Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Gayo Highland Takengon from 1904 To 1942: A Historical Analysis of Coffee Plantations at the Era of Dutch Colonialism Iswanto, Sufandi; Zulfan, Zulfan; Suryana, Nina
Paramita: Historical Studies Journal Vol 30, No 1 (2020): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v30i1.21637

Abstract

This article analyzes the history of Coffee Plantations in Gayo Highland Takengon at the time of the Dutch Colonialism era from 1904 to 1942. This historical research aimed to reveal the social and economic background, history, and the labors' condition of Gayo Highland Takengon Coffee Plantations. The historical method, which consisted of five analytical stages, was used as the method to reconstruct the history of the coffee plantations in Gayo. The findings of the research show that the geographical factors supported Gayo Highland Takengon as the area of the coffee plantation. Coffee was firstly developed at Gayo Highland by Veenhuyzen in 1908. From 1908 to 1918, coffee was a non-commercial commodity and produced on a small scale. In 1918, after the establishment of Wilhelmina Blang Gele Coffee Plantation and other plantations managed by both private and state companies, coffee increasingly became a commercial commodity. Private and state-owned companies started to employ Javanese laborers or popularly known as Jawa Kontrak and Jawa Kolonisasi. The laborers were brought in gradually from Java and bounded by the Labor System based on the Staatsblad 1911 and Staatsblad 1915. Based on these findings, it can be concluded that the geographical factors and the spirit of capitalism had driven the Dutch private and state companies to develop coffee plantations in Gayo Highland by employing the Javanese contract laborers.Tulisan ini merupakan kajian tentang analisis historis perkebunan kopi di Dataran Tinggi Gayo Takengon pada era kolonial Belanda (1904-1942). Tujuannya tidak lain untuk mengetahui faktor dibukanya perkebunan, sejarah perkebunan pertama dan buruh yang berkerja pada perkebunan kopi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan menggunakan lima tahapan. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa secara geografis Dataran Tinggi Gayo cocok dijadikan sebagai kawasan perkebunan kopi, hal tersebut telah mendorong adanya penerapan kapitalisme Barat. Tanaman kopi untuk pertama kalinya dikembangkan di Dataran Tinggi Gayo pada tahun 1908, pelopor pertamamnya seorang Belanda bernama Veenhuyzen. Tanaman kopi tersebut awalnya hanya sebagai tanaman non komersial dengan jumlah terbatas, namun sejak tahun 1918 dengan dibukanya perkebunan kopi Wilhelmina Blang Gele, tanaman kopi menjadi tanaman komersial baik yang dikelola oleh Belanda maupun swasta. Buruh yang diperkerjakan pada perkebunan baik Belanda maupun swasta merupakan buruh kontak orang-orang Jawa yang disebut sebagai Jawa Kontrak dan Jawa Kolonisasi. Para buruh tersebut didatangkan dari Pulau Jawa secara bergelombang dan terikat dengan sistem kontak yang mengacu pada staatsblad tahun 1911 dan staatsblad tahun 1915. 
The Development of Audio-Visual Learning Media based on Kenduri Laot Tradition for Students at SMA Plus Athiyah Banda Aceh City to Increase Character Values Nina Suryana; Sufandi Iswanto; Heri Fajri
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Vol 6, No 2 (2021): Vol 6, No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2, Mei 2021
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.75 KB) | DOI: 10.28926/briliant.v6i2.601

Abstract

The planting of character values in schools based on local wisdom is one of the breakthroughs that can be done by the teacher. One of them with the values the Kenduri Laot tradition that can be developed in the form of learning media. This study aims to develop a lesson plan design in the form of audio visual media-based of the Kenduri Laot tradition to improve the character of students in SMA Plus Athiyah Banda Aceh. The method used is research and development. This method refers to the model of Gall and Borg with the simplification of the stages from ten to three, namely the formulation of the problem, the designer of the development, and the effectiveness of or reflection. Based on the results of the study found a problem that during this time the planting of character values-based of the Kenduri Laot tradition is still not maximized. At this stage of development, carried out the preparation of the synopsis to test the expert audio-visual media. The results of the effectiveness of the t-Test shows that the significance value in the experimental group of 0.000 < 0.05 and in the control group amounted to 0.025 > 0.05, meaning that there is an increase of the characters in the experimental group.
EKSISTENSI RUMAH ADAT KRONG BADE DI KECAMATAN MILA KABUPATEN PIDIE TAHUN 1972-2017 Nina Suryana Ayu Neisa
Jurnal Real Riset Vol 1, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/jrr.v1i1.102

