Diantha Soemantri
Department Of Medical Education Faculty Of Medicine Universitas Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : eJournal%20Kedokteran%20Indonesia

Adaptasi Kuesioner Satisfaction Scale for E-Learning Process Versi Indonesia: Evaluasi Kepuasan Mahasiswa terhadap Pembelajaran 4C/ID Witri Abriya; Marcellus Simadibrata; Diantha Soemantri
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 9, No. 3 - Desember 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.937 KB) | DOI: 10.23886/ejki.9.72.169-77

Abstract

Model 4C/ID adalah desain instruksional yang menciptakan lingkungan pembelajaran berbasis keseluruhan tugas. Kuesioner Satisfaction Scale for e-Learning Process merupakan kuesioner untuk mengukur kepuasan peserta didik terhadap proses pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan adaptasi kuesioner Satisfaction Scale for e-Learning Process versi bahasa Indonesia. Penelitian terdiri atas empat tahap yaitu forward translation, backward translation, expert review, dan pilot study. Forward translation adalah penerjemahan kuesioner ke bahasa Indonesia oleh penerjemah bersertifikat. Backward translation merupakan penerjemahan kembali kuesioner ke bahasa Inggris oleh penerjemah yang berbeda. Expert review adalah proses validasi konten oleh 8 orang ahli menggunakan skala CVI dan S-CVI. Pilot study dilakukan terhadap 30 mahasiswa yang dipilih secara acak. Forward dan backward translation menunjukkan kesesuaian maksud dengan kuesioner aslinya. Nilai I-CVI menunjukkan bahwa 28 butir kuesioner valid (skor >0,75), dan satu butir tidak valid (skor <0,75). Nilai S-CVI (skor ≥0,90) menunjukkan bahwa keseluruhan kuesioner adalah valid. Kuesioner Satisfaction Scale for e-Learning Process versi bahasa Indonesia adalah valid, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengevaluasi penerapan model 4C/ID pada pembelajaran keterampilan klinis secara daring.
Evaluasi Persepsi dan Kompetensi Pendidikan Interprofesional Mahasiswa di Rotasi Klinik Gita Sekar Prihanti; Diantha Soemantri; Ardi Findyartini
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 10, No. 1 - April 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.331 KB) | DOI: 10.23886/ejki.10.109.4-12

Abstract

Kolaborasi interprofesional terbukti meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pendidikan interprofesional (IPE) di tahap pendidikan akademik dan klinik penting untuk menanamkan kemampuan kolaborasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan kompetensi IPE mahasiswa sebelum dan sesudah IPE rotasi klinik. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan pada bulan November 2020 hingga Januari 2021 di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (FK-FIKES UMM). Pengambilan sampel dilakukan dengan consequtive sampling. Penelitian ini melibatkan 278 mahasiswa dari tiga program studi yaitu, 152 mahasiswa kedokteran (54,7%), 80 farmasi (28,8%) dan 46 keperawatan (16,5%). IPE di rotasi klinik berlangsung selama dua minggu menggunakan metode pembelajaran aktif. Persepsi IPE diukur menggunakan Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) sedangkan Interprofessional Collaborative Competency Attainment Survey (ICASS) untuk menilai kompetensi IPE sebelum dan sesudah IPE. Hasil menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0,033) dan persepsi (p=0,000) mempengaruhi kompetensi IPE sesudah IPE. Tidak didapatkan perbedaan persepsi dan kompetensi IPE antar profesi sebelum maupun sesudah IPE, namun semua mahasiswa mengalami peningkatan persepsi dan kompetensi secara bermakna. Di awal pembelajaran, persepsi (61,29±6,537) dan kompetensi IPE (121,92±14,039) mahasiswa kedokteran berada di urutan kedua setelah keperawatan. Setelah IPE, persepsi mahasiswa kedokteran menempati urutan tertinggi (65,22±8,63) sedangkan kompetensi IPE mahasiswa kedokteran berada di urutan terendah (126,08±4,345) dibandingkan dua kelompok lain. Jenis kelamin dan persepsi berperan penting untuk mempengaruhi kompetensi IPE. Upaya berkelanjutan diperlukan untuk membangun persepsi IPE agar dapat meningkatkan kompetensi IPE sehingga menghasilkan kolaborasi yang baik.