Ridlo, Muhammad Rosyid
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STRATEGI PENANAMAN NASIONALISME PADA PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS TENTANG PENANAMAN NASIONALISME PADA SANTRI PONDOK PESANTREN SUNAN GUNUNG JATI BA’ALAWY, GUNUNGPATI, SEMARANG) Arafat, Asrori; Ridlo, Muhammad Rosyid
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.609 KB)

Abstract

Nationalism is a form of expression of the love of citizens in the country's homeland. With a sense of love that will later develop a sense of unity and unity in the country. Today many young generations start to fade the soul of its nationalism so researchers want to know how the institution of boarding schools implanted nationalism to the students. This research took location in Sunan Gunungjati Ba’alawy Boarding School, Gunungpati, Semarang. The theory used in this study was the action theory put forward by Max Weber. This type of research is case studies, data is taken with in-depth interview techniques, observations, and documentation. The samples were taken with purposive sampling techniques and to ensure the validity of the used data triangulation source. From the results of the study can be concluded that the strategi of Sunan Gunung Jati Ba’alawy Boarding School in instilling nationalism is done with daily activities conducted by students, such as when living in the hut, when working on something inside the hut. Through the activities of the week and every month, such as Roan, grave pilgrimage, study, Khitobah, and so forth. And also annual activities, both in the Gamewand and nationally, such as activities on Islamic holidays, the Prophet's mawlid days, to the agenda activities of the country, such as the flag ceremony of 17 August to other events. Some faktors that support among them are the concern of the surrounding community, teachers who can always be an example, the enthusiasm of students, and also good relations with the state devices, such as the TNI and Police. But there are some things that become barriers, one of them is a natural condition that is very comfortable, some students who still have a sense of less sensitive to the surrounding, and also regulations that are less so binding to the students. The implementation of this research will be expected to be a good example of other formal and non-formal education in cultivating nationalism to the younger generation. Keywords: Strategy, Nationalism Internalizing, Boarding School. AbstrakNasionalisme adalah salah satu bentuk ungkapan perasaan cinta para warga Negara terhadap tanah airnya. Dengan adanya rasa cinta itulah yang nantinya akan mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan pada negara tersebut. Dewasa ini banyak generasi muda yang mulai memudar jiwa nasionalismenya sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana lembaga pendidikan pondok pesantren menanamkan nasionalisme kepada para santri. Penelitian ini mengambil lokasi di Pondok Pesantren Sunan Gunungjati Ba’alawy, Gunungpati, Semarang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Max Weber. Jenis penelitian ini adalah Studi Kasus, data diambil dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dan untuk menjamin validitas data digunakan triangulasi sumber. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawy dalam menanamkan nasionalisme dilakukan dengan kegiatan-kegiatan harian yang dilakukan oleh santri, seperti saat hidup dalam pondok, saat mengerjakan sesuatu didalam pondok. Melalui kegiatan rutinan tiap minggu dan tiap bulan, seperti adanya kegiatan roan, ziarah kubur, pengajian, khitobah, dan lain sebagainya. Dan juga kegiatan tahunan, baik secara kegamaan maupun secara nasional, seperti adanya kegiatan di hari raya islam, peringatan maulid nabi, hingga kegiatan agenda negara, seperti upacara bendera 17 Agustus hingga acara lainnya. Beberapa faktor yang mendukung diantaranya adalah kepedulian masyarakat sekitar, guru yang selalu bisa menjadi contoh, antusiasme santri, dan juga hubungan baik dengan perangkat negara, seperti dengan TNI maupun POLRI. Namun ada beberapa hal yang menjadi penghambat, salah beberapa diantaranya adalah kondisi alam yang terlampau nyaman, beberapa santri yang masih memiliki rasa kurang peka terhadap sekitar, dan juga peraturan yang kurang begitu mengikat para santri. Implementasi dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi contoh baik bagi pendidikan formal maupun non-formal lain dalam menanamkan nasionalisme kepada generasi muda. Kata kunci: Nasionalisme, Strategi Penanaman, Pondok Pesantren.