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji perkembangan rumah adat Krong Bade, mengetahui  dan  mengkaji  bentuk,  motif,  dan  filosofi  rumah  adat  Krong  Bade,  dan mengetahui  dan  mengkaji  faktor-faktor  yang  membuat  rumah  adat  Krong  Bade  masih bertahan,  serta  mengetahui  dan  mengkaji  kendala  yang  dihadapi  masyarakat  dalam mempertahankan  rumah  adat  Krong  Bade.  Penelitian  ini  menggunakan  metode  deskriptif kualitatif  yaitu  mendeskriptifkan  jawaban  observasi  dan  wawancara  dari  informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umumnya masyarakat di gampong Meunasah Kumbang masih  tinggal  dan  mempertahan  rumah  Aceh.  Mereka  meyakini  bahwa  rumah  ini  bukan hanya  sebagai  tempat  tinggal/hunian,  tetapi  lebih  dalam  dari  pada  itu.  Masyarakat  disini merasa  aman  dan  nyaman  tinggal  di  rumah  adat  dikarenakan  mereka  sudah  lama menempati rumah adat. Masyarakat yang tinggal di gampong ini rata-rata semuanya masih tinggal dirumah adat Aceh, hanya beberapa saja yang sudah mengubah rumahnya menjadi rumah yang  berbahan  beton. Adapun faktor-faktor  yang  membuat  sebagian  masyarakat yang  tinggal  di Gampong  Meunasah  Kumbang  masih  mempertahankan  rumah  adat  ini, diantaranya:  rumah  adat  Krong  Bade  merupakan  sebuah  bangunan  yang  tahan  akan goncangan  gempa,  aman  dari  bencana  banjir  dan  binatang  buas,  dan  setiap  bagian/ruang dalam rumah adat Aceh ini mempunyai fungsinya masing-masing.Kata Kunci : Eksistensi, rumah adat krong bade, Pidie
Pengembangan Media Pembelajaran IPS Sejarah Berbasis Situs-Situs Tsunami Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa SMP Negeri Kabupaten Pidie Nina Suryana; Heri Fajri; Sufandi Iswanto
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v10i1.5091

Abstract

Kurangnya pengintegrasian materi lokal pada mata pelajaran IPS, khususnya kajian sejarah ternyata berdampak terhadap rendahnya tingkat kesadaran sejarah siswa. Masalah tersebut menjadi alasan untuk mengembangkan media pembelajaran sejarah berbasis situs-situs tsunami Aceh yang kaya nilai-nilai dan moral. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPS, khususnya bidang sejarah berbasis situs-situs tsunami untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa. Metode yang digunakan adalah penelitian pengembangan dari Borg and Gall, yang terapannya disederhanakan menjadi tiga tahapan yaitu pendahuluan, pengembangan dan uji keefektifan. Objek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Sakti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini umumnya guru masih kurang menggunakan media pembelajaran dan fasilitas sekolah masih minim. Guru jarang memasukkan materi yang berkaitan dengan peristiwa lokal, sehingga berdampak terhadap rendahnya kesadaran sejarah siswa. Temuan awal tersebut melandasi pengembangan media pembelajaran IPS sejarah berbasis situs-situs tsunami yang disesuaikan dengan KI dan KD, materi dan gambar. Pada uji keefektifan menunjukkan terdapat peningkatan nilai rata-rata kesadaran sejarah siswa secara signifikan. Terbukti dengan dengan peningkatan hasil perolehan skor post test kesadaran sejarah kelompok eksperimen.
Pembelajaran Sejarah Berbasis Inskripsi Kerajaan Samudera Pasai untuk Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Siswa di Era Covid 19 Nina Suryana; Widia Munira
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Vol 7, No 2 (2022): Volume 7 Nomor 2, Mei 2022
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.801 KB) | DOI: 10.28926/briliant.v7i2.936

