Aini, Siti Rahmatul
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Gambaran Penggunaan Obat Antidiabetes Mellitus Berdasarkan Indikator WHO di Instalasi Rawat Jalan RSUD Provinsi NTB Periode 2018 Turisia, Nadya Arianita; Aini, Siti Rahmatul; Ratnata D, Ni Made Amelia
Natural B, Journal of Health and Environmental Sciences Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Natural B, Journal of Health and Environmental Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi diabetes mellitus (DM) di Indonesia meningkat menjadi peringkat ke-5 di dunia dengan perkiraan 9,1 juta penderita DM pada tahun 2014. Diabetes merupakan gangguan pada glukosa darah dengan karakteristik meningkatnya kadar glukosa darah disertai dengan penyakit lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat pada pasien DM berdasarkan indikator peresepan World Health Organization (WHO) yaitu jumlah obat perlembar resep, penggunaan obat generik, antibiotik dan obat injeksi. Pengumpulan data resep rawat jalan dilakukan secara retrospektif pada periode di RSUDP NTB Januari-Desember 2018. Sebanyak 113 lembar resep dengan 312 item obat, diperoleh rata-rata jumlah obat perlembar yaitu 2,76%. Penggunaan obat generik sebesar 56,19%, persentase penggunaan antibiotik sebesar 0,01%, sedangkan peresentase penggunaan obat injeksi sebesar 40,72%. Berdasarkan hasil penelitian penggunaan obat injeksi memiliki nilai tinggi dibandingkan dengan nilai standar WHO dan obat generik dan antibiotik memiliki nilai rendah dibandingkan dengan nilai rujukan WHO.
Tanaman Obat Pada Ramuan B2P2TOOT Di Puskesmas Pejeruk Ampenan Kota Mataram Permatasari, Kartika; Aini, Siti Rahmatul; Hanifa, Nisa Isneni
Jurnal Kedokteran Vol 9 No 4 (2020): Jurnal Kedokteran volume 9 no 4 2020
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v9i4.440

Abstract

Latar belakang: Ramuan obat tradisional dari B2P2TOOT adalah ramuan paling banyak yang diresepkan oleh dokter dari 12 provinsi pada tahun 2014. Syarat Fasyankes dapat memberikan pelayanan obat tradisional khususnya ramuan B2P2TOOT adalah memiliki tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan saintifikasi jamu. B2P2TOOT terus melakukan evaluasi terhadap ramuan obat yang diberikan dengan memonitoring efek obat dari pelayanan Yankestrad yang menggunakan ramuan B2P2TOOT. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposisi ramuan B2P2TOOT khususnya di Puskesmas Pejeruk Ampenan Kota Mataram yang memberikan pelayanan obat tradisional. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengambilan data secara cross sectional jenis purposive sampling. Hasil: Terdapat sebanyak 11 ramuan B2P2TOOT di Poli jamu Puskesmas Pejeruk Ampenan. Ramuan B2P2TOOT tersebut dalam bentuk kapsul yang sudah diracik sesuai komposisi tanaman. Komposisi tanaman obat dari tiap-tiap ramuan berbeda, namun secara keseluruhan ramuan tersebut berasal dari tanaman obat yang ada di Indonesia. Spesies tanaman yang dominan digunakan pada 3 atau lebih ramuan B2P2TOOT adalah daun salam (Syzgium polyanthum (Wight) Walp), bunga cengkeh (Syzygium aromaticum), dan temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komposisi ramuan obat tradisional yang diresepkan di Puskesmas Pejeruk Ampenan Kota Mataram berasal dari tanaman obat Indonesia. Tanaman obat yang paling banyak digunakan dalam ramuan yaitu daun salam, bunga cengkeh dan temulawak yang digunakan pada terapi 3 penyakit atau lebih. Setiap tanaman obat memiliki kandungan metabolit sekunder yang mampu memberikan efek terapi, akan tetapi diperlukan kandungan dari tanaman lain untuk mendukung efek terapi yang diinginkan.
GAMBARAN PERESEPAN OBAT TRADISIONAL DI POLI JAMU PUSKESMAS PEJERUK AMPENAN KOTA MATARAM PERIODE JULI-DESEMBER 2017 Permatasari, Kartika; Aini, Siti Rahmatul; Hanifa, Nisa Isneni
Jurnal Kedokteran Vol 10 No 1 (2021): volume 10 nomor 1 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v10i1.494

Abstract

Obat diresepkan oleh dokter dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu pembuktian obat secara ilmiah, obat yang paling bermanfaat, paling aman dan paling ekonomis. Obat tradisional merupakan salah satu obat yang dapat digunakan oleh dokter dalam terapi karena memiliki efek samping yang sedikit dan aman digunakan. Ramuan B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) merupakan salah satu obat tradisional yang memiliki peresepan tertinggi di 12 provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peresepan obat tradisional di Puskesmas Pejeruk Ampenan yang memberikan pelayanan poli Jamu (Ramuan B2P2TOOT). Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif, data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft excel. Hasil yang diperoleh, penyakit yang dominan diresepkan obat tradisional adalah penyakit degeneratif (kolesterol, hipertensi, asam urat dan diabetes melitus) dengan peresepan obat yang lebih dominan oleh dokter yaitu 2x2 caps/hari dengan jumlah obat yang diresepkan sebanyak 40 kapsul dengan lama terapi 10 hari.
AKTIVITAS MUKOLITIK SIRUP EKSTRAK ETANOLIK BIJI KAPULAGA (Amomum compactum Sol. Ex Maton) PADA MUKUS USUS SAPI SECARA IN VITRO Syaputra, Rizky Anugerah; Aini, Siti Rahmatul; Juliantoni, Yohanes
Jurnal Kedokteran Vol 10 No 1 (2021): volume 10 nomor 1 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v10i1.504

Abstract

Latar belakang: Biji kapulaga lokal secara tradisional digunakan sebagai obat batuk. Penggunaan biji kapulaga lokal sebagai obat batuk dengan cara mengunyah biji yang telah dicuci dan cairannya ditelan. Studi saintifikasi ekstrak etanol biji kapulaga lokal sebagai mukolitik masih terbatas sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut agar dapat dibuktikan manfaat serta keamannya dan dapat sebagai landasan ilmiah terhadap pengembangan obat tradisional. Metode: Biji kapulaga dimaserasi menggunakan etanol 70% kemudian dilakukan skrining kualitatif flavonoid, saponin, dan terpenoid. Pengujian aktivitas mukolitik melalui media mukus usus sapi menggunakan viskometer Ostwald. Sediaan sirup diuji sifat fisiknya, meliputi uji kemudahan dituang, stabilitas warna dalam penyimpanan, pH, dan efektivitas mukolitik. Hasil: Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak etanolik biji kapulaga lokal dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8% mampu menurunkan viskositas mukus usus sapi secara signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Ekstrak konsentrasi 0,8% memiliki aktivitas mukolitik yang setara dengan asetilsistein 0,1% secara in vitro. Pada sirup ekstrak biji kapulaga lokal mampu menurunkan viskositas mukus usus sapi, namun aktivitasnya belum setara asetilsistein. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa uji sifat fisik sirup menunjukkan sirup ekstrak biji kapulaga lokal mudah dituang, warna stabil dalam penyimpanan, dan pH sirup masuk kondisi asam, yaitu 3,4. Pada uji sifat fisik organoleptik (rasa, aroma, warna) dapat diterima responden, sedangkan untuk kekentalan masih kurang disukai.