Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN MELANKOLIS PADA MAHASISWA TINGKAT I AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA JAKARTA SELATAN Florensia, Lima
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.403 KB)

Abstract

Pola asuh dan karakteristik personal dari setiap individu adalah unik dan berbeda satu dengan lainnya. Keluarga adalah lingkungan sosial terkecil, namun memiliki peran yang besar dalam mendidik dan membentuk kepribadian seseorang. Orang tua memiliki pola yang berbeda dalam mengasuh dan membimbing anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara pola asuh dengan kepribadian melankolis mahasiswa tingkat satu Akper Berkala Widya Husada Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampling dilakukan dengan menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara gender, usia, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dengan kepribadian responden. Orang tua disarankan untuk mengawasi dan memahami kepribadian anak dan bagaimana pola asuh yang tepat.
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN MELANKOLIS PADA MAHASISWA TINGKAT I AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA JAKARTA SELATAN Florensia, Lima
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v3i2.1289

Abstract

Pola asuh dan karakteristik personal dari setiap individu adalah unik dan berbeda satu dengan lainnya. Keluarga adalah lingkungan sosial terkecil, namun memiliki peran yang besar dalam mendidik dan membentuk kepribadian seseorang. Orang tua memiliki pola yang berbeda dalam mengasuh dan membimbing anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara pola asuh dengan kepribadian melankolis mahasiswa tingkat satu Akper Berkala Widya Husada Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampling dilakukan dengan menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara gender, usia, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dengan kepribadian responden. Orang tua disarankan untuk mengawasi dan memahami kepribadian anak dan bagaimana pola asuh yang tepat.
THE PREVALENCE OF HYPERURICEMIA AND ASSOCIATED FACTORS IN DEPOK Meiyetriani, Eflita; Hamzah, Hamzah; Lima, Florensia
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 3: No. 2 (November, 2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.549 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v3i2.444

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan kejadian hiperurisemia dan hal terakhir ini telah menarik perhatian karena berkaitan dengan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup orang dewasa, bersama dengan hipertensi, diabetes dan dislipidemia. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan ada hubungan antara resistensi insulin dan hiperurisemia dengan metabolik sindrom.Belum ada data yang pasti mengenai besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hiperurisemia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilaksanakan di Kota Depok pada periode bulan Maret 2014 sampai Mei 2014.  Sebanyak 70 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden penelitian terlibat dalam penelitian ini.Uji kai kuadrat dilanjutkan dengan analisis multivariat uji regresi logistik dilakukan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan hiperurisemia. Sebanyak 18,6% mengalami hiperurisemia dimana frekuensi yang lebih sering pada laki-laki, usia di atas 50 tahun, pendidikan akhir sekolah dasar, tidak bekerja dan memiliki riwayat mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin. Analisis multivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia, pekerjaan dan riwayat konsumsi purin. Oleh karena prevalensi hiperurisemia yang relatif tinggi maka disarankan perubahan perilaku konsumsi makan dan kontrol terhadap kosumsi purin yang dapat meminimalisir terjadinya kondisi ini. Lebih lanjut disarankan untuk banyak minum dan makan buah-buahan, menghindari stress dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN KADER KESEHATAN MELALUI PELATIHAN DETEKSI DINI RISIKO DIABETIC FOOT ULCER Santi Herlina; Fiora Ladesvita; Lima Florensia
SABDAMAS Vol 1 No 1 (2019): SABDAMAS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unika Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.085 KB)

Abstract

Tingginya angka kematian di Indonesia yang disebabkan oleh diabetes mellitussebesar 4,2% pada kelompok umur 15-44 tahun di daerah perkotaan (Riset KesehatanDasar tahun 2018). Angka Kejadian DM di Kota Depok sendiri menempati urutankedua tertinggi setelah penyakit hipertensi sebesar 17% (Dinkes Kota Depok, 2016).Salah satu komplikasi kronik yang umum terjadi pada pasien dengan penyakit diabetesmelitus adalah diabetic foot ulcer (Prompers et al, 2008). Komplikasi ini dapatberujung pada amputasi akibat neuropati. Tindakan pencegahan dari komplikasitersebut diantaranya adalah edukasi kepada masyarakat terkait promotif dan preventifdengan melatih kader kesehatan yang merupakan pelayanan kesehatan pertama dimasyarakat tentang deteksi dini resiko diabetic foot ulcer. Tujuan dari kegiatanpengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dalammelakukan deteksi dini resiko neuropati pada pasien DM dengan metode kegiatanadalah memberikan materi pelatihan dan mensimulasikan cara mendeteksi resikoneuropati dan setiap peserta melakukan pemeriksaan deteksi dengan menggunakanmodul pelatihan yang sudah disiapkan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepadamasyarakat ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader kesehatandalam mendeteksi resiko komplikasi penyakit DM yaitu neuropati perifer yang dapatmenyebabkan diabetic foot ulcer. Simpulan dari kegiatan ini adalah terjadinyapeningkatan pengetahun dan keterampilan pada kader kesehatan dalam mendeteksiresiko neuropati.
The Prevalence of Hyperuricemia and Associated Factors in Depok Eflita Meiyetriani; Hamzah Hamzah; Florensia Lima
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 3: No. 2 (November, 2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v3i2.444

