Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Gambaran Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Indonesia Siallagan, Dorsinta
JURNAL KESEHATAN Vol 1 No 4 (2016): Jurnal STIKES Banten
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan penyulit kehamilan serta merupakan salah satu penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) dengan prevalensi 5-15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian hipertensi pada ibu hamil. Desain penelitian adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang terdapat dalam Riskesdas 2013 sebanyak 7664 setelah di cleaning berdasarkan data missing maka didapatkan sample sebanyak 7545 responden, dianalisis secara univariat. Hasil penelitian diperoleh kejadian hipertensi pada ibu hamil di Indonesia tahun 2013 sebesar 8%. Kejadian hipertensi pada ibu hamil berdasarkan faktor resiko antara lain: umur <18 tahun dan >35 tahun (13,4%), usia kehamilan >20 minggu (8,1%), pendidikan rendah (10,1%), ibu bekerja (7,2%), multiparitas (9,2%), perokok (13,0%), aktifitas kurang (10,9%), kebiasaan mengkonsumsi makanan asin (8,2%), kebiasaan mengkonsumsi lemak (7,9%), stres (11,3%). Pemeriksaan antenatal secara rutin dan screening hipertensi dapat dilakukan guna mencegah komplikasi yang diakibatkan oleh hipertensi.
Hubungan Pola Konsumsi Tablet Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Serpong Siallagan, Dorsinta; (Penulis 2), Nuntarsih; Fransiska, Yunita Melani
JURNAL KESEHATAN Vol 2 No 3 (2018): Jurnal STIKES Banten
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekurangan hemoglobin dalam darah ibu hamil mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa ke seluruh tubuh ibu dan janin, sehingga dapat meningkatkan resiko perdarahan postpartum, abortus, persalinan lama, persalinan premature, inertia uteri hingga menimbulkan kematian pada ibu dan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola konsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data primer. populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan ANC pada bulan Juni sebanyak 81 dan sampel yang dibutuhkan sebanyak 67 responden dengan tehnik accidental sampling, dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh kejadian anemia 28,4%, ada hubungan antara antara pola konsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan p value = 0,000. Pemberian informasi mengenai cara mengkonsusmi tablet besi dan diadakannya pendampingan menelan obat (PMO) sehingga pola konsumsi tablet besi ibu hamil baik.
Hubungan Usia, Paritas, Pendidikan dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Pemeriksaan ANC di Puskesmas Wilayah Ciputat Timur (Penulis 1), Nuntarsih; Siallagan, Dorsinta; Nugraha, Siti Amelia
JURNAL KESEHATAN Vol 2 No 4 (2018): Jurnal STIKES Banten
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil di Provinsi Banten tahun 2014 cakupan K1 ada sebanyak 93,6% dan cakupan K4 ada sebanyak 84,3%. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisa bivariat. Hasil Penelitian dari 95 responden yang patuh melakukan pemeriksaan ANC berdasarkan usia 20-30 tahun ada sebanyak 80,2%, sedangkan usia <20 atau >35 tahun yang patuh sebanyak 57,1%. Berdasarkan paritas untuk primipara yang patuh sebanyak 77,4%, sedangkan yang multipara yang patuh sebanyak 76,8%. Berdasarkan pendidikan yang berpendidikan SMA-PT yang patuh sebanyak 84,0%, sedangkan pendidikan SD-SMP yang patuh sebanyak 50,1%. Dan untuk dukungan yang dukungan baik dan patuh sebanyak 82,9%, sedangkan dukungan yang kurang baik yang patuh sebanyak 38,5%. Kesimpulan, bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pemeriksaan ANC dan tidak ada hubungan antara usia dengan paritas terhadap kepatuhan pemeriksaan ANC. Diharapkan agar lebih meningkatkan promosi pelayanan antenatal, melalui pemberian pendidikan kesehatan dalam bentuk penyuluhan mengenai pentingnya pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayinya sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan.
Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan pada Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini (Penulis 1), Nuntarsih; Siallagan, Dorsinta; Tarana, Yoan
JURNAL KESEHATAN Vol 1 No 5 (2016): Jurnal STIKES Banten
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan salah satu faktor keberhasilan ASI Eksklusif. Pencapaian IMD di Indonesia masih sangat rendah, hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan ibu dalam pelaksanaan IMD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini. Metode Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra-eksperimental yang termaksuk kedalam pretest and posttest one group design. Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester III dari bulan Januari – Maret 2015 di Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun 2015. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah accidental sampling dengan jumlah responden 58 orang. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji T (Paired Sample Test). Simpulan ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk selalu memberikan informasi dan penyuluhan rutin tentang kesehatan ibu dan anak.
Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan Berdasarkan Status Kesehatan, Graviditas dan Usia di Wilayah Keja Puskesmas Jombang Dorsinta Siallagan; Dwi Lestari
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol 1, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.596 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v1i2.101

