Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TERPILIHNYA FIGUR MINORITAS DALAM MASYARAKAT MAJEMUK BELOTO KABUPATEN FLORES TIMUR: TINJAUAN PERSPEKTIF TEORI PENGARUH MINORITAS DAN TEORI KONTAK Abdurrahman, Abdurrahman; Al-Banjari, M. Husin; Muradi, Muradi
Al-Ijtima`i: International Journal of Government and Social Science Vol 4 No 2 (2019): Al-Ijtima`i: International Journal of Government and Social Science
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.697 KB) | DOI: 10.22373/jai.v4i2.454

Abstract

Election of Beloto village head East Flores District 2015 is a paradox in modern-pragmatic political logic, where Solhan Masang, who was the personification of the Muslim minority group, was chosen as the head of Beloto village in the middle of the majority of Catholic communities. The Beloto community practices village head elections in accordance with the principles and spirit of democracy. The decision to choose Solhan Masang as the Village Head, the Beloto community does not take into account the brand of religion, ethnicity, group or group what the candidate is as a uniform political calculation with the majority of the people as long as the political drama of the election is presented. This reason is why this research needs to be conducted to explore this healthier political phenomenon more deeply in Beloto Village. There are two theories that I use in analyzing this phenomenon, namely, first, the theory of minority influence, this theory approach emphasizes 3 (three) components that minority figures must have, namely attitudes of consistency, confidence (self-confidence) and persuasive. Second, contact theory, this theory emphasizes more interaction between individuals and minority groups and the majority are bound by a condition that must be fulfilled
PEMETAAN PROFIL KONSTELASI POLITIK DESA CINTARATU, KABUPATEN PANGANDARAN, JAWA BARAT, INDONESIA Al-Banjari, Husin M.; CMS., Samson; Natari, Sari Usih
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i1.27535

Abstract

Desa Cintaratu yang terletak di Kabupaten Pangandaran dikenal sebagai daerah yang baru dimekarkan sejak tahun 2013, di bawah kepemimpinan pasangan H. Jeje Wiriadinata – H. Adang Hadari. Hal ini disebabkan oleh fenomena power struggle di kalangan masyarakat Kabutapen Pangandaran. Suasana power struggle seperti itu tentu saja sedang menyelimuti pikiran sebagian masyarakat khususnya Desa Cintaratu, apalagi mengingat beberapa tokoh yang dulu terlibat aktif dalam presidium pemerakan berasal dari Desa Cintaratu. Sehubungan masyarakat Desa Cintaratu yang masih percaya kepada tradisi tutur Sunda yang disebut uga. Dimana  uga dapat diartikan sebagai “ramalan”. Tujuan dari penelitian ini memperoleh gambaran yang sistematis dan detail tentang rivalitas politik antara tokoh-tokoh presidium yang berada di luar kekuasaan versus tokoh-tokoh incumbent di Kabupaten Pangandaran yang terus berlanjut. Selain itu fenomena politik di Desa Cintaratu dikaitkan dengan fenomena sosial lain, khususnya menyangkut fenomena bsnis atau wirausaha masyarakat setempat. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dimana data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara kepada DPC Partai Politik daerah Pangandaran sebagai koalisi partai pendukung incumbent Jeje Wiriadinata versus contender Supratman dalam mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Pangandaran untuk tahun 2020. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah model pembangunan daerah berbasis politik dan kewirausahaan yang dapat diterapkan di wilayah Desa Cintaratu.