Sihaloho, Nahot Tua Parlindungan
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Paradigma Baru Tradisi “Antar Ajung” Pada Masyarakat Paloh, Kabupaten Sambas Aslan, Aslan; Sihaloho, Nahot Tua Parlindungan; Nugraha, Iman Hikmat; Karyanto, Budi; Zakaria, Zukhriyan
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 18 No 1 (2020): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.633 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v18i1.3354

Abstract

The constant change of human life from the agricultural era, industrial era, and the present era which is known as information era has come with great transformation in new faces. In the meantime, there is a living tradition within the Paloh community that does not rot through the changes of time called Antar Anjung. This research is qualitative with a descriptive method. The results showed that Antar Ajung which is carried out by the Sambas people, particularly the Paloh community, historically came from the tax paid to Majapahit kingdom who was in power over Sambas at that time, it was transported through a river on sailboats. However, since the Sambas Sultanate came to power, the payment was no longer obliged by the Sultan of Sambas, the tradition was still practiced by the Paloh community whatsoever, especially in Tanah Hitam, Matang Danau, Matang Putus, Kalimantan and Arung Parak in a new name, Antar Ajung. Antar Ajung ritual has become entrenched in the lives of the Paloh community, it has been done for tens of years until now, except those in Matang Danau Village, who have changed the tradition into Berobat Kampung. Perubahan yang terus berlanjut dari masa pertanian, industri dan masa sekarang yang dikenal dengan informasi mengalami perubahan yang drastis dengan wajah yang baru, tetapi budaya di masyarakat Paloh tidak lekang dimakan zaman. Kajian dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sejarah Antar Ajung yang dilakukan oleh masyarakat Sambas pada umumnya dan masyarakat Paloh pada khususnya, berasal dari upeti yang dibayar kepada kerajaan Majapahit yang berkuasa di Sambas melalui sarana transportasi sungai dengan menggunakan perahu layar. Namun, sejak kesultanan Sambas berkuasa di Sambas, maka pembayaran dari upeti tersebut tidak dilakukan di masa kerajaan Sultan Sambas, tetapi masih dilakukan oleh masyarakat Paloh, khususnya di Tanah Hitam, Matang Danau, Matang Putus, Kalimantan dan Arung Parak yang dalam wajah yang baru, yakni Antar Ajung. Ritual Antar Ajung sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat Paloh, yang sudah mencapai puluhan tahun dan bahkan masyarakat Paloh masih melaksanakan ritual tersebut, kecuali Desa Matang Danau, telah mengalami perubahan menjadi Berobat Kampung.