Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

LINGKARAN SPIRITUAL DALAM BEDAH RELASI MURSHID DAN MURID Syatori, Ahmad
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah Vol 3 No 1 (2018): PUTIH JURNAL Pengetahuan tentang Ilmu dan Hikmah
Publisher : Mahad Aly Al Fithrah Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.07 KB) | DOI: 10.51498/putih.v3i1.20

Abstract

?? ??? ?????? ????? ??? ??? ??????? ??? ??????? (???????) ??? ??? ???? ????? ????? ??????? ?????? (????) ?? ????? ????? ???? ???? ?????? ????? (????). ??? ?????? ?? ???????? ??? ????? ?? ????? ?? ??? ????? ????? ???? ??????? ??? ????????? ? ???? ?????? ??????? ???? ????? ??? ?????? ??????? ??????. ?? ?????? ????? ????????? ???? ???? ????? ?????? ???? ?? ????? ??? ?????? ???????? ??????? ?????? ?????? ????. ???? ?? ??? ??????? ???? ???? ?????? ????? ? ????? ????? ?????? ?? ????? ????? ????? ??????? ???? ???? ??? ???????. ???? ?? ?????? ??? ???????? ???? ???? ??? ?? ???? ??????? ? ????? ???? ???? ?????? ?? ?????? ??????? ?????? ??????? ???????????. ?? ?? ?????? ?? ????? ???? ???? ??? ?????? ? ?? ???? ????. ???? ???? ??????? ??????? ?????? ??????? ???? ? ?? ????. ????? ?? ??????? ??? ?????? ???? ?????? ?? ??? ?? ????? ?? ??????. ?????? ???? ? ????? ?? ????? ?????. ?? ???? ???? ???? ?????? ????? ???????. ??? ????? ?? ???? ?????? ?? ???? ?? ?????? ??????? ?? ??? ????? ?????????. ??? ??? ????? ??? ????? ?????? ?????? ???? (????) ???????? ????? ???? ?????? ???????? ?????? ?????. ???? ??? ?????? ??? ????? ?? ??????? ??? ?????? ???? ???? ???? ?????? ?? ????? ?????? ??????? ?????????? ???? ???? ??? ???? ???? ?????????
RISALAH TASAWUF: KAJIAN TENTANG PERJALANAN TASAWUF Syatori, Ahmad
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah Vol 4 No 1 (2019): PUTIH JURNAL Pengetahuan tentang Ilmu dan Hikmah
Publisher : Mahad Aly Al Fithrah Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.503 KB) | DOI: 10.51498/putih.v4i1.43

Abstract

Kajian ilmiah ini di dalamnya memuat berbagai ulasan tentang penjelasan seputar ruang lingkup tasawuf. Dalam uraian pembahasannya tidak hanya membahas tentang satu sisi atau satu hal saja, akan tetapi mencakup berbagai sisi dan hal yang ada dalam ruang dimensi tasawuf. Paradigma tasawuf dalam kajiannya juga tidak bisa terlepas dari sudut pandang yang ada dalam kajian keislaman. Adapun sudut pandang tasawuf orientasinya lebih menitik beratkan pada nilai-nilai ajaran Islam secara substantif dan esensial, sedangkan sudut pandang keislaman secara umum lebih menitik beratkan pada bentuk sisi secara lahir. Namun demikian, secara prinsip antara sisi dan sudut pandang yang berbeda tersebut tetap memiliki hubungan kedekatan dan keterkaiatan yang saling mengikat diantara semuanya.
Tasawuf di Antara Relasi dan Relevansi Syatori, Ahmad
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 8 No 2 (2018): Agustus
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v8i2.3017

