Sidik, Adi Permana
Nuclear Physics and Biophysics Research Group, Faculty of Mathematics and Natural Science, Bandung Institute of Technology. Jalan Ganesha 10, Bandung, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FENOMENA LABELLING DAN SELF-CONCEPT SISWA SEKOLAH DASAR Nugrahaeni, Sri Devi Eka; Permana, Sidik; Hilmia, Rahma Sayyida; Darmayanti, Mela
EDUTECH Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i3.17546

Abstract

Moral crisis among the students in the elementary school has been a concerned phenomenon of education nowadays. One of the moral crisis which has been happening a lots around the educational environment is bullying. Verbal bullying called then as “labelling” is the continuously growing trouble around the elementary environment. Labelling is “imaging” toward someone. The educators’ role is quite important as key person in preventing and solving this labelling case happened among students. This research raised the phenomenon of labelling reviewed by descriptive qualitative method and used three instruments; interviewing students, teachers, and observation at the field. This phenomenon of labelling is a treat and challenge for students’ future. Because in the fact, labelling would disturb the students’ self-concept forming process, that how they concept themselves for their own future. The result of this research could be beneficial as the image of reality for the educators to concern the problem in social interaction among students in the school.Krisis moral para siswa sekolah dasar menjadi fenomena pendidikan hari ini yang memperihatinkan. Salah satu dari krisis moral yang masih marak terjadi di lingkungan pendidikan adalah gejala “bullying”. Bullying verbal yang kemudian disebut juga dengan istilah “labeling” adalah masalah yang terus menerus berkembang di lingkungan anak sekolah dasar. Labeling merupakan pemberian julukan terhadap seseorang. Peran para pendidik sangat penting sebagai key person dalam upaya pencegahan dan penyelesaian kasus labelling yang terjadi pada para peserta didik. Penelitian ini mengangkat fenomena labeling yang akan diulas dengan metode kualitatif deskriptif dan menggunakan tiga instrumen, yaitu wawancara dengan beberapa siswa, guru, dan observasi lapangan. Fenomena labeling ini merupakan ancaman, rintangan, serta tantangan bagi masa depan para siswa. Karena faktanya, labeling akan mengganggu proses pembentukan self-concept siswa, yaitu bagaimana ia mengkonseptualisasi dirinya untuk masa depan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran realitas lapangan bagi para pendidik untuk lebih memperhatikan masalah interaksi sosial peserta didik di sekolah.
Simulation on the Effect of Temperature Inlet and Mass-Flowrate Variations to the Temperature Distribution in Single Pelet Thermal Reactor Core Title Yusibani, Elin; Helmiza, Fitri; Fashbir, Fashbir; Permana, Sidik
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) 2021: Articles in Press
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v11n1.p%p

Abstract

AbstractThis paper presents simulation on temperature distribution in two-dimensional laminar flow for single pelet thermal reactor with variation on temperature inlet and mass-flowrate. The OpenFoam platform (Simflow 3.1) has been used for the computational and numerical analysis. The simulation is carried out on a single pellet with an aspect ratio of 1.2. The variations in the mass velocity of the coolant flow are 10, 100 and 14.300 kg×s-1 with a constant coolant temperature of 552 K, and the variations of the input coolant temperature are 300, 552 and 1000 K with a constant mass-flowrate of 10 kg×s-1. The results obtained from the simulation show that for variations in the input coolant temperature of 300, 552 and 1000 K, the fuel temperature can be reduced respectively by 34, 26 and 14 K. At the fastest variation in the coolant mass-flowrate of 14.300 kg×s-1, the coolant temperature around the pellet rises by 396 K. The decrease in fuel temperature is significant if the mass-flowrate of the input coolant flow is relatively low. 
Aplikasi Teknologi Single Point Incremental Forming (SPIF) pada Pembentukan Half Spherical-Shaped Product Mahmudah, Aida; Permana, Sidik; Setiawan, Haris; Arif, M. Fauzan
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jrm.2020.011.02.9