Abstract

Pembelajaran sejarah merupakan salah satu alternatif peserta didik dalam menelusuri nilai-nilai kehidupan dari jejak historis untuk menghadapi problema sesuai dengan kondisi zaman yang selalu berubah. Dalam pengajaran sejarah yang efektif, kreatif dan inovasi dapat mencapai pembelajaran historical-mindednes dan  memiliki wawasan sejarah terutama dalam menghadapi era covid 19. Penelitian ini bertujuan untuk berguna untuk meningkatkan nilai-nilai karakter peserta didik melalui inskripsi Kerajaan samudera pasai sehingga peran sejarah lokal dapat mengkosepkan proses dalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dengan kunjungan langsung ke lokasi. Hasil penelitian menunjukkan inskripsi kerajaan samudera pasai dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan karakter peserta didik selama pandemi covid 19 serta menguatkan nilai-nilai karakter melalui implementasi pembelajaran sejarah berbasis inskripsi   kerajaan samudera pasai.
The Social Dynamics of The Batak Angkola Traditional Communities Hadiani Fitri; Nina Suryana
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 14, No 2 (2022): JUPIIS (JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL) DECEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v14i2.41339

Abstract

This paper examines how the process of social dynamics of the Angkola Batak takes place. There is a need for the Angkola Batak community to be able to understand the ins and outs of his family tree properly and correctly, by seeking identity their baldness which will later become the history of life. As we see a lot of today's society The Angkola Batak are again concerned about their ancestors, not just looking for grave land, instead find out about their tarombo and then form a network in line with tarombo the. The research method used in this research is a qualitative approach to be able to produce descriptive data regarding the processes of ongoing socio-cultural dynamics. The problem discussed is how the processes of community interaction what happened, and what caused the community to care about the village again page. Have a positive impact on efforts revitalization of these aborigine values as historical sources. The Batak land of Angkola is an ancestral land passed down hereditary as evidence of the existence of a clan in the lifetime of the ancestors who introduced to the next generation. Deep maintaining the Batak culture of Angkola in particular, the parents did formations of the unity of the descendants of the ancestors. This unity will later function strengthening the existing kinship system, becoming a learning platform for the younger generation in knowing the ins and outs of their ancestors and knowing the existing kinship system in Angkola culture.
Sejarah Rumah Tradisional Umah Pitu Ruang di Tanah Gayo, Aceh Sufandi Iswanto; Ramazan Ramazan; Nina Suryana
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v7i2.3142

Abstract

This research discusses about umah pitu ruang found in the Gayo community in Tanah Gayo, Aceh. The purpose of the study is to describe the meaning umah pitu ruang and the history of the emergence of umah pitu ruang in the Gayo community. This study uses the historical method using five stages, namely topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results showed that umah pitu ruang is a series of words from the Gayo language, umah means house, pitu means seven, and space means space. Thus, umah pitu ruang can be interpreted as a house with seven rooms. The term umah itself is the influence of Austronesian traditions and languages. Umah pitu ruang is thought to have appeared hundreds of years ago long before the emergence of the Linge Kingdom. It all started with the arrival of the ancestors of the Gayo tribe who initially lived in baking pans but later built simple stilt houses. Over time, the number of residents, cultural, and customary knowledge that developed led to the emergence of umah pitu ruang.
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS MEDIA BUNGKER JEPANG (KUROK-KUROK) BAGI PESERTA DIDIK DALAM EKSPLANASI SEJARAH DI SMA N 2 SIGLI Nina Suryana; Widia Munira; Putri Afia Nazila
Education Enthusiast : Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol 3, No 4 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/ee.v3i4.1260

