, Synedra ulna (Bacillaryophyta) pada bulan Agustus dan September dan Cylindrospermopsis raciborskii (Cyanophyta) pada bulan Oktober dan November.  Nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi, komunitas fitoplankton di daerah litoral Danau Maninjau menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton tidak stabil dibandingkan dengan di Sungai Ranggeh.  Berdasarkan analisis komponen utama, kelimpahan Cyanophyta di daerah litoral Danau Maninjau dipengaruhi oleh konsentrasi fosfor.