Iryanti, Veronica Eny
Jurnal Seni Tari

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Bentuk dan Fungsi Tari Jenang Desa Kaliputu Kabupaten Kudus Norharyani, Novy Eka; Iryanti, Veronica Eny
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 1 (2018): Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.185 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i1.22098

Abstract

Tari Jenang merupakan kesenian dari Kabupaten Kudus khususnya berasal dari Desa Kaliputu Kabupaten Kudus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk Tari Jenang dan fungsi yang dimiliki Tari Jenang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi teknik keabsahan data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian bentuk Tari Jenang terdiri atas tiga tahapan, yakni awal, inti, dan akhir. Tanda masuk dimulai dari musik awalan yang mengiringi tari dengan jalan step. Inti dari Tari Jenang ditandai dengan ragam gerak kreasi dan ragam gerak mengepak/membungkus jenang. Penutup gerak Tari Jenang ditandai dengan ragam gerak sembahan akhir dan berjalan meninggalkan panggung. Elemen dasar tari terdiri atas gerak, ruang, dan waktu. Elemen pendukung tari terdiri atas penari, tata busana, tata rias, musik, dan properti. Selain bentuk, Tari Jenang juga memiliki fungsi atau kegunaan yaitu sebagai hiburan. Kata Kunci : Tari Jenang, Bentuk, Fungsi  
PROSES PENCIPTAAN TARI TANI MELATI DESA KALIPRAU KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG KARYA BAYU KUSUMA LISTYANTO Hartanti, Devi; Iryanti, Veronica Eny; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.93 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i2.26633

Abstract

Abstrak Tari Tani Melati merupakan tarian khas Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang yang ditarikan berpasangan.Tari Tani Melati menggambarkan aktivitas masyarakat petani pesisir pantai utara jawa (pantura) terutama di desa Kaliprau yang beranjak, bergegas, dan berangkat ke ladang setiap pagi untuk memetik, menyortir dan meronce bunga melati. Tari tani melati mempunyai keunikan dibagian tata busana. Digunakan untuk menggambarkan identitas desa Kaliprau kecamatan Ulujami kabupaten Pemalang yaitu motif batik tulis dengan corak dan warna kuncup bunga melati. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tari tani melati dari segi proses penciptaan, bentuk penyajian dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penciptaan Tari Tani Melati. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan koreografis. Teknik pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi serta teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data dilakukan deskriptif kualitatif dengan langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses penciptaan didapatkan dari penemuan ide, proses garap yang meliputi tahap eksplorasi, tahap improvisasi, tahap komposisi. Bentuk tari terdiri dari struktur tari dan beberapa elemen yaitu tema, iringan, tata busana, tata rias, properti. faktor-faktor yang mempengaruhi proses penciptaan tari tani melati terdiri dari faktor lingkungan, keterampilan, identitas, orisinalitas dan apresiasi.   Kata Kunci: proses penciptaan, bentuk tari, tari tani melati     Abstract                                         Tani Melati dance is a typical dance of Kaliprau village in Ulujami sub-district, Pemalang regency which is danced in pairs, but can be dance singly, in groups, or in mass. Tani Melati dance shows the activities of Java north coast farmers, especially in Kaliprau village, who get up, hurry, and go to the fields every morning to pick, sort and string jasmine flowers. Tani melati dance has a unique part of fashion. It is used to describe the identity of Kaliprau village in Ulujami sub-district, Pemalang district, which is a batik motif with shades and colors of jasmine flower buds. This research to describe Tani Melati dance in terms of the creation process, presentation form and the factors that affect the process of creating Tani Melati dance. This research used descriptive qualitatif method with a choreographic approach. Data collection techniques were obtained from observation, interview, documentation, and data validation technique using source triangulation technique. Data analysis was carried out by qualitative descriptive with the steps of data reduction, data presentation, and conclusions. The results of the research show that the creation process is derived from the discovery of ideas, the work process which includes  exploration stage, improvisation stage, and composition stage. The form of dance consists of dance structure and several elements, including accompaniment, costume, makeup, property. The factors that affect the process of creating Tani Melati dance consist of environmental factors, skills, identity, originality and appreciation.   Keywords: creation process, form of dance, tani melati dance
Nilai Estetis Tari Lawet di Kabupaten Kebumen Iryanti, Veronica Eny; Nurshanti, Kes
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 2 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.949 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i2.34750

