Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Revitalisasi Koridor Bersejarah Kawasan Kembang Jepun di Kota Surabaya Azis, Fakhruddin Abdul; Sulistyo, Broto Wahyono; Sukarnen, Sukarnen
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.639 KB)

Abstract

Kota Surabaya memiliki bangunan kuno/lama yang merupakan saksi sejarah peristiwa lampau. Salah satunya kawasan Kembang Jepun. Keberadaan bangunan tua dan bersejarah di wilayah tersebut membuat Pemerintah Kota Surabaya menjadikannya kawasan cagar budaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang melalui proses analisis, sintesis, hingga didapati konsep desain. Site yang dipilih adalah sebagian Jl. Karet hingga sebagian Jl. Kembang Jepun yg berakhir persimpangan pertama dengan luas 6,6 Ha. Konsep revitalisasi bertujuan untuk menghidupkan kembali kawasan Kembang Jepun agar tidak disebut kawasan mati pada malam hari dan hari libur. Proses desain dilakukan dengan ornamen kawasan revitalisasi melalui tahapan identifikasi bangunan yang memiliki karakter pada tampilan bangunan eksisting dengan penambahan ornamen dan warna untuk memperkuat suasana Kembang Jepun menggunakan gaya arsitektur pecinan dan kolonial pada tampilan bangunan, pedestrian dan street furniture. Revitalisasi ini menggunakan tema Arsitektur Post Modern dan Heritage. Suasana Heritage dihadirkan melalui ciri khas kolonial yang identik warna putih pada Jl. Karet dan warna merah ciri khas pecinan Jl. Kembang Jepun. Post Modern Historicm diterapkan melalui rancangan dengan elemen historicm seperti ornamen, warna, dan kolom. Konsep makro representatif mengembalikan identitas kawasan Kembang Jepun, konsep tatanan lahan adalah jelas dan terarah, konsep mikro bentuk adalah representatif, konsep mikro ruang adalah fungsional.
Perencanaan dan Perancangan Rumah Sakit Khusus Bedah di Kota Banyuwangi, Jawa Timur Afifah, Zian; Widjajanti, Wiwik Widyo; Sulistyo, Broto Wahyono
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.605 KB)

Abstract

Bedah dalam ilmu kesehatan yang terfokus pada penggunaan teknik bedah untuk meneliti dan menyembuhkan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh penyakit atau cedera berat. Jumlah pasien yang memerlukan tindakan bedah dalam upaya metode penyembuhan  mengalami kenaikan yang terus signifikan pertahunnya dan tidak diimbangi dengan adanya fasilitas yang secara khusus menangani persoalan tersebut terutama dalam meningkatkan proses penyembuhan pasien. Hal ini disebabkan karena kurangnya wawasan bagaimana menciptakan lingkungan yang dapat memberikan suasana ruang yang menekankan rasa nyaman dan dapat memberikan semangat pada pasien. Manfaat Rumah Sakit Khusus bedah diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat Kota Banyuwangi akan kebutuhan fasilitas kesehatan yang berkaitan dengan tindakan pembedahan melalui rumah sakit dengan pendekatan Arsitektur Berwawasan Lingkungan dengan menciptakan lingkungan penyembuhan sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien, dan memberikan rasa nyaman dan tenang bagi keluarga pasien, serta petugas medis. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif kualitatif dan data diperoleh dari studi kasus lapangan dan literatur. Rancangan desain dengan makro konsep Healing Environment  mengacu pada proses penyembuhan pasien. Mikro konsep bentuk adalah Green Architecture dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Mikro konsep Interior Natural dan Semangat dengan memberikan kesan alam dan memberikan warna yang memberi semangat. Mikro konsep pada tatanan lahan dengan sirkulasi terarah. Serta menciptakan zoning yang jelas.
Rancangan Kompleks Taman Budaya Kalimantan Timur dengan Langgam Neo Vernacular di Kota Samarinda Rahayu, Muhammad Kinanjar; Widjajanti, Wiwik Widyo; Sulistyo, Broto Wahyono
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.413 KB)