Abstract

Kehamilan  merupakan sumber stres khususnya bagi ibu muda dan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, psikologis, dan adaptasi dari wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah kodrat yang harus dilalui, tetapi sebagian lagi menganggapnya sebagai peristiwa yang menentukan kehidupan selanjutnya. Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu maupun janin. Jika hal ini dibiarkan terjadi, maka angka morbiditas dan mortalitas pada ibu hamil akan semakin meningkat. Kecemasan meningkat menjelang persalinan terutama pada trimester III. Di Indoneisa sekitar 28,7% dari 107.000.000 mengalami kecemasan dan di Pulau jawa, sebesar 52,3% atau 355.873 dari 679.765 ibu hamil trimester III yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan menghadapi persalinan berdasarkan status kesehatan, graviditas dan usia. Metode  penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study. Lokasi penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Jombang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil sedangkan pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling yaitu ibu hamil trimester III sejumlah 123 responden. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan  tingkat kecemasan menghadapi persalinan didapatkan sebanyak 87% ibu hamil mengalami cemas ringan dan 13% ibu hamil mengalami cemas sedang. Analisis bivariate menggunakan uji Chi-Square. Terdapat Status hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan menghadapi persalinan dengan status kesehatan  p=0.000, graviditas  p=0.001 dan usia p=0.032. Tingginya tingkat kecemasan menghadapi persalinan dan adanya hubungan yang signifikan antara status kesehatan, graviditas dan usia terhadap tingkat kecemasan maka diharapkan adanya penyuluhan tentang usia reproduksi sehat, ruang konseling khusus bagi ibu hamil yang mengalami kecemasan dan menambah jadwal kelas ibu hamil, sehingga ibu hamil dapat lebih rutin memeriksakan kehamilannya dan menjadi tempat berbagi pengalaman guna mengurangi tingkat kecemasan menghadapi persalinan.
Korelasi Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Kehamilan di Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan Provinsi Banten Reni Nofita; Dorsinta Siallagan; Yuliyanti Yuliyanti
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol 2, No 2: September 2019
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.22 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v2i2.260

