Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisa Perkembangan Struktur Aluminum (AC2B) dengan Pengaruh Penambahan Stronsium pada Part Transmisi Sub Assy Menggunakan Metode Pengecoran Gravity Dies Casting Antonius, Dikky; Budiarto, Budiarto; Atmadi, Priyono; Pratama, Rakha Anugrah
Rekayasa Mesin Vol 10, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jrm.2019.010.03.4

Abstract

Recently, one of the problems faced by the automotive industry is the frequent failure parts produced by casting processes such as uncomplete filling, low mechanical properties, shrinkage (non-uniform shrinkage), and porosity. In this research, the modification method with the addition of strontium while aluminum being melted is held. This experiment was made to solve either the shrinkage problem or porosity. The improvement of the mechanical properties of aluminum also become one of the purposes of the experiment. The concentration of strontium added was 0 wt.% Sr, 0.005wt.% Sr, 0.0075wt.% Sr, and 0.01 wt.%. The results show that the increased Sr content on AC2B will increase the mechanical properties, while the optimum value occurred by addition value 0.01wt. % Sr. However the results also show that the concentration of strontium has no effect on reducing shrinkage porosity, and can reduce the size of aluminum dendrites.
Analisis Pengaruh Waktu Artificial Age Terhadap Kekerasan, Densitas Dan Struktur Kristal Paduan Alumunium (7075) Untuk Bahan Sirip Roket Budiarto, Budiarto; Antonius , Dikky; Putra , Brillian Ardiana
Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 20 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.919 KB) | DOI: 10.31599/jki.v20i1.67

Abstract

A heat treatment study has been carried out on Al 7075 alloys. Al 7075 Alloys have strong, lightweight, corrosion-resistant, and good thermal conductivity properties. To meet the requirements of the Al-7075 alloy, a T6 heating process can be used. The T6 process begins with a heated solid solution at temperatures above 570 ° C held for 1 hour, then dip it quickly in water media, as well as the artificial aging process time variations of 1, 4, and 20 hours at a temperature of 210°C. After the cooling process, the specimen is then carried out in a metallographic process. Characterization of hardness by Vickers scale obtained that Al 7075 alloy without heat treatment gave a hardness rate of 84.1 HV. Al 7075 test sample in which heat treatment gave the highest hardness value of 144.90 HV obtained at a combination of the aging temperature of 210°C aging time of 20 hours, an increase in hardness value of 42.96%. The crystal structure test using Scanning Electron Microscope (SEM), showed that the Al 7075 test sample without heat treatment showed the dominant Al matrix, whereas in the Al 7075 test sample after going through the T6 process, the CuA12, AlCuMg, MgZn2 phases were used to harden the alloy. Crystal size, dislocation density, and crystal lattice strain with X-Ray Diffraction (XRD), indicate an increase in crystal size as the heating time of artificial aging increases. While the dislocation density and lattice strain increase during the artificial aging period of 1 hour and 4 hours, then at 20 hours experience a decrease in dislocation density and lattice strain. Keywords: Al-7075 alloys, artificial aging, T6, hardness, Vickers, crystal structure, crystal size, dislocation density, lattice strain. Abstrak Telah dilakukan studi perlakuan panas terhadap paduan Al 7075. Paduan Al 7075 mempunyai sifat kuat, ringan, tahan korosi, dan konduktifitas termal yang baik. Untuk memenuhi syarat paduan Al-7075 dapat dipakai dilakukan proses pemanasan T6. Proses T6 dimulai dengan dipanaskan solid solution pada suhu diatas 570°C ditahan selama 1 jam, kemudian celup cepat di media air, serta proses penuaan buatan (artificial aging) variasi waktu 1, 4, dan 20 jam pada suhu 210°C. Setelah proses pendinginan, spesimen ini kemudian dilakukan proses metalografi. Karakterisasi kekerasan dengan skala Vickers, diperoleh bahwa paduan Al 7075 tanpa perlakuan panas memberikan angka kekerasan sebesar 84,10 HV. Sampel uji Al 7075 yang mengalami perlakuan panas memberikan nilai kekerasan tertinggi sebesar 144,90 HV diperoleh pada kombinasi temperatur aging 210°C waktu aging 20 jam, terjadi kenaikan nilai kekerasan sebesar 41,96%. Pengujian struktur kristal dengan Scanning Electron Microscope (SEM), menunjukkan bahwa pada sampel uji Al 7075 tanpa perlakuan panas terlihat matriks Al yang dominan, sedangkan pada sampel uji Al 7075 setelah melalui proses T6 memunculkan fasa CuA12, AlCuMg, MgZn2 yang berfungsi mengeraskan paduan. Ukuran kristal, kerapatan dislokasi, dan regangan kisi kristal dengan X-Ray Diffraction (XRD), menunjukkan bertambahnya ukuran kristal seiring dengan lamanya waktu pemanasan penuaan buatan. Sedangkan densitas dislokasi dan regangan kisi meningkat selama periode waktu pemanasan 1 jam dan 4 jam, lalu pada waktu 20 jam mengalami penurunan densitas dislokasi serta regangan kisi. Kata Kunci: Paduan Al-7075, penuaan buatan, T6, kekerasan, Vickers, struktur kristal, ukuran kristal, kerapatan dislokasi, regangan kisi.
Analisis Pengaruh Suhu Artificial Age Terhadap Kekerasan, Densitas dan Struktur Kristal Paduan Alumunium (5052) Untuk Bahan Sirip Roket Regi Megantara; Budiarto Djono Siswanto; Dikky Antonius
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 4, No 2 (2020): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v4i2.4040