Abstract

Budaya terbentuk dari banyak unsur termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, dan karya seni. Rendahnya pengetahuan menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan daerah. Kompleks Taman Budaya Kalimantan Timur di Kota Samarinda, dengan pendekatan tema arsitektur Neo Vernakular dan menerapkan makro konsep (Develop Culture) yang menciptakan desain dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat. Konsep mikro tatanan lahan (Cultural Cluster), menciptakan desain tatanan lahan dengan pembagian cluster area pada tiap masing-masing perbedaan kebudayaan. Konsep mikro bentuk (Attractive Culture) menciptakan desain bentuk bangunan dengan konsep atraktif diangkat karena mampu mewakili esensi objek sebagai bangunan wisata kebudayaan, Konsep mikro ruang (Adaptive Culture) dalam Arsitektur menciptakan desain ruang secara langsung maupun tak langsung berhubungan dengan ruang, ruang yang berfungsi sebagai wadah kegiatan, pembentukan ruang dimulai dari suasana kebudayaannya, dan setelah itu menyesuaikan dengan fungsi tiap ruang yang di desain.
Revitalisasi Sungai Kalimas sebagai Waterfront City untuk Sarana Edukasi dan Integrasi Wisata Kota Tua di Wilayah Jembatan Merah Surabaya Khoiri, Mohammad Ilham; Sulistyo, Broto Wahyono; Ratniarsih, Ika
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2020: Memberdayakan Riset dan Inovasi untuk Teknologi yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut sejarah, hampir seluruh bangunan yang ada di Surabaya menghadap ke sungai Kalimas. Saat itu, Kalimas berfungsi sebagai sarana transportasi air. Setelah adanya jalan raya, Kalimas kini menjadi bagian belakang dari bangunan yang ada disepanjang sungai itu, dengan kondisi kawasan yang tidak teratur diperlukan penataan kembali kawasan bersejarah disekitar sungai Kalimas, Jembatan Merah ini menjadi kawasan tepi sungai yang lebih baik. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif, penelitian ini menganalisis objek pembanding untuk mendapatkan kesimpulan yang digunakan sebagai acuan dalam proses rancangan selanjutnya. Lokasi tapak berada di jalan Karet, Kota Surabaya, mulai dari Jembatan Merah ke arah selatan JL. Karet sampai di persimpangan JL. Karet dengan JL. Bibis Surabaya, luas lahan mencapai ± 2 Ha. Menata kembali kawasan tepi air dengan memberikan fasilitas penunjang tempat wisata tepi air yaitu galeri, ruang terbuka hijau, taman bermain, dermaga, perahu wisata, perahu dayung, toko suvenir, cafetaria, amfiteater dan fasilitas lainnya. Revitalisasi ini menggunakan tema Arsitektur Historism Kolonial, menghadirkan nuansa kawasan bersejarah dengan latar belakang bangunan bergaya Arsitektur Kolonial. Konsep makro yakni rekreatif, menampilkan karakter kawasan yang menyenangkan, memberikan suasana santai, rileks, rekreasi sebagai tempat wisata bagi pengunjung. Konsep tatanan lahan adalah asri, sedangkan konsep bentuk yaitu adaptif, dan konsep ruang yakni klasik.
Konsep Bentuk dan Tata Ruang pada Komplek Museum Sejarah Wali Songo di Kota Kediri dengan pendekatan Arsitektur Vernakullar Jawa Rusmal, Rizky; Widjajanti, Wiwik Widyo; Sulistyo, Broto Wahyono
Jurnal IPTEK Vol 25, No 1 (2021)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2021.v25i1.1005

