Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH BUDAYA DAN AGAMA TERHADAP PENGGUNAAN SUSU LEMBU DALAM RITUAL KEAGAMAAN SUKU PUNJABI PENGANUT AGAMA SIKH DI KOTA MEDAN Rosramadhana, Rosramadhana; Andriansyah, Dedi; Febryani, Ayu; Sebayang, Sonya Indri
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 4, No 2 (2012): Penelitian Dosen dan Mahasiswa
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ritual keagamaan menjadi salah satu cara  manusia untuk mendekatkan diri dengan Tuhan yang memiliki kekuatan tersebut. Emosi keagamaan semakin terbangun, sehingga kepatuhan dalam menjalankan segala perintah agamanya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Tuhan akan semakin terlaksana. Begitu juga dengan Suku Punjabi penganut agama Sikh di Kota Medan. Suku Punjabi penganut agama Sikh adalah salah satu etnik yang berasal dari India Utara. Dalam ritual keagamaan yang dilakukan, umat Sikh tidak pernah terlepas dari penggunaan susu lembu baik ketika sembahyang di Gurdwara (rumah ibadah umat Sikh), maupun dalam ritual keagamaan lainnya. Menggunakan metode peneitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara tidak terstruktur dan analisis etnografi serta analisis domain, penelitian ini mengungkapkan pengaruh dan dampak terhadap penggunaan susu lembu dalam ritual keagamaan Suku Punjabi penganut agama Sikh di Kota Medan. Ternyata susu lembu menjadi penguat betapa sakralnya ritual keagamaan tersebut. Susu lembu diolah menjadi sebuah makanan (karha parsad) yang kemudian menjadi media pada saat dilakukan Ardas (prosesi berdoa). Karha parsad tersebut kemudian dipotong dan dibagikan kepada umat Sikh lainnya.
PENGARUH BUDAYA DAN AGAMA TERHADAP PENGGUNAAN SUSU LEMBU DALAM RITUAL KEAGAMAAN SUKU PUNJABI PENGANUT AGAMA SIKH DI KOTA MEDAN Rosramadhana, Rosramadhana; Andriansyah, Dedi; Febryani, Ayu; Sebayang, Sonya Indri
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 4, No 2 (2012): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial) DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ritual keagamaan menjadi salah satu cara  manusia untuk mendekatkan diri dengan Tuhan yang memiliki kekuatan tersebut. Emosi keagamaan semakin terbangun, sehingga kepatuhan dalam menjalankan segala perintah agamanya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Tuhan akan semakin terlaksana. Begitu juga dengan Suku Punjabi penganut agama Sikh di Kota Medan. Suku Punjabi penganut agama Sikh adalah salah satu etnik yang berasal dari India Utara. Dalam ritual keagamaan yang dilakukan, umat Sikh tidak pernah terlepas dari penggunaan susu lembu baik ketika sembahyang di Gurdwara (rumah ibadah umat Sikh), maupun dalam ritual keagamaan lainnya. Menggunakan metode peneitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara tidak terstruktur dan analisis etnografi serta analisis domain, penelitian ini mengungkapkan pengaruh dan dampak terhadap penggunaan susu lembu dalam ritual keagamaan Suku Punjabi penganut agama Sikh di Kota Medan. Ternyata susu lembu menjadi penguat betapa sakralnya ritual keagamaan tersebut. Susu lembu diolah menjadi sebuah makanan (karha parsad) yang kemudian menjadi media pada saat dilakukan Ardas (prosesi berdoa). Karha parsad tersebut kemudian dipotong dan dibagikan kepada umat Sikh lainnya.
PENGARUH BUDAYA DAN AGAMA TERHADAP PENGGUNAAN SUSU LEMBU DALAM RITUAL KEAGAMAAN SUKU PUNJABI PENGANUT AGAMA SIKH DI KOTA MEDAN Rosramadhana Rosramadhana; Dedi Andriansyah; Ayu Febryani; Sonya Indri Sebayang
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 4, No 2 (2012): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial) DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v4i2.553

Abstract

Ritual keagamaan menjadi salah satu cara  manusia untuk mendekatkan diri dengan Tuhan yang memiliki kekuatan tersebut. Emosi keagamaan semakin terbangun, sehingga kepatuhan dalam menjalankan segala perintah agamanya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Tuhan akan semakin terlaksana. Begitu juga dengan Suku Punjabi penganut agama Sikh di Kota Medan. Suku Punjabi penganut agama Sikh adalah salah satu etnik yang berasal dari India Utara. Dalam ritual keagamaan yang dilakukan, umat Sikh tidak pernah terlepas dari penggunaan susu lembu baik ketika sembahyang di Gurdwara (rumah ibadah umat Sikh), maupun dalam ritual keagamaan lainnya. Menggunakan metode peneitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara tidak terstruktur dan analisis etnografi serta analisis domain, penelitian ini mengungkapkan pengaruh dan dampak terhadap penggunaan susu lembu dalam ritual keagamaan Suku Punjabi penganut agama Sikh di Kota Medan. Ternyata susu lembu menjadi penguat betapa sakralnya ritual keagamaan tersebut. Susu lembu diolah menjadi sebuah makanan (karha parsad) yang kemudian menjadi media pada saat dilakukan Ardas (prosesi berdoa). Karha parsad tersebut kemudian dipotong dan dibagikan kepada umat Sikh lainnya.
Ritual Mendoakan Sapi (Akandh path ghaia/menya) pada Etnis Punjabi di Kota Medan Puspitawati Puspitawati; Ayu Febryani
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 1, No 1 (2015): ANTROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v1i1.5067

