Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Analisis Spasial Distribusi SSS Menggunakan Data Citra Landsat 8-OLI Sebagai Pedoman Dalam Mitigasi Korosi Laut (Studi Kasus: Perairan Teluk Kendari) Nurgiantoro, Nurgiantoro; Hamdhana, Hamdhana
Jurnal Penginderaan Jauh Indonesia Vol 1 No 1 (2019): JPJI
Publisher : Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) /Indonesian Society of Remote Sensing (ISRS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.972 KB)

Abstract

Spatial Analysis of SSS Distribution Using 8-OLI Landsat Imagery As a Guide In Mitigating of Marine Corrosion (Case Study: Kendari Bay Waters) Sea surface salinity (SSS) is the amount of dissolved salt in sea water expressed in psu. Besides being able to be measured directly on the field, SSS could also be extracted from satellite image data. This study objective is to explain how SSS is extracted from Landsat 8 data to determine the distribution of SSS in Kendari Bay waters. Furthermore, distribution and patterns are used as guidelines for mitigating corrosion due to seawater on coastal building materials. In this study, SSS was extracted using channel-ratios with wavelengths of 450-510 nm and 530-590 nm, for 5 years (2014-2018). The results show that in 2014-2018 the estimated-SSS was 8,583 psu, 8,612 psu, 8,627 psu, 8,273 psu, and 8,372 psu; respectively. In the open sea, the salinity range is generally in the range of 33-37 psu with elative constant value. River runoff and high rainfall are the main factors in low SSS waters in Kendari Bay.
Analisis Land Surface Emissivity menggunakan Data NDVI Landsat 8 dan Pengaruhnya terhadap Formasi Land Surface Temperature di Wilayah Kota Kendari Nurgiantoro, Nurgiantoro; Aris, Armayanti
Jurnal Penginderaan Jauh Indonesia Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) /Indonesian Society of Remote Sensing (ISRS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1072.858 KB)

Abstract

Land surface emissivity (LSE) is an important part of urban environment studies, because these parameters are closely related to the material composition of an urban area, and also main role in analysis of land surface temperature (LST). The remote sensing approach using sensor OLI and TIRS onboard Landsat 8 will make it easier to find out the results. The goal of this study is to analyze the variation of LSE and its effect on LST formation in Kendari region within the last 5 years from 2014 and 2019 based on NDVI thresholds method (NDVITHM). The results show LSE values in the study area an average of ? > 0.96 in the emissivity unit. Whereas the NDVI has an average of 0.64 and 0.74 for 2014 and 2019, respectively. Formation of LST an average of 31.74 °C in 2014, and 23.47 °C in 2019 or approximately 7 °C difference from five years ago.
Pemetaan Sebaran Total Suspended Solid (TSS) Dan Khlorofil-a (Chl-a) Pada Perairan Sungai Wanggu Menggunakan Citra Sentinel-2 Sartika, Marwa; Jaya, Laode M. Golok; Nurgiantoro, Nurgiantoro
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 3, No 2 (2019): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.449 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v3i2.9268

