Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT  (STBM)  TERHADAP  KEJADIAN  INFEKSI KECACINGAN PADA PEKERJA PENYADAP KARET Gazali, M; Marwanto, Andriana; Rahmawati, Ullya
Journal of Nursing and Public Health Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.751 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v6i2.639

Abstract

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan khususnya infeksi kecacingan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan mengeluarkan program unggulan yang patut diuji coba yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan STBM 5 pilar dengan kejadian penyakit kecacingan pada tenaga penyadap karet di wilayah Pustu Bukit Gadis Puskesmas Cahaya Negeri Kabupaten Seluma. Metode penelitian adalah cross sectional dan dilanjutkan dengan uji statistik. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan 5 variabel STBM dengan kejadian penyakit kecacingan pada tenaga penyadap karet di wilayah Pustu Bukit Gadis. Variabel dominan penyebab penyakit kecacingan yaitu pilar 1 buang air besar sembarangan, pilar 2 cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan pilar 4 tentang pengelolaan sampah rumah tanggga yang kurang baik. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi petugas kesehatan dalam melakukan pembinaan STBM di masyarakat sehingga bisa mendeklarasikan pilar 1 yaitu desa bebas dari buang air besar sembarangan.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG KELURAHAN PEMATANG GUBERNUR KOTA BENGKULU Marwanto, Andriana; ., Netrianis; ., Mualim
Journal of Nursing and Public Health Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.594 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v7i1.754

Abstract

Latar belakang: Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop BABs yang merupakan pintu masuk sanitasi total dan merupakan upaya memutuskan rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku minum, makan dan lainnya. STBM diharapkan dapat merubah perilaku kelompok masyarakat dalam upaya memperbaiki keadaan sanitasi lingkungan mereka, sehingga tercapai kondisi Open Defecation Free (ODF). faktor penentu perilaku terdiri dari faktor predisposisi (pengetahuan, tindakan), faktor pemungkin (sosialisasi, sarana-prasarana), faktor penguat (dukungan keluarga dan petugas kesehatan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 96 responden. Data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi tentang pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan STBM. Hasil: sebanyak 66,7% masyarakat memiliki pengetahuan baik dan 51,1% memiliki sikap mendukung dalam pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar pertama. dalam pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar pertama. sebanyak 60 % respondenpada kelompok kasus mempunyai riwayat pajanan pestisida dan kadar. Tingkat pengetahuan dan sikap secara signifikan berhubungan tindakan STBM pilar pertama. (p-value 0,006; 0,025). Simpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap berhubungan dengan tindakan STBM pilar pertama.
Hubungan Pajanan Pestisida dengan Kejadian Goiter pada Anak Usia Sekolah Dasar di Area Pertanian Hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Marwanto, Andriana; Setiani, Onny; Suhartono, Suhartono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.17.2.104-111

