Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Meningkatkan Eksistensi dan Pelestarian Batik di Era Modern Jannah, Shofiatul; Indrawati, Iin; Rahayu, Hesti Dwi; Marwan, Sehat; Najmuddin, Muhammad Kholid; Mufaiz, M. Thohar; Dewantoro, Andik; Mega, Kisah Irawan; Almukri, M. Safari; Suhermanto, Arie Yudhistira; Hidayah, Diyan Zaidah Muhimmatul; Putri, Meryna Rachmi
Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.355 KB) | DOI: 10.33474/jp2m.v1i2.6536

Abstract

Batik adalah suatu hasil karya yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.Di berbagai wilayah Indonesia banyak ditemui daerah-daerah pengrajin batik. Setiap daerah pembatikan mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dalam ragam hias maupun tata warnanya. Seiring perkembangan zaman, menurut Sudijono (2006), budaya batik tulis semakin terkikis karena semakin murahnya batik yang dating dari luar negeri dan semakin berkembangnya batik cetak yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan batik secara cepat. Tulisan ini bertujuan Untuk mengetahui gambaran Kelompok Ibu-ibu PKK di Desa Bringin, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, peran, kendala yang dihadapi, dan upaya mengatasi kendala yang dihadapi pada Kelompok Batik Ibu-ibu PKK, Desa Bringin, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Kelompok batik Ibu-ibu PKK jika tidak ada permintaan ataupun ada event maka pengrajin tidak akan berproduksi. Program KKN adalah program Kuliah Kerja Nyata dimana mahasiswa diharapkan mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh secara teoritis menjadi praktis dalam bentuk pengabdian dan pendampingan langsung terhadap masyarakat. dengan adanya potensi yang dimilki oleh Ibu-ibu PKK di Desa Brigin, maka program kerja yang disusun adalah Pelestarian Batik Era Modern untuk memecahkan masalah tersebut. Diharapkan mampu membantu para Ibu-Ibu PKK untuk memperkenalkan produknya dalam skala yang luas serta mengembangkan Batik sesuai dengan Era Modernisasi saat ini. Hal ini merupakan suatu upaya untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Batik merupakan ikon asli Indonesia yang harus dilestarikan.
KRITIK HARALD MOTZKI TERHADAP TEORI ISNAD HADIS JOSEPH SCHACHT Jannah, Shofiatul
RIWAYAH Vol 6, No 2 (2020): Riwayah : Jurnal Studi Hadis
Publisher : ilmu hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/riwayah.v6i2.8086

Abstract

Selama ini kajian hadis orientalis selalu menghadirkan skeptisisme terhadap kesahihan hadis untuk bisa disandarkan kepada Nabi, terutama Joseph Schacht yang menjadi rujukan kajian hadis mereka. Tetapi, diskursus perkembangan kajian orientalis tersebut ternyata tidak selamanya menghasilkan pakar skeptis, sebagaimana yang ditunjukkan dalam pemikiran hadis Harald Motzki. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas kritik Motzki terhadap teori-teori isnad Joseph Schacht dengan argumen-argumennya yang cukup menarik. Sedangkan, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik untuk mengkaji lebih detail teori backward projection, common link, e silenteo dari Josepht Schacht, dan argumen-argumen bantahan dari Harald Motzki. Hasil penelitian ini adalah sebagaimana yang diungkapkan Harald Motzki bahwa tidak ada pemalsuan terhadap hadis yang dilakukan oleh ulama hadis seperti yang dikatakan oleh Schacht, karena hadis mulai eksis sejak abad pertama hijriah. Untuk menganalisa common link tidak cukup dengan mengkaji aspek sanad sebuah hadis. Di samping itu juga dibutuhkan kajian terhadap matan hadis, karena dari kajian dua aspek tersebut, sumber sejarah pembentukan sebuah hadis dapat diketahui. Demikian pula, jika ada sebuah hadis tidak ditemukan di masa tertentu, bisa saja disebabkan karena mereka tidak mengetahuinya, dan bukan berarti hadis tersebut tidak eksis di masanya. [Harald Motzki's Critic toward Joseph Schacht's Isnad Hadith Theory. So far, the study of orientalist hadiths has always presented skepticism about the validity of the hadiths to rely on the Prophet, especially Joseph Schacht, who was the reference for their hadith study. However, the discourse on the development of orientalist studies did not always produce skeptical experts, as shown in the hadith thought of Harald Motzki. This study aims to review Motzki’s critique of Joseph Schacht’s isnad theories with his interesting arguments. Meanwhile, the research method used in this research is descriptive-analytic to examine in more detail Joseph Schacht’s backward projection, common link, e silentio theories, and Harald Motzki’s arguments. The results of this study are as expressed by Harald Motzki that there is no forgery of hadiths carried out by hadith scholars as stated by Schacht because hadiths began to exist since the first century of Hijri. To analyze common links, it is not enough to study the sanad aspects of hadith. In addition, a study of the hadith’s observations is also needed, because, from the study of these two aspects, the historical source of the formation of hadith can be known. Likewise, if a hadith was not found at a certain time, it could be because they did not know it, and it does not mean that the hadith did not exist at that time.]
Parenting Berbasis Desa (PAREDES) dalam Sinergitas Ekonomi Keluarga pada Masyarakat Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu Jawa Timur Setiawan, Eko; Jannah, Shofiatul
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/dms.2021.211.8026