Abstract

Total Suspended Solid (TSS) dan Khlorofil-a (Chl-a) merupakan beberapa parameter penentu kualitas badan air. Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) dan kandungan Khlorofil-a (Chl-a) di sepanjang Sungai Wanggu berdasarkan data survey lapangan serta untuk memetakan pola sebaran spasial konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) dan Khlorofil-a (Chl-a) pada perairan Sungai  Wanggu. Metode yang digunakan untuk menganalisis konsentrasi TSS dan Chl-a untuk data lapangan menggunakan metode gravimetrik dan metode spektrofotometri sedangkan analisis konsentrasi TSS dan Chl-a data citra menggunakan algoritma model  yang dibangun melalui korelasi (R2) antara panjang gelombang kanal pada citra SENTINEL-2B dengan jumlah konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) dan Khlorofil-a (Chl-a). Hasil pemodelan algoritma baru TSS diperoleh persamaan korelasi (R2) sebesar 0,6605 dengan NMAE memenuhi syarat <30% yaitu sebesar 11.77 %, sedangkan untuk pemodelan algoritma baru Chl-a diperoleh persamaan baru dengan korelasi (R2) sebesar 0,6117 dengan NMAE memenuhi syarat <30% yaitu sebesar 15.93 %. Sebaran spasial untuk Total Suspended Solid (TSS) menunjukkan penurunan konsentasi kearah hilir sungai dan meningkat kearah hulu sungai, sedangkan pada Khlorofil-a (Chl-a) terjadi peningkatan kearah hilir sungai dan menurun kearah hulu sungai.Kata Kunci : Perairan Sungai Wanggu, Total Suspended Solid, Khlorofil-a, Citra SENTINEL 2B,   NMAEDOI: 10.5281/zenodo.3607250
Analisis Kelayakan Pelabuhan Pengumpan Lokal Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Pelabuhan Bambaea Kabupaten Bombana Maryam, Maryam; Muliddin, Muliddin; Nurgiantoro, Nurgiantoro; Salihin, Laode Muh. Iradat
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 3, No 2 (2019): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.544 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v3i2.9264

Abstract

Pelabuhan merupakan salah satu jenis prasarana transportasi laut yang selayaknya perlu dikembangkan agar wilayah perairan nusantara menjadi poros maritim dunia melalui program pembangunan tol laut, yaitu konektivitas laut secara efektif melalui kapal yang berlayar secara terjadwal dari barat sampai ke timur Indonesia menggunakan penekanan biaya logistik sehingga roda perekonomian dapat bergerak secara efisien dan merata. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan Pelabuhan Pengumpan Lokal Bambaea yang telah terbangun menggunakan sistem informasi geografis. Kelayakan lokasi pelabuhan pengumpan lokal dapat diperoleh dari analisis secara spasial data topografi dan batimetri yang menghasilkan peta garis kontur. Metode yang digunakan untuk melihat kelyakan pelabuhan pengumpan lokal adalah survey lapangan dan interpretasi citra. Hasil analisis menunjukan kedalaman kolam pelabuhan dari bibir pantai hingga ujung dermaga berkisar antar 0 – (-2,5) m dalam keadaan air pasang, sedangkan pada saat air surut muka air laut kering hingga ujung dermaga dengan ketinggian daratan adalah 1,28 mdpl. Sehingga di perlukan rekomendasi penambahan panjang dermaga ± 111 mKata Kunci :Kelayakan Pelabuhan, Bambaea, Pengumpan LokalDOI : 10.5281/zenodo.3607180
Studi Perbandingan Pemodelan Algoritma Chl-a Menggunakan Data Citra L8 Dan S2b Azharuddin, Muhamad; Usman, Ida; Nurgiantoro, Nurgiantoro
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 4, No 1 (2020): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v4i1.11847

