Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PELATIHAN DAN PEMASANGAN SAKLAR CAHAYA UNTUK FASUM DI RW. 04 DESA TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG Muhammad Fahmi Hakim; Imron Ridzki; Slamet Nurhadi; Hari Sucipto; Bakti Indra
Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/jppkm.v7i2.37

Abstract

Pelatihan tentang pemasangan saklar cahaya yang benar dan sesuai standar untuk masyarakat di RW.04 Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang diharapkan dapat memberikan tambahan ketrampilan dalam pemasangan saklar cahaya yang benar dan standar sehingga masyarakat RW.04 bisa memasang saklar cahaya di fasum terutama dirumahnya masing – masing. Kemudian masyarakat tidak perlu setiap harinya mengoperasikan ON/OFF lampu yang ada di beberapa fasum RW.04. Dengan begitu manfaat dari pemasangan saklar cahaya masyarakat tidak perlu ON/OFF lampu penerangan setiap fasum yang ada
Analisis Pemanfaatan Smart PJU Panel Surya di Desa Banjarejo – Pakis – Kab.Malang Imron Ridzki; Budi Eko Prasetyo; Chandra Wiharya; Asfari Hariz Santoso; Lukman Hakim
Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/jppkm.v9i2.150

Abstract

Energi surya memiliki kemampuan untuk menghasilkan listrik dengan biaya bahan bakar yang dapat diabaikan, tidak menyebabkan polusi dan tidak ada risiko adanya lonjakan harga bahan bakar. Penggunaan energi surya sebagai sumber energi listrik salah satunya adalah untuk penerangan jalan umum. Pemanfaatan panel surya sebagai smart street lighting di desa banjarejo dusun Ngamprong RT.02 RW.04 Kecamatan Pakis Kabupaten Malang didasari kondisi bahwa pemasangan lampu penerangan jalan masih bersifat individu masyarakat yang bersedia memberikan sambungan listrik untuk penerangan jalan. Selain itu sering kali dalam menyalakan dan memadamkan lampu penerangan jalan mengalami keterlambatan. Dari hasil analisis maka didapatkan penghematan energi listrik sebesar 21.6 kWh untuk model 1 dan 14.04 kWh untuk model 2 di setiap 30 harinya. Model 2 dalah model yang paling hemat, sehingga setting yang digunakan dalah setting model 2.
Workshop Penerapan Green Energy Berbasis Rooftop Solar Photovoltaic Pada UMKM Maju Lancar Kota Madiun Awan Setiawan; Rohmanita Duanaputri; Imron Ridzki; Irwan Heryanto; Rahman Azis Prasojo; Hanifiyah Darna Fidya Amaral
Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/jppkm.v9i2.167

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara beriklim tropis serta negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa seluruh wilayahnya mendapatkan sinar matahari yang cukup besar sepanjang tahun sehingga dapat dikembangkan energi terbarukan. Untuk meningkatkan ketersediaan energi listrik berkelanjutan secara maksimal, penggunaan PLTS rooftop skala kecil dapat menjadi solusi sebagai sumber energi listrik ketika sumber PLN padam. Dalam membuat perencanaan sistem green energy dengan PLTS perlu dilakukan analisis terlebih dahulu, dimana analisis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sistem yang telah direncanakan agar sistem dapat bekerja secara maksimal sehingga ketersediaan energi listrik yang dibutuhkan oleh beban dapat terpenuhi. Perencanaan dan analisis tersebut juga dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat perencanaan dengan skala besar kedepannya. Metode penelitian ini dilakukan dengan uji coba dan pengambilan data dari peralatan sistem rooftop solar photovoltaic. Pada saat pengujian dilakukan dengan menggunakan sudut kemiringan 13° dan simulasi shading pada modul photovoltaic 3x100Wp monocrystalline dengan sistem pemasangan paralel sehingga didapatkan data pengukuran dari sistem yang telah dibuat. Dari hasil uji coba dan analisis yang dilakukan bahwa kinerja dari sistem backup supply menghasilkan energi harian yang lebih besar daripada energi yang dibutuhkan beban, dengan PSH (Peak Sun Hours) selama 5 jam penyinaran. Economy feasibility dari pemasangan rooftop solar photovoltaic ditinjau dari segi techno-economic dengan menggunakan metode diperoleh Net Present Value (NPV) Rp16.383,98, Profitability Index (PI) 1,002, Internal Rate of Return (IRR) 4,53% dan payback period 20 tahun maka berdasarkan kriteria standar pemasangan sistem ini dinilai layak.
Pengaruh Tegangan Kerja Terhadap Spektrum Frekuensi Gelombang Arus Bocor Pada Isolator Keramik Awan Setiawan; Imron Ridzki; Priya Surya
JURNAL ELTEK Vol 18 No 2 (2020): ELTEK Vol 18 No 2
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.828 KB) | DOI: 10.33795/eltek.v18i2.255