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu bagian dari thridharma perguruan tinggi yang harus dilaksanakan oleh seluruh dosen dan sivitas akademika lainnya untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Universitas Islam Malang telah mendukung program pengabdian kepada masyarakat dengan pendanaan internal yang dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2021. Program ini telah mengintegrasikan program parenting berbasis desa dalam sinergitas ekonomi keluarga berupa sosialisasi dan pendampingan parenting berbasis desa yang dilaksanakan secara berkelanjutan selama tiga bulan. Dengan metode RRA (Rapid Rural Appraisal) yaitu metode untuk mendapatkan data secara akurat untuk memahami kondisi pedesaan pada tingkat komunitas lokal dan juga PRA (Participatory Rural Appraisal) yaitu sebuah metode untuk mempelajari kondisi pedesaan dari, dengan dan oleh masyarakat desa itu sendiri. Adapun lokasi adalah desa Oro-oro Ombo Kota Batu Jawa Timur yang merupakan kota wisata. Materi yang disampaikan adalah parenting dalam meningkatkan kualitas Pendidikan keluarga. Adapun hasil yang didapatkan adalah kesadaran orang tua terhadap Pendidikan, pola asuh pengasuhan anak serta membangun minesite bahwa pendidikan merupakan investasi pembangunan nasional. Community service is one part of higher education thridharma that must be carried out by all lecturers and other academicians to be involved in these activities. The Islamic University of Malang has supported community service programs with internal funding which will be implemented throughout Indonesia in 2021. This program has integrated village-based parenting programs into family economic synergy in the form of village-based parenting socialization and assistance which is carried out continuously for three months. With the RRA (Rapid Rural Appraisal) method, which is a method for obtaining accurate data to understand rural conditions at the local community level and also PRA (Participatory Rural Appraisal), which is a method for studying rural conditions from, with and by the village community itself. The location is the village of Oro-oro Ombo, Batu City, East Java, which is a tourist city. The material presented is parenting in improving the quality of family education. As for the results obtained, the parents' awareness of education, parenting, and building a minesite that education is an investment in national development. 
URGENSI PEMAHAMAN JENIS KELAMIN DAN GENDER PADA ANAK USIA DINI Jannah, Shofiatul; Bramastia, Lutfia Sefta
Thufuli Vol 3, No 2 (2021): Thufuli: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/thufuli.v3i2.13788

Abstract

AbstrakAnak usia dini adalah yang berusia 0-8 tahun, anak usia dini usia 4-6 tahun mendapatkan pendidikan formal yang disebut dengan pendidikan anak usia dini di Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal, pendidikan ini memiliki fungsi untuk memberi stimulus pada anak usia dini agar aspek-aspek perkembangan dan potensi dasar yang dimiliki oleh anak berkembang hingga dapat menjadi fundamental awal anak agar dapat melanjutkan pendidikan selanjutnya. Pendidik berperan penting dalam edukasi pendidikan tentang gender dan jenis kelamin pada anak usia dini dengan menyesuaikan karakteristik anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pendidik dalam edukasi pendidikan tentang jenis kelamin dan gender pada anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pendidik memiliki beberapa upaya untuk memberi edukasi pendidikan tentang gender dan jenis kelamin pada anak usia dini. Kata Kunci: Anak Usia Dini, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidik, Edukasi jenis kelamin dan gender.
Parenting Berbasis Desa (PAREDES) dalam Sinergitas Ekonomi Keluarga pada Masyarakat Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu Jawa Timur Eko Setiawan; Shofiatul Jannah
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.553 KB) | DOI: 10.21580/dms.2021.211.8026