Abstract

Abstrak: Chl-a merupakan pigmen penting dalam menentukan kualitas produktivitas perairan. Chl-a menjadi faktor penentu utama bagi plankton dalam melakukan proses fotosintesis yang merupakan unsur nutrient bagi plankton karena fitokplanton merupakan sumber nutrien utama bagi biota laut. Tujuan penelitian ini adalah: (1) membangun algoritma model chl-a berdasarkan data Citra L8 dan S2B; (2) menguji algoritma model chl-a di perairan Teluk Kendari berdasarkan data in-situ. Penelitian ini dilakukan dengan menfaatkan Citra L8 dan S2B terkoreksi atmosfer perekaman 04 Oktober 2018 perairan Teluk Kendari menggunakan data in-situ sebanyak 25 titik stasiun diukur pada saat perekaman citra. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi persamaan linear dan persamaan eksponensial untuk mendapatkan algoritma model chl-a dengan penetapan koefisien determinasi R2 ≥0,5 – 1. Hasil penelitian ini yaitu: (1) model algoritma chl-a dengan  nilai  R2 terbaik hasil analisis citra L8 dengan persamaan fungsi eksponensial pada  rasio band λ2/λ4 dengan nilai  R2 0,744 persamaan fungsi y = 0,0039e2,4952(λ2/λ4), sedangkan hasil analisis citra S2B juga berada pada persamaan fungsi eksponensial rasio band λ2/λ4 dengan R2 0,556 dengan persamaan fungsi  y = 0,0001e6.0911(λ2/λ4); (2) hasil uji validasi citra L8 RMSE 0,00010 dan RE 4,153% sedangkan citra S2B RMSE 0,02656 dan RE 45,778%, maka algoritma model yang terbentuk  baik digunakan berdasarkan uji RMSE dan RE yaitu algoritma model eksponensial rasio band λ2/λ4 citra L8. Algoritma model ­chl-a yang terbentuk yaitu fungsi y = 0,0039e2,4952(λ2/λ4) dengan koefisien determinasi R2 0,744 Algoritma model yang terbentuk dapat digunakan untuk menduga sebaran chl-a di perairan Teluk Kendari. Kata Kunci: Chl-a, Citra Landsat 8, Citra Sentinel 2B, Teluk KendariDOI : 10.5281/zenodo.3871265
Analisis Tingkat Kekumuhan Permukiman Pesisir Di Kecamatan Abeli Asyfa, Sitti; Ido, Irfan; Nurgiantoro, Nurgiantoro
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 5, No 2 (2021): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v5i2.21625

Abstract

Abstrak: Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menentukan  indeks  kekumuhan  permukiman  pesisir  dan menganalisis kondisi eksisting permukiman di Kecamatan Abeli Kota Kendari dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode overlay dengan memberikan penilaian pada setiap indikator kekumuhan yang telah ditetapkan oleh Dirjen Perumahan dan Permukiman seperti: kepadatan bangunan, kelayakan bangunan, aksesibilitas lingkungan, drainase lingkungan,  pelayanan  air  bersih,  pengelolaan  air  limbah  dan  pengelolaan  persampahan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kekumuhan permukiman pesisir di Kecamatan Abeli terdiri dari dua kelas yaitu kumuh sedang dan kumuh berat. Kelas kumuh sedang dengan indeks kekumuhan 2,5-3,4 terdapat di Kelurahan Pudai RT 02, Kelurahan Lapulu RT 01 dan 02, Kelurahan Poasia RT 03 dan 05, Kelurahan Talia RT 01. Kelas kumuh berat dengan indeks kekumuhan 3,5- 4,4 terdapat pada Kelurahan Pudai RT 01, Kelurahan Lapulu RT 03 dan Kelurahan Talia RT 02, 03 dan 04. kondisi eksisting untuk tingkat permukiman kumuh sedang memiliki kondisi lingkungan umumnya cenderung menengah, dimana terdapat beberapa aspek yang memiliki kesamaan dengan permukiman kumuh ringan. Kondisi kumuh berat kondidsi lingkungannya buruk, terdapat kecenderungan bahwa semakin buruk tingkat kekumuhan permukiman, maka semakin buruk pula kondisinya dengan memilki kondisi sarana dan prasarana yang tidak memadai dan kondisi lingkungan yang kurang terjaga. Kata Kunci:  permukiman kumuh, tingkat kekumuhan, overlay parameter Abstract: This study aims to determine the slum index of coastal settlements and analyze the existing conditions of settlements in Kendari City Abeli District using quantitative descriptive analysis. This study uses the overlay method by giving an assessment of each slum indicator set by the Director General of Housing and Settlements such as: building density, building feasibility, environmental accessibility, environmental drainage, clean water services, waste water management and waste management. The results showed that the slum index of coastal settlements in Abeli  Subdistrict consisted of two classes namely medium slums and heavy slums. Where moderate slum with 2.5-3.4 slum index found in Pudai Village RT 02, Lapulu Village RT 01 and 02, Poasia Village RT 03 and 05, Talia Village RT 01. For heavy slum classes with 3.5- slum index 4.4 is found in Pudai RT 01 Village, Lapulu Village RT 03 and Talia RT 02, 03 and 04 Village. With the existing conditions for slum settlements having moderate environmental conditions generally tend to be medium, where there are several aspects that have similarities with light slum settlements . While the condition of heavy slum conditions is poor, there is a tendency that the worse the slum level of settlements, the worse the condition is by having inadequate conditions of facilities and infrastructure and adverse environmental conditions. Keywords: slum settlement, slum level, parameter overlay
Perbandingan Metode Indeks Vegetasi NDVI, SAVI dan EVI Terkoreksi Atmoafer iCOR Hardianto, Hardianto; Golok Jaya, La Ode, Muh; Nurgiantoro, Nurgiantoro; Khairisa, Noor Husna
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 5, No 1 (2021): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v5i1.17841