Abstract

Anemia pada kehamilan berpotensial membahayakan ibu dan anak. Berdasarkan Riskesdas 2013 prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%, ini menunjukkan angka kejadian anemia kehamilan di Indonesia masih cukup tinggi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian resiko tinggi anemia pada ibu hamil di puskesmass Kec, Ciputat timur. Metode penelitian ini adalah kuantitatif  dengan rancangan penelitian cross sectional study. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas kec, Ciputat timur, Rengas, Pisangan, Pondok ranji. Sampel pada penelitian ini sebanyak 84 ibu hamil Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan Chi Square Hasil penelitian dari 84 ibu hamil, didapatkan 20,9% mengalami anemia Terdapat hubungan yang signifikan antara keteraturan pola makan dengan kejadian anemia. Terdapat hubungan yang signifikan antara cara pengolahan bahan makanan dengan anemia. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis makanan yang di konsumsi dengan kejadian anemia pada kehamilan.  
Determinan Usia Menarche di SMP Negeri 3 Katibung Lampung Selatan Siallagan, Dorsinta; Nofita, Reni; Desmiati, Hanny
JURNAL KESEHATAN Vol 8 No 1 (2020): Jurnal STIKes Banten
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan Menarche adalah keluarnya cairan darah dari alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Tujuan penelitian menganalisa determinan faktor yang mempengaruhi usia menarche. Metode Penelitian deskriptif analitik menggunakan rancangan cross sectioanl study. Populasi 75 orang dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang dengan menggunakan Non Probability Sampling. Data dianalisa dengan uji Chi Square Test. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan usia menarche dengan nilai X2 hitung = 4,597 lebih besar dari X2 tabel = 3,841. Tidak ada hubungan yang signifikan antara status kesehatan dengan usia menarche (X2= 0,775), paparan psikis (X2= 2,371), dan usia menarche ibu dengan usia menarche (X2= 0,293). Saran masih ditemukannya siswa yang mengala gizi kurang, diharapkan diadakan penyuluhan kesehatan dan edukasi tentang gizi seimbang tujuan meningkatkan status gizi baik para siswa/i, dan bekerjasama dengan UKS agar dilakukan penilaian status gizi secara berkala sehingga keadaan gizi siswa dapat dipantau dengan baik. Kata Kunci: Determinan , Usia menarche, Siswi smp
Risiko Kelahiran Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Desmiati, Hanny; Octasila, Restu; Siallagan, Dorsinta
JURNAL KESEHATAN Vol 8 No 1 (2020): Jurnal STIKes Banten
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan Berat badan lahir merupakan salah satu indikator dalam tumbuh kembang anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan status gizi yang diperoleh janin selama dalam kandungan. Di kabupaten tangerang penyebab terbanyak kematian bayi adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 54 %, hal ini disebabkan karena banyaknya kasus ibu hamil dengan kekurangan energi kalori, ibu hamil dengan anemia serta komplikasi Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) dan Preeklamsi Berat (PEB) pada ibu hamil.Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control dengan mengunakan data sekunder. Sampel yang diambil sebanyak 78 responden dengan 26 BBLR dan 52 bayi dengan berat lahir normal dengan menggunakan uji chi square. Hasil Penelitian dengan menggunakan uji statistic chi square yaitu didapatkan hasil nilai p signifikasi yang didapatkan adalah 0.008, yang berarti p < 0,05 maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa “Terdapat Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Puskesmas Teluknaga Tahun 2016”. Kesimpulan Dan Saran dari hasil penelitian didapatkan status gizi ibu (LILA) terdapat hubungan dengan hasil uji chi square yang didapat p value = 0,008 < 0,05 hasil OR menunjukan 4.343 berarti status gizi mempunyai peluang 4 x lebih besar untuk terjadinya berat lahir normal atau berat bayi rendah. Saran untuk menurunkan angka kejadian BBLR dengan memberikan perhatian yang khusus bagi ibu hamil yang memiliki status gizi rendah. Kata Kunci : Status Gizi Ibu Hamil dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Determinan Stunting pada Balita Di Puskesmas Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2020 Dorsinta Siallagan; Desi Rusiana; Ela Susilawati
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijm.v4i1.668

Abstract

The problem of stunting is one of the nutritional problems faced in the world, especially in poor and developing countries. Toddlers with stunting are more at risk of having a low Intelligence Quotient compared to toddlers who are growing well. In 2018, the prevalence of stunting in Tangerang Regency (38%) was higher than the national prevalence (30.8%). This study aims to determine the most dominant factor in the incidence of stunting in the Tangerang District Public Health Center. The research method used was descriptive analytic with a cross sectional study approach. Research Location at the Rajeg Community Health Center, Tangerang Regency. The population in this study were all toddlers who were stunting as many as 211 and a sample of 138 respondents. Sampling using accidental sampling technique. The results showed that stunting was very short at 28.2%. Bivariate analysis using the Chi-Square test. There was a significant relationship between age (p = 0.000), knowledge (p = 0.000), history of ANC (p = 0.023), LBW (p = 0.005) exclusive breastfeeding (p = 0.001), dietary habits (p = 0.005) and history of disease (p = 0.005) with incidence of stunting. The multivariate results showed that the most dominant factor in the incidence of stunting was the high risk age at pregnancy with an OR of 9,333. It is hoped that government programs through related agencies, health workers provide counseling about high-risk age during pregnancy, run the 4T program so that women do not get pregnant when they are too young, too old, too close to birth distances and too many children, other government programs such as Age Maturation Marriage
Determinant Teenager Family Planning in Banten Province 2019 (SKAP 2019 Secondary Analysis Data) Reni Nofita; Dorsinta Siallagan; Restu Octasila; Rd. Deden Gumilar Nugraha
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.908 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.607

