Wibowo, Satrio Hasto Broto
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Fenomena ragam spiritualitas rumah Jawa Wibowo, Satrio Hasto Broto
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v1i2.101

Abstract

Budaya spiritualitas masyarakat Jawa terwujud dalam beragam arsitektur rumah Jawa.  Spiritualitas dalam ragam  rumah Jawa masih banyak yang belum terungkap menjadi ilmu pengetahuan. Penelitian ini bertujuan mengungkap ragam spiritualitas yang mendasari keberadaan ragam rumah Jawa di berbagai wilayah Jawa. Riset lapangan (field research) menjadi metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  spiritualitas dalam rumah Jawa berupa keberadaan sumber spiritualitas di dalam dan di luar  rumah Jawa yang berpengaruh terhadap penghuni maupun fisik arsitektural. Sumber spiritual yang berada di dalam rumah berupa Sunan Walisanga, Dewi Sri (mbokde Sri) dan Pasungdari. Keberadaan mereka termnifesatasikan pada ruang (senthong tengah dan pusat rumah)  da pada  rangka rumah. Sumber spiritual yang berada di luar rumah adalah Ratu Kidul di Laut Selatan dan Dewa-dewi di Keblat. Keberadaan mereka berimplikasi pada arah hadap rumah Jawa menghadap Selatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa rumah Jawa memiliki ragam spiritualitas yang berbeda-beda dan  mendasari terbentuknya arsitektural rumah Jawa.
Konsep simbolisme pohon hayat pada Pusat Batik Yogyakarta Putra, Alfonsus Nanda Fianto; Setyawan, Hadi; Wibowo, Satrio Hasto Broto
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v1i2.99

Abstract

Batik adalah karya budaya asli Yogyakarta dan Indonesia secara umum yang telah ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan budaya intangible dunia. Penetapan batik sebagai karya budaya dunia oleh Unesco mendorong dilakukannya penelitian untuk perlindungan terhadap batik. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan konsep disain wadah atau badan Pusat Batik Yogyakarta. Konsep disain ini merupakan manifestasi dari kebutuhan akan wadah fisik yang berfungsi untuk menjaga, mengembangkan dan membina batik. Hal tersebut dilakukan sebagai  bentuk implementasi safeguarding terhadap warisan budaya intangible batik oleh Unesco. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi lapangan dan literatur; sedangkan metode disain digunakan metode simbolisme menurut Broadbent, 1980. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh temuan bahwa batik sebagai warisan dunia merupakan bagian dari hasil budaya dunia yang turut mewarnai budaya dunia tak benda yang layak untuk dijaga, dikembangkan dan dibina agar tetap lestari dan berkelanjutan terus menerus keberadaannya. Dari penelitian ini juga telah berhasil ditemukan  konsep disain Pusat Batik Yogyakarta sebagai wadah penjaga batik dengan mengambil motif pohon hayat sebagai simbol  perwujudan tata dan bentuk masa (bentuk bangunan). 
Analisa bentuk bangunan Loji Klunthung Setyowati, Endang; Wibowo, Satrio Hasto Broto
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v1i2.111

Abstract

Loji Klunthung adalah istilah yang dipakai untuk menyebutkan sebuah bangunan dengan bentuk lengkung, hampir menyerupai lingkaran. Struktur utama berupa struktur lengkung dari bahan baja. Struktur memakai struktur pelengkung tiga sendi dengan tumpuan dua buah sendi dan satu tambahan sendi pada puncak lengkungan. Struktur utama dan bahan bangunan yang dipakai adalah bahan-bahan yang dapat memungkinkan terjadinya gaya tarik pada struktur dan bagian-bagian bangunan.
PERAN RUANG SOEKARNO-NEHRU SEBAGAI BANGSAL PRINGGITAN PADA DALEM MANGKUBUMEN Murti, Desy Ayu Krisna; Wibowo, Satrio Hasto Broto
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 16, No 2: Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1203.376 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v16i2.10601

Abstract

Dalem Mangkubumen merupakan kompleks yang dibangun oleh Sultan HB VI untuk putra mahkota yang akan diangkat menjadi HB VII pada tahun (1855- 1977). Pada masanya Dalem Mangkubumen diperuntukan untuk calon raja, sehingga dari segi arsitektural hampir menyerupai keraton. Oleh karena itu pula nama lain Dalem Mangkubumen adalah Keraton Alit. Setelah HB VII bertahta, maka fungsi Dalem Mangkubumen diperuntukan untuk tempat tinggal bagi para pangeran, antara lain Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Juminah, yang setelahnya tidak lagi ditempati hingga tahun 1942. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi dan peran bangsal pringgitan pada Dalem Mangkubumen, sejak tidak digunakan lagi sebagai tempat tinggal pangeran, hingga keberadaannya sampai saat ini. Metode yang digunakan adalah kualitatif diskriptif, dengan observasi dan study literature untuk mengungkap peran bangsal pringgitan. Bangsal pringgitan sempat digunakan untuk pertemuan Presiden Soekarno, PM India Jawaharlal Nehru dan Sri Sultan HB IX, sehingga dinamakan bangsal Soekarno-Nehru. Beberapa elemen arsitektural dan struktural masih terjaga keasliannya. Perubahan hanya dilakukan pada bagian sekat dan beberapa material plafon. Dari aspek fungsinya memiliki karakteristik yang cenderung sama dari awal hingga saat ini, yaitu sebagai ruang pertemuan yang bersifat umum. Sedangkan dari aspek konstelasi susunannya secara mikro memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh pringgitan lain, seperti bentuk atap dan besaran ruang yang meskipun mengalami perubahan, namun tetap mempertahankan prinsip yang ajeg, yaitu tempat untuk pertunjukan dengan gaya arsitektur mengikuti arsitektur Keraton Yogyakarta.
Fenomena Penggunaan Kayu pada Rumah Tradisional di Tepus, Gunungkidul, D.I Yogyakarta Ismoyo, Anggoro Cipto; Wibowo, Satrio Hasto Broto
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v3i2.163

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep dan nilai-nilai lokal tentang fenomena penggunaan kayu pada rumah-rumah tradisional di Tepus, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. Dalam prosesnya, peneliti terlibat langsung di lapangan untuk mengenali, menggali, dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari objek maupun sumber-sumber informasi di lapangan, sehingga ditemukan tema-tema. Tema-tema tersebut kemudian dianalisis kedalam kategori-kategori sehingga dapat dikenali pola-pola umumnya untuk diintepretasikan dalam suatu konseptualisasi melalui generalisasi untuk memperoleh tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena tentang penggunaan kayu pada rumah tradisional di Tepus dipengaruhi oleh nilai-nilai ekonomis, pengetahuan lokal, dan religi.