Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi bakteri aerob pada penderita infeksi mata luar di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Angelika, Irene; Rares, Fredine; Porotu'o, John
eBiomedik Vol 8, No 1 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.8.1.2020.27646

Abstract

Abstract: Eye infections are inflammation caused by microorganisms that grow and multiply in the eye. Almost all external eye infections case from all over the world are caused by bacterias. The purpose of this study was to determine aerobic bacteria in patients with external eye infections using gram staining. This study uses a descriptive research method with a cross-sectional approach through bacterial culture research results of secretive swabs from patients with external eye infections at GMIM Pancaran Kasih Hospital Manado. Sample in this study are patients diagnosed with ongoing outer eye infections with no antimicrobe treatment yet. Results show outer eye infection such as conjunctivitis 12 (60%), hordeoulum 4 (20%), keratitis 3 (15%) and keratoconjunctivitis 1 (5%). By age group 1 - 25 years 3 (15%), 26 - 50 years 3 (15%), and  >51 found 14 (70%). By gender there are male 9 (55%) and  female 11 (55%). 7 patients are housewives (35%) and housewives are found to be more susceptible to eye infection than the others. Culture growth was obtained in 14 (80%) samples and there was no growth in 4 (20%) samples Gram-positive bacteria consist of either Staphylococcus sp, or Streptococcus sp, with Gram-negative rods with a total of 11 (78.5%) samples were found to be higher than those with Gram-negative Coccus bacteria in 2 (10%) samples. In conclusion, the highest number of conjunctivitis from outside eye infections found to be the most common in housewives females that in >50 years age group and mostly caused by gram-positive bacteria.Keywords: Aerobic bacteria, external eye infections, gram staining  Abstrak:Infeksi mata merupakan peradangan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak pada mata, hampir di seluruh dunia infeksi mata luar disebabkan oleh bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bakteri aerob pada penderita infeksi mata luar dengan menggunakan pewarnaan gram. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional  melalui penelitian kultur bakteri hasil swab sekret penderita infeksi mata luar di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang telah di diagnosis sebagai infeksi mata luar dengan infeksi yang masih berlanjut dan belum menjalani pengobatan dengan antimikroba. Hasil penelitian yang didapatkan infeksi mata luar ialah konjungtivitis 12 (60%), hordeoulum 4 (20%), keratitis 3 (15%) dan keratokonjungtivitis 1 (5%). Kelompok usia 1 - 25 tahun 3 (15%), 26 - 50 tahun 3 ( 15%), dan >51 didapatkan 14 (70%). Laki-laki didapatkan 9 (55%) sedangkan perempuan 11 (55%) lebih banyak ditemukan. Jenis pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 7 (35%) penderita lebih banyak ditemukan daripada jenis pekerjaan yang lain. Pertumbuhan kultur didapatkan sebanyak 14 (80%) sampel dan tidak ada pertumbuhan 4 (20%) sampel. Bakteri gram positif yaitu Staphylococcus sp, Streptococcus sp,Batang Gram negatif dengan total 11 (78,5%) sampel lebih banyak dibadingkan bakteri gram negatif Coccus sebanyak 2 (10%) sampel. Simpulan pada penelitian ini ialah infeksi mata luar terbanyak konjungitivits pada kelompok umur tersering diatas 50 tahun berjenis kelamin perempuan yang memiliki pekerjaan ibu rumah tangga lebih tinggi disebabkan bakteri Gram positif yang sering ditemukan.Kata kunci: Bakteri aerob, infeksi mata luar, pewarnaan gram.
Evaluasi Radiologi pada Kasus Fraktur Basis Kranii Angelika, Irene; Prasetyo, Eko
Jurnal Biomedik : JBM Vol 13, No 3 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.3.2021.33050

Abstract

Abstract: Skull base fractures, namely fractures that extend through the base of the anterior, middle, or posterior cranial fossa that occur in about 7% to 16% of non-perforating head injuries, are caused by trauma with relatively high velocity, and are most frequently caused by a high-speed motor vehicle accident. Pedestrian injuries, falls and assault are other related causes. Penetrating trauma, especially gunshot wounds, is much rarer and accounts for less than 10% of cases. This research method is in the form of literature review. The literature was collected using several databases, such as ClinicalKey and Google Scholar with the keywords radiology and base skull fracture, this article was obtained according to keywords and was screened according to inclusion and exclusion criteria. There are 11 journals full text that will be reviewed according to the criteria consisting of one retrospective study, one clinical review, two literature reviews, three review articles, one prospective study, one case report, one descriptive study and one comparative study. This study shows that 11 literature reviews radiological evaluation in the case of cranii basis. In conclusion, radiology is the most important examination required in patients who are suspected of suffering from fracture of the base cranii is a non-contrast head CT scan.. Other radiological examinations that can be used are plain radiographs of the head, and angiography.Key words: Skull base fractures, basis cranii, radiology  Abstrak: Fraktur basis cranii, yaitu fraktur yang meluas melalui dasar fossa kranial anterior, tengah, atau posterior yang terjadi pada sekitar 7% hingga 16% dari cedera kepala non-perforans, disebabkan oleh trauma dengan kecepatan yang relatif tinggi, dan paling sering disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor berkecepatan tinggi. Cedera pejalan kaki, jatuh, dan penyerangan adalah penyebab terkait lainnya. Trauma tembus, terutama luka tembak jauh lebih jarang dan terhitung kurang dari 10% kasus. Metode penelitian ini dalam bentuk studi pustaka (lirerature review). Literature di kumpulkan menggunakan beberapa database, seperti ClinicalKey dan Google Scholar dengan kata kunci radiology dan base skull fracture, artikel ini didapatkan sesuai dengan kata kunci dan dilakukan skrining sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 11 jurnal full text yang akan dilakukan review yang sesuai kriteria terdiri atas satu retrospective study, satu clinical review, dua literature review, tiga review article, satu prospective study, satu case report, satu descriptive study dan satu comparative study. Penelitian ini menunjukkan bahwa 11 literatur mengulas tentang evaluasi radiologi pada kasus basis cranii. Sebagai simpulan, radiologis merupakan pemeriksaan paling utama yang diperlukan pada pasien yang dicurigai menderita fraktur basis cranii adalah pemeriksaan CT-Scan non kontras kepala.. Pemeriksaan radiologi lain yang dapat digunakan adalah pemeriksaan foto polos kepala, dan angiografi.Kata kunci: Patah tulang dasar kepala, basis kranii, radiologi