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan percobaan perlakuan panas T6 terhadap paduan Al 5052 yang mempunyai sifat kuat, ringan, mudah dibentuk, tahan karat, serta konduktifitas termal yang baik namun memiliki kelemahan yaitu kekuatannya . Untuk memenuhi syarat paduan Al-5052 sebagai bahan fin roket, dapat dilakukan metode proses pemanasan T6. Proses T6 dimulai dengan dipanaskan solid solution pada suhu diatas 500°C ditahan selama 1 jam, kemudian dilakukan pendingan cepat melalui media air, serta proses penuaan buatan (artificial aging) dengan variasi suhu 140°C, 170°C dan 200°C selama 30 menit. Setelah proses pendinginan, spesimen ini kemudian dilakukan proses metalografi. Karakterisasi kekerasan dengan skala Vickers, diperoleh bahwa paduan Al 5052 tanpa perlakuan panas memberikan angka kekerasan sebesar 86,10 HV. Sampel uji Al 5052 yang mengalami perlakuan panas memberikan nilai kekerasan tertinggi sebesar 144,90 HV diperoleh pada kombinasi temperature aging 200°C waktu aging 30 menit, terjadi kenaikan nilai kekerasan sebesar 68%. Pengujian struktur mikro dengan Scanning Electron Microscope (SEM), menunjukkan bahwa pada sampel uji Al 5052  tanpa perlakuan panas terlihat matriks Al yang dominan, sedangkan pada sampel uji Al 5052 setelah melalui proses T6 memunculkan fasa MgZn2  yang meningkatkan nilai kekerasan (sifat mekanik) secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan kadar Mg dalam jumlah yang besar pada paduan Alumunium juga dapat menaikkan kekuatan tarik. Pengujian ukuran kristal, kerapatan dislokasi, dan regangan kisi mikro dengan X-Ray Diffraction (XRD), menunjukkan bertambahnya ukuran kristal seiring dengan lamanya waktu pemanasan penuaan buatan. Sedangkan densitas dislokasi dan regangan kisi meningkat selama dengan variasi suhu 140°C, 170°C dan 200°C.
Pengaruh Waktu Artificial Aging terhadap Struktur Kristal, Kerapatan Dislokasi dan Kekerasan pada Paduan Al-7075 Dian Permata Putri; Budiarto Djono Siswanto; Dikky Antonius
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 4, No 2 (2020): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v4i2.4045