Abstract

Abstrak: Koreksi atmosfer merupakan turunan metode dari koreksi radiometrik dari kategori koreksi yang mempertimbangkan faktor-faktor luar yang berpengaruh terhadap kesalahan informasi yang ada pada citra. Dalam penelitian ini, koreksi atmosfer dilakukan pada Citra Landsat 8 OLI dikarenakan memiliki akses data yang relatif mudah. Penelitian ini bertujuan untuk  menerapkan hasil koreksi BoA iCOR pada indeks vegetasi metode NDVI, SAVI dan EVI. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, metode transformasi indeks vegetasi NDVI, SAVI dan EVI untuk mengidentifikasi tingkat kerapatan vegetasi. Hasil penelitian ini antara lain rentang nilai kerapatan vegetasi terkoreksi atmosfer iCOR metode NDVI -0,63 sampai 1,42; SAVI -0,14 sampai 0,37; dan EVI -0,15 sampai 0,35 dari citra hasil koreksi iCOR. Hasil koreksi iCOR baik diterapkan pada metode transformasi NDVI sedangkan metode transformasi SAVI dan EVI kurang baik diterapkan karena tidak mendekati rentang indeks vegetasi secara global.Kata Kunci: NDVI, SAVI, EVI
Analisis Potensi Ekowisata Bahari Kecamatan Tiworo Utara Kebupaten Muna Barat Di Tinjau Dari Fisiknya Sari, Sri Narni; Widayati, Weka; Nurgiantoro, Nurgiantoro
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 4, No 2 (2020): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v4i2.13130

Abstract

Abstrak:Wisata bahari merupakan salah satu program unggulan dan prioritas dalam pembangunan kepariwisataan nasional dengan arah pengembangan. Potensi pariwisata Kabupaten Muna Barat yang dikembangkan mencakup wisata bahari, yaitu Pulau Indo, Pulau Tasipi dan Pulau Santiri yang merupakan pulau-pulau kecil yang terletak Kecamatan Tiworo Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengamati dan mengidentifikasi potensi wisata bahari di Pulau Indo, Pulau Tasipi dan Pulau Santiri ditinjau dari fisik wilayahnya.Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitaf dengan cara menjelaskan atau mendeskripsikan hasil identifikasi potensi wisata bahari di Pulau Indo, Pulau Tasipi dan Pulau Santiri berdasarkan fisik wilayahnya, yaitu:(1) TotalSuspended Solid(TSS); (2) Kerapatan vegetasi; (3) Kemiringan lereng; (4) Land Surface Temperature (LST). Hasil penelitian ini antara lain: (1) berdasarkan analisis TSS pada wilayah penelitian memiliki kadar nilai TSS berkisar antara 8,51 mg/l sampai dengan 26,40 mg/l; (2) Kondisi vegetasi pada lokasi penelitian termasuk dalam kategori baik dengan kondisi vegetasi kerapatan cukup rapat yang mencapai luasan 2.240,07 ha; (3) Wilayah pulau-pulau pada lokasi penelitian memiliki bentuk lahan relatif datar dengan didominasi kemiringan 3-8% dengan persentase 67,73% dari total luas wilayah; (4) Suhu daratan pada lokasi penelitian wilayah kepulauan Tiworo Utara memiliki suhu daratan berkisar antara 20,8oC – 22,6oC, dengan kondisi suhu ini baik untuk kenyamanan pengunjung berdasarkan indeks kenyamanan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwaKepulauan Tiworo Utara masih sangat baik sebagai wilayah pengembangan ekowisata bahari Kata Kunci: Potensi Wisata Bahari, TSS, LST, Kerapatan Vegetasi dan KemiringanLereng.
ANALISA FAKTOR RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO Fitriah Fitriah; Nurgiantoro Nurgiantoro
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 5, No 3 (2017): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.266 KB) | DOI: 10.55679/jts.v5i3.6424