Abstract

Kajian ilmiah ini didalamnya memuat berbagai ulasan tentang penjelasan seputar ruang lingkup ilmu tasawuf dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Dalam uraian pembahasannya tidak hanya membahas tentang satu sisi atau satu hal saja dari ilmu tasawuf, akan tetapi juga membahas tentang berbagai sisi dan hal lain yang ada hubungan keterkaitan dan keterikatan dengan ilmu tasawuf. Paradigma tasawuf dalam kajiannya tidak bisa terlepas dari sudut pandang yang ada dalam kajian keislaman lainnya. Di mana sudut pandang tasawuf orientasinya lebih menitik beratkan pada sisi dimensi dalam dari nilai-nilai ajaran Islam secara substantive dan esensial, sedangkan sudut pandang keislaman lainnya secara umum lebih menitik beratkan pada bentuk-bentuk sisi dimensi keilmuan secara lahir. Namun demikian, secara prinsip antara sisi dan sudut pandang yang berbeda tersebut tetap memiliki hubungan relasi dan kedekatan antara keterkaiatan dan keterikatan yang saling mengikat antara dengan yang lain. Oleh sebab itu, dalam memahami ilmu tasawuf dapat difahami dengan berbagai pendekatan dan sudut pandang yang luas sesuai dengan relevansi yang ada dalam kaca mata keilmuan.
Interpretasi Sufistik dalam Al-Qur’an Syatori, Ahmad
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 2 (2020): Agustus
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i2.3127

Abstract

Kajian ilmiah ini di dalamnya memuat berbagai ulasan tentang sisi tasawuf dan corak pola pemikiran ijtihad para sufistik dalam memahami isi kandungan makna al-Qur'an secara ishari melalui pendekatan-pendekatan intuitif. Sebagaimana kita ketahui, bahwa tafsir adalah merupakan instrumen alat pengetahuan yang mengkaji dan membahas tentang berbagai maqasid (maksud dan tujuan) yang terkandung dalam al-Qur’an sesuai dengan batasan kemampuan manusia melalui metode penafsiran dengan berbagai disiplin ilmu tafsir. Oleh karena itulah, tafsir adalah salah satu ilmu ushuludin yang paling pokok dan utama serta memiliki kedudukan yang sangat tinggi di antara ilmu-ilmu ushuludin lainnya. Sebab, objek kajian pembahasannya adalah wahyu Allah. Adanya corak penafsiran yang beraneka-ragam adalah sebagai bukti akan kebebasan dalam penafsiran al-Quran. Namun demikian, tentu tetap dalam batas-batas koridor pakem aturan disiplin ilmu tafsir. Dalam dunia tafsir, corak-corak tafsir yang ada dan dikenal selama ini adalah corak bahasa, corak filasafat- teologi, corak penafsiran ilmiah, corak fiqih-tasawuf dan corak sastra budaya kemasyarakatan serta corak-corak lainnya. Seiring dengan perkembangan tasawuf dan alirannya, para sufi juga ikut berperan serta dan berpartisipasi dalam memberikan sumbangan dan kontribusi terhadap nilai-nilai ajaran Islam yang ada. Mereka berusaha menafsirkan al-Qur’an sesuai dengan faham tasawuf yang mereka anut, yaitu dengan menggunakan metode tafsir secara khusus yang disebut tafsir ishari atau tafsir sufi. Pada umumnya, para ahli tafsir dalam rangka menafsirkan al-Qur'an secara tekstual lebih cenderung pada pemahaman-penahaman makna secara tersurat. Akan tetapi berbeda dengan kelaziman penafsiran para sufistik, mereka di samping memahami sisi al-Qur'an dari segi tekstual, juga lebih menekankan pada pemahaman batiniyah secara tersirat.
MAHKOTA SINGGASANA DALAM ISTANA SHUFIYAH: Kajian Ruang Lingkup Maqomat Dan Ahwal (Pangkat, Derajat dan Kedudukan Para Shufi Di Sisi Allah Swt.) Syatori, Ahmad
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah Vol 4 No 2 (2019): PUTIH JURNAL PENGETAHUAN TENTANG ILMU DAN HIKMAH VOL IV NO 2
Publisher : Mahad Aly Al Fithrah Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51498/putih.v4i2.56