Abstract

Sintesis paduan Aluminium (7075) dengan metalurgi butiran dan proses T6 serta pengaruh waktu artificial aging terhadap struktur kristal, ukuran kristal, kerapatan dislokasi, regangan kisi, dan kekerasan telah dilakukan. Aluminium murni pada umunya mempunyai sifat lunak, tahan korosi, konduktivitas termal yang baik, dan dapat  ditempa, namun untuk meningkatkan sifat mekanik melalui perlakuan panas T6 (solid solution, quenching, age hardening). Paduan aluminium 7075 dilakukan proses solid solution suhu 5500C selama 1 jam, didinginkan hingga mencapai suhu ruang dan selanjutnya proses penuaan buatan (artificial aging) dengan variasi waktu 1, 24 dan 30 jam pada suhu 2000C didinginkan hingga mencapai suhu ruang. Proses selanjutnya sampel akan dilakukan proses metalografi. Paduan aluminium 7075 mencapai kekerasan maksimum pada suhu artificial aging 2000C dengan holding time 1 jam sebesar 23,035 HBN, karena terbentuk presipitat (endapan) Mg2Si dan MgZn2. Sedangkan pengujian untuk sampel Aluminium 7075 tanpa perlakuan panas mempunyai nilai kekerasan sebesar 20,118 HBN. Namun pada sampel material paduan Al 7075 setelah penuaan buatan dari waktu tahan 1 jam dibandingkan waktu tahan 24 jam dan 30 jam terjadi penurunan kekerasan sebesar 17,93% dan 14,58%. Pengujian komposisi unsur kimia pada Aluminium 7075 dengang menggunakan EDX, menunjukkan komposisi unsur kimia yang sama yaitu Al, Mg,Si, dan Zn. Ukuran kristal terbesar pada bidang indeks Miller (2 0 0) terjadi pada perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC holding time 30 jam sebesar 23,94550 nm. Dan ukuran kristal terkecilnya terjadi pada perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC holding time 24 jam sebesar 3,4405 nm. Densitas dislokasi terbesar pada bidang indeks Miller (2 0 0), perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC holding time 24 jam sebesar 0,08448 garis/mm2. Untuk densitas dislokasi terkecil pada bidang indeks Miller (2 0 0), perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC holding time 24 jam sebesar 0,00174 garis/mm2. Regangan kisi mikro terendah pada bidang indeks Miller (3 1 1), perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC waktu tahan 30 jam yaitu 3,78% dan regangan kisi mikro terbesar pada bidang indeks Miller (3 1 1), perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC waktu tahan 30 jam yaitu 27,9%.
Analisis Pengaruh Jenis Pelumas Dasar Sintetik SAE 10W-40 Terhadap Daya, Torsi dan Konsumsi Bahan Bakar Mesin TIPE 2NR Dikky Antonius; Kimar Turnip; Priyono Atmadi; Alexander Gede Lucky Krisnamurti
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 5 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2019.v05.i01.p02

Abstract

Kendaraan roda 4/mobil menjadi moda transportasi utama saat ini, dan untuk memelihara kualitas kendaraan, perlu dilakukan perawatan dan servis berkala. Salah satu jenis servis tersebut adalah penggantian pelumas/oli. Saat ini terdapat berbagai merk pelumas yang menawarkan berbagai spesifikasi oli, dimana kualitas oli tersebut dipengaruhi oleh jenis bahan dasarnya. Dalam penelitian ini diadakan pengujian perbandingan pengaruh oli dengan bahan dasar sintetik jenis PAO (Polyalphaolephines), Organic Ester dan PAG (Pholyalkhylenglycol). Pengujian ini dilakukan dengan dynamometer dan software Techstream (Toyota). Hasil menunjukkan bahwa untuk mesin tipe 2NR pelumas dasar jenis PAO mempunyai Daya sekaligus torsi yang paling maksimum (sebesar 98.1 HP pada putaran 6200 RPM; dan 126.2 Nm) dibanding pelumas lainnya. Hal yang sama ditunjukkan dalam hal konsumsi bahan bakar. Pelumas jenis PAO menempati konsumsi bahan bakar paling rendah, sementara PAG menempati posisi yang boros, walaupun ketiga jenis pelumas ini mempunyai tendensi yang sama dalam hal konsumsi bahan bakar untuk kecepatan tinggi. 4-Wheeled vehicles/cars become the main mode of transportation recently. To maintain the quality of the vehicles, some maintenance act should be applied periodically. One most favourable is the replacement of lubricants / oil. There are various types of lubricants along with their specifications, where the lubricants quality defined by their components. In this research, three types of synthetic lubricants; PAO (Polyalphaolephines), Organic Ester and PAG (Polyalkylenglycol) are compared. Dynamometer are used as experiment equipment to compare the result of Power along with their Torque, while Techstream software (Toyota) are used to compare their fuel consumption. The result shows that PAO lubricant-type has a highest Power and Torque (98.1 HP pada putaran 6200 RPM; dan 126.2 Nm) compare to the other lubricant-types. The same thing shows in the fuel-consumption experiments. PAO shows the lowest SFC number which means become the most economic lubricant types, while the PAG located to the most extravagant lubricant-type.
Pengaruh AIS dan Pipa Gas Buang Berbahan Tembaga dan Aluminium terhadap Mesin 200cc Dimitrij Chrisna Al Franzleon; Dikky Antonius; Priyono Atmadi
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 7 No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2021.v07.i01.p04

