Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEBU DENGAN MENGGUNAKAN HCl SEBAGAI AKTIVATOR UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DARI LIMBAH INDUSTRI TAHU Hatina, Surya
KINETIKA Vol. 6 No. 2 (2015): KINETIKA 01072015
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4438.585 KB)

Abstract

The research aims to determine the effectiveness of active carbon from sugarcane bagasse with activator substance of  HCl  in  decrease  the  value  of  COD  and  TSS  and  than  in    increase  the  value  of  DO  and  pH  in  tofu  liquid waste.The optimum condition of decrease the value of COD and TSS and also increase the value of DO and PH in tofu liquid waste is circulation time at 12 hours of fixed bed reaktor. The results of  the research show that decrease the value of COD from 123,7 mg/L to 41,6 mg/L or 66,37 %,  decrease the value of TSS from 335 mg/L to 103,8 mg/L or 69,1 %,  increase the value of  DO from 1,86 mg/L to 7,6 mg/L or 75,52 % and increase the value of pH from 3,53 to 4,66.
PEMANFAATAN HCl dan CaCl2 SEBAGAI ZAT AKTIVATOR DALAM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TAHU Hatina, Surya; Komala, Ria; Wahyudi, Randa
KINETIKA Vol. 10 No. 1 (2019): KINETIKA 01032019
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research is to determine the effectiveness of activated carbon from bagasse with activator subtances HCl and CaCl2 in reducing the parameters of COD and TSS and increasing the DO and PH parameters in the tofu processing waste. The optimum conditions in reducing the COD and TSS parameters and increasing the DO and PH parameters in the tofu processing waste are 12 hours of circulation time with a fixed bed reactor. The results of the study with the use of 0.3 M HCl activator has a better ability than 0.2 M CaCl in reducing COD and TSS values and increasing DO and PH values.The results ofusing activator substances HCL 0.3 M has a better ability than 0.2 M CaCl in reducing COD and TSS values and increasing DO and PH values. The decrease in COD value from 123.7 mg / L to 41.6 mg / L or 66.37%, a decrease in TSS value from 335 mg / L to 103.8 mg / L or 69.1%, an increase in DO value from 1.86 mg / L to 7.6 mg / L or 75.52%, and the increase in pH value from 3.53 to 4.66.
PENGGUNAAN EKSTRAK BELIMBING WULUH MATANG SEBAGAI PENGGUMPAL LATEKS PASCA PANEN (STUDY PENGARUH VOLUME, WAKTU PENCAMPURAN, TEMPERATUR DAN pH Surya Hatina; Ida Febriana
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.19 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v5i2.94

Abstract

Penggunaan ekstrak belimbing wuluh sebagai koagulan lateks telah diteliti. Belimbing wuluh mengandung asam sitrat yang cukup tinggi dan diharapkan dapat menjadi alternatif koagulan lateks. Penelitian ini dilakukan dengan cara membekukan lateks dengan ekstrak belimbing wuluh dengan perlakuan variasi volume ekstrak belimbing wuluh (2 ; 4 ; 6 ; 8 dan 10 ml), variasi waktu pencampuran (1 ; 4 ; 8 ; 12 ; 16 ; 20 dan 24 jam), variasi temperatur (30 ; 50 dan 70oC) dan variasi pH (1,5 ; 2 ; 2,5 ; 3 ; 3,5 ; 4 ;4,5 dan 5) untuk mendapatkan volume, waktu pencampuran, temperatur dan pH optimum. Pada volume 8 ml air asam belimbing wuluh, waktu pencampuran 16 jam, temperature pencampuran 30oC dan Ph 2 diperoleh karet kering yang maksimal. Kata Kunci: koagulasi, lateks, ekstrak belimbing, asam sitrat
PENGARUH ADITIF BAWANG PUTIH TERHADAP KARAKTERISTIK DAN BIODEGRADASI BIOPLASTIK DARI BIJI DURIAN sisnayati sisnayati; Surya Hatina; Ani Rahmi
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.519 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.104