Abstract

Tari Lawet merupakan tari identitas Kabupaten Kebumen yang menggambarkan aktifitas burung lawet dalam kesehariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai estetis yang terkandung pada tari Lawet di Kabupaten Kebumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan display data. Uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi sumber. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tari Lawet mempunyai nilai estetis yang terlihat dari aspek bentuk, bobot/isi, dan penampilan. Aspek bentuk meliputi gerak yang dinamis dan lincah, penggunaan warna pada kostum tari Lawet yang memiliki makna tersendiri, dan syair lagu yang menggambarkan keseharian burung lawet. Aspek bobot (suasana, ide, pesan) meliputi suasana tari Lawet yang gembira, ide tari Lawet yang muncul ketika Kabupaten Kebumen menginginkan adanya tari identitas dan pesan yang disampaikan lewat ungkapan-ungkapan simbolik. Aspek penampilan (bakat, ketrampilan, sarana) meliputi bakat yang harus dikuasai oleh setiap penari Lawet yaitu bisa menari, ketrampilan penari yaitu dapat menari tari Lawet dengan luwes, serta sarana pada tari Lawet yaitu seluruh aspek penunjang pementasan seperti busana, tata rias, tempat pertunjukan yang erat hubungannya untuk mendukung penampilan tari
UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI TARI KRIDHA JATI DI SANGGAR HAYU BUDAYA KELURAHAN PENGKOL JEPARA Khutniah, Nainul; Iryanti, Veronica Eny
Jurnal Seni Tari Vol 1 No 1 (2012): Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.727 KB) | DOI: 10.15294/jst.v1i1.1804

Abstract

BENTUK PENYAJIAN TARI LEDHEK BARANGAN DI KABUPATEN BLORA Sarastiti, Dian; Iryanti, Veronica Eny
Jurnal Seni Tari Vol 1 No 1 (2012): Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.958 KB) | DOI: 10.15294/jst.v1i1.1809

Abstract

UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI TARI KRIDHA JATI DI SANGGAR HAYU BUDAYA KELURAHAN PENGKOL JEPARA Khutniah, Nainul; Eny Iryanti, Veronica
Jurnal Seni Tari Vol 2 No 1 (2013): Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.786 KB) | DOI: 10.15294/jst.v2i1.9615

Abstract

Tari Kridah Jati merupakan tari khas kota Jepara yang menggambarkan  kegiatan keseharian sebagian besar masyarakat Jepara sebagai pengrajin ukir, dan merupakan kegiatan mengukir tersebut menjadi salah satu mata pencaharian utama bagi masyarakat Jepara. Sejak terciptanya tari Kridha Jati pada tahun 1996, tari Kridha Jati tidak serta merta bisa langsung dikenal semua masyarakat jepara , dan juga tidak mampu menarik minat para generasi  muda  untuk  mempelajari  tari  tersebut.  Penelitian  ini  mengambil  subjek  Upaya  Mempertahankan Eksistensi  tari  Kridha  Jati.  Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk   mengetahui  dan  mendiskripsikan  Upaya mempertahankan Eksistensi Tari Kridha Jati di Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pengkol Kecamatan JeparaKabupaten  Jepara.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  Upaya  yang  dilakukan  oleh  pihak  sanggar  dan kerjasama  sanggar  dengan  pihak  PEMDA Jepara, Dinas Pariwisata Jepara dan Sekolah tempat Endang Murtining Rahayu mengajar ekstra. Selain itu, penelitian ini memaparkan ragam gerak tari Kridha Jati, iringan tari Kridha Jati serta aspek pertunjukan yang meliputi tata rias dan tata bus ana tari Kridha Jati. Temuan lain yaitu Eksistensi Tari Kridha Jati, sebagai tari khas kota Jepara dan difungsikan sebagai penyambutan tamu, tari Kridha Jati sering dipertunjukan dalam  acara-acara penting yang diadakan oleh pihak PEMDA dan Dinas Pariwisata.
PENGARUH REOG TRIMUDHO RAHAYU TERHADAP SIKAP SOSIAL PENONTON DI DESA GATAK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Kurniawati, Presti; Iryanti, Veronica Eny
Jurnal Seni Tari Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.904 KB) | DOI: 10.15294/jst.v9i1.37940

Abstract

       Reog Trimudho Rahayu art tells about people who fight for throne in the past. This art comes from Boyolali Regency. This study is focused on the show of the Reog Trimudho Rahayu and the influence of the art on social attitudes of society. The aims of this research is to describe the show of the Reog Trimudho Rahayu art and the influence of it in Gatak village, Ampel, Boyolali Regency. Describtive qualitative is used as the method in this study. The approach which is used in the emic ethical approach. Data are collected by doing observation, interview, and documentation. The data are analyzied by using Ashead theory. The validity technique which are used are source triangulation, method triangulation, and time triangulation. The influence of this art on soscial attitudes of society in Gatak village, Ampel, Boyolali Regency is on the form of show. It includes movement, actor, cosmetics and cotumes, music or accompaniment, stage or lighting. Positive attitude includes cooperation, solidarity, and tolerance. The suggestion for Reog Trimudho Rahayu group is creating new innovations in working on movements, music, and clothing so they dont look monotonous, so that people are more enthusiastic to see the Reog Trimudho Rahayu.
Pendampingan Bembo Craf dalam Pembuatan Desain Busana Tari Berbahan Enceng Gondok di Kabupaten Semarang Lestari, Wahyu; Lanjari, Restu; Iryanti, Veronica Eny; Sriyadi, Sriyadi; Nindrayani, Satitra
Varia Humanika Vol 2 No 2 (2021): Publish
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/vh.v2i2.51327