Abstract

Penyaluran energi listrik pada jaringan PT PLN PERSERO khususnya pada jaringan distribusi sering mengalami kegagalan yang disebabkan arus bocor pada isolator keramik. Intensitas kerusakan disebabkab oleh polutan debu yang menempel pada permukaan isolator, ditambah pula dengan kelembaban udara yang ada di daerah tropis seperti Indonesia. Hal ini secara kumulatif, menyebabkan flashover pada permukaan isolator dan menyebabkan kegagalan penyaluran energy listrik pada jaringan. Pengaplikasian Silicon Rubber sebagai bahan pelapis isolator dapat mengurangi polutan debu yang menempel pada permukaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter tegangan akan berpengaruh juga pada besarnya arus bocor yang mengalir pada permukaan isolator. Semakin tinggi tegangan kerja akan memperbesar nilai RMS arus bocor yang mengalir. Terukur pada level tegangan 20 kV arus bocor yang terukur memiliki RMS sebesar 0,0432 A dengan THD sebesar 15,76 % dengan beda fasa arus bocor terhadap tegangan sumber bersifat leading hampir mendekati α = 900. Distribution of electricity in PT PLN PERSERO network, especially in distribution networks often fails due to leakage current in ceramic insulation. The intensity of damage caused by dust pollutants that are attached to the insulation surface, coupled with the humidity of the air in tropical areas such as Indonesia. This cumulatively causes flashover on the insulation surface and causes failure of electricity distribution to the network. The use of Silicon Rubber as an insulating coating can reduce the amount of dust contaminated on the surface, the results show that the voltage parameter will also affect the amount of leakage current flowing to the insulation surface. Higher working voltage will increase the current RMS leakage value. Measured at a voltage level of 20 kV the current leakage was RMS 0.0432 A with THD of 15.76%, phase difference of leakage current to leading source voltage is almost close to α = 900.
Analisis Pengaruh Perubahan Eksitasi Terhadap Daya Reaktif Generator Imron Ridzki
JURNAL ELTEK Vol 11 No 2 (2013): ELTEK Vol 11 No 2
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.841 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh perubahan eksitasi terhadap daya reaktif generator pada unit pembangkitan. Analisis yang dilakukan meliputi operasi paralel generator sinkron dengan sistem daya, perubahan beban, perubahan tegangan, perubahan eksitasi, dan pengontrolan daya reaktif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa fluktuasi tegangan berkisar ± 0,66% dari tegangan nominal. Tegangan cenderung konstan agar sinkronisasi terjaga dengan sistem. Kenaikan eksitasi awal berkisar ± 3,27%. Adanya perubahan daya reaktif sebesar ± 5,26 MVAR. Arus medan generator mengontrol daya reaktif yang disuplai generator ke sistem daya.
Analisis Instalasi Penerangan Dengan Pemakaian Panel Surya Untuk Beban Lampu Led DC Imron Ridzki; Hari Sucipto
JURNAL ELTEK Vol 15 No 1 (2017): ELTEK Vol 15 No 1
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.928 KB)

