Suku Sasak memiliki tatanan budaya yang terpelihara dan mapan, seperti terlihat pada permukiman tradisional yang terletak di Desa Sade. Tiap bagian ini dinyatakan dengan penyimbolan-penyimbolan tertentu yang sesuai kepercayaan suku sasak. Rumah tradisional suku Sasak di Dusun Sade disebut sebagai bale tani atau bale gunung rata. Di dalam rumah ini terdapat pembagian- pembagian   ruang   yang memiliki   berbagai   tujuan. Misalnya,   bale   dalem   yaitu   tempat untuk memasak atau dapur, tempat menyimpan benda-benda pusaka dan juga tempat tidur untuk anak perempuan keluarga tersebut yang belum menikah. Di bale dalem juga merupakan tempat untuk melahirkan. Bale luar yang merupakan tempat menerima tamu serta tempat berkumpulnya keluarga. Pembagian ruangan memang kasat mata. Ada dinding pemisah antara bale dalem dan bale luar. Namun, elemen-elemen pembentuknya mempunyai makna yang layak untuk diteliti. Makna yang ada memang tidak dapat langsung dipahami, karena diwujudkan dengan tanda-tanda atau simbol. Penelitian ini berfokus pada peninjauan makna dari ruang hunian tradisional Suku Sasak di Dusun Sade dilihat dari pendekatan semiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami makna ruang dilihat dari kegiatan sehari-hari masyarakat Suku Sasak, agar kelak konsep ruang ruang ini bisa digunakan sebagai sumber dalam merancang hunian berjati diri lokalitas nusantara.