Latar Belakang: Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah melalui program surveilens yang diimplementasikan dalam program Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA). Hasil pengelolaah data PWS KIA disajikan dalam bentuk narasi, tabulasi, grafik, dan peta. Dirumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang sendiri dalam pelaporan kematian maternal belum adanya penyajian dalam bentuk peta yang digunakan untuk menggambarkan kejadian berdasarkan gambaran geografis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan wilayah kematian maternal dengan menggunakan geographic information system analisis dan determinan yang berpengaruh di RSU Kabupaten Tangerang tahun 2016-2017. Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan secara retrospektif dan mempelajari distribusi kasus kematian ibu dengan menggunakan SIG. Populasi penelitian adalah seluruh kasus kematian maternal di RSU Kabupaten Tangerang tahun 2016-2017. Sampel berjumlah 53 kasus. Analisis data menggunakan analisis spasial dan univariat. Analisis univariat menggunakan Frekuensi. Hasil: distribusi kematian maternal di RSU Kabupaten mengalami penurunan dari Tahun 2016-2017. Tahun 2016: kematian obstetri langsung PEB (46,4%), Usia 20-35 (67,9%), pendidikan SD (42,9%), pekerjaan IRT (64,3%), Gravida >3 (21,4%), Paritas 1-3 (42,9%), Tidak memilki riwayat abortus (28,6%), Cara masuk melalui rujukan (75%), Jenis pembiayaan BPJS (53,6%), Wilayah perkotaan (72,7%). Tahun 2017: kematian obstetric langsung PEB (40%), Usia 20-35 (28%), Pendidikan SD (40%), Pekerjaan IRT (60%), Gravida > 3(28%), Paritas 1-3 (60%), Ada riwayat abortus (20%), Cara masuk melalui rujukan (76%), Jenis pembiayaan BPJS (72%), Wilayah perkotaan (78,6%). Kasus kematian ibu di Kabupaten Tangerang memiliki pola menyebar, sebanyak 1-2 kematain setiap desa/kecamatan, 75% berasal dari perkotaan. Ibu yang berasal dari luar Kabupaten Tangerang tahun 2016 (21,4%) dan 2017 (44%). Kesimpulan: Kasus kematian ibu memiliki pola menyebar. Kasus paling banyak masuk melalui rujukan, sebagian besar berdomisili diwilayah perkotaan. Geographic Information System Analysis And Determinants Of Maternal Mortality In Tangerang Public Hospital Abstract Background: one of the efforts to reduce maternal and infant mortality is through a surveillance program implemented by the local mother and child health monitoring program (PWS KIA). Results of data processing PWS KIA presented in the form of narration, tabulation, graphics, and maps. At the Tangerang District Public Hospital, in the reporting of maternal deaths, there is no presentation in the form of maps used to describe events based on geographic representation. This study aims to determine the mapping of maternal mortality areas by using geographic information system analysis and influential determinants in Tangerang district public hospital in 2016-2017. Research Methods: This type of research is an analytical study, using quantitative methods and retrospective approach and studying the distribution of maternal mortality cases using GIS. The study population is all cases of maternal deaths in Tangerang District General Hospital in 2016-2017. The sample was 53 cases. Data analysis using spatial and univariate analysis. Univariate analysis using frequency. Results: maternal mortality distribution in Tangerang District General Hospital decreased from 2016-2017. The year 2016: the direct obstetric death of PEB (46.4%). Age of 20-35 (67.9%), elementary education (42.9%), IRT work (64.3%), Gravida> 3 (21.4%), Parity 1-3 (42.9%), No history of abortion (28.6%), How to enter by referral (75%), Type of financing BPJS (53.6%), Urban area (72.7%). The year 2017: the direct obstetric death of PEB (40%). Age 20-35 (28%), elementary education (40%), IRT (60%), Gravida> 3 (28%), Parity 1-3 (60%), Abortion history (20%), through referral (76%), Type of financing BPJS (72%), Urban area (78.6%). Maternal mortality cases in the District have spread patterns, as many as 1-2 deaths as village / . 75% comes from urban areas. Mothers coming from outside Tangerang District in 2016 (21.4%) and 2017 (44%). Conclusion: The case of maternal death has a diffuse pattern. Most cases enter through referrals, most of them domiciled in urban areas. Keywords: Special Analysis; Maternal Mortality; Referral; Geographic Information System