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat Mandiri bagi dosen bekerja sama dengan Bembo Craf, Dusun Kesongo, Kabupaten Semarang. Tujuan pengabdian adalah memberikan pendampingan kepada Bembo Craf yang berkecimpung dibidang hand craf untuk produk kerajinan tangan seperti berbagai bentuk souvenir, tas, sandal, bahkan barang rumah tangga lainya seperti meja dan kursi, semua dibuat dengan menggunakan bahan dasar pengolahan enceng gondok. Pendampingan yang dilakukan yaitu pembuatan desain busana tari berbahan enceng gondok. Enceng gondok merupakan salah satu tumbuhan yang hidup subur di daerah rawa pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Metode pelaksanaan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Mandiri, dilaksanakan melalui berbagai tahapan, mulai dari tahap persiapan, tahap proses, tahap pelaksanaan sampai tahap produksi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan WAG. Hasil dari kegiatan pendampingan berupa sebuah produk, desain busana tari yang terdiri dari irah-irahan, sumping, kalung, kelat bahu, slempang, roncen, sabuk, uncal, boro, samir, binggel, celana dan baju. Busana tari inovatif, digunakan sebagai alternatif bagi para pelaku kesenian tradisional kerakyatan, dalam menggunakan busana tari, karena dengan bahan enceng gondok akan lebih terjangkau harganya. Desain Busana tari berbahan enceng gondok, diharapkan dapat direalisasi menjadi busana tari pada kegiatan PKM selanjutnya.
Pola Pewarisan Tari Topeng Panji Di Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuh Waru Kabupaten Tegal Hapsari, Priska Diyan; Cahyono, Agus; Iryanti, Veronica Eny
Jurnal Seni Tari Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v10i2.51323

Abstract

Tari Topeng Panji merupakan salah satu tari khas Kabupaten Tegal yangsampai saat ini masih eksis dengan proses pewarisan yang baik. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui Proses Pewarisan Tari Topeng Panji Tegal dan Bentuktari Topeng Panji. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi denganmetode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,dan dokumentasi. Teknik keabsahan dan diperiksa dengan metode triangulasi sumber,teknik, dan waktu. Pencipta Tari Topeng Panji Tegal adalah Ibu Darem sebagaigenerasi pertama, kemudian Ibu Warni adalah generasi kedua, Ibu Sawitri yangnamanya sudah banyak dikenal merupakan generasi ketiga Tari Topeng PanjiTegal.Dan generasi keempat saat ini adalah Ibu Purwanti. Walaupun sudah diwariskankeempat generasi, tetapi pelaku pewaris tetap mempertahankan keaslian gerak,iringan, tata rias dan busananya. Hasil penelitian pada proses pewarisan Tari TopengPanji melalui beberapa tahapan, yakni proses pengenalan, proses melihat, meniru,serta proses pelatihan dan pembinaan.
The Image of Woman in the Sintren and Kuda Kepang Arts: Gender Reality and Aesthetic Exploration Lestari, Wahyu; Iryanti, Veronica Eny; Barus, Syukur Samuel
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 21, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v21i2.29927

Abstract

The image of women that is actualized through the construction of gender roles, positions, and adaptation processes in artistic expression through Sintren and Kuda Kepang performances is very different. In this regard, the research aims to: (1) explain the forms of art performances of Sintren and Kuda Kepang; and (2) explain the image of women in the art performances of Sintren and Kuda Kepang in the context of gender reality and aesthetic exploration. The research was conducted on the art of Sintren Ujung Gede in Pemalang Regency and Kuda Kepang Turonggoseto in Semarang Regency. The research data were collected using the techniques of (1) observation, (2) interviews, and (3) document studies. The validity of the research data was carried out using the confirmability technique. The study used an interactive model analysis procedure, which was carried out with the stages of data collection, data reduction, data classification, and drawing conclusions. The results show that: (1) Sintren and Kuda Kepang arts are forms of traditional folk-art performances in which there is a scene of trance. This art is usually performed on stage or open arena by involving women as players; (2) The presence of women in the Sintren performances is a requirement that traditionally must be fulfilled until now. On the other hand, in the Kuda Kepang performances, the presence of women is a new phenomenon that provides opportunities and freedom for women to express themselves through dance. In the Sintren performance, the position of women becomes the center, subject, and object during the performance process. As a result, changes in the function of arts often result in the exploitation of Sintren dancers. On the other hand, in the Kuda Kepang art, the involvement of women with all their adaptations provides a new space for resistance to the existing gender stereotypes.