Abstract

Energi listrik yang dihasilkan dari suatu panel surya atau solar cell adalah listrik arus searah, oleh sebab itu penggunaan lampu LED DC dengan tegangan nominal 12 volt DC akan memberikan keuntungan secara teknik karena tidak diperlulan lagi perangkat – perangkat untuk merubah listrik DC menjadi listrik AC yang biasa dikenal sebagai INVERTER selain itu tidak dibutuhkan alat untuk menaikkan tegangan menjadi 220 volt AC, dengan tidak dipergukan peralatan tersebut tentu saja akan memberikan keuntungan dalam pembiayaan dan akan menaikkan efisiensi pemakain energi listrik dari panel surya. Instalasi penerangan pada umumnya menggunakan lampu untuk jenis listrik arus bolak-balik oleh sebab itu penggunaan penerangan dengan memanfaatkan panel surya dapat dikombinasikan jika terjadi pemadaman listrik yang diambil dari jaringan PLN . Panel surya adalah perangkat yang berfungsi mengubah energi matahari menjadi energi listrik (efek fotovoltaik) panel surya atau solar cell memiliki ketebalan pada umumnya 0,3 mm yang terbuat dari bahan semi konduktor dengan kutup positif dan negatif. Bentuk fisik dari panel surya merupakan suatu panel yang terdiri dari beberapa cell dan banyak jenisnya serta kemampuan untuk menghasilkan listriknya, pemanfaatan solar cell ini sangat beragam misalkan untuk menghidupkan perangkat komunikasi, komputer dan penerangan pada tempat-tempat terpencil yang belum mendapat asupan daya listrik dari jaringan PLN.Tersedianya enerji listrik dari sumber panel surya dapat dijadikan juga sebagai energi cadangan ataupun sebagai sumber energy listrik utama agar pada saat terjadi pemadaman jaringan listrik dari PLN dapat menggantikan sumber listrik terutama pada tempat yang memiliki fungsi vital bagi para penggunanya selain itu panel surya ini dapat adalah suatu alat alternatif yang memanfaatkan energi matahari (energi yang terbarukan) yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dan polusi. Untuk menyerap energi dari matahari perlu diperhatikan penempatan dan posisi panel surya menjadi sangat penting karena tegangan keluaran dan arus listrik yang dihasilkan dapat bervariasi, untuk mendapatkan tegangan dan arus pengisian baterai yang optimal, posisi solar cell yang digunakan adalah pada kemiringan 20° dengan rata-rata tegangan pengisian 20,8 volt dan rata-rata arus pengisian adalah 3,89 amper, pada panel surya yang dipergunakan untuk penelitian ini . Kinerja posisi solar cell sudut 0° adalah berkurang 19.02% dan posisi sudut 30° adalah berkurang 8,48% dibandingkan pada posisi sudut 20. Kajian dari pemanfaatan panel surya untuk penerangan mengambil lokasi di pos penjagaan, dimulai dari melihat ukuran ruang yang akan dipasang lampu yaitu seluas 10 meter persegi dengan kebutuhan kuat penerangan sebesar 750 lumen dari perhitungan diperlukan lampu LED DC (12 volt DC) adalah 15 Watt (masing-masing 5 Watt dan 10 Watt yang tersedia ditoko ) dengan 2 titik lampu di setiap tempat dan dengan pengisian energi listrik diperkirakan berkisar selama 7 jam setiap harinya,maka panel suryatersebut dapat menyuplai beban selama 10 jam dan masih dapat menyimpan cadangan daya sebesar 40 AH.
Analisis Pengaruh Penambahan Gardu Induk Terhadap Aliran Daya dan Profil Tegangan Sri Wahyuni Dali; Imron Ridzki; Rohmanita Duanaputri; Egar Rahmat Maulana
Elposys: Jurnal Sistem Kelistrikan Vol. 9 No. 2 (2022): ELPOSYS Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : UPT - P2M POLINEMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.571 KB) | DOI: 10.33795/elposys.v9i2.617

Abstract

Addition of the Guluk-Guluk Substation, it will affect the flow of power and voltage in the electric power system. Based on the analysis of normal conditions before and after the Guluk-Guluk Substation in terms of the voltage value on each connected bus, it is still within the permitted limits, while the contingency ranking calculation using the Voltage Performance Index (PIv) method can determine contingency conditions N-1 to N -3 before and after the Guluk-Guluk Substation. In this case, it was found that during the contingency conditions N-1 to N-3 before the Guluk-Guluk Substation there was a decrease in the value of the voltage which was still within the permissible limits, but in the N-3 contingency there was also an overload on the line due to the release of two generator units and one channel. After the existence of the Guluk-Guluk Substation, during the N-1 to N-2 contingency conditions the voltage value was still within the permissible limits, but the voltage drop that occurred was bigger than the condition before the Guluk-Guluk Substation. For the N-3 contingency condition the voltage value does not meet the standard due to overload on the Ujung Substation - Bangkalan Substation line and the lack of power flow.
Desain Closed-Loop Boost Converter Berbasis Voltage Lift Cell Untuk Implementasi Penguat Tegangan Masramdhani Saputra; Asfari Hariz Santoso; Slamet Nurhadi; Imron Ridzki; Sri Wahyuni Dali
Elposys: Jurnal Sistem Kelistrikan Vol. 9 No. 2 (2022): ELPOSYS Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : UPT - P2M POLINEMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.068 KB) | DOI: 10.33795/elposys.v9i2.619