Abstract

Kota Medan dengan heterogenitasnya telah memunculkan ragam kebudayaan pada masing-masing suku bangsa di wilayahnya. Salah satunya ialah etnis Punjabi khususnya para peternak sapi/kerbau yang secara kontinu melaksanakan tradisi perayaan mendoakan sapi/ kerbau. Perayaan Akand path ghaia/menya dilaksanakan dengan membaca kitab Guru Granth Sahib selama ±48 jam atau tiga hari dua malam tanpa berhenti oleh lima orang pathee. Berdasarkan metode penelitian kualitatif dengan pen-dekatan etnografi diperoleh hasil penelitian sebagai berikut; Tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1940-an yang dilaksana-kan dari rumah ke rumah. Kemudian sejak 1980-an sudah ditetapkan pelaksanaannya di rumah ibadah (Gurdwara). Secara umum tujuan dilaksanakannya tradisi ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas berkah yang telah diberikan kepada para peternak sapi Punjabi. Kegiatan inti ialah membaca kitab Guru Granth Sahib Ji dari mulai ibadah pagi/asa di var sampai dengan salok mahla nouva (pembacaan penutupan). Pihak yang terlibat adalah peternak sapi/kerbau, pathee (pembaca kitab Guru Granth Sahib), penGurus yayasan, sevadar, dan seluruh etnis Sikh Punjabi. Makna simbolis salah satunya terdapat pada pembagian Karah Parshad, pembacaan kitab, dan makanan di langgar yang tidak boleh berhenti/habis.  Kata Kunci: Tradisi; Akand Path Ghaia/Menya; Guru Granth Sahib
The Strategy of Processing Coffee Farming System in Temas Mumanang Village Permata District of Bener Meriah Regency Nanggroe Aceh Darussalam Puspitawati Puspitawati; Noviy Hasanah; Ayu Febryani
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 5, No 2 (2020): ANTHROPOS JANUARI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v5i2.14214

Abstract

This paper is about strategies for how to process coffee in the coffee farming system in Temas Mumanang Village, Permata District, Bener Meriah Regency, Nanggroe Aceh Darussalam Province. This paper thoroughly and in-depth describes the ways of planting and maintaining coffee plants carried out from the first period to the fourth period, starting from making coffee seeds, planting coffee seeds, maintaining coffee plants, and harvesting and handling post-harvest (processing). The whole period has special ways that are the local wisdom of Gayo coffee farmers. This local wisdom is used as a reference to the farming system which until now is able to make the Gayo High Region as a coffee producer with Robusta and Arabica Coffee varieties to foreign countries.
ANALISA TENTANG PERKEMBANGAN AGAMA PADA ANAK-ANAK BALITA DI PURWOSARI KELURAHAN P. BRAYAN BENGKEL KECAMATAN MEDAN TIMUR MEDAN Ayu Febryani
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.02 KB) | DOI: 10.30829/jisa.v2i2.6400

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan agama pada anak-anak balita serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak balita, untuk mengetahui kapan timbulnya rasa keagamaan pada anak-anak balita, untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama serta perkembangan jiwa agama pada anak-anak balita serta bagaimana cara menanggulanginya. Penelitian ini dilaksanakan di Purwosari Kelurahan Pulau Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur Medan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, angket, dan wawancara. Hasil penelitian ini penanaman ajaran agama kepada anak, dilakukan sejak dini, yaitu sejak anak berada dalam kandungan yang dilakukan melalui kebiasaan dan latihan-latihan, melalui perlakuan dari pada orang-orang yang ada di sekitar anak terutama ayah dan ibunya. Taman Kanak-kanak merupakan jembatan untuk memperluas dunia anak-anak dan mengembangkan pergaulannya. Taman Kanak-Kanak juga sebagai wadah untuk membantu anak dalam berbagai hal
Fenomena Ilmu Kebatinan Masyarakat Jawa di Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan. Muhammad Fadli; Yusda Novianti; Ayu Febryani
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 3, No 3 (2021): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) April
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.65 KB) | DOI: 10.34007/jehss.v3i3.496