Abstract

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Bungker Jepang (Kurok-Kurok) dalam Eksplanasi Sejarah bagi Peserta Didik SMA Negeri 2 Sigli”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar dalam eksplanasi sejarah siswa dan kendala yang diperoleh melalui penerapan pembelajaran sejarah berbasis media sejarah lokal di SMA Negeri 2 Sigli. Pendekatan penelitian dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti dan siswa, dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan membagikan LKS dan kuesioner. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat baik dari hasil rata-rata pre test dan post test yang meningkat setelah penerapan pembelajarn sejarah berbasis media Bungker Jepang (Kurok-Kurok) yang menunjukakan tingkat ketuntasan belajar sudah melebihi taraf ketuntasan yang sudah ditetapkan dalam eksplanasi sejarah bagi peserta didik. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan penerapan pembelajarn sejarah berbasis media Bungker Jepang (Kurok-Kurok) adalah kurangnya pengembangan bahan ajar sejarah, kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana, dan faktor peserta didik itu sendiri yang beberapa diantaranya kurang bisa dikontrol perilakunya di dalam ruangan.
MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS REVITALISASI RUMAH ADAT ACEH DALAM MENINGKATKAN NILAI-NILAI KESEJARAHAN DI SMA NEGERI 1 SIGLI Nina Suryana; Widia Munira; Uswatul Hasanah
Education Enthusiast : Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol 3, No 4 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/ee.v3i4.1262

Abstract

Penelitian ini berjudul “Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Revitalisasi Rumah Adat Aceh dalam Meningkatkan  Nilai-Nilai Kesejarahan di SMA Negeri 1 Sigli”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui implementasi media pembelajaran Sejarah Berbasis Revitalisasi Rumah Adat Aceh, Untuk mendeskripsikan nilai-nilai kesejarahan yang terkandung didalam media pembelajaran serta untuk mengetahui kendala dalam memimplementasi media pembelajaran. Pendekatan penelitian dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti dan siswa, dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan Implementasi media Pembelajaran Sejarah Berbasis Revitalisasi Rumah Adat Aceh diterapkan melalui langkah-langkah yang dilakukan guru saat  memanfaatkan media dalam pembelajaran.  Nilai-nilai kesejarahan yang terkandung didalam media pembelajaran sejarah Berbasis revitalisasi Rumah Adat Aceh adalah siswa menyukai desain serta bentuk unik rumah adat aceh, menghidupkan kembali minat siswa dalam membangun rumah adat aceh di masa yang akan datang yang selama ini sudah diminati masyarakat, mengenang kembali persatuan dan kesatuan masyarakat Aceh, Nilai-nilai Islam yang begitu melekat di masyarakat Aceh juga memberikan pengaruh cukup besar pada bentuk serta tata letak rumoh Aceh. Kendala dalam memimplementasi media Pembelajaran Sejarah Berbasis revitalisasi Rumah Adat Aceh untuk meningkatkan nilai nilai kesejarahan di SMA Negeri 1 Sigli adalah  siswa kurang fokus, minat belajar siswa rendah, terbatasnya waktu, kurangnya materi sejarah lokal.
Implementation the "Merdeka Curriculum" in History Education Widia Munira; Nina Suryana
JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/juspi.v7i1.15660

Abstract

The curriculum is a learning design in an educational program in one period of education level. The implementation of independent curriculum learning gives teachers the flexibility to make learning action plans to increase innovation and implement learning plans to achieve learning outcomes in accordance with the Pancasila profile. Senior High School (SMA) is an educational unit level that is part of the implementation of the independent learning curriculum, namely the driving school. The history subject is one of the learning innovations in the independent curriculum to improve the character of students. The research method used in this research is a field research method with a descriptive qualitative approach. Data was collected through interviews, observation, and documentation. The subjects in this study were the vice principal of the curriculum, history teachers and students. The results showed that the implementation of the independent learning curriculum in improving the character of students through history subjects in high school had been running for one year (two semesters) in accordance with the design and equipment of the driving school. In history learning, teachers have innovated using the concept of independent learning in achieving learning goals that are characterized by the profile of Pancasila.