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu bagian dari thridharma perguruan tinggi yang harus dilaksanakan oleh seluruh dosen dan sivitas akademika lainnya untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Universitas Islam Malang telah mendukung program pengabdian kepada masyarakat dengan pendanaan internal yang dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2021. Program ini telah mengintegrasikan program parenting berbasis desa dalam sinergitas ekonomi keluarga berupa sosialisasi dan pendampingan parenting berbasis desa yang dilaksanakan secara berkelanjutan selama tiga bulan. Dengan metode RRA (Rapid Rural Appraisal) yaitu metode untuk mendapatkan data secara akurat untuk memahami kondisi pedesaan pada tingkat komunitas lokal dan juga PRA (Participatory Rural Appraisal) yaitu sebuah metode untuk mempelajari kondisi pedesaan dari, dengan dan oleh masyarakat desa itu sendiri. Adapun lokasi adalah desa Oro-oro Ombo Kota Batu Jawa Timur yang merupakan kota wisata. Materi yang disampaikan adalah parenting dalam meningkatkan kualitas Pendidikan keluarga. Adapun hasil yang didapatkan adalah kesadaran orang tua terhadap Pendidikan, pola asuh pengasuhan anak serta membangun minesite bahwa pendidikan merupakan investasi pembangunan nasional. Community service is one part of higher education thridharma that must be carried out by all lecturers and other academicians to be involved in these activities. The Islamic University of Malang has supported community service programs with internal funding which will be implemented throughout Indonesia in 2021. This program has integrated village-based parenting programs into family economic synergy in the form of village-based parenting socialization and assistance which is carried out continuously for three months. With the RRA (Rapid Rural Appraisal) method, which is a method for obtaining accurate data to understand rural conditions at the local community level and also PRA (Participatory Rural Appraisal), which is a method for studying rural conditions from, with and by the village community itself. The location is the village of Oro-oro Ombo, Batu City, East Java, which is a tourist city. The material presented is parenting in improving the quality of family education. As for the results obtained, the parents' awareness of education, parenting, and building a minesite that education is an investment in national development. 
Kajian Kritis Terhadap Fatwa MUI Tahun 1981 Tentang Iddah Wafat Dan Relevansinya Bagi Wanita Karir Shofiatul Jannah; Zaenul Mahmudi
Muslim Heritage Vol 6, No 2 (2021): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v6i2.3389