Abstract

The United Nations Children's Fund (UNICEF) in 2013, stated that Indonesia was the country with the seventh-highest child marriage rate in the world. Based on data SKAP 2019, the knowledge index of adolescents about KRR for Banten Province at 44.2%. The purpose of the study was to determine the determinants of family planning in teenagers in Banten Province in 2019 as input in determining the priority of improvement program efforts in reducing the incidence of early marriage in adolescents, especially in Banten Province. This research is a quantitative study, using secondary data from the 2019 Youth SKAP. The research design is cross sectional. The outcome variable of this study is family planning in adolescents, while the predictor variables include; Gender, area of residence, education, age group, teenager Knowledge about Reproductive Health, Exposure to media sources, Information Source Officer, Ever Dating, Sexual Attitude before marriage and Courtship Behavior. The population of this study was teenagers in Banten Province, while the research sample used the results of the 2019 SRS SKAP data restriction, namely 1454 respondents. Univariate analysis describes family planning in teenagers and their predictor factors, bivariate analysis using Chisquare and Anova, for multivariate analysis using logistic regression. The results obtained 59.6% of family planning in teenagers is not good. There was a significant relationship between age group (p=0.001), place of residence (p= 0.000), level of education (p=0.000), knowledge of adolescent reproductive health (p=0.000), exposure to information media (p=0.000), service provider information (p=0.000), ever dating (p=0.000) and courtship behavior (p=0.000) on family planning in adolescents in Banten Province in 2019. The most dominant factor for family planning in teenager is teenager knowledge about reproductive health in the category of having sufficient the chances of family planning are 7 times better than those with less good knowledge after being controlled by variables of age group, place of residence, education level, media exposure, information giving officers and having been in a relationship. Suggestions for this research to the youth sub-sector to continue to disseminate information about teenager reproductive health either through the media or officers who provide information and make advertisements about reproductive health or family planning. Abstrak: The United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 2013, menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara dengan angka perkawinan anak tertinggi ketujuh di dunia. Berdasarkan data SKAP 2019 tentang indek pengetahuan remaja tentang KRR untuk Provinsi Banten pada angka 44,2%. Tujuan penelitian adalah Diketahuinya determinan perencanaan keluarga pada remaja di Provinsi Banten Tahun 2019 sebagai bahan masukan dalam menentukan prioritas upaya program peningkatan dalam mengurangi kejadian nikah dini pada remaja khususnya di Provinsi Banten. Penelitian merupakan studi kuantitatif, menggunakan data sekunder SKAP Remaja 2019. Desain Penelitian cross sectional. Variabel outcome penelitian ini adalah perencanaan keluarga pada remaja, sedangkan variable predictor meliputi; Jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, pendidikan, kelompok umur, Pengetahuan Remaja tentang kesehatan Reproduksi, Keterpaparan sumber media, Petugas Sumber Informasi, Pernah Pacaran, Sikap Seksual sebelum menikah dan Perilaku pacaran. Populasi penelitian ini adalah remaja di Provinsi Banten sedangkan sampel penelitian menggunakan hasil retriksi data SRS SKAP 2019 yaitu 1454 Responden. Analisa univariat menggambarkan perencanaan keluarga pada remaja serta factor-faktor prediktornya, analisa bivariate menggunakan Chisquare dan Anova, untuk analisa multivariate menggunakan regresi logistik. Hasil diperoleh 59.6 % perencanaan keluarga pada remaja kurang baik. Terdapat hubungan signifikan antara kelompok usia (p= 0.001), tempat tinggal (p= 0.000), tingkat pendidikan (p=0.000), pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja (p=0.000), Keterpaparan Media informasi (p=0.000), petugas pemberi informasi (p=0.000), pernah pacaran (p=0.000) dan perilaku pacaran (p=0.000) terhadap perencanaan berkeluarga pada remaja di Provinsi Banten Tahun 2019. Faktor yang paling dominan terhadap perencanaan berkeluarga pada remaja pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi katagori cukup memiliki peluang perencanaan keluarga 7 kali lebih baik dibandingkan berpengetahuan kurang baik setelah dikontrol oleh variabel kelompok usia, tempat tinggal, tingkat pendidikan, keterpaparan media, petugas pemberi informasi dan pernah pacaran. Saran penelitian ini kepada Sub bidang remaja agar tetap menyebarkan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja baik melalui media ataupun petugas pemberi informasi serta membuat iklan mengenai kesehatan reproduksi atau perencanaan berkeluarga.