Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP FASILITAS KEGIATAN AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Rohmantara, Rezki; Robecca, Julian
Inaque : Journal of Industrial and Quality Engineering Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Teknik Industri Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.867 KB) | DOI: 10.34010/iqe.v6i1.1387

Abstract

Peningkatan kualitas jasa semakin mendapat banyak perhatian perusahaan. Dengan adanya peningkatan kualitas jasa yang baik maka akan menimbulkan loyalitas konsumen bahkan berkemungkinan besar untuk menarik konsumen baru. Kelangsungan hidup sebuah perusahaan bergantung pada kepuasan para konsumen dan kepuasan bisa tercipta apabila perusahaan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner secara 2 tahap yaitu kuesioner awal untuk mengetahui suara konsumen mengenai fasilitas kegiatan akademik serta kuesioner akhir yang disebar secara online untuk mengukur sejauh mana mahasiswa merasakan fasilitas kegiatan akademik yang diberikan dan mengukur seberapa penting fasilitas kegiatan tersebut. Kuesioner disebar ke setiap program studi yang ada di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode service quality yang menggunakan 5 dimensi service quality yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati serta bukti fisik. Penelitian ini difokuskan pada Gap 5 yaitu tentang jasa yang dipersepsikan dengan jasa yang diharapkan. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat 20 pernyataan kebutuhan mengenai fasilitas kegiatan akademik. Setelah dilakukan pengukuran antara harapan dengan persepsi yang dirasakan masih terdapat kesenjangan atau ketidaksesuaian antara fasilitas kegiatan akademik yang diharapkan dengan fasilitas kegiatan yang diberikan. Apabila Universitas Komputer Indonesia meningkatkan pelayanan akan fasilitas kegiatan akademik, maka hal tersebut akan meningkatkan kepuasan mahasiswa. Peningkatan pelayanan fasilitas kegiatan akademik diantaranya adalah memperbaiki fasilitas yang rusak seperti infokus, AC, serta komputer yang rusak. Memperbaiki jaringan internet wifi dan menyediakan fasilitas yang belum ada yang dibutuhkan mahasiswa seperti pusat student center, pusat pengaduan mahasiswa terhadap pelayanan fasilitas kegiatan akademik serta halaman website bagi orang tua untuk memonitoring perkembangan akademik dan keuangan anaknya.
PERANCANGAN LAYOUT PARKIR MOTOR DI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Robecca, Julian
Inaque : Journal of Industrial and Quality Engineering Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Teknik Industri Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.19 KB) | DOI: 10.34010/iqe.v6i2.1477

Abstract

Beberapa keluhan yang dirasakan oleh pengguna pada fasilitas parkir di UNIKOM adalah tidak cukupnya lahan parkir yang tersedia seiring dengan bertambahnya mahasiswa baru setiap awal tahun akademik sehingga masih banyak mahasiswa yang parkir kendaraan di luar kampus seperti di trotoar, area parkir yang dilarang, memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencari area parkir yang kosong, motor-motor terparkir dalam kondisi yang tidak beraturan sehingga dapat yang mengakibatkan kerusakan pada fisik motor, dan ada beberapa motor yang parkir diluar area yang sudah disediakan bahkan pada jalur masuk/keluar kendaraan. Dari berbagai permasalahan ini maka perlu untuk menghitung kapasitas parkir dan rancangan layout parkir yang teratur. Dengan memanfaatkan teori mengenai layout yang efektif [1], diperoleh dari hasil perhitungan bahwa kapasitas parkir di UNIKOM adalah sebanyak 1873 untuk kendaraan roda dua (motor) yang tersebar di area basement lantai 2, basement lantai 3 dan parkir dago, sedangkan pengguna dari lahan parkir UNIKOM mencapai 5000 lebih pengguna. Dilihat dari kapasitas yang kurang memenuhi kebutuhan, usulan yang dapat diberikan adalah memperbaiki beberapa lahan yang tidak layak untuk ditempati sebagai tempat parkir, membatasi pengguna lahan parkir, menambah area parkir, menyarankan agar mahsiswa untuk menggunakan kendaraan umum sebagai transportasi ke kampus, serta menyediakan display informasi mengenai kondisi ketersediaan jumlah parkir yang ada.
PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA GENTENG PALENTONG Robecca, Julian; Mulia, Gio Patria
Inaque : Journal of Industrial and Quality Engineering Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Teknik Industri Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.272 KB) | DOI: 10.34010/iqe.v6i2.1479

