Iwan Santoso, Agus
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Ekstraksi Kedalaman Laut Menggunakan Data Spot-7 di Teluk Belangbelang Mamuju Arya, Arya; Winarso, Gathot; Sigit Kurniawan, Endro; Iwan Santoso, Agus
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.008 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i1.39

Abstract

Dinas Hidro-Oseabografi TNI AL merupakan salah satu lembaga yang memiliki tugas menyediakan Peta Laut untuk kepentingan keselamatan pelayaran. Salah satu unsur dalam Peta Laut adalah unsur kedalaman laut. Namun untuk memetakan seluruh wilayah Perairan Indonesia, membutuhkan tenaga, biaya dan keahlian yang sangat besar karena tingkat kesulitan yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan pemetaan perairan laut. Teknologi penginderaan jauh memberikan peluang untuk pemetaan batimetri perairan dangkal secara efektif dan efisien, terutama di daerah yang memiliki tingkat perubahan kedalaman yang relatif cepat. Tulisan ini membahas apakah kedalaman laut bisa diekstrak dari data penginderaan jauh dan berapa ketelitiannya. Agar dapat dimanfaatkan dalam mendukung tugas Dishidros dalam menyediakan data Peta Laut. Sehingga pada penelitian ini dikaji tingkat ketelitian batimetri yang diekstrak menggunakan Data SPOT-7 dengan resolusi spasial 6 meter di Perairan Teluk Belangbelang Mamuju Sulawesi Barat. Data lapangan yang digunakan adalah data survei hidrografi untuk pendaratan amphibi di Teluk Belangbelang Mamuju. Metode yang dikaji dalam penelitian ini adalah metode yang dikembangkan oleh Kanno et al (2011) yang dikaji dari Metode Lyzenga (2006) yang terdiri dari 4 jenis yaitu Lyzengga (2006) murni (LYZ), KNW dengan pengembangan dari LYZ dengan penyeragaman asumsi pengaruh kolom air dan atmosfir, SMP yaitu dengan menambahkan regresi semi-parametrik, STR (Spatial Trend) dengan mengkoreksi faktor error pada koordinat pixel, dan TNP yaitu gabungan dari ketiga metode antara lain: KNW, SMP dan STR. Data batimetri hasil kelima metode dianalisa dengan menggunakan data lapangan dan dihitung orde ketelitian berdasarkan standar IHO-S44 yang terdiri dari orde spesial, orde 1A/1B, dan orde 2. Hasil analisa menunjukkan bahwa metode terbaik adalah metode STR dengan ketelitian kesalahan rata-rata paling kecil yaitu 1,14 meter namun bila menggunakan parameter kualitas data didapatkan metode TNP memiliki kualitas data paling baik dimana persentase terbanyak pada orde spesial, 1A/1B dan orde 2. Hasil terbaik dengan ketelitian hampir 70% pada keseluruhan data didapatkan melalui metode TNP pada orde 2. Begitu juga persentase terkecil yang tidak masuk orde ketelitian adalah metode TNP dengan nilai 30,32%. Ketelitian pendugaan kedalaman dengan metode STR untuk kedalaman <0 m adalah 0,11 m, 0 - 2 m adalah 0,25 m, 2,1 - 5 m adalah 0,68 m. Kedalaman maksimal yang dianalisa adalah 25 m yang diambil dari berbagai asumsi.
Akuisisi Data Batimetri Menggunakan Citra Satelit Spot-7 Diperairan Teluk Halong Kota Ambon Ihlas, Ihlas; Winarso, Gathot; Iwan Santoso, Agus; Setiyadi, Johar
Jurnal Hidropilar Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.714 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v4i1.91