Abstract

Perkembangan teknologi otomotif dewasa ini semakin pesat.. Dengan meningkatnya populasi kendaraan bermotor akan berdampak pada peningkatan polusi dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Jenis penelitian ini adalah eksperimen, obyek penelitian adalah mobil Motor Roda 3 Merk Powerace 200cc, bahan bakar yang digunakan adalah pertalite. Dengan menggunakan putaran mesin 1500 rpm sampai 4500 Penelitian ini menggunakan pipa gas buang berbahan logam non ferro ( tembaga dan aluminium) dan penambahan komponen AIS. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data numerik yang diperoleh dari pengujian yang telah dilakukan, kemudian dijelaskan dalam bentuk kalimat sederhana yang mudah dipahami. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pipa gas buang dengan bahan non ferro dan penambahan komponen AIS pada sisttem pembakaran mesin memberikan dampak terhadap gas CO, CO2, HC, dan NOx. Rata – rata gas CO terendah didapatkan pada tipe uji 3 yaitu sebesar 0.017 %, untuk gas CO2 paling baik di dapatkan tipe uji 3 yaitu sebesar 7.3 % yang menandakan pembakaran lebih sempurna, untuk gas HC nilai rata – rata terendah dihasilkan dari tipe uji 3 yaitu sebesar 53.7 ppm, dan gas NOx terbaik dihasilkan dari tipe uji 4 yaitu sebesar 50,7 ppm, sedangkan untuk pengguaan bahan bakar paling rendah di dapatkan dari tipe uji 3 dengan konsumsi bahan bakar 0,4 L/h. The development of automotive technology today is growing rapidly. The increasing population of motorized vehicles will have an impact on increasing pollution and consumption of fuel oil (BBM). This type of research is an experiment, the object of research is a 200cc Powerace 3-wheeled motorcycle, the fuel used is pertalite. By using an engine speed of 1500 rpm to 4500 This research uses exhaust gas pipes made of non-ferrous metals (copper and aluminum) and the addition of AIS components. The analysis technique used is descriptive analysis, which describes the numerical data obtained from the tests that have been carried out, then explained in the form of simple sentences that are easy to understand. Based on the research results, it can be concluded that the use of exhaust pipes with non-ferrous materials and the addition of AIS components to the engine combustion system has an impact on CO, CO2, HC, and NOx gases. The lowest average CO gas was obtained in type 3, which was 0.017%, for CO2 gas, it was best to get type 3, which was 7.3%, which indicates a more complete combustion, for HC gas the lowest average value was obtained from type 3, namely amounted to 53.7 ppm, and the best NOx gas was produced from type 4, which was 50.7 ppm, while for the use of the lowest fuel obtained from test type 3 with a fuel consumption of 0.4 L / h.
Analisa Parameter Laser Marking pada Material Stainless Steel Terhadap Struktur Mikro dan Kedalaman Marking Dikky Antonius; Cyrillus Pandu
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 6 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2020.v06.i02.p07