Abstract

In this new era the use of Photovoltaic (PV) is increasingly being used as an energy source. However, this technology has a drawback, namely, the intensity of the sun's light is always changing every time. This can cause the output voltage of the Photovoltaic (PV) Cell to be variable or indeterminate. In the Photovoltaic (PV) Cell, a dc-dc converter circuit is needed which functions to regulate and change the output of the Photovoltaic (PV) Cell. Conventional DC-DC boost converters are unable to provide a high step-up voltage boost due to the effects of switching power, rectifier diodes, and equivalent series resistance of inductors and capacitors. In this study, a closed loop design using a PID controller and analysis of a non-isolated boost dc-dc converter based voltage lift technique were carried out to achieve a high step-up voltage gain. In the presented converter two inductors, three capacitors and three power diodes are used. From this structure, this converter is referred to as a voltage lift cell-based boost converter. The structure of the presented converter is considered very simple, since it has only two stages of power. The voltage and current equations of each element with the converter voltage gain under continuous conduction mode (CCM) were extracted. In addition, the steady state analysis of the amplified stress and boundary conditions is discussed in this study. This boost converter circuit is simulated through the PSIM application. From the simulation results in the PSIM application, it is found that the boost converter circuit is able to increase the voltage from 100 V to 400 V and has an error value of 0. The specifications of the simulation results are a duty cycle of 0.6, and a frequency of 10,000 Hz.
Analisis Pemecahan Beban Penyulang Kalipare 20 kV Sri Wahyuni Dali; Imron Ridzki; Muhammad Fahmi Hakim; Hana Nabilla Hapsari; Latasha Fadiela Nurlakshita
Elposys: Jurnal Sistem Kelistrikan Vol. 9 No. 2 (2022): ELPOSYS Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : UPT - P2M POLINEMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.383 KB) | DOI: 10.33795/elposys.v9i2.621

Abstract

The Kalipare feeder is a feeder located at PT PLN (Persero) ULP Sumberpucung where the feeder has a feeder length of 232.9 kms and a load of 161.8 A, with a voltage drop of 17.981 kV, the energy loss that is not channeled in 40.82 minutes is IDR 5,333,734.00. So with that the feeder is carried out there is a splitting of the load into two, namely 86.6 A and 74.4 A, with the end voltage being 19.27 kV, with the energy loss that is not channeled in 40.82 minutes is Rp. 2,454.510.8. This load solving is carried out based on the existing conditions of the Kalipare Feeder in 2019, as well as modeling in the form of simulations using ETAP 12.6 and analyzing the simulation results with the existing load breaking conditions in 2020. Load splitting locations are carried out at 7 points taking into account the value of the investment to be made used to do the job. The locations where the load splitting will be carried out are GI Karangkates, Perempatan Peteng, Tumpakmiri, Kalipare, and Banduarjo with an investment cost of Rp. 21,124,247,696 with the construction of 527 gates. After breaking the load, which resulted in the Kalipare feeder and the Donomulyo feeder, the value of the voltage drop on the Kalipare feeder decreased to 18.25 kV; 8.70%, while the Donomulyo Feeder is 19.241 kV; 3.84%. The solution to the load of the Kalipare feeder will minimize losses due to blackouts and increase customer satisfaction.
Studi Kelayakan Gas Insulated Switchgear di PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia Unit 8 Rohmanita Duanaputri; Imron Ridzki; Mohammad Iqbal Yulianto; M. Syarif Hidayatullah
Elposys: Jurnal Sistem Kelistrikan Vol. 8 No. 1 (2021): ELPOSYS vol.8 no.1 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1283.275 KB) | DOI: 10.33795/elposys.v8i1.624

Abstract

Protection systems are a collection of components that have the same purpose to protect or secure. One of the existing protection systems in the generator is switchgear. At PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia Unit 8 using a switchgear insulated with SF6 gas is called gas insulated switchgear. Gas Insulated Switchgear is the newest of the Switchyard innovations. Innovations that have been developed from air isolation into gas insulation have fewer land use advantages and a better level of density. In determining the feasibility of gas insulated switchgear PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia performs tests consisting of insulation resistance measurements, resistance measurements, gas leakage checks, polarity checking, gas density detectors, testing duration closure and circuit breaker opening. Each test has a pre-defined value limit. Gas Insulated switchgear is said to be feasible to operate when it meets the specified value limits on each test.