Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk : memeroleh informasi tentang profil perangkat pembelajaran berbasis masalah, mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis yang diperoleh peserta didik yang diajar melalui model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang diajar tanpa melalui model pembelajaran berbasis dan mengetahui respon peserta didik terhadap perangkat pembelajaran fisika berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Group Design. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes kemampuan berpikir kritis untuk mengukur kemampuan berpikir berpikir kritis peserta didik kemudian selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif-inferensial. Hipotesis penelitian Kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar melalui model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan peserta didik yang tidak diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan yang meliputi buku peserta didik (BPD), lembar kegiatan peserta didik (LKPD), rencana pelaksanaaan pembelajaran (RPP) dan tes kemampuan berpikir kritis (TKBK) setelah dilakukan validasi dan ujicoba maka perangkat pembelajaran tersebut dinyatakan valid, praktis dan efektif sehingga layak untuk dipergunakan dalam pembelajaran fisika. Sedangkan kemampuan berpikir kritis dapat tercapai secara optimal melalui pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah.hal ini terlihat dari Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor tes kemampuan berpikir kritis peserta didik Kelas XI IPA 2 MAN 2 Model makassar yang diajar melalui model pembelajaran berbasis masalah sebesar 56,63 dan standar deviasinya 7,17. Sedangkan nilai rata-rata skor tes kemampuan berpikir kritis peserta didik Kelas XI IPA 2 MAN 2 Model makassar yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 39,23 dan standar deviasinya 8,32. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa Kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar melalui model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan peserta didik yang tidak diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada taraf nyata = 0,05