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan kejadian hiperurisemia dan hal terakhir ini telah menarik perhatian karena berkaitan dengan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup orang dewasa, bersama dengan hipertensi, diabetes dan dislipidemia. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan ada hubungan antara resistensi insulin dan hiperurisemia dengan metabolik sindrom.Belum ada data yang pasti mengenai besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hiperurisemia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilaksanakan di Kota Depok pada periode bulan Maret 2014 sampai Mei 2014.  Sebanyak 70 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden penelitian terlibat dalam penelitian ini.Uji kai kuadrat dilanjutkan dengan analisis multivariat uji regresi logistik dilakukan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan hiperurisemia. Sebanyak 18,6% mengalami hiperurisemia dimana frekuensi yang lebih sering pada laki-laki, usia di atas 50 tahun, pendidikan akhir sekolah dasar, tidak bekerja dan memiliki riwayat mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin. Analisis multivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia, pekerjaan dan riwayat konsumsi purin. Oleh karena prevalensi hiperurisemia yang relatif tinggi maka disarankan perubahan perilaku konsumsi makan dan kontrol terhadap kosumsi purin yang dapat meminimalisir terjadinya kondisi ini. Lebih lanjut disarankan untuk banyak minum dan makan buah-buahan, menghindari stress dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.
DESCRIPTION OF THE FACTORS EXCLUSIVE BREASTFEEDING FOR NURSING MOTHERS IN DESA KALANGANYAR, KABUPATEN LEBAK, BANTEN [GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI DESA KALANGANYAR, KABUPATEN LEBAK, BANTEN] Dora Samaria; Lima Florensia
Nursing Current: Jurnal Keperawatan Vol 7, No 2 (2019): December
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/nc.v7i2.2310

Abstract

Exclusive breastfeeding is providing nutrition only breast milk for babies at the age of 0-6 months. The coverage of exclusive breastfeeding in Banten Province reached 61.6% in 2016. The value is still far from the national target of 80%. Infants who do not get exclusive breastfeeding are at risk of experiencing malnutrition in infancy. This study aims to identify the factors of exclusive breastfeeding in the village of Kalanganyar, Banten. This research used descriptive analytic design. The research sample was taken using a purposive sampling technique which included 96 nursing mothers who had babies aged 6-24 months in Kalanganyar Village. The data collected was processed using univariate analysis to obtain a preliminary picture of exclusive breastfeeding in Kalanganyar Village. The results showed that the factors identified were, mother's age, education, occupation, type of labor, parity, breastfeeding experience, income, exclusive breastfeeding education, knowledge, attitude, motivation, and breastfeeding facilities. The researchers recommend further research with a design that can identify the relationship between these factors and the use of multivariate analysis to determine the factors that most influence the exclusive breastfeeding.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: ASI eksklusif adalah memberikan nutrisi hanya ASI bagi bayi pada usia 0-6 bulan. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi Banten mencapai 61,6% pada Tahun 2016. Nilai tersebut masih jauh dari target nasional yaitu sebesar 80%. Bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif berisiko mengalami gizi buruk pada masa balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Desa Kalanganyar, Banten. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan instrumen penelitian berupa ceklist. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling meliputi 96 orang ibu menyusui yang memiliki bayi usia 6-24 bulan di Desa Kalanganyar. Data yang terkumpul diolah menggunakan analisis univariat untuk mendapatkan gambaran praktif pemberian ASI Eksklusif di Desa Kalanganyar. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhasil diidentifikasi yaitu, usia ibu, pendidikan, pekerjaan, jenis persalinan, paritas, pengalaman menyusui, penghasilan, edukasi ASI eksklusif, pengetahuan, sikap, dan motivasi ibu. Peneliti merekomendasikan agar dilakukan penelitian lanjut dengan desain yang dapat mengidentifikasi hubungan antar faktor-faktor tersebut serta penggunaan analisis multivariat untuk menentukan faktor yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.
ANALYSIS OF KIDNEY FAILURE RISK FACTORS AMONG HYPERTENSIVE PATIENTS IN BAROS SERANG BANTEN Fiora Ladesvita; Diah Tika Anggraeni; Florensia Lima
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 11, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v11i2.655

Abstract

Hypertension is one of predisposing factors for decreased kidney function. Early detection of the risk of kidney failure is important to prevent further damage of kidneys because of hypertension. The purpose of this study was to analyze risk factors for kidney failure in hypertensive patients in Baros, Serang, Banten. The research method used was a quantitative study with a cross sectional design and a total sampling technique with  total sample size was 46 people according to the inclusion criteria. The instruments used were a stress level questionnaire and an observation sheet to record blood pressure, proteinuria, albuminuria, and urine creatinine as measured by the Rapid Test Complete Urine Test Strips. The results showed, as many as 22 people (47.8%) with a salt consumption pattern of more than 1 teaspoon a day, 14 people (30.4%) with a history of hypertension in the family and 16 people (34.8%) with mild stress levels, were at risk for chronic renal failure (OR 4.25; p value = 0.019; OR 4.71; p value = 0.029; p value = 0.012). In addition, there was a significant relationship between systolic blood pressure, albuminuria, proteinuria, and urine creatinine with the albumin creatinine ratio (p value 0.000; 0.001; 0.018; 0,001). It is concluded that of the 11 factors, there are 7 factors that are associated with the risk of chronic renal failure in hypertensive patients based on the albumin creatinine ratio.