Patmawati
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI PROGRAM PEDULI GIZI BALITA LAMONGAN (PELITA LA)  DI PUSKESMAS LAMONGAN KECAMATAN LAMONGAN  KABUPATEN LAMONGAN PATMAWATI
Publika Vol 6 No 3 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v6n3.p%p

Abstract

Abstrak Program Peduli Gizi Balita Lamongan (PELITA LA) merupakan salah satu upaya pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mengatasi masalah balita gizi buruk dan gizi kurang di Kabupaten Lamongan. Programini bertujuan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk di Kabupaten Lamongan serta tercapainya derajat gizi yang optimal untuk balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi Program Peduli Gizi Balita Lamongan (PELITA LA) di Puskesmas Lamongan Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan.Pelaksana Program PELITA LA adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Lamongan, dan Unit Pelaksana Teknis(UPT) Puskesmas di seluruh Kabaupaten Lamongan. Pelaksana di puskesmas adalah kepala puskesmas beserta seluruh staf terutama petugas gizi puskesmas.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini berfokus pada implementasi Program Peduli Gizi Balita Lamongan (PELITA LA) di Puskesmas Lamongan Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Dengan menggunakan enam indikator yaitu Ukuran dan Tujuan Kebijakan, Sumberdaya, Karakteristik Agen Pelaksana, Sikap dan Kecenderungan para Pelaksana, Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana, dan Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ukuran dan tujuan program sudah jelas dan belum semua tujuan tercapai. Tujuan yang belum tercapai adalah derajat gizi yang optimal untuk balita di Kabupaten Lamongan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi. Karakteristik agen pelaksana sudah cocok untuk melaksanakan program. Sikap dan kecenderungan pelaksana sudah baik dan tidak ada penolakan terhadap program tetapi dukungan masih kurang terlihat dari kurangnya sosialisasi kepada masyarakat. Komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana sudah berjalan dengan baik dan lancar. Sumber daya manusia yang tersedia cukup untuk mendukung implementasi program tetapi pemahaman pelaksana terhadap program masih kurang, sedangkan sumber daya anggaran masih terbatas dan sumber daya waktu terbatas karena harus menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Lingkungan ekonomi dan sosial masih menghambat program yaitu kondisi ekonomi masyarakat yang menengah kebawah dan pemahaman masyarakat tehadap program masih rendah sedangkan lingkungan politik cukup mendukung program. Dengan demikian maka perlu ada sosialisasi kembali terutama pada masyarakat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan memperluas cakupan sasaran program didukung dengan sumber daya anggaran. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam implementasi Program Peduli Gizi Balita Lamongan di Puskesmas Lamongan Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Kata Kunci: Implementsi, Program, Gizi.
Analisis Faktor Penyebab Nihilnya Angka Stunting di Desa Senyiur Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Lalu Japa; Arief Husnanda Triadi; Elia Misnatul Aeni; Gina Sorayya; Muhammad Dimas Pratama Arianto; Almacitra; Desak Made Devi Widyani; Diki Apriansyah; Muhammad Isranul Hakim; Patmawati; Wahyuni Amalia
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 3 (2022): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i3.2762

Abstract

Stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat selama beberapa tahun terakhir. Inspektur Utama BKKBN Ari Dwikora Tono mengatakan NTB sendiri merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi secara nasional. Stunting, dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan “kerdil” atau “pendek”, dampak dari masalah gizi kronis dan infeksi/penyakit berulang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari konsepsi sampai usia 23 bulan. Universitas Mataram menerjunkan ratusan kelompok KKN ke desa-desa dengan berbagai tema. Salah satu kelompok KKN yang diterjunkan dengan tema Stunting adalah kelompok KKN Desa Senyiur. Setelah dilakukan pendataan bersama para kader setempat ternyata kasus stunting di Desa Senyiur, Kecamatan Keruak adalah sebanyak 0 % atau dalam kata lain tidak ada kasus stunting di desa tersebut.