Abstract

Kriteria penting yang menjadi faktor keberhasilan dalam suatu bisnis dan pertimbangan pelanggan dalam memilih produk adalah mutu produk itu sendiri. Metode Lean Six Sigma merupakan metode pendekatan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas –aktivitas yang tidak bernilai tambah untuk mencapai kinerja enam sigma. Lean merupakan metode pendekatan yang berfokus pada pemborosan. Six sigma berfokus pada peningkatan kualitas melalui siklus DMAIC yaitu Define, measure, analyze, improve dan control.Objek penelitian adalah genteng palentong, penelitian dilakukan di PG. Mulia Jatiwangi. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan yaitu jumlah produksi tidak sesuai dengan yang diinginkan. Metode lean six sigma dibagi menjadi 4 tahapan yaitu define, measure, analyze dan improve. Pada tahap define menggunakan CTQ untuk mengindentifikasi faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap genteng dan diagram histogram untuk menentukan cacat paling dominan genteng, tahapan measure dilakukan penentuan cacat genteng, perhitungan level six sigma untuk mengukur kegalan dalam produksi genteng, dan pembuatan value stream mapping untuk mengetahui aliran informasi dan fisik dalam pembuatan genteng. Pada tahap analyze mencari akar penyebab terjadinya cacat dan pemborosan pada genteng dengan menggunakan fishbone, tabel identifikasi waste dan sub waste genteng, dan. Pada tahapan improve dilakukan perbaikan untuk masalah yang sudah dijabarkan dengan analisis 5 why untuk memberikan solusi dalam melakukan perbaikan genteng dengan menggunakan 5W+1H. Hasil dari penelitian diketahui bahwa pada produk genteng palentong mempunyai lima jenis cacat yaitu gopel, pecah, keropos,retak, dan gosong. Jenis cacat yang sering terjadi pada periode 2016 yaitu jenis cacat gopel. Faktor penyebab terjadinya kecacatan yaitu manusia dan metode yang mengakibatkan waste transportation dan waste motion pada proses produksi. Usulan diberikan peneliti untuk meminimalisir cacat pada produk dan meminimasi pemborosan dengan meningkatkan kesadaran dari operator untuk melakukan pekerjaan, memberikan pelatihan, dan membuat standar operasional prosedur dalam melakukan pekerjaan.
APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA PELAYANAN KANTIN UNIKOM Robecca, Julian; Pasaribu, Maya Veby Damayanti; Latifah, Anissa Nurul; Alfesa, Williana; Sitompul, Christin Putri R
Inaque : Journal of Industrial and Quality Engineering Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Teknik Industri Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.105 KB) | DOI: 10.34010/iqe.v7i1.1726

Abstract

Kualitas pelayanan merupakan suatu fenomena yang unik, sebab dimensi dan indikatornya berbeda diantara orang-orang yang terlibat dalam pelayanan. (Tjiptono F & Diana. A, 2003). Kantin UNIKOM sebagai salah satu jasa tempat makan bagi mahasiswa. Hasil survei membuktikan bahwa saat ini kondisi kantin terlihat sepi dan kurang menarik pengunjung. Kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk makan ditempat lain dibandingkan untuk makan di kantin. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas peneliti melakukan penelitian Analisis Kepuasan Mahasiswa Unikom Terhadap Pelayanan Kantin Unikom. Service Quality merupakan dimensi kualitas jasa yang terdiri dari tangibles, reliability, responsiveness, assurance , dan emphaty. (Griffin, A. & Hauser, 1993). Konsep dasar QFD sebenarnya adalah suatu cara pendekatan untuk mendesain produk agar dapat memenuhi keinginan konsumen. QFD bermula dari suara pelanggan (Bradbury, 2004). Terdapat model mengidentifikasikan penyebab ketidakberhasilan penyampaian jasa dengan menggunakan model gap 5 yaitu Gap dalam pelayanan yang dirasakan adalah perbedaan persepsi antara jasa yang dirasakan dengan jasa yang diharapkan oleh pelanggan. Data costumer needs diperoleh melalui wawancara langsung dengan 40 responden dari kalangan mahasiswa UNIKOM. Diperoleh hasil wawancara terdapat 39 pernyataan costumer needs. Dengan mengukur tingkat kepentingan dan kepuasan untuk memperoleh tingkat kesenjangan (gap). Rata-rata nilai kesenjangan sebesar – 0.82, bernilai negatif artinya kepuasan pelanggan belum memenuhi kepentingan yang diinginkan. Pernyataan yang harus diprioritaskan untuk diperbaiki adalah pernyataan yang memiliki tingkat kesenjangan yang paling besar. Untuk setiap pernyataan memiliki tingkat kuadran importance. Kuadran satu menjadi prioritas utama yang harus segera diperebaiki. Usulan yang diberikan yaitu harus meningkatkan fasilitas yang telah tersedia, menetapkan aturan dan variasi menu minuman diperbanyak.
METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK Robecca, Julian; Damayanti Pasaribu, Maya Veby
Inaque : Journal of Industrial and Quality Engineering Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Teknik Industri Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.308 KB) | DOI: 10.34010/iqe.v7i2.1857