Abstract

Kota kediri merupakan kota yang kental dengan sejarah , alam,  budaya dan agama. Dengan beragamnya kebudayaan dan agama tersebut Kota Kediri belum mempunyai objek wisata dari segi religi islami. Sejarah perkembangan Islam dan pengaruh Islam dikota tersebut sangat besar dan mayoritas penduduknya memeluk agama islam. Komplek museum wali songo merupakan salah satu cara mengembangkan sektor pariwisata di Kota tersebut dari segi religi Islami. Komplek museum ini menyajikan fasilitas yang lebih lengkap dan lebih interaktif. Selain sebagai museum , kawasan ini juga sebagai wadah kegiatan masyarakat sekitar dan sebagai Ruang Terbuka Hijau sebagai indikator kota sehat. Mengunakan analisis deskriptif untuk mengulas objek bentuk dan ruang pada museum tersebut . Konsep Bentuk dengan pendekatan Arsitektur Vernakullar Jawa Timur yang terdiri dari empat tlatah yang berbeda , diaplikasikan pada bentuk museum tersebut dengan tampilan yang lebih modern dan heterogen . Konsep Tata Ruang mengadopsi dari Vernakullar Ruang Pada Rumah Jawa Timur yang secara garis besar dibagi menjadi tiga zona , Pendopo , Pringgitan dan Omah Dalem. Sehingga kesatuan antara Bentuk dan Ruang memiliki kesatuan sehingga dapat mempermudah pengujung dalam mengenali karakter masing-masing Wali Songo dan memberikan edukasi tentang hubungan kebudayaan asli Jawa dan Agama Islam yang dibawakan oleh Wali Songo.
PENERAPAN TEMA NEO VERNAKULAR PADA DESAIN FASILITAS ASRAMA INDONESIA UNTUK MAHASISWA (S1) DI KOTA SURABAYA Aji, Navi’i Syaifullah; Sulistyo, Broto Wahyono; Azizah, Siti
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2021: Peluang dan Tantangan Peningkatan Riset dan Teknologi di Era Pasca Covid-19
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surabaya merupakan kota metropolitan yang memiliki keanekaragaman budaya yang cukup besar. Salah satu faktor penyumbang keanekaragaman tersebut adalah migrasinya masyarakat daerah ke kota untuk melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Dengan adanya proses tersebut selain menciptakan keanekagaman budaya, menciptakan pula kebutuhan akan tempat tinggal sementara untuk mahasiswa selama menjalani pendidikan. sehingga dibuatlah sebuah perencanaan dan perancangan fasilitas asrama Indonesia yang diharapkan mampu mewadahi keberagaman budaya serta mampu menjadi hunian sementara untuk mahasiswa selama menjalani pendidikan di kota Surabaya. Menggunakan metode deskriptif, studi lapangan, serta wawancara dapat memberi gambaran mengenai perencanaan dan perancangan fasilitas asrama Indonesia. Melalui pendekatan arsitektur Neo Vernakular membuat bentuk dan tampilan yang lebih modern dari ragam rumah tradisional di Indonesia yang dapat mencerminkan keberagaman budaya di kota Surabaya serta mampu menjadi daya tarik dan mengurangi cultur shock bagi mahasiswa dari seluruh daerah di Indonesia.
Penerapan Arsitektur Berwawasan Lingkungan Pada Bangunan Pusat Bisnis di Era Pandemi Rachmani, Shofi; Sulistyo, Broto Wahyono
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2021: Peluang dan Tantangan Peningkatan Riset dan Teknologi di Era Pasca Covid-19
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gaya hidup manusia berkembang sesuai dengan semakin berkembangnya zaman. Banyak orang menginginkan gaya hidup yang praktis dan modern, misaalnya melakukan seluruh aktivitas sehari – hari di satu tempat yang berdekatan. Namun, tidak hanya gaya hidup masyakarat yang semakin berkembang, penyesuaian juga harus dilakukan di masa sekarang ini yang mana di berlakukannya hidup new normal semenjak pandemic covid-19 melanda seluruh dunia. Oleh karena itu pembangunan Pusat Bisnis ini dimaksudkan agar selain memenuhi gaya hidup masyakarat dan juga dapat menghadirkan suatu kawasan yang sudah mematuhi era new normal ini dengan tetap memperdulikan lingkungan sekitar. Penerapan arsitektur berwawasan lingkungan pada Pusat Bisnis di era pandemic, yaitu dengan menerapkan protokol pencegahan penularan corona virus pada Pusat Bisnis ini. Mulai dari penataan masa bangunan, sirkulasi keluar masuk, serta material yang digunakan pada fasade bangunan. Metodologi yang digunakan yaitu metode deskriptif Manfaat Pusat Bisnis ini adalah untuk memenuhi gaya hidup masyarakat yang semkain modern yang juga menyesuaikan dengan New Normal dan juga tetap memperhatiakn lingkungan sekitar.
Penerapan Arsitektur Berwawasan Perilaku Islami pada Wisata Pantai Pasir Putih Trenggalek Fahrezi, Ahmad Vicky; Widjajanti, Wiwik Widyo; Sulistyo, Broto Wahyono
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 1, No 2 (2020): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2020.v1i2.1119

Abstract

Pantai pasir putih karanggoso merupakan sebuah wilayah yang berada di kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Pantai ini memiliki keindahan pasir putih dan pemandangan alam yang indah, karakter ombak yang tenang serta garis pantai yang panjang, sehingga pantai ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata islami pertama di Jawa Timur. Selain potensi keindahan alam yang ada, meningkatya jumlah wisatawan muslim dan mudahnya aksesbilitas menuju lokasi menjadi latar belakang dalam perancangan. Permasalahan dalam perancangan adalah bagimana meciptakan bentuk, ruang dan tatanan lahan yang mampu menjadi wadah dan mampu menunjang aktivitas muslim dalam berwisata. Pendekatan Arsitektur Berwawasan Perilaku yang di aplikasikan pada wisata ini berupa penataan masa dan orientasi tiap bangunan yang mengarah pada masjid, memperhatikan jalur pedestrian untuk akses tiap bangunan ke masjid, meninjau aktivitas wisata yang diperbolehkan secara syar’i, mengatur zona yang lebih privat pada fasilitas akomodasi dan junga memperhatikan taman-taman pada daerah wisata yang menerapkan konsep taman islami. objek wisata ini mengaplikasikan Orientasi Terarah sebagai konsep mikro tatanan lahan, Tropis Modern sebagai konsep mikro bentuk dan Menjaga Privasi sebagai konsep mikro ruang. Sehingga diperoleh konsep makro Adaptif Islami sebagai pedoman rancangan Bentuk, Ruang dan Tatanan Lahan. Hasil desain diharapkan dapat meningkatkan perkembangan ekonomi dari sektor bawah sampai atas, serta menjadi ikon wisata ramah muslim pertama di Jawa Timur.
Rancangan Futuristik pada Bentuk Bangunan Pusat Pengembangan Desain Digital di Surabaya Viollita, Yosika Greace; Ratniarsih, Ika; Sulistyo, Broto Wahyono
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 1, No 2 (2020): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2020.v1i2.1124