Abstract

AbstractIddah is a woman's obligation after divorce from her husband, either divorce or divorce. The MUI fatwa regarding iddah died in 1981 which decided First, the ability to go out of the house for women who are carrying out iddah is a matter of khilafiyyah, second, choosing the opinion of the majority of scholars, namely it is not permissible for women during the iddah period to leave the house at night, even to carry out the pilgrimage. The fatwa does not explain in detail about the period of the iddah of death and the sentence can lead to many interpretations. In addition, is the fatwa still relevant to the current context where many women work in various public sectors. For these reasons, it is important to review the MUI fatwa on the iddah of death. This research is a library research with a normative approach and uses a qualitative method, namely by observing and reviewing the MUI fatwa on the iddah of death as well as its relevance for career women. The results of this study are that there is a conflict between the MUI fatwa and the text of the Qur'an, Government Regulation No. 9 of 1975 concerning the implementation of Law No. 1 of 1974 concerning marriage. Regarding the relevance of the MUI fatwa to the iddah period of career women, the fatwa does provide space not to carry out iddah during the day, but must remain in the corridor of Islamic law. So that Shari'a can still be carried out without negating the rights and obligations of both social and individual. AbstrakIddah merupakan kewajiban seorang wanita setelah bercerai dengan suaminya baik cerai talak atau cerai mati.  Fatwa MUI tentang iddah wafat tahun 1981 yang memutuskan Pertama, kebolehan keluar rumah bagi wanita yang sedang menjalankan iddah adalah masalah khilafiyyah kedua, memilih pendapat jumhur ulama yaitu tidak bolehnya wanita dalam masa idaah untuk keluar rumah di malam hari, sekalipun untuk melaksanakan ibadah haji. Fatwa tersebut tidak menjelaskan secara rinci tentang masa iddah wafat dan kalimat tersebut dapat menimbulkan banyak penafsiran. Selain itu apakah fatwa tersebut masih relevan dengan konteks saat ini dimana banyak wanita yang bekerja di berbagai sektor publik. Karena beberapa alasan tersebut menjadi penting untuk mengkaji kembali fatwa MUI tentang iddah wafat. Adapun penelitian ini merupakan kepustakaan (library reseacrh) dengan pendekatan normatif dan menggunakan metode kualititatif yaitu dengan mengamati dan mengkaji fatwa MUI tentang iddah wafat juga relevansinya bagi wanita karir. Hasil penelitian ini adalah ada pertentangan antara fatwa MUI dan nash al-Qur’an, Peraturan pemerintah no 9 tahun 1975 tentan pelaksanaan undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Terkait relevansi fatwa MUI dengan masa iddah wanita karir, fatwa tersebut memang memberikan ruang untuk tidak melaksanakan iddah di siang hari, akan tetapi harus tetap pada koridor syari’at Islam. Sehingga syari’at tetap dapat dijalankan tanpa meniadakan hak dan kewajiban baik sosial ataupun individu.
Islamic Legal Analysis of Obligation for Swab Tests as a Requirement for Marriage in the Era of Covid-19 Pandemic in Indonesia Shofiatul Jannah; Mohammad Afifulloh
AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial Vol. 16 No. 2 (2021)
Publisher : Faculty of Sharia IAIN Madura collaboration with The Islamic Law Researcher Association (APHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/al-lhkam.v16i2.5329

Abstract

The Covid-19 pandemic gives many impacts on various aspects, including marriage service requirement. During the pandemic, it is required to comply with government policies, namely submitting negative Covid-19 Swab test results for prospective brides, witnesses, and marriage guardians. Due to the high spending for taking the test, some prefer to unregister the marriage and delay the schedule. This research is a literature study with a normative type. The data was obtained qualitatively through observation and analysis of the policy of the Ministry of Religious Affair, its impact on Indonesian society, and how Islamic law percieves the policy. The results show that the policy of the Ministry of Religious Affair number: P-001/DJ.III/Hk.007/07/2021 aimed to cope with the spread of Covid-19 virus which is increasingly rampant. Meanwhile, according to the Islamic law, it is a temporary requirement formulated to prevent harm and therefore, it is not a part of marriage pillar. Islamic law furthermore puts it as an effort to maintain the soul's safety (hifdun al-nafs). (Pandemi Covid-19 memberi dampak pada berbagai macam aspek kehidupan, termasuk persyaratan layanan pernikahan. Selama pandemi, pasangan yang akan menikah, saksi, dan walinya diwajibkan menyerahkan hasil negatif test Swab sesuai kebijakan pemerintah. Karena mahalnya biaya test tersebut, ada beberapa pasangan yang memilih pernikahan sirri atau menunda pernikahannya. Penelitian ini adalah penelitian pustaka yang berjenis normatif. Data-data di dalamnya diperoleh secara melalui pengamatan dan analisis terhadap kebijakan Kementerian Agama nomor P-001/DJ.III/Hk.007/07/2021 yang bertujuan menanggulangi penyebaran virus Covid-19 yang sempat menggila. Sementara itu menurut hukum Islam, persyaratan tersebut sifatnya sementara dan bertujuan untuk mencegah munculnya hal-hal yang tidak diinginkan sehingga bukan meupakan rukun nikah. Hukum Islam melihat kebijakan tersebut sebagai salah satu upaya untuk menjaga keselamatan jiwa.)
Understanding The Problems Of Early Marriage Perspective KH. Husein Muhammad And Their Relevance To Law No 16 Year 2019 Concerning Marriage Shofiatul Jannah; Tutik Hamidah
Transformatif Vol 6, No 1 (2022): ISSUED IN APRIL 2022
Publisher : POSTGRADUATE OF PALANGKA RAYA STATE ISLAMIC INSTITUTION