Abstract

Kajian ilmiah ini di dalamnya memuat ulasan tentang pendakian-pendakian (suluk) para shufiyah dalam menempuh suatu penjalanan yang sangat jauh menuju suatu tempat kesempurnaan di sisi Allah Swt. yang disebut dengan maqomat. Dalam uraian pembahasannya mengkaji seputar hal-hal yang berkaitan dengan pangkat, derajat dan kedudukan (maqomat) serta perilaku batin (ahwal ) para shufiyah dalam rangka shidqu al-tawajjuh menghadap Allah Swt. dengan penuh kesungguhan baik lahir maupun batin. Berangkat dan berawal dari sebuah perjalanan spiritual para shufi tersebut, maka kemudian jurnal ilmiah ini diberi judul dengan tajuk "Mahkota Singgasana Dalam Istana Shufiyah", yang maksudnya tiada lain adalah untuk menggambarkan tentang eksistensi dan kemuliaan-kemuliaan para shufiyah yang telah memiliki maqom (pangkat, derajat dan kedudukan) yang luhur dan berada dalam genangan kemakrifatan kepada Allah Swt. Mahkota adalah sebagai simbol penisbatan bagi seorang shufi yang telah mencapai suatu gelar atau pangkat mahkota kemakrifatan billah. Sedangkan singgasana digambarkan sebagai kedudukan atau derajat maqom tertentu bagi seorang shufi dalam maqomat yang ada. Adapun yang dimaksud dengan istana shufiyah tiada lain adalah puncak pendakian seorang shufi yang telah sampai (wushul) dan berada disuatu tempat yang luhur yakni kesempurnaan ma'rifat billah. Sungguh merupakan suatu kenikmatan, karunia dan anugerah yang sangat agung dan istimewa bagi hamba-hamba Allah, manakala mereka telah mampu mencapai dan meraih semua itu. Melalui berbagai proses dan latihan yang ketat (riyadloti nafs) serta disiplin diri yang kuat (mujahadati nafs) dalam rangka membentuk jiwa dan hati yang bersih, suci dan kosong (takholli ) dari sikap dan perilaku yang buruk dan tercela (akhlak madzmumah) serta menghiasi (tahalli) diri dengan sikap dan perilaku yang baik dan terpuji (akhlak mahmudah). Maka kemudian mereka sampai dan tersampaikan (wushul), tunduk dan bersimpuh di hadapan kekasihnya yang sejati Allah Swt. untuk menerima berbagai sirri-rahasia, hikmah dan hakikat (tajalli) yang luhur dari Dzat Yang Maha Agung dan Sempurna (Allah Swt.).
KARAKTERISTIK MANUSIA DALAM PANDANGAN TASAWUF Syatori, Ahmad
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah Vol 5 No 1 (2020): PUTIH: Jurnal Pengetahuan tentang Ilmu dan Hikmah Vol. V No. 1
Publisher : Mahad Aly Al Fithrah Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51498/putih.v5i1.64

Abstract

Kajian ilmiah ini didalamnya memuat penjelasan tentang identitas jati diri manusia dalam pandangan ulama shufiyah. Dalam uraian pembahasannya menyoroti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan anatomi manusia dalam pembentukan karakter, jiwa dan kepribadiannya yang sempurna. Nilai dan ajaran tasawuf juga ternyata dapat dijadikan sebagai rujukan dan referensi dalam hubungannya dengan diri seseorang dan orang lain serta lingkungan dimana manusia hidup saling berinteraksi. Dari hubungan interaksi antara seseorang dengan orang lain itupula dapat diketahui tentang karakter, jiwa dan kepribadiannya masing-masing.Tasawuf tidak hanya menyoroti sisi bagian dalam diri manusia secara batin saja sebagaimana pandangan dan perkiraan kebanyakan orang secara umum, akan tetapi tasawuf sesungguhnya tasawuf juga menyoroti berbagai sisi dan segi kemanusiaan, baik yang ada dalam ruang dimensi tasawuf itu sendiri maupun ruang-ruang dimensi lainnya termasuk sisi bagian dalam karakteristik manusia. Sudut pandang tasawuf dalam kajiannya tidak bisa terlepas dari sudut pandang yang ada dalam kajian anatomi manusia, baik bagian dari dimensi dalam (batin) maupun bagian dimensi luar (dzohir). Adapun sudut pandang tasawuf dalam orientasinya terhadap dimensi batin lebih menitik beratkan pada nilai-nilai ajaran spiritual, sedangkan sudut pandang tasawuf dalam kaitannya dengan anatomi manusia lebih menitik beratkan pada bentuk psikologis secara lahir. Namun demikian, secara prinsip masing-masing sudut pandang tersebut tetap memiliki hubungan kesesuaian dan keterkaiatan yang saling mengikat di antara keduanya.