Abstract

Peta laut Indonesia dituntut harus selalu diperbaharui, namun pada kenyataannya tidak berjalan secara optimal bahkan sebagian peta laut belum diperbaharui sampai dengan saat ini. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka teknologi penginderaan jauh memberikan peluang besar untuk pemetaan batimetri perairan dangkal secara efektif dan efisien, terutama untuk daerah yang memiliki tingkat perubahan kedalaman secara cepat. Penelitian ini menggunakan data Citra Satelit Spot-7 dan Lembar Lukis Teliti (LLT) di perairan Teluk Halong Kota Ambon. Proses pengolahan data menggunakan metode Satellite Derived Bathymetry (SDB) yang dikembangkan Kano et al. (2011) mempunyai kelebihan dapat menganalisa suatu wilayah tanpa menyentuh atau berada di wilayah tersebut dengan rentang waktu yang relatif singkat. Tujuannya untuk mendapatkan seberapa besar tingkat ketelitian dan keakurasian data kedalaman laut hasil ekstraksi kedalaman laut dari citra satelit pada daerah Teluk Halong Kota Ambon. Dalam pengolahan data menggunakan metode SDB menunjukan bahwa Metode STR menghasilkan nilai korelasi tertinggi dibanding empat metode lainnya. Pada kedalaman 0 meter sampai dengan 2 meter memiliki ketelitian 0.21, pada kedalaman 2.1 meter hingga 5 meter memiliki ketelitian 0.23 meter, pada kedalaman 5.1 meter hingga 10 meter memiliki ketelitian 0.06 meter, dan pada kedalaman 10.1 meter hingga 20 meter memiliki ketelitian 0.08 meter.
Analisis Data Batimetri Perairan Dangkal Menggunakan Citra Satelit Spot-7 (Studi Kasus Perairan Teluk Sabang) Penggalih, Ageng; Iwan Santoso, Agus; Hartuti, Maryani; Mustika Alam, Tasdik
Jurnal Chart Datum Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL CHART DATUM
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v4i1.128

Abstract

PUSHIDROSAL adalah lembaga yang mengemban tugas untuk menyediakan peta laut yang digunakan untuk bernavigasi di laut. Penginderaan jauh memberikan solusi untuk melakukan updating peta pada area perairan dangkal secara efektif dan efisien. Tulisan ini membahas analisis data batimetri perairan dangkal menggunakan citra satelit SPOT-7, untuk mengetahui hasil ekstraksi nilai kedalaman pada perairan laut dangkal menggunakan metode Random Forest yang memasukkan 5 algoritma yaitu: LYZ, KNW, SMP, TNP, dan STR, serta mengetahui nilai akurasi jika dibandingkan dengan data lapangan. Hasil terbaik didapatkan melalui model algoritma STR dimana pada rentang kontur 0-2 meter RMSE; 0,51 masuk kriteria ketelitian orde khusus; 47,62%, pada rentang kontur 2,1-5 meter RMSE; 0,48 masuk kriteria ketelitian orde khusus; 53,23%, pada rentang kontur 5,1-10 meter RMSE; 0,81 masuk kriteria ketelitian orde khusus; 52,27%, pada rentang kontur 10,1-20 meter RMSE; 0,59 masuk kriteria ketelitian orde khusus; 54%. Hasil ekstraksi kedalaman dapat digunakan untuk pemetaan perairan dangkal dengan klasifikasi orde khusus pada kedalaman 0 meter sampai dengan 20 meter.
Studi Penentuan Dimensi dan Posisi Wreck Menggunakan Data Batimetri – Data Kolom Air Multibeam Echosounder (Studi Kasus di Perairan Teluk Jakarta) W. Asmoro, Nuki; Guruh Pratomo, Danar; Kusuma Negara, Adi; Iwan Santoso, Agus
Jurnal Chart Datum Vol. 4 No. 2 (2018): JURNAL CHART DATUM
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v4i2.133

Abstract

Keamanan pelayaran navigasi merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kelancaran transportasi laut serta mencegah terjadinya kecelakaan dilaut. Bahaya navigasi pelayaran seperti objek di bawah laut berasal dari kejadian alami atau akibat buatan manusia, salah satu objek bahaya navigasi buatan manusia berupa bangkai kapal (wreck). Penelitian ini menggunakan objek berupa wreck yang berada di perairan Kepulauan Seribu Teluk Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dimensi, least depth dan mengidentifikasi posisi wreck dengan menggunakan metode batimetri algoritma CUBE dan kolom air. Pengambilan data dilakukan oleh KRI Rigel 933 pada tanggal 30 Maret 2017 menggunakan Multibeam Echosounder EM 2040 single head. Hasil dari penelitian menggunakan data batimetri dan data kolom air yaitu interpretasi dari data kolom air lebih detail menggambarkan objek di zona kolom air sedangkan menggunakan data batimetri interpretasi yang dihasilkan hanya menangkap objek yang berada di dasar laut. Pengolahan data menggunakan CARIS HIPS and SIPS 9.0 menyatakan bahwa target wreck dapat diketahui lebih detail pencitraan dimensi, posisi dan least depth, dengan menggabungkan data batimetri dan data kolom air.