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/tf.v6i1.3421

Abstract

 Early marriage is a timeless phenomenon, this case will always be interesting to be an object of research because in practice early marriage does not always lead to happiness, but instead leads to misery. Young men and women have not been able to manage emotions well, so early marriage partners often want to win on their own and cause arguments that will result in violence or even divorce. This research is a literature study with a qualitative type of research that is observing cases of early marriage that have occurred in Indonesia, especially how the law of early marriage in the perspective of positive law and Islamic law and its relevance to the thought of KH. Husein Muhammad as Indonesian Muslim feminist. The results of this study are the harmony between legal considerations in the law on the age limit for marriage and also the results of the study of KH. Husein Muhammad about early marriage. This means that the marriage law law and the study of Husein Muhammad are both concerned with the protection and safeguards so that there is no damage due to early marriage.
PENUNDAAN PERKAWINAN DITENGAH WABAH COVID-19 Shofiatul Jannah
Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS) Vol 2, No 1 (2020): Perubahan Masyarakat Dalam Tantangan Perbedaan Dan Virus
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.524 KB) | DOI: 10.33474/jas.v2i1.6840

Abstract

Perkawinan merupakan sebuah impian yang menjadi target pada masa tertentu bagi seseorang, akan tetapi tidak semua individu mendamkan perkawinan karena beberapa alasan yang mereka anggap sebagai suatu hal yang membebani setelah perkawinan. Lalu bagaimana dengan penundaan perkawinan yang telah direncanakan karena adanya penyebaran wabah pada suatu negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengunakan metode deskriptif analitis dengan menumpulkan data-data yang bersifat konseptual dan dianalisa dengan metode miler dan huberman. Tulisan ini mendiskripsikan tentang penundaan pernikahan dalam masyarakat Islam yang selama ini terjadi karena kurangnya pemahaman tentang konsep pernikahan dalam islam, serta penundaan perkawinan yang bukan karena alasan takut menikah tetapi karena wabah yang menyebar dan membahayakan jiwa manusia. Hasilnya adalah menunda pernikahan karena alasan yang negatif sangat tidak dianjurkan karena akan menjerumuskan kepada hal yang mengarah pada kemaksiatan, sedangkan menunda perkawinan karena menyelamatkan banyak jiwa manusia adalah perbuatan yang mulia.Kata kunci, Penundaan, Perkawinan, wabah covid-19
ANALISIS EFEKTIVITAS PERATURAN MA NO 1 TAHUN 2016 TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA GORONTALO DAN PENGADILAN AGAMA SUWAWA Abdur Rahman Adi Saputera; Umar Jaya M; Annisa Podungge; Shofiatul Jannah
Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS) Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v3i2.10325

Abstract

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research), di mana penulis mengamati secara langsung objek penelitian dalam usaha mengumpulkan data dan informasi. Menggunakan pendekatan sosiologis empiris. Penelitian sosiologis empiris terdiri dari penelitian identifikasi terhadap hukum dan efektivitas hukum. Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil dari penelitian yang penulis dapatkan bahwa Pengadilan Agama Gorontalo dan Pengadilan Agama Suwawa secara umum telah menerapkan PERMA ini dalam prosedur mediasi, hanya saja terkait batas waktu 30 hari terhitung sejak penetapan perintah melakukan mediasi tidak diberlakukan secara general dalam semua perkara. Pengadilan Pengadilan Agama Gorontalo dan Pengadilan Agama Suwawa hanya memberikan batas waktu 2 (dua) minggu untuk mediasi terhitung sejak penetapan perintah melakukan mediasi. Hal ini bersifat kondisional. Untuk efektivitas PERMA ini terhadap tingkat keberhasilan mediasi belum begitu efektif. Sepanjang tahun 2019 sampai Juni 2020, Pengadilan Agama Gorontalo hanya memiliki tingkat keberhasilan mediasi sebanyak 6% dari jumlah perkara yang masuk. Ini disebabkan kurangnya minat para pihak dalam melakukan mediasi, juga minimnya jumlah hakim yang bersertifikat mediator. Sedangkan Pengadilan Agama Suwawa memilki tingkat keberhasilan mediasi sebanyak 9% dari jumlah perkara yang masuk.