Tujuan dari penelitian untuk mengetahui: (1) apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) danDouble Loop Problem Solving (DLPS) (2) apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari kemandirian belajar matematika siswa; (3) apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemandirian belajar matematika siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, diambil dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, metode angket, dan metode dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Uji prasyarat analisis menggunakan metode Lilliefors untuk uji normalitas, metode Bartlet untuk uji homogenitas, uji keseimbangan dengan uji-t, dan uji hipotesis menggunakan uji anava dua jalan.Hasil analisis data dengan uji anava dua jalan dengan sel tak sama diperoleh (1) model pembelajaran CPS dan DLPS lebih baik daripada model pembelajaran Konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, (2) siswa dengan kemandirian belajar tinggi dan sedang lebih baik daripada siswa dengan kemandirian belajar matematika rendah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kemandirian belajar matematika siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Kata Kunci :CPS, DLPS, konvensional, pemecahan masalah matematika, kemandirian belajar.