Pinang (Areca Catechu L), merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai obat. Tanaman ini dikatakan sebagai tanaman serbaguna karena mulai dari daun, batang, serabut, dan biji dapat dimanfaatkan. Daun tanaman tersebut banyak mengandung minyak atsiri, biji buahnya banyak mengandung tannin dan alkaloid. Tannin merupakan senyawa yang sangat penting penggunaannya dalam bidang kesehatan dan bidang industri, sedangkan alkaloid biasanya dimanfaatkan sebgai penyamak kulit. Pengambilan tannin dari buah pinang dapat dilakukan dengan ekstraksi menggunakan pelarut. Banyak faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi antara lain jenis pelarut, konsentrasi pelarut, jumlah pelarut, waktu, suhu dan kecepatan pengadukan. Dalam penelitian ini akan dipelajari pengaruh waktu, suhu dan kecepatan pengadukan terhadap jumlah tannin yang dapat terekstrak. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 96% Proses pengambilan tannin dalam penelitian ini dilakukan dengan menghaluskan buah pinang yang sudah dikeringkan kemudian ditambahkan pelarut etanol dengan volume tertentu pada labu alas bulat yang dilengkapi dengan pengaduk, dipanaskan dalam water bath dengan suhu yang divariasikan, dilakukan pengadukan dengan kecepatan pengadukan divariasikan, proses dilakukan dalam waktu yang divariasikan untuk memperoleh tannin yang maksimal. Hasil ekstraksi disaring untuk memisahkan larutan dari padatannya, kemudian tannin dipisahkan dari pelarutnya dengan cara penguapan. Haslnya dianalisis untuk mengetahui prosentase tannin yang dapat terekstrak. Berdasarkan hasil penelitian ini dengan menggunakan 50 serbuk pinang dengan 250 ml etanol 96% diperoleh kondisi proses optimal menggunakan ekstraksi waktu 2,5 jam, kecepatan pengadukan 500 rpm, dan suhu 60ËšC dengan prosentase hasil sebesar 0,8898%.