Abstract

Latarbelakang:Intensitas penggunaan pestisida yang berlebihan dan pelaksanaan penyemprotan yang tidak sesuai aturan dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi anak-anak, yang secara langsung maupun tidak langsung terpajan oleh pestisida. Pestisida dapat mengganggu proses sintesis dan metabolisme hormon tiroid dengan mengganggu reseptor TSH (TSH-r) di kelenjar tiroid. Kelenjar tersebut membesar sebagai kompensasi untuk meningkatkan output hormon tiroid. Pembengkakan leher akibat pembesaran kelenjar tiroiddisebutgoiter. Kelainan kelenjar tiroid pada anak-anak dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat pajanan pestisida dengan kejadian goiter pada siswa-siswa SD di wilayah pertanian hortikultura wilayah kerja Puskesmas Ngablak Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.Metode:Penelitian ini menggunakan desain Case control (kasus control). Sampel pada penelitian ini adalah 60 siswa kelas 4-6 yang terdiri dari 20 siswa yang mengalami goiter sebagai kasus dan 40 siswa sebagai kontrol. Data diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar UEI dalam urine dan wawancara.Hasil:sebanyak 60 % respondenpada kelompok kasus mempunyai riwayat pajanan pestisida dan kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU)pada anak mempunyai nilai rata rata (Mean) 176,183µg/L dengan kisaran 30 µg/L - 291µg/L, nilai median 182µg/L. Riwayat pajanan pestisida secara signifikan berhubungan dengan kejadian goiter dengannilai p-value: 0,013 (p<0,05), OR; 5,41 95% CI; 1,53-19,12 Simpulan:Kesimpulan penelitian ini adalah riwayat pajanan pestisida dalam hal keterlibatan anak pada kegiatan pertanian merupakan faktor resiko terhadap kejadian goiter. ABSTRACTTitle: Exposure Pesticide Associated with Incidence of Goiter in Elementary School Students in the Areas of Agriculture  in Sub District Ngablak District MagelangBackground:The intensity and excessive use of pesticides and spraying methods which not appropriate may cause health problems to farmers exposed directly as well as children who are indirectly exposed to pesticide. Pesticides can disrupt the synthesis process and thyroid hormone metabolism by disturbing the TSH receptor (TSH-r) in thyroid gland. The gland is enlarged as a compensation to increase thyroid hormone output. swelling of the neck from an enlarged thyroid gland is called Goiter. Thyroid unloyment caused by inhibition of thyroid hormone synthesis may cause growth disorders. The purpose of this study was to determine the exposure pesticide associated to the incidence of Goiter in elementary school students in agriculture areas at the Sub District NgablakMagelang.Method:This study was observational study with case control design. The sample in this study were 60 students of grade 4-6 consisting of 20 students who incidence goiter as the case and 40 students as control. The data Data was taken  from UEI examination results in urine and interview. Result:That 60% of respondents in the case group had a history of pesticide exposure and iodine excretion level of Urine (EIU) in children had mean of 176,183 μg / L with a range of 30 μg / L - 291 μg / L, median value 182 μg/L. The history of pesticide exposure was significantly related to goiter events with p-value values: 0.013 (p <0.05), OR; 5.41 95% CI; 1.53-19.12.Conclusion:This study concluded thathistory of pesticide exposure in terms of children's involvement in agricultural activities is a risk factor to g incidence of Goiter
PERBEDAAN PENURUNAN KANDUNG FE (BESI) DI SUMUR GALI MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BIJI KAPUK (CEIBA PENTANDRA) SEBAGAI ADSORBEN ADEKO, RIANG; MARWANTO, ANDRIANA
Journal of Nursing and Public Health Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v8i2.1196

Abstract

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satu pencemar kimia yang paling banyak ditemukan dalam air adalah Fe. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar Fe adalah dengan proses adsorbsi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketebalan arang aktif biji kapuk (ceiba pentandra) paling efektif dalam menurunkan Fe pada air sumur gali. Jenis penelitian yang dilakukan adalah quasi experiment, subjek penelitian ini adalah air sumur gali dan biji kapuk, dan objek adalah kadar Fe. Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan uji Benferroni. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya penurunan kadar Fe pada Air Sumur Gali setelah dilakukan adsorbsi, yaitu sebesar 44,54% - 74,09% pada setiap ketebalan. Dari hasil analisis data maka didapatkan ketebalan arang aktif biji kapuk paling efektif untuk menurunkan kadar Fe adalah 50 cm. Diharapkan peneliti lain juga memeriksa dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses adsorbsi.
Pemanfaatan lubang biopori sebagai resapan air hujan dan kompos alami di wilayah Kelurahan Penurunan Kota Bengkulu Marwanto, Andriana; Mualim, Mualim
Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI) Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/jphi.v3i1.511

Abstract

Most of the rainwater that falls to the earth cannot seep directly into the ground and eventually becomes runoff or what is often called surface water. Rainwater runoff that is not handled properly will cause various problems for the community, especially flooding. The negative impact of changing or losing catchment areas is that they cannot withstand the flow rate of water due to rainfall, causing stagnation of water or even flooding. Flood hazard in residential areas often occurs due to changes in land use from infiltration areas to watertight areas. Solutions that can be used to overcome flood problems, especially for dense residential areas or those with minimal rainwater infiltration, can be done by using biopore technology. The method used in this community service activity is to provide community empowerment regarding the use of biopore holes as rainwater infiltration and natural compost with demonstrations and practice of making biopore holes. The result of this community service activity is that the activity participants are able to make biopore holes as rainwater infiltration and natural compost which can then make biopore holes around the home page and share information and skills with other communities so that they can reduce standing water when it rains and can take advantage of compost management. Key words: biopore holes, infiltration water and compost