Abstract

In this study, the single point incremental forming (SPIF) method was applied to the half spherical-shaped vent cap products with 1mm thickness of aluminium. The dimensions of the blank before forming is 1x Ø225mm, and the final dimensions of the product are 69.50 x Ø225mm. Blank material is gripped to the fixture explicitly made according to the final product shape. The SPIF process uses a punch tool with a diameter of 12mm, so the process condition parameters that will be used are 0.5 mm step down, 35 rpm spindle speed, and 1000 mm/min feed. The lubrication used is VG 32 isocut cutting oil. The SPIF process for air cap products is carried out using two forming strategies, namely single-stage and multi-stage. In the single-stage formation strategy, the product experienced a tear at a depth of 18.5mm. Whereas in a multi-stage forming strategy, a product with three forming stages was successfully formed without tears, but experienced changes in dimensions and shape at the end of the final stage. Therefore the testing of SPIF process in a half-spherical shaped still requires development to get the planned shape and dimensions.
PENDIDIKAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MEWUJUDKAN NEGARA YANG BERKETUHANAN YANG MAHA ESA Permana, Sidik; Setiawan, Mursyid
Jurnal Soshum Insentif Vol 5 No 2 (2022): Jurnal Soshum Insentif
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36787/jsi.v5i2.767

Abstract

Krisis akhlak sedang melanda bangsa Indonesia hari ini. Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila, yang sejatinya sebagai landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kurang diindahkan dan cenderung diabaikan. Guna menanggulangi masalah tersebut, maka Pendidikan Kewarganegaraan mendapatkan peranan penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Penelitian ini berlandaskan pada metode kualiatif dengan studi literatur sebagai basis data. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan akhlak, memuat poin-poin penting dalam mewujudkan karakter kebangsaan, khususnya dalam mewujudkan masyarakat yang berketuhanan yakni masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan akhlak mesti direalisasikan, khususnya diinstitusi pendidikan, demi meminimalisir kerusakan dan menanggulangi problematika akhlak dan moralitas. Harapannya, cara ini mampu mewujudkan negara yang menjalankan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa secara konsisten dan bertanggung jawab
UPAYA UPAYA PENDIDIKAN RESOLUSI KONFLIK DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA SEKOLAH Permana, Sidik; Setiawan, Mursyid
Jurnal Soshum Insentif Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Soshum Insentif
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36787/jsi.v6i2.1093

Abstract

Remaja berpotensi melahirkan tindakan kejahatan atau dikenal sebagai kenakalan remaja. Oleh sebab itu, pencegahan dan penanganannya perlu diupayakan, salah satunya melalui pendidikan resolusi konflik. Hal itu bertujuan tidak hanya memberikan edukasi dalam penanganan konflik, bagi anak yang berhadapan (konflik) dengan berbagai persoalan, misalnya hukum, juga sebagai upaya dalam meminimalisir kenakalan remaja. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur. Pendidikan resolusi adalah tanggung jawab semua pihak, tidak hanya institusi formal. Pihak-pihak tersebut mesti memperhatikan aspek-aspek penanganan dalam pendidikan resolusi konflik, diantaranya: 1) no emphaty; 2) no collaborative; 3) no conflict resolution intelligence; 4) no social intelligence; 5) no skill persoanl; dan, 6) using force/violence. Sehingga, fokus dalam pendidikan resolusi konflik adalah mengasah kecerdasan sosial dan penyelesaian masalah, meningkatkan kemampuan mendesain resolusi konflik, dan mendapatkan pengetahuan konflik secara positif. Melalui pendidikan resolusi konflik diharapkan individu dapat mempelajari dan mengatasi konflik yang dialami, serta mampu meningkatkan kualitas berpikir dalam menghadapi situasi konflik, khususnya dalam persoalan kenalakan remaja.