Abstract

Proses marking merupakan proses pemberian identitas kepada material atau produk tertentu dalam rangka menghitung, memberi nomor produk, memberi tanda dsb. Bagi material yang keras dan diproduksi dalam jumlah yang banyak seperti logam, proses marking diberikan dengan Laser Marking Machine. Pada penelitian ini, mesin laser marking diatur pada kecepatan 50mm/s, 100mm/s dan 150mm/s. Masing-masing kecepatan mesin menggunakan frekuensi dan power yang ditingkatkan: 20Hz, 60Hz dan 100Hz; 20%, 60% dan 100% power dari mesin, sementara penembakan dilakukan secara vertical dengan sudut 0o. Hasil menunjukkan bahwa frekuensi 60Hz memperoleh kedalaman marking yang maksimal yaitu 3,58µm diantara parameter lainnya. Sementara dari penangkapan gambar mikrostruktur ditunjukkan bahwa kenaikan power dan frekuensi juga berpengaruh kepada melebarnya diameter dari hasil marking pada permukaan spesimen. Peningkatan kecepatan hanya berpengaruh terhadap kedalaman marking untuk frekuensi yang besar. Marking process is one of manufacture process which function to give the identity for the material or final product. For material with high-hardness properties and high-volume production such as metal, the processed is held by Laser marking machine. In this research, the processes were held at speed 50mm/s, 100mm/s and 150mm/s. The frequencies and powers are increased gradually for each speed of the laser machine. The frequencies and powers are 20Hz, 60Hz and 100Hz; 20%, 60% and 100% respectively, while the shoot-angle set at 0o (vertically). The results show that the maximum depth (3,58µm) is achieve when the machines at speed 50mm/s, while the frequencies and powers applied are 60Hz and 100%x10Watt respectively. From the figure of microstructure, the increasing of power and frequencies will enhance the divergence-angle of laser thus increase the width of making process. The increasing of speed will increase the depth of marking for high frequencies such as 100Hz.
Pengaruh Serapan Sistem Pendingin pada Shrinkage untuk Blister dari PVC Dikky Antonius; Budiarto Budiarto; Benedigtus Tito
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2020.v06.i01.p04

