Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal%20of%20Experimental%20and%20Clinical%20Pharmacy%20(JECP)

AMILUM JAGUNG PULO (Zea mays ceratina) SEBAGAI ALTERNATIF ZAT PENGIKAT TABLET YANG EKONOMIS Imran, Arlan K.; Mohamad, Fihrina; Kisman, Deyanti; Maku, Zahra Ainun
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 1 (2021): Februari, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i1.197

Abstract

Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah penghasil jagung, dimana Gorontalo merupakan penghasil jagung terbesar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu jenis jagung yang banyak diproduksi adalah jagung pulo (Zea mays ceratina). Sebagian besar atau seluruh pati jagung pulo adalah amilopektin. Kandungan amilopektin yang tinggi menyebabkan jagung menjadi lengket dan pulen seperti ketan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan perekat. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi jagung pulo sebagai bahan pengikat dalam pembuatan sediaan tablet. Artikel ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data potensial yang mendukung dan menunjukkan potensi Pulo Jagung (Zea mays certina) untuk digunakan sebagai bahan pengikat pada sediaan tablet melalui tinjauan literatur yang tersedia.Hasil tinjauan pustaka menunjukkan bahwa jagung pulo memiliki kandungan amilopektin yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jagung lainnya, yaitu 70 persen. Dalam pembuatannya sebagai bahan pengikat tablet, pati jagung pulo (Zea mays certina) harus dibuat dalam bentuk musilago dengan kisaran konsentrasi 5-10%. Cara pembuatannya adalah dengan mensuspensikan pati dengan air. Dalam hal ini, kadar air yang digunakan adalah 11-14%, yang akan menyebabkan tablet berintegrasi dengan cepat. Pembuatannya juga harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik dan tidak terhidrolisis. Dengan hadirnya tepung jagung pulo (Zea mays certina), alternatif pengikat tablet yang lebih ekonomis dan mudah didapat.Kata Kunci:  Amilum, Jangung Pulo, Pengikat, Penyiapan Tablet 
Amilum Jagung Pulo (Zea mays ceratina) Sebagai Alternatif Zat Pengikat Tablet yang Ekonomis Arlan K. Imran; Fihrina Mohamad; Deyanti Kisman; Zahra Ainun Maku
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 1 (2021): Februari, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i1.197

Abstract

Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah penghasil jagung, dimana Gorontalo merupakan penghasil jagung terbesar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu jenis jagung yang banyak diproduksi adalah jagung pulo (Zea mays ceratina). Sebagian besar atau seluruh pati jagung pulo adalah amilopektin. Kandungan amilopektin yang tinggi menyebabkan jagung menjadi lengket dan pulen seperti ketan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan perekat. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi jagung pulo sebagai bahan pengikat dalam pembuatan sediaan tablet. Artikel ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data potensial yang mendukung dan menunjukkan potensi Pulo Jagung (Zea mays certina) untuk digunakan sebagai bahan pengikat pada sediaan tablet melalui tinjauan literatur yang tersedia.Hasil tinjauan pustaka menunjukkan bahwa jagung pulo memiliki kandungan amilopektin yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jagung lainnya, yaitu 70 persen. Dalam pembuatannya sebagai bahan pengikat tablet, pati jagung pulo (Zea mays certina) harus dibuat dalam bentuk musilago dengan kisaran konsentrasi 5-10%. Cara pembuatannya adalah dengan mensuspensikan pati dengan air. Dalam hal ini, kadar air yang digunakan adalah 11-14%, yang akan menyebabkan tablet berintegrasi dengan cepat. Pembuatannya juga harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik dan tidak terhidrolisis. Dengan hadirnya tepung jagung pulo (Zea mays certina), alternatif pengikat tablet yang lebih ekonomis dan mudah didapat.Gorontalo Province is one of the corn producing areas, where Gorontalo is the largest corn producer compared to with other regions in Indonesia. One of the many types of corn produced is corn pulo (Zea mays ceratina). Most or all Pulo corn starch is amylopectin. Amylopectin content which causes the corn to become sticky and fluffier like sticky rice, so it can be used as an adhesive. This article aims to describe the potential of Pulo corn as a binder in tablet preparation. This article was carried out with collect potential data that supports and shows the potential of Pulo Corn (Zea mays certina) to be used as an ingredient binders in tablet preparations through a review of the available literature. Result literature review shows that Pulo corn contains very high amylopectin compared to other types of corn, that is 70%. In its manufacture as a tablet binder, starch Pulo corn (Zea mays certina) must be made in the form of a musilago with concentration range of 5-10%. The way to make it is by suspend starch with water. In this case, the water content used is 11-14%, which will cause the tablet to integrate quickly. The manufacture must also be careful in order to obtain a good and beautiful musilago not hydrolyzed. With the presence of Pulo corn flour (Zea mays certina), alternative to tablet binders that are more economical and easy to obtain.
Skrining Fitokimia dari Ekstrak Metanol Akar Kelor (Moringa oleifera L.) Insyira Fadliana Basri; Fihrina Mohamad; Nangsih Sulastri Slamet; Arlan K. Imran; Rizka Puji Astuti Daud; Fitriah Ayu Magfirah Yunus; Prisca Safriani Wicita; Rakhmadhana Fitraeni Basri
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 2, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v2i2.345

Abstract

Tanaman kelor tumbuh di daerah tropis dan telah dikenal oleh masyarakat sebagai sayur dan berkhasiat sebagai obat tradisional. Sangat jarang ditemukan penelitian yang mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada bagian akar kelor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam akar kelor (Moringa oleifera L.) yang berasal dari Desa Talulobutu, Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian ini menggunakan reagen Mayer dan reagen Dragendorff untuk mengidentifikasi senyawa alkaloid, reagen NaOH 4% untuk mengidentifikasi senyawa tanin, reagen Pb(C2H3O2)2 10% untuk megidentifikasi senyawa flavonoid, dan uji buih menggunakan aquadest panas untuk megidentifikasi senyawa saponin.Moringa plant grows in the tropics and has been known by the public as a vegetable and efficacious as traditional medicine. It is very rare to find studies that identify secondary metabolites in the roots of Moringa. Therefore, this study aims to identify secondary metabolites contained in Moringa root ( Moringa oleifera L.) originating from Talulobutu Village, Bone Bolango Regency. This research method uses Mayer's reagent and Dragendorff's reagent to identify alkaloid compounds, 4% NaOH reagent to identify tannin compounds, Pb(C2H3O2)2  10% reagent to identify flavonoid compounds, and foam test using hot aquadest to identify  saponins compounds.