Abstract

This study aims to describe the phenomenon of mysticism in Javanese society in Bandar Setia Village, Percut Sei Tuan District. The research method used is ethnography, while the technique, the data is done by observation and in-depth interviews. Three informants were appointed as mystical therapy. The results showed that the phenomenon of mysticism has long developed in the village of Bandar Setia which is interpreted as a concept of belief to get closer to the Creator. The concept of mysticism focuses on awakening the sense of awakening to feel every natural occurrence, magical phenomena. To acquire mysticism, one has to do penance such as fasting and other special rituals. The benefits of mysticism are not only as a means of getting closer to the creator but also being able to provide supernatural abilities for its users. This ability is often used to help people related to life problems they face. Mysticism is a part of cultural identity that needs to be preserved as noble values because mysticism is one of the products of local wisdom in the Javanese community of Bandar Setia.
Against Cultural Amnesia Through Optimizing The Role of The Youth Generation in Paloh Naga Agrotourism Teti Rosalina; Junaidi Junaidi; Amalia Fatmarini; Taufiq Wijaya Giry; Najmi Wardina Nasution; Ayu Febryani
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 14, No 2 (2022): JUPIIS (JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL) DECEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v14i2.38212

Abstract

This article aims to describe strengthening character and love of culture as an effort to fight cultural amnesia through various forms of creativity of the younger generation in Paloh Naga Agrotourism. The research method is an ethnographic method with a naturalistic approach. Collecting data through participatory observation, in-depth interviews, focus group discussions and archiving folklore. The data analysis technique used Spradley ethnographic analysis with a series of analyzes processed using ATLAS.ti software. The research results are; Optimizing the role of the younger generation in cultivating positive characters around Paloh Naga Agrotourism through participation in art training in music, dance, and traditional theatre. While in the field of education, through participation in the Lingkaran Community Learning Activity Center, the program consists of Character Education, Cashier Education (Coastal Children's Area), Taqsir (Taqlimul Qur'an for Coastal Children), Community Reading Parks, and teaching at the Rehabilitation Workshop of the National Narcotics Agency, Deli Serdang District. Furthermore, efforts to fight cultural amnesia in the aspect of cultural love by participating in various activities related to folklore, namely oral folklore performances in the performance of the Paloh Naga Legend ballet, partially oral folklore performances in traditional dance and game practices, and non-verbal folklore training in the course of product exhibitions and traditional cuisine. Furthermore, the regeneration process of the younger generation in fighting cultural amnesia begins with participating in character and art education after fulfilling the requirements to become a volunteer-based on qualifications. Finally, the forms of creativity displayed by the younger generation, include preparing various folklore performances, creating creative dances, playing traditional music and traditional games to strengthen social interaction and the value of creativity, and creating various traditional cuisines.
The Phenomenon of the Compassionate Science Ritual in the Javanese Community in Tembung Village, Percut Sei Tuan District Muhammad Fadli; Ayu Febryani; Trisni Andayani; Fernando De Napoli Marpaung; Titin Rahmayanti Rambe
PERSPEKTIF Vol. 12 No. 1 (2023): PERSPEKTIF, January
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/perspektif.v12i1.7825

Abstract

The aim of this research is to describe the phenomenon of the ritual of compassion in the Javanese community in Tembung Village, Percut Sei Tuan District. The research method used is a qualitative method with an ethnographic approach that describes cultural phenomena and the location of the research was carried out in Tembung Village, Kec. Percut Sei Tuan. The data collection techniques used were observation, in-depth interviews with five practitioners of compassionate science and field documentation. The results of the research illustrate that the Science of Compassion has two types of ways to get it first by meditating while reciting the mantra which will be practiced secondly by fasting mutih, Monday-Thursday, and fasting the patih geni. Both of these methods are conditions that must be carried out by every practitioner who will practice them and the findings in the field show that there are two types of loving spells, namely loving spells that use Javanese and holy verses that have loving meanings which are also often used as a loving science which in general practitioners use Asmaul Husna recited a hundred times after praying. The conclusion is that the science of compassion is a spell that is taught to certain groups and is a cultural heritage that is believed to be able to help humans solve all the problems that society faces and this is also a cultural heritage that has been preserved by the Javanese people in Tembung Village.
Folk Belief on Pancur Gading Site in Deli Tua Village, Sumatera Utara Province, Indonesia Ayu Febryani; Puspitawati Puspitawati; Trisni Andayani; Wira Fimansyah; Dedi Andriansyah
International Journal of Management, Entrepreneurship, Social Science and Humanities Vol. 4 No. 1 (2021): June 2021
Publisher : Research Synergy Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3052.029 KB) | DOI: 10.31098/ijmesh.v4i1.410

Abstract

Folk belief through magical practices is an integral part of the discussion about the Pancur Gading Site, located in Deli Tua Village, North Sumatra, Indonesia. Through this folk belief, people come with their own goals and purposes. The remains of this site can be seen by the rushing water of the two showers, namely ‘pancuran putri’ (princess shower) and ‘pancuran panglima’ (the commander's shower). People believe by using this water, all the problems in their life can be resolved immediately. Various magical practices are also held to fulfill human desires for the problems they face.  The religious behavior of the people who believe in the properties of Pancur Gading is based on the folk belief in the worshiped figures. The legend of Putri Hijau provides a conception of revered supernatural figures, including the princess known as Putri Hijau or Nini Biring, her first brother (kakek naga), the second (kakek meriam), her commanders, and the ancestors who were worshiped according to cultural background of their respective communities. This belief is strengthened by the existence of media from supernatural experts who connect to patients. This paper is an effort to make an inventory of the various folk beliefs and traditions related to the Pancur Gading Site as an intangible cultural heritage.