Abstract

Dewasa ini penggunaan plastik memiliki peranan penting dalam industri modern. Plastik sering digunakan sebagai pengemas makanan. Akan tetapi, penggunaaan plastik dapat mencemari lingkungan, karena sulit didegradasi secara alami. Salah satu cara menguranginya yaitu dengan penggunaan plastik biodegradable. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh banyaknya penambahan ekstrak bawang putih dan gliserol pada tepung biji durian dalam pembuatan bioplastik. Bioplastik ini dibuat dengan melarutkan tepung biji durian dengan aquades ditambah dengan gliserol dan ekstrak bawang putih. Selanjutnya variasi rasio ekstrak bawang putih (0%, 5%, 10%, 15%), dengan gliserol (25%, 35%, 45%, dan 55% dari berat tepung biji durian). Karakteristik biodegradable ditandai dengan adanya uji biodegradasi, uji kuat tarik dan elongasi. Hasil karakterisasi plastik biodegradable yang memiliki kinerja optimal diperoleh dari plastik biodegradable dengan kuat tarik 0,71 Mpa, persen elongasi 16,38%, dan waktu degradasi 14 hari. Kata Kunci: biji durian, gliserol, bawang putih dan plastik biodegradable
PEMANFAATAN HCl dan CaCl2 SEBAGAI ZAT AKTIVATOR DALAM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TAHU Surya Hatina; Ria Komala
Jurnal Redoks Vol 5, No 1 (2020): REDOKS JANUARI - JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.204 KB) | DOI: 10.31851/redoks.v5i1.3983

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kerja karbon aktif dari ampas tebu dengan zat aktivator HCl dan CaCl2 dalam mengurangi parameter COD dan TSS serta menaikkan parameter DO dan PH pada limbah hasil pengolahan tahu. Kondisi optimum dalam mengurangi parameter COD dan TSS serta menaikkan parameter DO dan PH pada limbah hasil pengolahan tahu adalah waktu sirkulasi 12 jam dengan alat fixed bed reaktor. Hasil penelitian dengan penggunaan zat aktivator HCl 0,3 M memiliki kemampuan lebih baik dari pada CaCl 0,2 M dalam menurunkan nilai COD dan TSS serta menaikan nilai DO dan PH. Penurunan nilai COD dari 123,7 mg/L menjadi  41,6 mg/L atau sebesar 66,37%, penurunan nilai TSS dari 335 mg/L menjadi 103,8 mg/L atau sebesar 69,1 %, kenaikan nilai DO dari 1,86 mg/L menjadi 7,6 mg/L atau sebesar 75,52 %, dan kenaikan nilai pH dari 3,53 menjadi 4,66.
Pengaruh Karbon Aktif Kulit Pisang Putri Pada Limbah Ammonia Surya Hatina; eddyanto winoto; Antoni Antoni; Ida Febriana
Jurnal Redoks Vol 6, No 1 (2021): REDOKS JANUARI - JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v6i1.5244

Abstract

Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui temperatur karbonisasi terbaik, mengetahui luas permukaan terbaik , mengetahui waktu absrorbsi dan untuk mengetahui kandungan ammonia dari limbah setelah dilakukan proses absorbsi dengan karbon aktif kulit pisang putri. Karbon aktif dari limbah kulit pisang putri digunakan untuk mengurangi kadar amonia yang tinggi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah temperatur karbonisasi (250oC, 300 oC dan 350oC) , luas permukaan (1 cm dan 2 cm) dan waktu absorbsi (10 jam dan 12 jam).  Dari hasil analisa yang didapatkan bahwasannya  karbon aktif yang dibuat dari kulit pisang putri mampu menurunkan kadar ammonia pada limbah cair secara signifikan. Dari 13 sampel yang telah dilakukan, didapatkan bahwa sampel no 10 dengan parameter 350 oC, luas permukaan 1 cm dan waktu absorbsi 10 jam memiliki hasil terbaik dibandingkan dengan sampel lainnya. Dimana kandungan ammonia nya menjadi 0,1, sedangkan ammonia sebelum absorbsi adalah 1,2, kandungan COD dari 84,32% menjadi 5,02 % dan mengalami penurunan pH 12,4 menjadi 7,7.
PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG BEKICOT (ACHATINA FULLICA) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA IKAN NILA SEGAR Dewi Putri Yuniarti; Surya Hatina
Jurnal Redoks Vol 6, No 2 (2021): REDOKS JULI - DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v6i2.6504