Abstract

Kebutuhan pendukung infrastruktur semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Hal initerlihat dari semakin meningkatnya intensitas pembangunan infrastruktur di Indonesia. Namun pembangunantersebut selalu dibayangi oleh risiko kegagalan yang apabila risiko terjadi akan berdampak pada terganggunyakinerja proyek secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu dan kualitaspekerjaan. Semakin besar proyek konstruksi maka semakin besar pula risikonya. penelitian ini bertujuan untukmenganalisis seberapa besar probabilitas dan dampak risiko dan bagaimana tingkat risiko yang timbul padaproyek konstruksi serta bagaimana hubungan antara frekuensi dan dampak risiko berdasarkan jawaban responden.Metode penelitian yang digunakan adalah severity indeks dan regresi linear tunggal. Informasi diperoleh dengandengan menggunakan kuesioner terhadap pelaksana proyek PT Delima Emas Gasindo.Hasil analisa nilaiprobabilitas dan dampak risiko yang tertinggi menurut Severity Indeks (SI) adalah 0,30, sedangkan skala dampakadalah 0,10. Pada angka tersebut diperoleh besar dampak terhadap biaya yang ditimbulkan pada proyek konstruksiadalah 44 juta rupiah. Sedangkan tingkat risiko termasuk kategori rendah dengan sakala 20-40% dimana hasilanalisa angka tertinggi adalah 20,48% yakni berada pada item risiko (kerusakan mesin dan kesalahan listrik),Model regresi terhadap frekuensi dan pengaruh risiko dari jawaban responden adalah sekitar 31,3%. Sedangkan68,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Sehingga hasil regresinyaadalah Y = 22,742 + 0,551 X (frekuensi).Kata kunci: Risiko, Severity Indeks, Regresi Linear
Monitoring of Total Suspended Solid in Coastal Waters due to Conventional Gold Mining Using Multi Temporal Satellite Data, Case Study: Bombana, Southeast Sulawesi Nurgiantoro Nurgiantoro; Lalu Muhamad Jaelani
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2017): The 2nd Internasional Seminar on Science and Technology (ISST) 2016
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.888 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i2.2285

Abstract

Coastal area is an area of transition from terrestrial to marine ecosystems. This area is generally suffered by human, including gold mining activities. The existence of gold in Bombana discovered 2008, making the region as the center of public attention. The appearance of a gold mine in this region other than a blessing, but also brought new problems, especially in coastal areas. Therefore, a routine monitoring is needed to maintain environmental sustainability. Total Suspended Solid (TSS) is one of parameters that are often used for waters quality monitoring. In this research multi-temporal Landsat 8 (2013 to 2015) and in-situ measurement (November 20, 2015) were used to estimate the distribution of TSS. From the analysis, the concentration of TSS in 2014 decreased by 2.88% (36.97 g/m3) and increased by 6.76% (81.64 g/m3) in 2015. The results showed that all estimated-TSS overestimated the permissible water quality threshold (TSS ≤ 80 g/m3), it could be concluded that the gold mining activities in this area has decreased coastal ecological quality.