Abstract

Proses thermoforming dilakukan dengan memanaskan material lembaran plastik kemudian diberi tekanan atau vakum ke rongga cetakan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Pada penelitian ini, proses thermoforming diaplikasikan untuk membuat Blister. Dimana Blister adalah tempat memasukan obat berbentuk pila tau kapsul. Temperatur air pendingin (forming temperature) diatur dari mulai 19oC, 21oC dan 25oC, sementara temperatur pemanasan (heating temperature) disusun dari mulai 110oC, 120oC dan 130oC untuk masing-masing temperatur air pendinginan. Kualitas Blister diukur dengan metode visual, serta menggunakan jangka sorong digital untuk melihat shrinkage (cacat penyusutan) yang mungkin terjadi. Kebocoran blister juga dicek dengan menggunakan pompa vakum. Hasil akhir menunjukkan bahwa seiring temperatur air pendingin dinaikkan, maka energi yang dilepas oleh mesin sebagai panas semakin turun diakibatkan perbedaan antara temperatur pemanasan dan pendinginan yang semakin sedikit. Pengujian toleransi ukuran menggunakan jangka sorong memperlihatkan bahwa penyusutan terjauh dialami oleh sampel dengan temperatur pemanasan 110oC, pengujian visual juga menyatakan hasil dari sampel pada temperatur pemanasan 110oC tidak terbentuk semuanya. Sampel dengan temperatur pemanasan 120oC dan 130oC mempunyai kualitas yang jauh lebih baik dalam hal toleransi dibandingkan temperatur pemanasan 110oC. Toleransi terbaik ditunjukkan oleh sampel dengan temperatur pemanasan 130oC dan pendinginan 25oC, namun sayangnya, dari pengujian vakum, parameter ini menunjukkan indikasi kebocoran. Thermoforming is one of the forming process which heating the material – usually plastic – then pressurized to form the shape. In this research thermoforming processes applied to make a Blister. Blister is one of the medicine container – usually capsule. The forming temperature is set in 19oC, 21oC, and 25oC, meanwhile heating temperature is set in 110oC, 120oC and 130oC. The quality check by visual and using digital caliper to check the shrinkage. Meanwhile, the vacuum pump is used to check the leak of Blister. The result shows that the energy released by the machine is smaller when the forming temperature is increased, caused by the differentiation of the heating temperature and the forming temperature. The highest shrinkage shown in the sample heated at 110oC and formed at temperature 19oC. However, by visual check, the sample heated at 110oC is broken regardless the forming temperature made. Better quality shown in the sample heated at 120oC and 130oC. The lowest shrinkage shown by the sample heated at 130oC and formed at 25oC, however the vacuum test indicated there are leak in the Blister.
Studi Hasil Coating Ni-Al-Fe dari Kombinasi Nickel Electroplating dan Hot Dipping (Galvanizing) pada AISI 1020 Dikky Antonius
SIMETRIS Vol 13 No 2 (2019): SIMETRIS
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usually, coating formed to obtain a protective layer which would prevent the base material contacting the air. However, currently many coating formed not only to protect the base material, but to enhance the characterization. Nickel electroplating followed by galvanizing using molten aluminum held in this experiment to obtain the Ni-Al phase to enhance the mechanical behavior of the samples. Sample was dipped into the electrolyte consist of NiSO4, NiCl2, and H3BO3 with concentration 250gr/l, 50gr/l, and 30gr/l respectively. All of them was electroplated in 20 minutes. Galvanizing with molten aluminum at 700oC was with varied in 10s, 20s and 30seconds process. The coating clearly shows 5 segment layer above the base metal: Nickel Layer, 2 layer of NiAl3, Ni-Al layer and Aluminum layer. The longer experiment sustained, the thinner nickel coating found. However, the Ni-Al phase which contributed to 1st,2nd and 3rd layer does not make any difference thickness. Moreover, there are many worm-structure Ni-Al found in the aluminum coating, showing that nickel was likely diffused in to the aluminum instead of the ferrous
Pelatihan “Souvenir Gantungan Kunci Dari Bahan Mote Dan Pembuatan Tas Dari Macam Benang” di Panti Karya HEPHATA HKBP Sumatera Utara Medyawanti Pane; Sesmaro Max Yuda; Dikky Antonius; Stepanus Stepanus
Jurnal Pengabdian Masyarakat Manage Vol 2, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.708 KB) | DOI: 10.32528/jpmm.v2i2.5429

Abstract

Kesejahteraan sangat perlu diperhatikan, apalagi kepada mereka yang menyandang keterbatasan atau disabilitas, mereka yang tidak mampu melakukan kegiatannya tanpa bantuan orang lain. Bagi para kaum disabilitas keluarga bagi mereka bukan orangtua kandung mereka lagi, tetapi tempat – tempat atau lembaga sosial seperti Panti asuhan. Program pengabdian masyarakat  yang dilakukan dengan memberikan ketrampilan pembuatan souvenir gantungan kunci dari bahan mote dan pembuatan tas dari macam benang, diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kerajinan tangan dan juga menumbuhkan rasa ingin tahuan dan kemampuan berwira usaha. Tujuan pelatihan ini untuk menambah wawasan tentang pembuatan souvenir dari bahan mote dan pembuatan tas dari macam benang, mengenalkan dan memberikan pelatihan, koordinasi dengan peserta pelatihan, perancangan souvenir, pelaksanaan pelatihan, metode pelatihan pembuatan gantungan kunci dan pembuatan tas secara langsung pada masyarakat di desa Sintong Marnipi, khususnya kaum disabilitas Panti Karya Hepata HKPB Desa Sintong Marnipi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Sumatera Utara, kegiatan ini terbukti mampu meningkatkan kemampuan kerajinan tangan dan mengaplikasikannya dalam pembuatan produk souvenir gantungan kunci dan pembuatan tas.