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk kitosan dengan memanfaatkan cangkang dari bekicot, mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap pembuatan kitosan dari pemanfaatan cangkang bekicot dan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pemberian kitosan (30%, 40%, 50%, 60% dan 70%) terhadap umur simpan ikan nila segar. Pada penelitian ini digunakan metode Kjeldahl. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kitosan dapat dimanfaatkan sebagai anti mikroba pada ikan segar, hasil produk kitosan yang didapat bergantung pada proses deasetilasi, kitosan dengan variasi konsentrasi NaOH yang tinggi (70%) pada proses deasetilasi diketahui lebih baik karena  ketika digunakan pada proses pengawetan  ikan nila didapati daya simpan maksimumnya yaitu 130 jam, dan kitosan dengan variasi konsentrasi NaOH yang semakin tinggi (70%) semakin baik untuk dijadikan pengawetan ikan ikan nila yaitu memiliki kadar protein 19.74%.
PEMANFAATAN KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU MERBAU DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AAS Surya Hatina; Eddyanto Winoto
Jurnal Redoks Vol 5, No 1 (2020): REDOKS JANUARI - JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.026 KB) | DOI: 10.31851/redoks.v5i1.4027

Abstract

Uji efektivitas dari karbon aktif dengan memanfataatkan limbah biomassa ini menggunakan perbandingan temperatur karbonisasi dan konsentrasi aktivator H2SO4. Dimana waktu pemanasan karbonisasi yaitu selama 1 jam sementara variasi temperatur karbonisasi adalah 200oC, 250oC, 300oC, 350oC dan 400oC dengan konsentasi aktivator 0.5M, 2,0M dan 3,0M. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya serap karbon aktif terhadap limbah sehingga dapat menurunkan kandungan logam dan menetralkan pH pada limbah AAS sesuai dengan data baku mutu Baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995.Karbon aktif yang dihasilkan pada limbah : pH awal 0,34 dan variabel yang mendekati pH dengan baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 yaitu 6,0-9,0, Fe awal 23,11 mg/L dan 350 – 400 oC dan konsentrasi 0,5M, 2,0M, 3,0 M dengan berkisar 9,45-5,46 mg/L, Fe limbah awal 23,11 mg/L dan pada baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 sebesar 10 mg/L.
PENGARUH JUMLAH RAGI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU AMPAS TEBU Dewi Putri Yuniarti; surya Hatina; Winta Efrinalia
Jurnal Redoks Vol 3, No 2 (2018): REDOKS JULI-DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.427 KB) | DOI: 10.31851/redoks.v3i2.2391

Abstract

Kebutuhan energi yang mengalami peningkatan,sedangkan cadangan fosilterus mengalami penurunan seiring dengan penggunaannya. Tingginya penggunaan energi ini mendorong untuk dikembangkannya energi alternatif seperti pemanfaatan biomassa salah satunya yaitu bioetanol. Bahan baku dalam pembuatan bioetanol yaitu biomassa yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin salah satunya adalah ampas tebu. Ampas tebu merupakan limbah padatan dari pengolahan industri gula yang volumenya bisa mencapai 30-40 % dari tebu giling yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan aroma tidak sedap pada lingkungan jika tidak dimanfaatkan. Ampas tebu memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi untuk diolah menjadi energy alternative bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi bioetanol melalui proses fermentasi menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae dengan variasi  penambahan ragi sebanyak 1 gram % b/v, 3 gram % b/v, dan 5 gram % b/v dari masa awal ampas tebu dengan lama waktu fermentasi 5 hari, 6 hari, 7 hari, 8 hari, dan 9 hari. Hasil penelitian menunjukkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 4,9100% dihasilkan dari penambahan ragi 5 gram % b/v dengan lama waktu fermentasi 7 hari. Kata kunci : Bioetanol, Fermentasi ,Ragi
PENGOLAHAN LEMAK SAPI MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KATALIS CALCIUM OXIDE Ida Febriana; KA Ridwan; Surya Hatina; Sutini Pujiastuti
Jurnal Redoks Vol 7, No 1 (2022): REDOKS JANUARI-JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i1.7004

Abstract

Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur optimum, dan waktu yang terbaik terhadap %yield dari pengolahan limbah lemak sapi menjadi bahan bakar cair biofuel dengan menggunakan katalis calcium oxide (CaO) dengan menggunakan proses catalytic cracking. Biofuel diproduksi menggunakan proses catalytic crakcing pada temperatur yang bervariasi mulai dari 300℃ - 320℃. Lemak sapi sebanyak 1500 kg direaksikan menggunakan bantuan katalis CaO untuk mempercepat reaksi. Variabel tidak tetap yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengaruh temperatur dan waktu terhadap produk biofuel yang dihasilkan. Katalis yang digunakan adalah CaO sebanyak 1% serta pada waktu 60 menit. Pada   temperatur   280   ˚C   % yield sebesar 4,8296 % dan pada temperatur 320 ˚C % yield terbesar yaitu 13,2621%.