Abstract

PT. DMIP merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri dengan berbahan baku plastik,i memiliki target maksimal persentasi cacat yaitu 3%. Tercatat pada tahun 2017 dari 13 produk yang di produksi terdapat 12 produk yang melebih batas toleransi. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengendalian kualitas terhadap produk masih kurang dilakukan oleh perusahaan. FMEA merupakan prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan. Tujuan proses FMEA adalah untuk menentukan prioritas perbaikan produk, untuk menghilangkan potensi kegagalan produk dan mengurangi peluang terjadinya potensi kegagalan produk yang kemudian diberikan usulan perbaikan produk untuk mengurangi dan mencegah mode kegagalan. Pengolahan data yang telah dilakukan yaitu identifikasi produk dengan jumlah cacat tertinggi, identifikasi jenis dan penyebab cacat, penentuan urutan prioritas perbaikan berdasarkan nilai RPN dan usulan tindakan perbaikan. Berdasarkan hasil penelitian, produk yang mempunyai jumlah cacat paling banyak adalah splash b, mini splash b dan jumbo splash b dan terdapat 4 jenis cacat seperti black spot, spotting, crack dan short shot. Produk cacat disebabkan oleh manusia, metode dan mesin. Berdasarkan nilai RPN, urutan prioritas perbaikan yang dilakukan adalah untuk cacat black spot dan spotting, lalu cacat crack dan short shot. Sedangkan untuk langkah perbaikan, usulan tindakan adalah menetapkan standar prosedur dalam bekerja (SOP) secara tertulis dan pengaturan mesin, menetapakan standar pengontrolan operator, membuat pelatihan khusus bagi operator, melakukan perawatan mesin, dan menetapkan standar penggantian cetakan. Dengan beberapa tindakan perbaikan yang direkomendasikan diharapkan jumlah kecacatan terhadap produk yang dihasilkan dapat berkurang.
PROPOSED IMPROVEMENT OF YARN PRODUCT QUALITY USING THE KIPLING METHOD Robecca, Julian; Sagathi, Malda
Inaque : Journal of Industrial and Quality Engineering Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Teknik Industri Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.052 KB) | DOI: 10.34010/iqe.v8i1.2784

Abstract

This journal presents research on improving product quality in a company. This study aims to identify the factors that cause disability in a product and propose follow-up solutions in order to improve the quality of a product. The method used in the study is the fishbone diagram and the Kipling method (5W + 1H) to improve product quality. The product under study is a yarn product manufactured in the second building of the company. There are 8 types of product defects that cause product quality to decline and are not suitable for sale, which can result in losses to the company, which are not good spools, dirty spools, yarn spools of different diameters, spools of cross yarn, spools of loose yarn, defective cones, incorrect cone types and the weight of the yarn is distorted. From all types of defects, the result shows that the most defects are in the category of bad roll defects of 31%, with the number of defective products of 215 spools of the total defective products of 716 spools. After conducting research, it was concluded that product defects occur due to lack of machine maintenance, mistakes from operators when installing the machine. If the company can reduce the occurrence of defects or damage to the yarn product, it will benefit a lot.
Penerapanan Metode Beyond Centers And Circle Time (Bcct) Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Julian Robecca; Ratna Imanira Sofiani; Novrini Hasti
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol 1 No 1 (2020): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.825 KB) | DOI: 10.34010/icomse.v1i1.2793

Abstract

ABSTRACT The golden age for a child is the age when he is 0 to 5 years old. At this age the child's physical development and brain growth optimally. Children's brain development related to intelligence requires stimulation from the surrounding environment. If stimulation from the environment is lacking, the child's intellectual development is also not optimal. To increase stimulation from an early age many Early Childhood Education (PAUD) have emerged, which is a form of educational institution which is an artificial environment that is consciously designed and planned to develop children's intelligence potential. From 2013 data, the Directorate General of Early Childhood, Non-Formal and Informal Education (PAUDNI) Bandung has 1,323 PAUD. From all of these methods there is one concept that is the benchmark in the PAUD program, namely that education must be fun and in accordance with the child's development. The BCCT method develops from the Montessori, High Scope and Region Emilio methods. The purpose of community service activities is to create teachers who can apply BCCT learning methods to students, assist teachers in the delivery of learning materials that are appropriate to the child's development, help children in the reception and absorption of learning materials, create a pleasant atmosphere in the learning process for both partners . Key words: Early Childhood Education, Beyond Centers and Circle Time (BCCT), golden age, ABSTRAK Golden age bagi seorang anak adalah usia ketika dia berusia 0 hingga 5 tahun. Pada usia ini perkembangan fisik dan otak anak tumbuh secara optimal. Perkembangan otak anak yang berkaitan dengan kecerdasan membutuhkan stimulasi dari lingkungan sekitarnya. Jika stimulasi dari lingkungan kurang, perkembangan intelektual anak juga tidak optimal. Untuk meningkatkan stimulasi sejak usia dini banyak bermunculan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu suatu bentuk lembaga pendidikan yang merupakan lingkungan buatan yang secara sadar dirancang dan direncanakan untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak. Dari data tahun 2013, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) Bandung ada 1.323 PAUD. Dari semua metode ini ada satu konsep yang menjadi tolok ukur dalam program PAUD, yaitu bahwa pendidikan harus menyenangkan dan sesuai dengan perkembangan anak. Metode BCCT mengembang dari metode Montessori, High Scope dan Regio Emilio. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah, menciptakan guru yang dapat menerapkan metode pembelajaran BCCT pada siswa, membantu guru dalam penyampaian materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak, membantu anak-anak dalam penerimaan dan penyerapan bahan belajar, menciptakan suasana yang menyenangkan di proses pembelajaran pada kedua pasangan. Kata kunci: Beyond Center Circle Time (BCCT), golden age, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),