Abstract

Perkembangan industri desain digital meningkat dengan adanya fenomena ekonomi digital yang terimplementasi dengan baik dalam industri kreatif. Dilihat dari  data statistik Badan Ekonomi Kreatif 2017, permasalahan akan kurangnya riset dan pengembangan, edukasi, insfrastruktur fisik, hingga pemasaran dalam negeri menjadi kendala utama perkembangannya, oleh karena itu diperlukan suatu wadah yang dapat meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi kreatif khususnya dibidang desain digital. metodologi penelitian deskriptif, studi banding lapangan di Galaxy Mall 3 Surabaya dan  studi literatur dari website, buku, jurnal, pengamatan langsung ke lapangan dan survei obyek yang akan dirancang. Lokasi proyek di Jalan Mayjen Yono Suwoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, luas lahan 45.300m2. Fasilitas utama : fasilitas edukasi digital desain, fasilitas riset dan pengembangan software desain digital, dan fasilitas penunjang : perpustakaan, toko buku, museum, co-working space, rental alat digital desain, percetakan, dan pameran. Tema arsitektur futuristik, diterapkan pada bentuk : tampilan yang dinamis garis lengkung dan sudut tumpul pada kepala, badan, kaki dengan material beton, kaca dan alumunium, warna putih dan biru, pada ruang : bentuk ruang mengikuti bentuk bangunan yang melengkung, menggunakan material kaca, alumunium, dan PVC, suasana kecanggihan teknologi dengan pintu jendela otomatis dan warna putih, biru, hitam. Laporan ini bermanfaat memberikan gagasan pengembangan industri kreatif digital dan arsitektur masa depan serta menjadi wujud dukungan perkembangan digital desain di Surabaya.
Konsep Desain Kantor Bupati Daerah Otonomi Baru (DOB) Kutai Tengah Hidayat, Al Priyadi; Sulistyo, Broto Wahyono
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 1, No 1 (2020): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2020.v1i1.888

Abstract

Abstract. To carry out a "new autonomous region" expansion program or abbreviated as DOB Central Kutai requires administrative preparations and physically covers areas that will be part of the government, sufficient population, and buildings which will later become places for government management led by government The Regent with all his ownership belongs to the state. The regent's office building is an absolute necessity as a place of work or a symbol of the area, buildings with floating architectural systems that are designed in swampy areas with a certain time will experience very high floods and long flooding duration even up to 2 months which can result in the cessation of activities the economy and activities of the local community, indirectly the function and impact of the building in a sustainable manner. The organizational pattern in the building is a centralized formation to clarify the circulation of officials in the office building of the regent, the people who carry out the administration process and the guest of honor. In the building will also apply a dynamic design friendly to visitors.Keywords: Center Kutai, Dynamic, Floating, Sustainable, Swampy, The Regent. Abstrak. Untuk menjalankan sebuah program pemekaran daerah otonomi baru atau disingkat menjadi DOB Kutai Tengah memerlukan persiapan dari segi administratif dan secara fisik mencakup daerah yang akan menjadi bagian dari pemerintahan, jumlah penduduk yang mencukupi, maupun bangunan yang nantinya akan menjadi tempat kepengurusan pemerintah yang dipimpin oleh Bupati dengan segala kepemilikannya adalah milik negara. Bangunan kantor bupati merupakan hal mutlak yang diperlukan sebagai tempat bekerja maupun menjadi simbol dari daerah tersebut, bangunan dengan sistem arsitektur terapung yang didesain pada daerah rawa dengan waktu tertentu akan mengalami banjir yang sangat tinggi dan durasi banjir lama bahkan hingga 2 bulan yang dapat mengakibatkan berhentinya kegiatan perekonomian dan kegiatan masyarakat setempat, secara tidak langsung fungsi dan dampak dari bangunan dengan berkelanjutan. Pola organisasi pada bangunan yaitu bentukan terpusat untuk memperjelas sirkulasi pejabat pada bangunan kantor bupati, masyarakat yang melakukan proses administrasi maupun tamu kehormatan. Pada bangunan juga akan menerapkan bentukan dinamis yang ramah kepada pengunjung.Kata Kunci: Berkelanjutan, Dinamis, Kantor Bupati, Kutai Tengah, Rawa, Terapung.