Aviantara, Dwindrata B
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GREEN TECHNOLOGY UNTUK GREEN COMPANY DENGAN PENERAPAN SISTEM FOTOBIOREAKTOR PENYERAP KARBON DIOKSIDA Suciati, Fuzi; Aviantara, Dwindrata B
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 1 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1289.691 KB)

Abstract

Indonesia telah menandatangani kesepakatan internasional Kyoto Protocol dalam upaya turut serta berkontribusi dalam mitigasi pemanasan global. Melalui dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030 secara mandiri atau sebesar 41% bila mendapat dukungan internasional. Fotobioreaktor merupakan sistem yang dapat diterapkan dalam upaya menahan  jumlah karbon dioksida yang dilepas melalui cerobong industri ke udara. Dengan mengumpankan gas karbondioksida yang diemisikan oleh cerobong ke dalam sistem fotobioreaktor di mana mikroalga ditumbuhkan maka alih-alih gas karbon dioksida di lepas ke udara dapat digunakan sebagai sumber karbon bagi mikroalga untuk bertumbuh dan berkembang. Penerapan teknologi fotobioreaktor dapat meningkatkan citra perusahaan sebagai Perusahaan Hijau yang memberikan daya ungkit selain kinerja lingkungan perusahaan juga potensi mendapatkan insentif ekonomi melalui Mekanisme Pembangunan Bersih. Meski demikian masih terdapat tantangan besar dalam penerapan fotobioreaktor mikroalga untuk mitigasi emisi karbon dioksida. Selain kendala dalam teknik pemanenan mikroalga juga keterbatasan laju serapan karbon dioksida oleh mikroalga. Kata kunci : fotobioreaktor, perusahaan hijau, mikroalga, karbon dioksida
WASTE EXCHANGE LIMBAH ONGGOK TAPIOKA DENGAN PROSES BIOLOGIK UNTUK PERIPTAAN POLYUNSATURATED FATTY ACID Ummi, Nurul; Aviantara, Dwindrata B
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.541 KB)

Abstract

Onggok merupakan sisa dari proses penyarian singkong dengan cara pengepresan dalam produksi tapioka. Komposisinya yang didominasi oleh pati dan serat kasar membuka peluang pemanfaatan limbah onggok sebagai medium fermentasi padat untuk produksi PUFA. Periptaan PUFA secara biologik lazim menggunakan kapang Aspergillus. Aspergillus mampu menghasilkan asam lemak menyerupai asam lemak yang diperoleh dari minyak kelapa sawit, yakni linolenat dan linoleat. Kapang Aspergillus juga dikenal memiliki kemampuan mendegradasi bahan organik termasuk limbah sehingga berpotensi untuk diterapkan dalam mengolah limbah onggok, ampas tahu, molase serta dedak padi. Dengan memanfaatkan onggok sebagai media fermentasi padat seta sumber karbon dalam produksi PUFA maka terdapat potensi pengurangan biaya operasional dalam produksi PUFA. Hal ini akan meningkatkan keunggulan daya saing dalam produksi PUFA termasuk meningkatnya aspek kinerja dari sudut pandang lingkungan. Memanfaatkan limbah sebagai bahan baku dalam proses produksi merupakan penerapan nyata konsep waste to product atau waste exchange dalam membangun industri proses yang selaras dengan kaidah Sustainanle Consumption and Production. kata kunci : onggok, asam lemak tak jenuh, fermentasi padat, waste exchange, sustainable consumption and production, kualitas lingkungan
GREEN TECHNOLOGY UNTUK GREEN COMPANY DENGAN PENERAPAN SISTEM FOTOBIOREAKTOR PENYERAP KARBON DIOKSIDA Suciati, Fuzi; Aviantara, Dwindrata B
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 1 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1289.691 KB)

Abstract

Indonesia telah menandatangani kesepakatan internasional Kyoto Protocol dalam upaya turut serta berkontribusi dalam mitigasi pemanasan global. Melalui dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030 secara mandiri atau sebesar 41% bila mendapat dukungan internasional. Fotobioreaktor merupakan sistem yang dapat diterapkan dalam upaya menahan  jumlah karbon dioksida yang dilepas melalui cerobong industri ke udara. Dengan mengumpankan gas karbondioksida yang diemisikan oleh cerobong ke dalam sistem fotobioreaktor di mana mikroalga ditumbuhkan maka alih-alih gas karbon dioksida di lepas ke udara dapat digunakan sebagai sumber karbon bagi mikroalga untuk bertumbuh dan berkembang. Penerapan teknologi fotobioreaktor dapat meningkatkan citra perusahaan sebagai Perusahaan Hijau yang memberikan daya ungkit selain kinerja lingkungan perusahaan juga potensi mendapatkan insentif ekonomi melalui Mekanisme Pembangunan Bersih. Meski demikian masih terdapat tantangan besar dalam penerapan fotobioreaktor mikroalga untuk mitigasi emisi karbon dioksida. Selain kendala dalam teknik pemanenan mikroalga juga keterbatasan laju serapan karbon dioksida oleh mikroalga. Kata kunci : fotobioreaktor, perusahaan hijau, mikroalga, karbon dioksida
STUDI LINGKUNGAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH GALUGA KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT Suciati, Fuzi; Aviantara, Dwindrata B
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2190.081 KB)

Abstract

Tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah Galuga merupakan areal controlled landfill untuk sampah domestik penduduk Kota dan Kabupaten Bogor. Areal seluas 54 ha tersebut 92% diperuntukkan bagi sampah domestik Kota Bogor. Sebanyak 500 ton/hari sampah domestik Kota Bogor serta 600 ton/hari sampah domestik Kabupaten Bogor dibuang pada fasilitas penimbusan akhir tersebut. Fasilitas TPA Galuga yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun tersebut dilengkapi pula dengan unit proses pengomposan sampah open windrow. Namun laju perolehan produk akhir kompos belum mampu mengimbangi laju penambahan sampah domestik yang masuk ke areal tersebut. Dari sekitar 1100 ton per hari sampah yang masuk ke TPA galuga sekitar 250 ? 300 ton per hari sampah yang berupa plastik maupun kertas dapat disisihkan oleh pemulung. Walaupun TPA Galuga merupakan controlled landfill namun belum terkelola dengan baik. Hal tersebut menimbulkan persoalan lingkungan bau sampah serta mutu lindi yang fluktuatif. Terobosan teknologi tampaknya diperlukan untuk menanggulangi persoalan sampah di TPA Galuga.     kata kunci : sampah domestik, tempat pemrosesan akhir, penimbusan akhir, kualitas lingkungan